Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DESKRIPSI KEGIATAN
Budi Hartono
d. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan untuk melaksanakan tugas konsultasi dalam bidang pengawasan
pekerjaan konstruksi. Selain itu konsultan pengawas berfungsi membantu
pimpinan proyek untuk melaksanakan pengawasan terhadap konstruksi yang
dilaksanakan oleh kontraktir, agar tidak terjadi kesalahan atau penyimpangan
yang bisa berakibat fatal terhadap proyek yang dibangun.
Pada dasarnya, konsultan pengawas mempunyai tugas dan wewenang
sebagai berikut : Mengadakan pengawasan terhadap jalannya
pekerjaan.Berwenang untuk menolak pemakaian bahan yang tidak sesuai dengan
perencanaan.
e. Kontraktor
Kontraktor adalah suatu badan usaha atau pengusaha yang telah lulus pra
kualifikasi dari pemerintahan setempat dan sanggup menaati peraturan yang telah
dibuat oleh pemilik proyek serta mempunyai kemampuan untuk meyelesaikan
proyek tersebut tepat pada waktu yang telah ditentukan. Kesuksesan suatu proyek
sangat ditentukan dansangat tergantung dari pelaksana pekerjaan yang dituntut
bekerja secara profesional. Adapun syarat-syarat kontraktor adalah sbb :
a. Pemilik modal yang memadai.
b. Memiliki tenaga ahli yang cukup.
c. Memiliki peralatan kerja.
d. Memiliki kantor dan ruang kerja.
e. Memiliki riwayat hidup yang baik.
Sedangkan kewajiban dan tanggung jawab kontraktor adalah :
1) Sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak, kontraktor harus melaksanakan,
menyelesaikan pekerjaan dengan sungguh-sungguh, penuh perhatian dan
ketelitian.
2) Kontraktor harus mengarahkan semua keperluan tenaga kerja, bahan dan lain-
lain dimana hal tersebut memenuhi persyaratan yang telah tercantum di dalam
dokumen kontrak, maupun persyaratan yang wajar dan perlu untuk
disimpulkan dalam dokumen kontrak.
f. Pengawas lapangan
Konsultan Pengawas adalah memberikan layanan keahlian kepada owner
dan Tim Pengelola Teknis dalam melaksanakan tugas-tugas koordinasi dan
pengendalian seluruh kegiatan teknis pembangunan tahap pelaksanaan konstruksi
dan masa pemeliharaan, baik yang menyangkut aspek manajemen maupun
teknologi.
g. Tenaga Kerja
Tenaga kerja ini statusnya tetap yaitu bekerja sampai pekerjaan proyek
selesai. Tenaga kerja ini umumnya terdiri dari tenaga ahli yang memegang
peranan dalam mewujudkan keberhasilan suatu proyek antara lain :
1) Manajer proyek (proyek manajer) Manajer proyek mempunyai tugas antara
lain mengatur jalannya proyek, memberi pengarahan dan petunjuk teknis
dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan kepada pengawas lapangan atau
mandor, serta membuat laporan mengenai kemajuan atau hambatan
pelaksanaan proyek.
2) Manajer Lapangan (site manajer) Manajer lapangan adalah seorang yang
ditunjuk pihak kontraktor yang bertugas mewakili pihak kontraktor dalam
pelaksanaan pekerjaan proyek, dimana tugasnya adalah mengatur segala
sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan proyek di lapangan.
h. Logistik Proyek
Logistik proyek mempunyai tugas sebagai penghubung pihak proyek pada
suplier-suplier bahan, memperhitungkan keperluan bahan-bahan bangunan dan
mencatat setiap pemasukan dan pemakaian bahan, serta mengawasi keadaan mutu
bahan yang digunakan. Membuat suatu laporan managerial tentang penggunaan
peralatan, pemakaian dan persediahan bahan diproyek.
Tugas pokok dari seorang Logistik Proyek adalah sebagai berikut :
1) Melakukan survey terkait data jumlah material beserta harga bahan dari
beberapa supplier, toko material bangunan sebagai acuan untuk memilih
harga bahan termurah dan memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan.
2) Mengelola gudang dengan cara, mengatur tempat lokasi penyimpanan
material sehingga dapat dengan mudah untuk diakses serta tertata rapi
sehingga jumlah barang masuk dan keluar data terkontrol.
3) Membeli barang dan peralatan berdasarkan hasil survey sebelumnya sehingga
bisa mendapatkan harga material termurah.
4) Membuat catatan keluar masuknya barang.
5) Membuat laporan penggunaan barang dan peralatan.
6) Membuat catatan penggunaan barang dan capaian hasil pekerja atas
penggunan barang, bekerja sama dengan pelaksanaan lapangan.
7) Mengontrol ketersediaan barang dalam jumlah yang cukup, sehingga tidak
menganggu proses pekerjaan.
8) Berkoordinasi dengan pelaksana lapangan terkait jenis, jumlah dan jadwal
material dan alat yang akan dibutuhkan.
9) Konsultasi pasok dan optimasi jaringan.
10) Membuat laporan penerimaan atau penolakan barang melalui pemeriksaan
kuantitas dan kualitas material dan alat.
i. Mandor
Mandor adalah selaku manajer pada line terdepan yang akan menentukan
dalam pencapaian hasil akhir dari suatu kegiatan. Bagian terbesar masalah-
masalah produktivitas dan efisiensi pekerjaan konstruksi yang harus
memperhatikan dan terkendali terdapat pada jenjang ini. Sehingga untuk dapat
mewujudkan cakupan fungsi dan tugas semangkin luas.wawasaan dan kualifikasi
mandor harus diingatkan pula.Salah satu cara untuk membutuhkan semangat
profesional dalam meningkatkan hasil karya yang lebih baik. Tugas mandor
diantarnya :
1) Membaca memahami gambar kerja dan menterjemahkannya dalam langkah
operasional.
2) Melakukan peninjauan dan pengukuran lapagan ( setting uot ).
3) Merundingkan harga borongan pekerjaan.
4) Membuat jadwal dan rencana kerja.
5) Menyiapkan dan mengatur pembagian tugas para tukang dan pekerja.
6) Mengawasi kegiatan para tukang dan pekerja dalam melakukan pekerjaan.
7) Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja.
8) Mengukur dan menghitung hasil kerja/ofname
9) Melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan menagih pembayaran.
10) Membayar upah para tukang dan pekerjaan.
a. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran menggunakan beton berdiameter 60- 80 cm dengan
kedalaman 1-2 meter . Didalamnya dicor beton yang kemudian dicampur dengan
batu kali dan sedikit pembersihan di bagian atasnya. Pondasi ini kurang populer
sebab banyak kekurangannya, diantaranya boros untuk adukan beton dan untuk
sloof haruslah besar. Hal ini kurang diamati. Pondasi sumuran dipakai untuk tanah
yang labil, dengan sigma lebih kecil dari 1,50 kg/cm2. Seperti bekas tanah
timbunan sampah, lokasi tanah yang berlumpur. Pada bagian atas pondasi yang
mendekati sloof, diberi pembersihan untuk mengikat sloof
.
Gambar 2. 7 contoh pondasi sumuran
b. Pondasi umpak
Pondasi ini diletakan diatas tanah yang telah padat atau keras. Sistem jenis
pondasi ini sampai sekarang terkadang masih digunakan, tetapi di topang oleh
pondasi batu kali yang berada didalam tanah dan sloof sebagai pengikat struktur,
serta angkur yang masuk kedalam as umpak kayu atau umpak batu dari bagian
bawah umpaknya atau tiangnya. Pondasi ini membentuk kreatifitas struktur yang
digunakan, sehingga sistem membuat bangunan dapat menyelaraskan goyangan-
goyangan yang terjadi pada permukaan tanah. Sehingga bangaunan tidak akan
patah pada tiang-tiangnya jika terjadi gempa.
Gambar 2. 8 Contoh Pondasi Umpak
2.4 Sloof
Sloof adalah struktur dari bangunan yang terletak diatas pondasi, berfungsi
untuk meratakan beban yang diterima oleh pondasi, juga berfungsi sebagai
pengunci dinding agar apabila terjadi pergerakan pada tanah, dinding tidak roboh.
Sehingga sloof sangat berperan sekali terhadap kekuatan dari bangunan, bahan
yang digunakan adalah beton dengan campuran 1 semen : 2 Pasir : 3 split (koral).
Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal lantai
satu, lebar 15 cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4 buah
diameter 10 mm (4d 10 ) sedangkan untuk begel menggunakan diameter 8 mm
berjarak 15 cm ( d 8 –15). Untuk rumah lantai dua, dimensi sloof yang sering
digunakan adalah, lebar 20 cm tinggi 30 cm, besi beton utama 6 d 12 mm, begel
d8–10 cm (Anonim, 2011).
Untuk rumah tinggal tembokan sederhana, kunci ketahanan gempa adalah
pemakaian balok pondasi sloof, kolom praktis dan ring balok yang dibuat dari
beton bertulang dan disatukan dengan pasangan batanya Sukamta (2006). Pondasi
Strauss dan sloof adalah komponen yang wajib terangkai baik dan harus stabil
Raharjo dkk (2013).
Rangka bangunan yang terdiri dari kolom, balok sloof dan balok ring
semuanya terbuat dari beton bertulang yang saling berhubungan sehingga
membentuk konstruksi ruang. Konstruksi ruang ini mempunyai momen inersia
yang besar sehingga lebih kuat menahan momen guling akibat adanya gaya
horizontal yang ditimbulkan oleh gempa. Sementara gaya vertikal akibat berat
sendiri bangunan yang sebagian besar terbuat dari kayu dan seng relatif ringan
sehingga cukup kuat ditahan oleh rangka bangunan yang relatif tidak berdimensi
besar Setiawan (2007).
Dengan pembuatan sampel kolom dan balok atas yang dipasang sesuai
yang direncanakan dapat disimpulkan struktur tersebut stabil dan apabila terjadi
penurunan sebesar 2 cm atau 1/100 x L sloof (L sloof = 200 cm) maka struktur
masih stabil dan sambungan- sambungan masih utuh. Apabila terjadi penurunan 4
cm atau 1/50 x L sloof ( L sloof = 200 cm ) maka terjadi keretakan pada sloof dan
pergoyangan pada sambungan kolom pedestal dengan kolom. Penurunan tidak
boleh sampai 1/50 x L sloof dimana pada kondisi ini struktur menjadi tidak stabil
(Suwono, dkk. Tanpa Tahun).
2.5 Kolom
Kolom adalah suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan
lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur Sudarmoko
(1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan
bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Kolom merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Kolom beton (tiang
beton) adalah beton bertulang yang diletakkan dengan posisi vertikal. Kolom
berfungsi sebagai pengikat pasangan dinding bata dan penerus beban dari atas
menuju sloof yang kemudian diterima oleh pondasi. Kolom berfungsi sangat
penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari
atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom.Seluruh
beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.
Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis
pondasinya sesuai dengan perhitungan. Pada umumnya kegagalan atau keruntuhan
komponen tekan tidak diawali dengan tanda peringatan yang jelas, bersifat
mendadak.
Oleh karena itu, dalam merencanakan struktur kolom harus diperhitungkan
secara cermat dengan memberikan cadangan kekuatan lebih tinggi dari pada untuk
komponen struktur lainnya. Dak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral
terkecil.
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga,
yaitu Kolom ikat (tie column). Kolom spiral (spiral column). Kolom komposit
(composite column). Dalam buku struktur beton bertulang Istimawan Dipohusodo
(1994), ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu:
a. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom
beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada
jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan
ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh
pada tempatnya.
2. Pekerjaan Bekisting
Bekisting memiliki fungsi dalam bangunan untuk membuat bentuk dan
dimensi pada suatu konstruksi beton, dan mampu memikul beban sendiri yang
baru dicor sampai konstruksi tersebut dapat dipikul seluruh beban yang ada.
Tujuan pemasangan bekisting kolom adalah untuk mengetahui penting pembuatan
cetakan yang baik, rata, kuat, siku dan lurus, karena apabila bekisting tidak siku
maka beton yang dihasilkan akan berubah bentuknya. Untuk mendapatkan
struktur kolom yang monolit disarankan agar proses pengecoran struktur kolom
ini dilakukan dalam kesatuan waktu tertentu. Oleh karenanya kemampuan cetakan
atau bekisting kolom harus direncanakan sedemikian rupa sehingga mampu
menahan gaya-gaya yang timbul selama proses pengecoran, terutama yang
ditimbulkan oleh agregat beton basah.
1) Syarat-syarat pembuatan bekisting
Pembuatan bekisting harus memenuhi beberapa persyaratan agar
konstruksinya sesuai yang diharapkan. Persyaratan pembuatan bekisting
membangun rumah sederhana tahan gempa antara lain:
a) Papan bekisting harus dipasang dengan tepat dan kuat, kaku, awet dan diberi
rangka secukupnya untuk mencegah melengkungnya maupun terpelintirnya
papan pengaruh dari sinar matahari dan hujan.
b) Bekisting dan penyokongnya atau rangka harus kuat menahan beban bekisting
itu sendiri, beban orang, peralatan dan bahan-bahan lain yang digunakan.
Sambungan antara bagian yang membentuk bekisting harus cukup rapat agar
adukan tidak keluar dari bekisting yang dapat menyebabkan pemborosan
c) akibat dari terbuangnya adukan beton dari bekisting yang mengalami
kebocoran. Kebocoran dapat menimbulkan cacat pada beton itu sendiri.
2) Proses Pembuatan Bekisting
Pada pekerjaan bekisting kolom dalam proyek ini menggunakan multiplek
tebal 9 mm dan penyangga rangka balok menggunakan kayu berukuran 5/7 cm.
Adapun langkah-langkah pembuatan bekisting kolom adalah sebagai berikut:
a) Memotong multiplek dan balok kayu serta besi sesuai dengan ukuran yang
ditentukan
b) Merangkai bekisting kolom yang sudah dipasang sebelumnya
c) Multiplex disambung dengan cara dipaku atau diikat pada balok-balok atau
besi dukung yang telah disiapkan sebelumnya
d) Mengecek kembali kekuatan bekisting yang telah dipasang.
3. Pekerjaan Pembesian
a. Perakitan tulangan
Perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek
agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan balok dapat
berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan:
1) Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui
dari ukuran kolom.
2) Mendesain bentuk atau dimensi dari tulangan kolom, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada kolom tersebut.
3) Merakit satu per satu bentuk dari tulangan kolom dengan kawat pengikat agar
kokoh dan tulangan tidak mudah terlepas.
b. Pemasangan Tulangan
1) Pemasangan tulangan utama kolom (tulangan memanjang) dilakukan dengan
bantuan perancah untuk menyangka tulangan agar tetap tegak.
2) Setelah selesai memasang semua tulangan utama kolom (tulangan
memanjang), pasang tulangan sengkang yang berfungsi menjaga agar tulangan
utama kolom tidak bergeser atau berubah posisinya.
3) Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
Dalam pemasangan besi tulangan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain :
a) Besi atau baja tulangan harus bersih dari kotoran.
b) Rangkaian tulangan harus dibuat sedemikian rupa sesuai dengan gambar
rencana dan tidak boleh terlalu rapat dalam penempatanya.
c) Ikatan yang dilakukan pada tulangan harus benar-benar kuat.
4. Pengecoran Kolom
Pekerjaan pengecoran merupakan pekerjaan penuangan beton segar ke
area bekisting yang telah diberi tulangan. Sebelum memasuki pekerjaan cor
tersebut, dilakukan pengecekan tulangan dan kondisi bekisting yang sudah siap.
Penulangan spesi beton ke kolom dengan menggunakan gerobak sorong
dan ember atau kaleng dan dalam pelaksanaan ini dilaksanakan secara manual.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyiapkan alat-alat pendukung di lapangan, persiapan tangga darurat untuk
mengangkut beton secara manual, gerobak sorong penyalur beton, lampu
penerangan jika pengecoran dilakukan.
b. Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, malam hari.
c. Menyiapkan molen untuk adukan beton karena pada pekerjaan pengecoran
tersebut dilakukan secara manual dan tidak menggunakan truk mixer panjang
penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus
sesuai dengan gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup
kuat menahan beban.
d. Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan cara menyirami air, sehingga tidak ada debu pada bekisting.
e. Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
f. Menuangkan spesi beton ke dalam bekisting kolom dan plat dengan gerobak
sorong dan kaleng atau ember dengan dibantu tenaga pengecor dalam
pemadatan beton.
g. Bekisting kolom dan pelat dapat dilepas setelah umur beton telah mencapai 21
hari dan dalam membongkar bekisting diharapkan berhati-hati untuk
menghindari terjadi patah pada kolom.
Sebelum melakukan pekerjaan pengecoran kita harus mempersiapkan
tenaga kerja,alat,bahan dan pemeriksaan kondisi bekisting:
1. Alat:
a. Sekop
b. Setrika beton/cetok
c. Besi ukur tebal beton
d. Ember
e. Molen
f. Besi pemadat beton
g. Gerobak sorong
h. Tangga darurat
i. Papan yang dibuat kotak segiempat untuk penuangan campuran beton
j. Papan dan Multiplek untuk jalur gerobak dorong.
2. Bahan pengecoran Kolom :
a. Semen
b. Pasir
c. Kerikil
d. Air
3. Tenaga kerja :
Tukang cor yang terampil karena pekerjaan pengecoran membutuhkan kecepatan
dan keterampilan yang baik.