Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
efektif dan efisien sejalan dengan praktek bisnis yang sehat yang
Kelola.
secara independen.
internal SKPD atau Unit Kerja yang akan menerapkan PPK BLUD.
periodik.
kehidupan bangsa.
Pemerintah.
Keuangan Daerah.
Sosial Nasional.
Daerah.
Pemerintahan Daerah.
daerah
Daerah.
Kapitasi JKN
lingkungan.
9|P OLA T AT A KE LO LA P KM CIW ARUG A
BAB II
pertama.
B. Struktur Organisasi
a) UPTD Farmasi
b) UPTD Promkes
c) UPTD Kesehatan
d) UPTD Laboratorium
KA DINAS KESEHATAN
Drg Hernawan Widjajanto,M.Kes
SEKRETARIS
Drg. Primanti Laksanawati,MKM
BIDANG PELAYANAN KESEHATAN BIDANG PENCEGAHAN DAN BIDANG SUMBERDAYA BIDANG PELAYANAN
dr Hj Nur Listiyaningsih,M.kes PENGENDALIAN PENYAKIT KESEHATAN KESEHATAN MASYARAKAT
Drg. Neni Noviani,M.kes H. Nanang Ismantoro, SKM.MM Drg. Maqdhesy,MARS
KELOMPOK
SEKSI PELAYANAN SEKSI SURVAILANCE DAN
JABATAN SEKSI SDM DAN ALKES SEKSI KESEHATAN
KESEHATAN PRIMER IMUNISASI
FUNGSIONAL Tuti Heriayati,SKM.,MM KELUARGA
dr.Wisnu Pramulo Ady Jauhari, SKM.MM
Hj. Nina Farida, Am.Keb
PERKESMAS
c. Penanggungjawab UKM pengembangan; Terdiri dari:
Kesehatan Jiwa;
UKGMD;
Kes. Tradisional;
Kes. Olah Raga;
Kes. Indera;
Kes. Lansia;
Kes. Kerja;
Upaya kesehatan lainnya
d. Penanggungjawab Jaringan Pelayanan.
Puskesmas Pembantu;
Puskesmas Keliling;
Bidan di Desa;
Jejaring FasKes.
15 | P O L A T A T A K E L O L A P K M C I W A R U G A
Kepala Puskesmas
Indria, dr
Penanggung jawab UKM Esensial dan Penanggung jawab UKM Pengembangan Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Penanggungjawab Jaringan Pelayanan
Perkesmas Riana Lampung, SKM Laboratorium Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan
Dr. Indria dr. Venita Noor Ajiziah Kesehatan
Ika Jatnikawati, SKM
(1) UPTD dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada dibawah
dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai
tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan
pelaksanaan program kesehatan di lingkup Kecamatan.
C. PROSEDUR KERJA
layanan pada setiap unit kerja dapat dilaksanakan dengan baik dan
kinerja dari setiap proses kinerja. SOP yang telah ditetapkan, secara
A. Pelayanan Manajemen
Farmasi, Laboratorium/penunjang.
23 | P O L A T A T A K E L O L A P K M C I W A R U G A
laboratorium dll.
Puskesmas.
1) Jasa Layanan;
2) Hibah;
4) APBD;
5) APBN;
24 | P O L A T A T A K E L O L A P K M C I W A R U G A
Lainnya
D. Pelayanan Medis
a. Poliklinik
a. Laboratorium
b. Apotek
lampian SOP.
Lampiran SOP.
TTP Ciwaruga .
2) Pola Rekruitmen
Dokter, tenaga fungsional dan tenaga administrasi
Puskesmas TTP Ciwaruga dapat terdiri dari Pegawai Negeri
Sipil maupun tenaga profesional non Pegawai Negeri Sipil
sesuai dengan kebutuhan Puskesmas.
33 | P O L A T A T A K E L O L A P K M C I W A R U G A
BAB III
B. Program Pengenalan
1. Pejabat Pengelola yang baru wajib diberikan program
pengenalan mengenai BLUD Puskesmas.
2. Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan
Pejabat Pengelola yang baru berada pada Pimpinan BLUD
(Kepala UPT Puskesmas).
3. Program pengenalan meliputi:
a. Pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik pada
BLUD Puskesmas.
b. Gambaran mengenai BLUD Puskesmas berkaitan dengan
tujuan, sifat dan lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan
operasional, strategi, dan masalah-masalah strategis
lainnya.
c. Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang
didelegasikan, audit internal dan eksternal, sistem dan
kebijakan pengendalian internal.
d. Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Pejabat
Pengelola.
C. Kerjasama Pendidikan
Data
Pemberdayaan Masyarakat
E. Pendelegasian Wewenang
1. Pendelegasian sebagian kewenangan Pejabat Pengelola kepada
Kepala Instalasi/Unit diatur sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dengan pertimbangan untuk menunjang kelancaran
tugas dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
2. Kepala Instalasi harus melaksanakan wewenang yang
didelegasikan tersebut dengan penuh tanggungjawab dan
memberikan laporan pelaksanaannya secara berkala kepada
Pejabat Pengelola.
3. Pendelegasian wewenang dikaji secara periodik untuk
disesuaikan dengan tuntutan perkembangan Puskesmas.
44 | P O L A T A T A K E L O L A P K M C I W A R U G A
F. Pengambilan Keputusan
G. Manajemen Resiko
H. PELAPORAN
Pelaporan, Akuntansi dan Pertanggungjawaban Keuangan diatur
dalam PP nomor 23 tahun 2005, Pasal 25, Pasal 26 dan Pasal 27,
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 25
BLU menerapkan sistem informasi manajemen keuangan sesuai
dengan kebutuhan dan praktek bisnis yang sehat.
Pasal 26
1. Setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan
dokumen pendukungnya dikelola secara tertib.
2. Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh
asosiasi Profesi Akuntan Indonesia.
3. Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi sebagaimana
dimaksud pada ayat2, BLU dapat menerapkan standar
akuntansi industri yang spesifik setelah mendapat
persetujuan Menteri Keuangan.
4. BLU mengembangkan dan menerapkan sistem akuntnasi
dengan mengacu pada Standar Akuntansi yang berlaku sesuai
dengan jenis layanannya dan ditetapkan oleh Menteri/
Pimpinan lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota sesuai
dengan kewenangannya.
50 | P O L A T A T A K E L O L A P K M C I W A R U G A
Pasal 27
1. Laporan keuangan BLU sebagaimana dimaksud dalam pasal
26 ayat2 setidak-tidaknya meliputi laporan realisasi
anggaran/Laporan Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas,
dan catatan atas Laporan keuangan, disertai laporan
mengenai kinerja.
2. Laporan keuangan unit-unit usaha yang diselenggarakan oleh
BLU dikonsolidasikan dalan laporan keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat1.
3. Lembar muka laporan keuangan unit-unit usaha sebagaimana
dimaksud pada ayat 2 dimuat sebagai lampiran laporan
keuangan BLU.
4. Laporan keuangan BLU sebagaimana dimaksud pada ayat 1
disampaikan secara berkala kepada Menteri/Pimpinan
Lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota, sesuai dengan
kewenangannya, untuk dikonsolidasikan dengan laporan
keuangan Kementrian Negara/ Lembaga/ SKPD/ Pemerintah
Daerah.
5. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
disampaikan kepada Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Kepala
SKPD serta kepada Menteri Keuangan/ Gubernur/ Bupati/
Walikota, sesuai dengan kewenangannya, paling lambat 1
(satu) bulan setelah periode pelaporan terakhir.
6. Laporan keuangan BLU merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporanpertanggungjawaban keuangan
Kementrian Negara/ Lembaga/ SKPD/ Pemerintah Daerah.
7. Penggabungan laporan keuangan BLU pada laporan keuangan
Kementrian Negara/ Lembaga/ SKPD/ Pemerintah Daerah
dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
8. Laporan pertanggungjawaban keuangan BLU diaudit oleh
pemeriksa esktern sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
J. Suksesi Manajemen
Manfaat manajemen suksesi bagi organisasi, sebagai berikut:
1. Memastikan kontinuitas kepemimpinan yang disiapkan untuk
posisi eksekutif kunci.
2. Memanfaatkantim manajemen senior dalam mendisiplinkan
proses pemeriksaan bakat kepemimpinan dalam organisasi.
3. Menempatkan isu keberagaman dalam agenda organisasi.
4. Menuntun pengembangan aktivitas eksekutif kunci.
5. Memeriksa kembali struktur, proses, dan sistem dari unit
bisnis dan korporat.
6. Bekerja sama dengan SDM lain yang mendukung
pembaharuan kepemimpinan.
52 | P O L A T A T A K E L O L A P K M C I W A R U G A
K. Pengendalian Internal
1. Pejabat Pengelola harus menetapkan Sistem Pengendalian
Internal yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset
puskesmas, serta membantu manajemen dalam hal:
1. Upaya-upaya mengamankan harta kekayaan (safe guarding
of assets);
53 | P O L A T A T A K E L O L A P K M C I W A R U G A
b. sistem pencahayaan;
c. sistem sanitasi;
d. sistem kelistrikan;
e. sistem komunikasi;
b) laporan operasional;
c) laporan aliran kas, dan
d) catatan atas laporan keuangan.
2) Laporan yang sesuai dengan Standard Akuntansi
Pemerintahan, terdiri atas:
a) laporan posisi keuangan (neraca);
b) laporan realisasi anggaran (LRA); dan
c) catatan atas laporan keuangan.
5.2 Kebijakan Pelaporan Keuangan
P. Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan adalah suatu situasi dimana kepentingan
pribadi atau golongan akan menghalangi keberhasilan
kepentingan kelompok yang lain. Dalam hal ini akan dibahas
beberapa konflik kepentingan yang sekiranya dapat menghambat
keberhasilan pelaksanaan BLUD puskesmas antara lain:
1. Konflik nilai dalam kebijakan birokrasi pemerintah Daerah
yang sifatnya belum mendukung kepada pelaksanaan sistem
BLUD, yang dipengaruhi oleh unsur-unsur politis.
2. Konflik internal puskesmas, antara lain karyawan yang masih
tidak setuju dengan sistem BLUD atau mengenai perubahan
jabatan pengelola keuangan yang diaudit secara transparan.
64 | P O L A T A T A K E L O L A P K M C I W A R U G A
korpri lengkap
Bagi Perempuan seragam kerudung :
Senin, Selasa : Warna Krem
Rabu : Warna Hitam
Kamis, Jumat, Sabtu : Disesuaikan dengan Batik
Sepatu rapih dan berkaus kaki
6. Ijin keluar pada jam kerja kedinasan untuk keperluan
apapun, wajib lapor dan mengisi buku ijin keluar yang
dikoordinir oleh kepala tata usaha.
BAB IV
PENEGAKAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA
A. Transparansi
B. Akuntabilitas
Akuntabilitas Program
yakni:
1. Upaya Kesehatan Essensial
Upaya kesehatan Essensial Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan
global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Upaya kesehatan
Essensial ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas
yang ada di wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan Essensial tersebut adalah:
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan
Akuntabilitas Kegiatan
Akuntabilitas Keuangan
C. Responsibilitas
D. Independensi
Merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan
dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan prinsip bisnis yang sehat. Mendorong pengelolaan
puskesmas secara profesional, transparan dan efisien, serta
memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian organ
puskesmas.
89 | P O L A T A T A K E L O L A P K M C I W A R U G A
BAB V
PENGELOLAAN HUBUNGAN DENGAN STAKEHOLDERS
A. Pengguna Jasa
1. Puskesmas menghormati hak-hak pasien selaku pengguna
jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Puskesmas memenuhi komitmennya kepada pengguna jasa
sesuai standar layanan yang telah ditetapkan.
3. Penanganan keluhan pengguna jasa dilakukan secara
profesional melalui mekanisme yang baku dan transparan.
4. Perbaikan citra pada pelayanan pasien BPJS :
Kecepatan Pelayanan dan Tepat Waktu ( Just in time )
akses pelayanan
Kesinambungan Pelayanan ( seamles )
Penanganan Rujukan Balik
B. Mitra Usaha
1. Mitra usaha meliputi rekanan, BPJS Kesehatan, asuransi
kesehatan lainnya, serta pihak ketiga lainnya.
2. Puskesmas menjalin kerjasama dengan mitra bisnis dilandasi
dengan itikad baik, saling menguntungkan, akuntabilitas,
transparansi, kewajaran dan tidak merugikan stakeholders
serta dituangkan dalam kesepakatan secara tertulis.
3. Kerjasama Puskesmas dengan mitra usaha dapat berupa
transaksi jual beli barang dan/atau jasa serta Kerja Sama
Operasional (KSO) dalam bentuk kerjasama pelayanan
kesehatan, pendidikan dan pelatihan, pembangunan
gedung, pemanfaatan alat kedokteran dan kerjasama
lainnya yang sah.
4. Puskesmas dan mitra bisnis bermitra secara profesional
dengan mematuhi setiap kesepakatan yang telah
dituangkan dalam kontrak kerjasama.
90 | P O L A T A T A K E L O L A P K M C I W A R U G A
C. Pegawai
1. Pegawai puskesmas yang terdiri dari tenaga medis,
tenaga paramedis, dan tenaga lainnya adalah aset yang
sangat berharga, maka puskesmas berkewajiban
meningkatkan kompetensi dan karakternya. Puskesmas
dapat memberikan penghargaan yang pantas kepada
pegawai yang berprestasi. Dalam hal adanya terjadi masalah
yang menyangkut tuntutan pasien terhadap tenaga
medis/paramedis, puskesmas berkewajiban memberikan
bantuan hukum yang diperlukan. Hubungan antara tenaga
medis/paramedis dan non medis dengan pihak puskesmas
diatur lebih lanjut dengan Keputusan Pejabat Pengelola
Puskesmas.
2. Setiap kebijakan puskesmas yang terkait dengan pegawai
disusun secara transparan, mengakomodasi kepentingan
pegawai dan peraturan perundang-undangan yang terkait.
3. Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Pegawai atau perjanjian
dengan pegawai dibuat secara tertulis dengan memuat
hak dan kewajiban setiap pihak secara jelas.
4. Sistem penilaian kinerja pegawai ditetapkan dan
dilaksanakan secara adil dan transparan.
5. Puskesmas menciptakan kondisi kerja dengan selalu
memperhatikan tingkat kesehatan dan keselamatan kerja
pegawai.
6. Dalam melaksanakan hubungan kerja dengan pegawai,
puskesmas menghormati hak asasi serta hak dan
kewajiban pegawai sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
7. Puskesmas memberi kesempatan yang sama tanpa
membedakan senioritas, gender, suku, agama, ras, dan antar
golongan. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) diatur
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
a. Pengelolaan PNS
Pengembangan SDM aparatur pemerintah tentu tidak akan
terlepas dari peraturan yang mendasarinya yaitu Undang-
undang Republik Indonesia Nomor43 Tahun 1999 tentang
91 | P O L A T A T A K E L O L A P K M C I W A R U G A
BAB VII
PENUTUP
LAMPIRAN – LAMPIRAN
NIP. 196102041989012002
1. Pengertian 1. Koordinasi adalah perihal mengatur suatu organisasi atau kegiatan sehingga
peraturan dan tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling bertentangan
atau simpang siur
2. Komunikasi yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator
melalui saluran/media tertentu pada komunikan dengan tujuan yang
mengarah pada keadaan sehat, baik secara fisik, mental maupun social
3. Lintas Program merupakan kerja sama yang dilakukan antara beberapa
program dalam bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kerja
sama lintas program yang diterapkan di puskesmas berarti melibatkan
beberapa program terkait yang ada di puskesmas.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan komunikasi dan koordinasi lintas program
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. ..... Tentang .....
4. Referensi
5. Alat dan Bahan 1. ATK
2. Komputer dan printer
3. Buku catatan
6. Langkah- 1. Pengelola program menyusun rencana pelaksanaan program
langkah 2. Pengelola program menyampaikan pelaksanaan programnya pada saat rapat
puskesmas
3. Pelaksana program dan lintas program membuat jadwal pelaksanaan program
4. Pelaksana program dan lintas program menyepakati cara dan waktu
pelaksanaan program
5. Pengelola program dan lintas program melaksanakan program / kegiatan
berdasarkan jadwal yang telah dibuat
6. Penanggung jawab program mencatat notulen hasil pertemuan
7. Bagan Alur
Menyusun rencana pelaksanaan
program
8. Hal-hal yang Jika tidak dilakukan koordinasi dengan program yang lain maka kegiatan tidak bisa
perlu berjalan lancar, oleh karena itu penanggung jawab lintas program harus bekerja sama
diperhatikan dalam melakukan kegiatan tersebut.
9. Unit terkait
10. Dokumen 1. SOP Identifikasi Kebutuhan dan harapan Masyarakat
terkait 2. SOP Komunikasi dan Koordinasi Lintas Sektor
11. Rekaman
historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan