Makalah Prakarya Hilda Prakarya
Makalah Prakarya Hilda Prakarya
Oleh:
Hilda Lutvia Hanifa
X MIPA 3
SMAN 1 PONOROGO
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Wirausaha Kerajinan dengan Inspirasi
Objek Budaya Lokal ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan
salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Prakarya
dan Kewirausahaan. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah Wirausaha Kerajinan dengan Inspirasi
Objek Budaya Lokal ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber
bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi
yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah Wirausaha Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya
Lokal ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah
Wirausaha Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal ini dapat bermanfaat
bagi kita semuanya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Perencanaan Usaha Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal..3
B. Perancangan Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal.............3
1. Pencarian Ide Produk.......................................................................4
2. Membuat Gambar atau Sketsa.........................................................5
3. Pilih Ide Terbaik..............................................................................5
4. Prototyping atau Membuat Studi Model..........................................5
5. Perencanaan Produksi......................................................................6
C. Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Objek Benda Lokal.....................6
1. Tahap Pembahanan..........................................................................6
2. Tahap Pembentukan dan Perakitan..................................................6
3. Tahap Finishing...............................................................................7
D. Kemasan Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal..................7
E. Penghitungan Biaya Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Objek
Budaya Lokal.........................................................................................8
F. Pemasaran Langsung Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................10
B. Saran....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya tradisional dapat dikelompokkan menjadi budaya nonbenda
dan artefak/ objek budaya. Budaya nonbenda di antaranya pantun, cerita
rakyat, tarian, dan upacara adat. Artefak/objek budaya di antaranya pakaian
daerah, wadah tradisional, senjata dan rumah adat. Pada kehidupan sehari-hari,
produk budaya tradisional nonbenda maupun artefak tidak dipisah-pisahkan
melainkan menjadi satu kesatuan dan saling melengkapi.
Sebuah tarian tradisional bisa saja merupakan ritual upacara,
menggunakan pakaian tradisional dan diiringi oleh musik yang dimainkan
oleh alat musik tradisional. Contohnya Tari Belian Bawo, dari Suku Dayak
Benuaq, awalnya merupakan upacara Belian Bawo yang bertujuan untuk
mengobati orang sakit, membayar nazar dan lain sebagainya. Setelah
diadaptasi menjadi tarian, tari ini sering dibawakan pada acara-acara
penerimaan tamu dan acara kesenian. Pada tarian ini, biasanya terdapat peran
penyembuh dan pembantunya dan orang sakit. Tarian ini ditarikan baik oleh
laki-laki dan maupun perempuan.
Tarian, simbol, pakaian, musik dan alat musik tersebut dapat menjadi
sumber inspirasi dari pembuatan kerajinan. Upacara, tarian, simbol dan musik
merupakan produk budaya nonbenda, sedangkan pakaian, perlengkapan
upacara dan alat musik merupakan artifak/objek budaya.
Setiap jenis budaya tradisi baik nonbenda maupun artefak/objek
budaya dapat menjadi sumber inspirasi untuk dikembangkan menjadi produk
kerajinan. Setiap daerah dapat mengembangkan kerajinan khas daerah yang
mengambil inspirasi dari budaya tradisi daerahnya masing-masing. Kekayaan
budaya tradisi Indonesia adalah kearifan lokal (local genius) yang dapat
menjadi sumber inspirasi yang tidak ada habisnya.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Wirausaha Kerajinan dengan Inspirasi
Budaya Lokal ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan usaha kerajinan dengan inspirasi budaya lokal?
2. Bagaimana perancangan kerajinan dengan inspirasi budaya lokal?
3. Bagaimana produksi kerajinan dengan inspirasi benda lokal?
4. Bagaimana kemasan kerajinan dengan inspirasi budaya lokal?
5. Bagaimana penghitungan biaya produksi kerajinan dengan inspirasi
budaya lokal?
6. Bagaimana pemasaran langsung kerajinan dengan inspirasi budaya lokal?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Wirausaha Kerajinan
dengan Inspirasi Budaya Lokal ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perencanaan usaha kerajinan dengan inspirasi budaya
lokal.
2. Untuk mengetahui perancangan kerajinan dengan inspirasi budaya lokal.
3. Untuk mengetahui produksi kerajinan dengan inspirasi benda lokal.
4. Untuk mengetahui kemasan kerajinan dengan inspirasi budaya lokal.
5. Untuk mengetahui penghitungan biaya produksi kerajinan dengan inspirasi
budaya lokal.
6. Untuk mengetahui pemasaran langsung kerajinan dengan inspirasi budaya
lokal.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
demikian, produk yang dihasilkan harus memiliki nilai estetik dan inovasi
agar diminati pasar.
budaya lokal dapat berupa objek 2 (dua) dimensi seperti relief dan
motif, atau 3 (tiga) dimensi seperti bangunan, alat musik dan senjata.
Beberapa objek budaya seperti pakaian tradisional dan perhiasan dikenakan
oleh manusia. Kerajinan dengan inspirasi budaya tradisional dapat berupa
miniatur objek budaya, benda hiasan, atau produk kerajinan dengan fungsi
baru.
1. Pencarian Ide Produk
setelah mengenali berbagai kekayaan objek budaya lokal di daerah
setempat, pakaian tradisional, rumah adat, senjata tradisional, alat musik
dan lain-lain. Pengetahuan dan apresiasi terhadap hal-hal tersebut dapat
mendorong munculnya ide untuk pembuatan produk kerajinan. Ide bisa
muncul secara tidak berurutan, dan tidak lengkap namun dapat juga
muncul secara utuh. Salah satunya bisa saja memiliki ide tentang suatu
bentuk unik yang akan dibuat. Ide bentuk tersebut akan menuntut untuk
memikirkan teknik apa yang tepat digunakan dan produk apa yang tepat
untuk bentuk tersebut. Salah satunya mungkin saja mendapatkan ide atau
bayangan tentang sebuah produk yang ingin dibuatnya, material, proses
dan alat yang akan digunakan secara utuh. Untuk memudahkan pencarian
ide atau gagasan untuk rancangan kerajinan objek budaya lokal, mulailah
dengan memikirkan hal-hal di bawah ini.
a. Objek budaya lokal apa yang akan menjadi inspirasi?
b. Produk kerajinan apa yang akan dibuat?
c. Siapa yang akan menggunakan produk kerajinan tersebut?
d. Bahan/material apa yang apa saja yang akan dipakai?
e. Warna dan/atau motif apa yang akan digunakan?
f. Adakah teknik warna tertentu yang akan digunakan?
g. Bagaimana proses pembuatan produk tersebut?
h. Alat apa yang dibutuhkan?
5
5. Perencanaan Produksi
Tahap produksi disini saya kana menggunakan tanah liat sebagai
bahan pokoknya. Proses pembuatannya cukup mudah
1. Siapkan alat dan bahan, untuk alat yang kita butuhkan
adalah mangkuk bekas, sendok, pisau, palet, kuas. Bahan
yang digunakan adalah tanah liat, phylox clear, minyak
sayur, air, dan cat akrilik
2. Mulailah merakit, ambil minyak sendikit lalu lumuri
mangkuk beas menggunakan minyak, gunanya adalah saat
tanah liat dibentuk didalam mangkuk bekas dan sudah
mongering maka akan memudahkan kita untuk melepasnya
tanpa merusak mangkuk tersebut.
3. Ambil tanah liat lalu bentuk didalm mangkuk bekas.
4. Keringkan mangkuk tanah liat dibawah sinar matahari,
kurang lebih 1-2 hari.
5. Ssetelah kering, ambil mangkuk tanah liat dari mangkuk
bekas.
7
3. Tahap Finishing
Finishing dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum produk
tersebut dimasukkan ke dalam kemasan. Finishing dapat berupa
penghalusan dan atau pelapisan permukaan. Penghalusan yang dilakukan
di antaranya penghalusan permukaan kayu dengan ampelas atau
menghilangkan lem yang tersisa pada permukaan produk. Finishing dapat
juga berupa pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk yang dibuat
lebih awet dan lebih menarik.
Kelancaran produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang
memperhatikan K3 (kesehatan dan keselamatan kerja). Upaya menjaga
kesehatan dan keselamatan kerja bergantung pada bahan, alat dan proses
produksi yang digunakan pada proses produksi. Proses pembahanan dan
pembentukan material solid sering kali menghasilkan sisa potongan atau debu
yang dapat melukai bagian tubuh pekerjanya. Maka, dibutuhkan alat
keselamatan kerja berupa kaca mata melindung dan masker anti debu. Proses
pembahanan dan finishing, apabila menggunakan bahan kimia yang dapat
berbahaya bagi kulit dan pernafasan, pekerja harus menggunakan sarung
tangan dan masker dengan filter untuk bahan kimia.
A. Kesimpulan
Proses perancangan kerajinan diawali dengan pemilihan sumber
inspirasi dan pencarian ide produk kerajinan, pembuatan sketsa ide,
pembuatan studi model kerajinan, dilanjutkan dengan pembuatan petunjuk
produksi. Tahapan produksi secara umum terbagi atas pembahanan,
pembentukan dan perakitan, serta finishing.
Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan primer.
Kemasan sekunder berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk.
Kemasan untuk distribusi disebut kemasan tersier. Sistem penjualan langsung
dapat berupa penjualan satu tingkat (single level marketing) atau multi tingkat
(multi level marketing).
B. Saran
Selain alat keselamatan kerja, hal yang tak kalah penting adalah sikap
kerja yang rapi, hati-hati, teliti dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan
mendukung kesehatan dan keselamatan kerja.
11
DAFTAR PUSTAKA
Yuyun dan Gunarsa, D. 2011. Cerdas Mengemas Produk Makanan dan Minuman.
Bogor: Agro Media Pustaka.