Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NPWP
ARTIKEL PAJAK·JANUARY 4, 2021
Artinya, ketika PKP menjual suatu barang atau jasa kena pajak, ia harus menerbitkan
Faktur Pajak sebagai tanda bukti dirinya telah memungut pajak dari orang yang telah
membeli barang/jasa kena pajak tersebut.
Perlu diingat bahwa barang/jasa kena pajak yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya
pajak selain harga pokoknya.
1. Apakah perusahaan Untung Selalu tetap bisa menerbitkan e-faktur untuk customer
tetapi mereka meminta untuk tidak dicantumkan NPWP nya dengan kata lain NPWP
nol?
2. Untuk pembeli yang tidak punya NPWP, apakah wajib meminta KTP untuk
dicantumkan NIK di e-faktur?
3. Apakah sanksinya sebesar 2% dari DPP bagi penjual yang tidak mengisi identitas
pembeli atau NPWP Pembeli di faktur pajak?
JAWABAN:
Dengan melihat kembali pada ketentuan Pasal 112 UU No.11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja yang mengubah serta memberi kepastian terkait identitas pada Pasal 13
ayat (5) UU PPN, menjelaskan bahwa keterangan yang wajib dicantumkan dalam faktur
pajak Wajib Pajak terhitung sejak 2 November 2020.
PPKP yang melakukan transaksi penyerahan barang kena pajak dan/atau jasa kena
pajak wajib membuat faktur pajak dengan mengisi identitas pembeli, berupa NPWP
atau NIK atau nomor paspor bagi subjek pajak luar negeri. Keterangan yang wajib
dicantumkan dalam faktur pajak:
a. nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan barang atau jasa kena pajak;
2. nama dan alamat, dalam hal pembeli barang atau penerima jasa kena pajak
merupakan subjek pajak luar negeri badan atau bukan merupakan subjek pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 UU PPh;
c. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga;
Pasal 113 UU Cipta Kerja yang mengubah Pasal 14 ayat (1) huruf e UU KUP (UU
Nomor 28 Tahun 2007), menegaskan bahwa Direktur Jenderal Pajak dapat
menerbitkan Surat Tagihan Pajak bila pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP
tidak mengisi Faktur Pajak secara lengkap, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (5) dan ayat (6) UU PPN 1984 dan perubahannya, selain identitas pembeli barang
atau penerima jasa kena pajak serta nama dan tanda tangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g UU PPN 1984 dan perubahannya dalam
hal penyerahan dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pedagang eceran.
Sanksi administrasi terhadap pengusaha atau PKP, selain wajib menyetor pajak yang
terutang, dikenai denda sebesar 1% (satu persen) dari Dasar Pengenaan Pajak. n
Terminologi PKP Pedagang Eceran adalah PKP yang dalam kegiatannya melakukan
penyerahan barang kena pajak dengan cara:
a. melalui tempat penjualan eceran seperti toko atau mendatangi konsumen akhir;
b. dengan cara penjualan eceran yang dilakukan langsung kepada konsumen akhir,
tanpa didahului dengan penawaran, pemesanan tertulis, kontrak, atau lelang; dan
c. pada umumnya transaksi dilakukan secara tunai dan penjual langsung menyerahkan
Barang Kena Pajak.
Dapat disimpulkan, selain PKP Pedagang eceran wajib menerbitkan faktur pajak dan
mengisi keterangan sesuai ketentuan di atas. Adapun sanksi bagi penjual yang
menerbitkan faktur pajak dengan tak mengisi identitas pembeli dikenakan sanksi 1%
dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP).