502
PEDOMAN MEMBERI OBAT PADA PASIEN
GERIATRI SERTA MENGATASI MASALAH
POLIFARMASI
Supartondo, Arya Govinda Roosheroe
USIA LANJUT DAN OBAT
Mengapa segi ini perlu mendapat pethatian khusus ?
‘Apakah pengolahan obat pada pasien berumur lanjut
berbeda dengan prosesnya pada pasien dewasa ?
‘Meskipun judul lain sudah membahas segi ini, ada
baiknya menekankan kembali perubahan penting pada
pasien sia lanjut, yeitu farmakokinesis (perlakuan badan
‘terhadap obat) dan farmakedinamik (perlakuan obat
pada badan)
FARMAKOKINESIS
Ini terdiri dari absorpsi, distribusi, metabolisme dan
cekskresi obat. Sesudah diabsorpsi, obst melewati hati dan
mengalami metabolisme pintas awal. Bila tahap ini turun,
sisa dosis obat yang masuk dalam darah dapat melebihi
perkiraan dan mungkin menambah efek obat, bahkan
sampai efek yang merugikan (ADR, adverse drug reaction
= efek obat yang merugikan).
Pada obat dengan metabolisme pintas awal tinggi
ada beda besar antara dosis intravena (rendah) dan dosis,
oral (tinggi)
Makanan dan obat lain dapat memengatuhi absorpsi
obat yang diberikan oral (lihat pembahasan segi
interaksi.
Distribusi obst dipengaruhi oleh berat dan komposisi
tubuh, yaitu cairan tubuh, massa otot, fungsi dan peredaran
darah berbagal organ, juga organ yang mengatur ekskresi
bat.
‘3714-
Kadar albumin plasma memastikan kadar obat bebas
dalam sirkulasi, Hal ini memerlukan pedoman yang
menyesuaikan dosis obat dengan berat badan untuk
meningkatkan rasio risiko/kegunaan pada pasien tua
yang kurus.
‘Metabolisme di hati dipengaruhi oleh umur, genctipe,
gaya hidup, curah jantung, penyakit dan interaksi antara
bberbagai obat. Obat dapat mengalami bio-transformasi
di hati dengan cara oksidasi (mengaktifkan obat) dan
konjugasi (obat jadi inaktif). Mengecilnya massa hati dan
proses menua dapat memengaruhi metabolisme obat.
Untuk obat yang ekskresinya terutama livat ginjal
pedoman bersihan kreatinin 24 jam penting diperhatikan,
yaitu untuk memperkirakan dosis awal
Kadar kreatinin serum tidak menggambarkan
penurunan fungsi ginjal karena massa otot berkurang
pada proses menua. GFR (glomfiltrrate) lebih penting
dan jika turun sampai 10-50 mi/menit, dosis obat harus
disesuaikan
FARMAKODINAMIK
‘Ada perubahan lain pada usia lanjut, yaitu perubahan
reaksi pada reseptor seperti penurunan kegiatan reseptor
adrenergik B atau perubehan di jaringan dan organ,
bberakibat kesadaran makin turun. Sebagai contoh hilang
ingatan dengan benzodiazepin.
Perubahan mekanisme homeostasis tidak mampu
mengurangi denyut jantung dan menurunkan curah
Jantung waktu tekanan darah naik akibat obat pada pasienPEDOMAN PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN GERIATRI SERTA MENGATAS! MASALAH POLIFARMAS! 3715
muda, Hipotensi postural akibat obat tertentu pada pasien
tua disebabkan kurang tanggapnya pengendalian liwat
pembuluh darah tepi yang menghasilkan tekanan darah,
Perubshan farmakokinesis dan farmakodinamik obat
harus diperhatikan oleh dokter yang meresepkan obat
kepada pasien tua, Makin besar jumlah obat baru tidak
memudahkan tugas ini
Faktor lain yang berperan pada pemberian obat ialah
‘multipatologi (adanya lebih dari satu penyakit) pada
pasien geriatri
MULTIPATOLOG! DAN PENGOBATAN
\Walaupun cara nonfarmakologi juga merupakan pilihan
dalam penanganan berbagai masalah, obat tetap
‘menjadi pilihan utama sehingga macam dan jumish obat
banyak
POLIFARMAS!
‘Ada beberapa definisi untuk stilah ini 1). Meresepkan obat
rmelebihi indikasi Klinis; 2). Pengobatan yang mencakup
paling tidak satu obat yang tidak perlu; 3). Penggunaan
empiri lima obat atau lebin.
Telah dibuktikan bahwa pada pasien usia lanjut sering,
texjadiinteraksi antara obat yang digunakan; makin banyak
cobat, makin sering interaksinya Beberapa jenis interaksi
serta akibatnya perlu diketahui:
Jenis Interaksi dan Akibatnya
‘Obat-makanan. Bila absorpsi obat sangat dipengaruhi
‘makanan, obat harus digunakan sebelum atau sesudah
‘makan, tergantung toleransi pasien tethadap obat waktu
puasa.
Contoh: antikoagulasi warfarin berkurang pada
suplemen nutrisi berisi vitamin K.
‘Obat-penyakit. Penyakit yang mengenai hati dan ginjal
‘atau yang menghambat sampainya obat ke organ itu
‘menyebabkan interaksi yang landasannya farmakokinesis
dan farmakodinamik.
Conteh: perubahan prednison menjadi bentuk aktif
prednisolon terhambat, obstipasi bertambah karena
suplemen Ca dan opioid,
Obat-obat. Interaksi di sini juga berlandasan
farmakokinesis dari tahap absorpsi sampai ekskresi
Landasan farmakodinamik dapat terjadi bila NSAID
diberikan bersama antikoagulan oral, yang dapat
‘menambah risiko perdarahan,
Risiko dan akibat yang dibahas di atas sebaiknya
‘menjadi pedoman untuk menghindari polifarmasi.
Suatu tulisan tentang 50 pasien diabetes usia lanjut
dengan berbagai komplikasi melaporkan bahwa 74%
‘menggunakan kurang dari lima obat.
Linjakumpu melaporkan penggunaan lebih dari 5
‘obat bertambah dari 19% ke 25% pada pasien usialanjut.
Kebanyakan obat digunakan untuk sistem kardiovaskular
dan saraf pusat
MENGAPA POLIFARMASI SUKAR DIHINDARI?
Berbagai alasan dikemukakan.
+ Penyakit yang diderita banyak dan biasanya kronis.
+” Obat diresepkan oleh beberapa dokter.
+ Kurang koordinasi dalam pengelolaan,
+ Gejala yang dirasaken pasien tidak jelas.
+ Pasien meminta resep.
+ Untuk menghilangkan efek samping obat justru
ditambah obat baru.
‘Adanya berbagai alasan di atas
Uupaya mencari jalan keluar
Leipzig mengusulkan pedoman ini Prinsip pemberian
bat yang benar untuk pasien usia lanjut.
fak dapat menutup
Riwayat pengobatan lengkap. Pasien harus membawa
semua obat, termasuk obat tanpa resep, vitamin dan
bahan dari toko bahan kesehatan, Tanya tentang alergi,
fefek yang merugikan (ADE), merokok, alkohol, kopi, obat
waktu santai dan siapa pemberi obat.
Jangan memberikan obat sebelum waktunya. Hindari
memberikan resep sebelum diagnosis ditegakkan, bila
keluhan ringan atau tidak khas, atau jika manfaat peng:
obatan meragukan,
Jangan menggunakan obat terlalu lama. Lihat kembali
daftar obat setiap pemeriksaan dan sesuaikan obat
dengan kebutuhan. Hentikan obat yang tidak perlu lagi
Nilai penggunaan obat sesuai kebutuhan, juga obat tanpa
resep.
Kenali obat yang digunakan. Ketahui sifat farmakologi
‘obat yang diberikan, efek merugikan dan keracunan
yang mungkin terjadi. Nilai dengan teliti tanda-tanda
kemunduran segi fungsi dan mental yang mungkin
disebabkan obat.
‘Mulai dengan dosis rendah naikkan perlahan-lahan.
Pakai selalu dosis terendah untuk mendapat hasil. Gunakan
kadar obat dalam darah bila ada dan tepat untuk masalah
Obati sesuai patokan. Gunakan dosis cukup untuk
mencapai tujuan terapi, yang sesvai toleransi. Jangan
mengurungkan terapi untuk penyakit yang dapat
diobati3716
GERIATR! DAN GERONTOLOG!
Beri dorongan supaya patuh berobat. Jelaskan kepada
pasien tujuan pengobatan dan cara mencapainya. Buat
instruksi tertulis. Pertimbangkan sulit tidaknya jadwal
pengobatan, biaya dan kemungkinan efek merugikan bila
‘memilih obat.
Hati-hati menggunakan obat baru. Obat baru belum
dinilai tuntas untuk kelompok usialanjut, dan rasio risiko/
kegunaan sering tidak diketahui
KESIMPULAN
Pengalaman Divisi Geriatri, Departemen timu Penyakit
Dalam FKUI ~ RSCM menunjukkan bahwa pengelolaan
interdisiplin oleh suatu Tim Terpadu Geriatri telah lama
mengatasi berbagai kendala yang menyebabkan ber-
langsungnya polifarmasi
Pasien geriatri yang merupakan kesatuan bio-psiko-
sosio-spiritual tetap dapat menggunakan beberapa
pilhan: obat,tindakan non farmakologi/tradisional untuk
segi biologi, obat dan bimbingan untuk segi psikologi.
‘Untuk segi sosio-spirtual digunakan berbagai pendekatan
berupa asuhan non farmakologi. Dengan cara pendekatan
holistik ini sangat mungkin polifarmasi dihindar.
REFERENSI
‘SetiatS,Roosheroe, AG, Proses menu dan implikas klinis, Bukit
‘Ajax lima Penyakit Dalam ed. 4, sedang dicet
Edelberg, HK and Leipzig RM, Pharmacology, in Eskin BA,
Troen BR (eds) The Geripause, London, Parthenon Publ.
2008 : 3150
‘Swonger AK and Burbank FM. Altered Pharmacokinetics and
‘Pharmacodynamics in the Elderly 1995, p46. Jones and
Bartlet Pb
Michocki RJ. Polypharmacy and Principles of Drug Therapy
in Adelman AM, Daly MP (eds) 20 Common Problems in
Geriaris, Intern, Ed, $ pore, McGraw Fill, 2001 : 72-73,
‘Sapartondo, Supriadi E, Penatalaksanaan Diabetes Melitus pada
Usia Lanjut, PUT Iima Penyakit Dalam 2002, hal. 154-158,
Pusat Informasi dan Penerbitan, Bagian flmu Penyakit
Dalam, FKUL
Linjakumpu, T etal Use of medications and pol are
increasing among the elderly. J Clin. Epid 2002 ; 55: 809-
87.
‘Supsstondo, Kecendersngan Polifarmasi pada Multipatolog, Apa
“Masalahnya ? Prosiding TI Geriatr 2003, hal. 1-9, Pusat
Informasi dan Penerbitan Bagian Timu Penyakit Dalam,
FKUL
Shenfield G, Prescribers and drug withdrawal (editorial,
"Australian Presriber vol. 28 no. 3 June 2005,
Rahaytt RA, Bahar A. Penatalaksanaan infeksi pada usia lanjut
‘ecara menyeluruh, Buku Aja Ima Penyakit Dalam ed, 4
ji