Anda di halaman 1dari 4

Faktur Pajak Untuk Pelanggan yang Tanpa

NPWP
ARTIKEL PAJAK·JANUARY 4, 2021

[note]https://www.akseleran.co.id/blog/faktur-pajak[/note]Sebelum kita bahas


mengenai Faktur Pajak Untuk Pelanggan yang Tanpa NPWP, mungkin bagi anda
pengusaha tidak asing lagi dengan kata faktur pajak. sebagai pengingat kami ulas
kembali mengenai apa itu faktur pajak.
Daftar Isi [hide]
 1 Faktur Pajak Adalah
 2 Fungsi Faktur Pajak
 3 5 Jenis Faktur Pajak
o 3.1 Faktur Pajak Keluaran
o 3.2 Faktur Pajak Masukan
o 3.3 Faktur Pajak Pengganti
o 3.4 Faktur Pajak Gabungan
o 3.5 Faktur Pajak Cacat
 4 Faktur Pajak Untuk Pelanggan yang Tanpa NPWP
o 4.1 KASUS
o 4.2 JAWABAN:
 5 Bukan PKP Tetap Dipungut PPN Kah

Faktur Pajak Adalah


Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak Pengusaha Kena Pajak (PKP), yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak
(JKP). 

Artinya, ketika PKP menjual suatu barang atau jasa kena pajak, ia harus menerbitkan
Faktur Pajak sebagai tanda bukti dirinya telah memungut pajak dari orang yang telah
membeli barang/jasa kena pajak tersebut. 

Perlu diingat bahwa barang/jasa kena pajak yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya
pajak selain harga pokoknya.

Fungsi Faktur Pajak


Faktur Pajak sangat berguna bagi PKP. Dengan adanya faktur pajak maka PKP
memiliki bukti bahwa PKP telah melakukan penyetoran, pemungutan hingga pelaporan
SPT Masa PPN sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Faktur pajak dapat dibetulkan. Jadi jika PKP melakukan suatu kesalahan dalam proses
pengisian, maka PKP dapat melakukan pembetulan. Jika tidak dilakukan pembetulan
sama sekali, maka hal ini akan merugikan PKP yakni pada saat auditor memeriksa
pajak PKP.

5 Jenis Faktur Pajak


[note]https://www.akseleran.co.id/blog/faktur-pajak[/note]Ada cukup banyak jenis faktur
yang berlaku di Indonesia. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Dengan
demikian, Anda sebagai pengusaha pun harus memahami betul kegunaan tiap-tiap
jenis faktur seperti berikut ini.

Faktur Pajak Keluaran


Dokumen ini diterbitkan oleh PKP saat melakukan penjualan BKP atau JKP. Adapun
penerbitan faktur ini dilakukan pada jenis BKP maupun JKP yang tergolong mewah.

Faktur Pajak Masukan


Dokumen ini diterima oleh PKP yang melakukan pembelian terhadap suatu BKP
maupun JKP dari PKP lainnya. Seperti contoh, sebuah perusahaan A akan
memperoleh faktur pajak masukan atas suatu jenis barang dari supplier sebelum
kembali diolah menjadi produk akhir atau dijual pada konsumen.

Faktur Pajak Pengganti


Dokumen ini diterbitkan sebagai pengganti faktur yang telah terbit sebelumnya
dikarenakan adanya kesalahan pengisian. Seperti contoh, perusahaan A salah dalam
mencatat jumlah barang yang diperdagangkan sehingga berdampak pada nominal
pajak yang seharusnya dibayar. Dengan kata lain, faktur pengganti dikeluarkan sebagai
bentuk koreksi.

Faktur Pajak Gabungan


Faktur tidak selalu dikeluarkan tiap PKP menjual BKP atau PKP. Ada kalanya, laporan
sengaja digabungkan hingga periode tertentu (satu bulan) untuk kemudian diterbitkan
fakturnya. Oleh karena itu, faktur pajak gabungan memuat total pembelanjaan yang
telah dilakukan

Faktur Pajak Cacat


Dokumen ini merupakan faktur pajak yang tidak diisi secara lengkap, jelas, benar,
dan/atau tidak ditandatangani. Selain itu, adanya kesalahan dalam pengisian kode dan
nomor seri juga dapat menjadi penyebab faktur yang cacat. Adapun untuk
membetulkannya, PKP mengeluarkan faktur pajak pengganti sebagaimana yang sudah
disebutkan sebelumnya.

Faktur Pajak Untuk Pelanggan yang


Tanpa NPWP
KASUS
[note]https://www.akseleran.co.id/blog/faktur-pajak[/note]Perusahaan Untung Selalu
sudah PKP bergerak di bidang perdagangan alat elektronik. Mempunyai customer
banyak tapi sebagian besar pelanggan mereka belum PKP bahkan ada juga malah
yang tidak mempunyai NPWP. Berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa setiap
transaksi penjualan kepada customer wajib mengisi NPWP atau NIK. Pertanyaan yang
sering ditanyakan oleh klien kami untuk Faktur Pajak Untuk Pelanggan yang Tanpa
NPWP adalah:

1. Apakah perusahaan Untung Selalu tetap bisa menerbitkan e-faktur untuk customer
tetapi mereka meminta untuk tidak dicantumkan NPWP nya dengan kata lain NPWP
nol?

2. Untuk pembeli yang tidak punya NPWP, apakah wajib meminta KTP untuk
dicantumkan NIK di e-faktur?

3. Apakah sanksinya sebesar 2% dari DPP bagi penjual yang tidak mengisi identitas
pembeli atau NPWP Pembeli di faktur pajak?

JAWABAN:
Dengan melihat kembali pada ketentuan Pasal 112 UU No.11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja yang mengubah serta memberi kepastian terkait identitas pada Pasal 13
ayat (5) UU PPN, menjelaskan bahwa keterangan yang wajib dicantumkan dalam faktur
pajak Wajib Pajak terhitung sejak 2 November 2020.

PPKP yang melakukan transaksi penyerahan barang kena pajak dan/atau jasa kena
pajak wajib membuat faktur pajak dengan mengisi identitas pembeli, berupa NPWP
atau NIK atau nomor paspor bagi subjek pajak luar negeri. Keterangan yang wajib
dicantumkan dalam faktur pajak:

a. nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan barang atau jasa kena pajak;

b. identitas pembeli barang atau jasa kena pajak yang meliputi:


1. nama, alamat, dan NPWP atau nomor induk kependudukan atau nomor paspor bagi
subjek pajak luar negeri orang pribadi; atau

2. nama dan alamat, dalam hal pembeli barang atau penerima jasa kena pajak
merupakan subjek pajak luar negeri badan atau bukan merupakan subjek pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 UU PPh;

c. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga;

d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;

e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah;

f. kode, nomor seri, dan tanggal faktur;

g. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.

Pasal 113 UU Cipta Kerja yang mengubah Pasal 14 ayat (1) huruf e UU KUP (UU
Nomor 28 Tahun 2007), menegaskan bahwa Direktur Jenderal Pajak dapat
menerbitkan Surat Tagihan Pajak bila pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP
tidak mengisi Faktur Pajak secara lengkap, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (5) dan ayat (6) UU PPN 1984 dan perubahannya, selain identitas pembeli barang
atau penerima jasa kena pajak serta nama dan tanda tangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g UU PPN 1984 dan perubahannya dalam
hal penyerahan dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pedagang eceran.

Sanksi administrasi terhadap pengusaha atau PKP, selain wajib menyetor pajak yang
terutang, dikenai denda sebesar 1% (satu persen) dari Dasar Pengenaan Pajak. n

Terminologi PKP Pedagang Eceran adalah PKP yang dalam kegiatannya melakukan
penyerahan barang kena pajak dengan cara:

a. melalui tempat penjualan eceran seperti toko atau mendatangi konsumen akhir;

b. dengan cara penjualan eceran yang dilakukan langsung kepada konsumen akhir,
tanpa didahului dengan penawaran, pemesanan tertulis, kontrak, atau lelang; dan

c. pada umumnya transaksi dilakukan secara tunai dan penjual langsung menyerahkan
Barang Kena Pajak.

Dapat disimpulkan, selain PKP Pedagang eceran wajib menerbitkan faktur pajak dan
mengisi keterangan sesuai ketentuan di atas. Adapun sanksi bagi penjual yang
menerbitkan faktur pajak dengan tak mengisi identitas pembeli dikenakan sanksi 1%
dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP).

Anda mungkin juga menyukai