Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

ETIKA BISNIS

Dosen Pengampu

Dudi Arisprijadi,SE.,MBA

Nama : Devi Safitri

NPM : 41183402190179

UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN
TAHUN 2022/2023

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika bisnis merupakan sesuatu yang harus diperhatikan oleh perusahaan karena
berkaitan dengan kepuasan konsumen ,aupun perlindungan konsumen. Nilai-nilai moral
pribadi perorangan dan konteks social menentukan apakah suatu perilaku tertentu dianggap
sebagai perilaku yang etis atau tidak etis .Dengan memegang teguh etika atau moral bisnis
kita akan berjalan dengan baik ,karena dengan memiliki etika kita dapat bersaing dengan
perusahaan lain tanpa menyakiti pihak manapun.
Melihat kecenderungan yang terjad belakang ini,perusahaan dituntut untuk menerapkan
dan melaksanajan etika bisnis dengan baik.Sebaiknya,etika bisnis mutlak dilakukan bukan
saja karena merupakan tuntutan ataupun regulasi dalam pengelolaan perusahaan,tetapi
disamping itu,hal yang sangat penting juga adalah bahawa pelaksanaan etika bisnis tersebut
justru meningkatkan profitabilitas perusahaan .Seperti yang diucapakan oleh salah satu
seorang pemimpin/CEO salah satu perusahaan terkenal “Kita melaksanakan etika kepada
pihak yang berkepentingan bukanlah disebabkan oleh karena hukum /aturan,tetapi karena
dapat menghasilkan profit/keunutngan”
Secara umum, etika bisnis yang dilaksanakan oleh perusahaan meliputi tingkatan makro
yaitu etika terhadap pihak yang berkepentingan dan tanggung jawab sosial perusahaan, serta
tingkatan mikro yaitu tanggung jawab individu. Dalam jangka panjang, bisnis yang
melanggar dan tidak mementingkan etika biasanya akan bermasalah dan mendapatkan sanksi
baik dari sanksi hukum, maupun sanksi moral dari masyarakat

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas , maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut, yaitu:
1. Apakah Danone Aqua menggunakan etika dalam menjalankan bisnisnya?
2. Jika Danone Aqua tidak menggunakan etika bisnis, apakah bentuk pelanggarannya, faktor
penyebab nya dan bagaimana cara mengatasinya?
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis memberikan batasan
masalah yakni hanya mencakup etika bisnis pada produk Danone Aqua

1.3 Tujuan Masalah


Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam jurnal etika bisnis ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui etika bisnis pada Danone Aqua
2.    Untuk mengetahui pelanggaran, penyebab, dan cara Danone Aqua dalam mengatasi
masalah yang timbul apabila tidak memperhatikan etika bisnis.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Etika

Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “Ethicos” yang berarti
kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila
sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian lambat laun pengertian ini berubah,
bahwa etika adalah suatu ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia,
mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik.  Etika merupakan cabang
filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubungan
dengan masalah kesusilaan, dan kadang-kadang orang memakai filsafat etika, filsafat moral atau
filsafat susila.

 Pengertian etika juga dikemukakan oleh Sumaryono (1995), menurut beliau etika berasal dati


istilah Yunani ethos yang mempunyai arti adapt-istiadat atau kebiasaan yang
baik. Etika dapat dibedakan menjadi tiga macam:

1. Etika sebagai ilmu, yang merupakan kumpulan tentang kebajikan, tentang penilaian perbuatan
seseorang.

2. Etika dalam arti perbuatan, yaitu perbuatan kebajikan. Misalnya, seseorang


dikatakan etis apabila orang tersebut telah berbuat kebajikan.

3.   Etika sebagai filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan, persoalan-persoalan yang


berhubungan dengan masalah kesusilaan.

2.2 Definisi Etika Bisnis

Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “Ethicos” yang berarti
kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila
sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian lambat laun pengertian ini berubah,
bahwa etika adalah suatu ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia,
mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik.  Etika merupakan cabang
filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubungan
dengan masalah kesusilaan, dan kadang-kadang orang memakai filsafat etika, filsafat moral atau
filsafat susila.

 Pengertian etika juga dikemukakan oleh Sumaryono (1995), menurut beliau etika berasal dati


istilah Yunani ethos yang mempunyai arti adapt-istiadat atau kebiasaan yang
baik. Etika dapat dibedakan menjadi tiga macam:

1. Etika sebagai ilmu, yang merupakan kumpulan tentang kebajikan, tentang penilaian perbuatan
seseorang.
2.   Etika dalam arti perbuatan, yaitu perbuatan kebajikan. Misalnya, seseorang
dikatakan etis apabila orang tersebut telah berbuat kebajikan.

3.   Etika sebagai filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan, persoalan-persoalan yang


berhubungan dengan masalah kesusilaan.

Menurut Velasquez (2005) Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral
yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.

Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Journal (1988),
memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu : 

- Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu,
dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-
besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya
serendah-rendahnya.

- Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar
yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila
diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.

 - Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak
adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara
kelompok.

2.3 Prinsip-Prinsip Etika Bisnis

Prinsip-prinsip etika bisnis sangat erat kaitannya dengan nilai yang dianut oleh masing-masing
masyarakat, sehingga dapat dikatakan bahwa prinsip-prinsip etika bisnis tidak bisa dilepaskan
dari kehidupan manusia.Menurut Sonny Keraf menyebutkan secara umum terdapat lima prinsip
etika bisnis, yaitu :

 Prinsip otonomi. Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil


keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya
baik untuk dilakukan. Orang yang otonom adalah orang yang bebas mengambil
keputusan dan tindakan serta  bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya
tersebut
 Prinsip kejujuran
Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak
Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga sebanding
Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan 
 Prinsip keadilan. Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama
sesuai dengan aturan yang  adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan
dapat dipertanggung jawabkan.
Prinsip saling menguntungkan. Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian
rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini
menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win solution.
 Prinsip integritas moral. Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku
bisnis atau perusahaan agar dia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya
atau nama baik perusahaan

2.4 Sasaran dan Ruang Lingkup Etika Bisnis


Ada 3 sasaran dan lingkup pokok etka bisnis disini.
Pertama etika bisnis mengimbau pelaku bisnis agar menjalankan bisnisnya secara baik dan
etis. Bisnis yang baik dan etis akan mempengaruhi keberhasilan usaha dalam jangka panjang,
Dan berfungsi menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik
dan etis demi nilai-nilai luhur tertentu dan demi kepentingan bisnisnya sendiri. Etika bisnis
dalam lingkupnya yang pertama ini tidak hanya menyangkut perilaku dan organisasi
perusahaan secara internal melainkan juga menyangkut secara eksternal.
Kedua ialah untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan
masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek
bisnis siapapun juga. Pada tingkat ini berfungsi untuk menjaga hak hak masing masing dan
kewajiban masing masing agar tidak terdapat kecurangan kecurangan yang berfungsi untuk
mengambil hak dan kewajiban setiap orang yang bersifat merugikan orang tersebut, disini
dituntut harus mengutamakan keadilan dalam setiap bisnis yang dilaukan oleh para pelaku
pelaku bisnis.
Ketiga ialah etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangat etis atau
tidaknya suatu praktek bisnis. Pada tingkatan ini etika bisnis berbicara tentang
oligopoly,monopoli,kolusi dan praktek semacamnya yang akan merugikan dan
mempengaruhi suatu ekonomi di suatu Negara. Disini diperlukan pentingnya legal-politis
bagi praktek yang baik, yaitu sangat pentingnya hukum dan aturan bisnis serta pera
pemerintah yang efektif menjamin keberlakuan aturan bisnis tersebut secara jelas dan
konsekuen tanpa pandang bulu.

2.5 Etika Bisnis Terhadap Pihak yang Berkepentingan


Pada umumnya perusahaan yang melaksanakan etika bisnis terhadap pihak yang
berkepentingan dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan ataupun streotypes, yaitu
 Kepentingan pemegang saham dalam jangka pendek
Perusahaan jenis ini biasanya mempunyai kepentingan dengan mengutamakan
hubungan dengan pemerintah agar dapat melaksanakan kegiatan usahanya.
 Kepentingan pemegang saham dalam jangka panjang
Perusahaan ini sudah mulai proaktif dengan pemegang saham, mereka sudah
mulai melaksanakan sponsorship, sebagian sudah mulai menanamkan
investasi.
 Obligasi terhadap berbagai pihak yang berkepentingan
Perusahaan dalam tingkatan ini sudah terlibat dalam pemanfaatan tujuan dan
keamanan negara, sudah memperlihatkan aspek nonekonomis serta
menghindari penjualan produk / jasa yang bertentangan dengan kepentingan
negara dan masyarakat seperti antisosial, dan lain-lain.
 Pembentuk masyarakat/komunitas
Pada tingkatan ini, perusahaan sudah lebih peduli terhadap masyarakat,
membentuk komunitas / masyarakat, memperhatikan masalah ideologi, dan
masalah keuangan dianggap merupakan masalah kedua

2.6  Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Tanggung jawab perusahaan mengacu kepada semua upaya untuk membuat perusahaan
bertindak secara bertanggung jawab secara sukarela (voluntary) karena pertimbangan etika
dan sosial, sedangkan tanggung gugat perusahaan mengacu kepada semua kewajiban
perusahaan untuk bertindak sesuai hukum dan norma-norma sosial, atau jika tidak
perusahaan tersebut akan dihadapkan kepada konsekuensi dari in compliance yang bisa
menyeret perusahaan ke pengadilan.  

2.7 Tanggung Jawab Individu


 Tanggung jawab ini meliputi perilaku maupun tindaka setiap individu di dalam organisasi
untuk menjamin bahwa perusahaan melaksanakan etika bisnis dengan baik serta
mempengaruhi pihak yang berkepentingan lainnya untuk secara bersama memerhatikan etika
bisnis yang dijalankan oleh perusahaan.  Dalam pelaksanaan tanggung jawab ini, dituntut
integritas setiap individu integritas setiap individu untuk bisa melaksanakan peran dan
tanggung jawabnya, bukan malah menjadi wakil perusahaan untuk menutupi penyimpangan
yang dilakukan oleh perusahaan dalam masalah etika bisnis
BAB 3

3. Profil Perusahaan

Aqua Group atau Aqua Golden Massisipi yang bernaung di bawah PT. TirtaInvestama,  didirikan
pada 23 Februari 1973 oleh  Tirto Utomo atau Kwa Sien Biauw (1930-1994), warga asli
Wonosobo, orang Indonesia yang mulai mengubah salah satu kebiasaannya secara mendasar
dengan membiasakan diri mengkonsumsi AMDK, tentunya dengan membeli
air.  Sedangkan Danone, merupakan sebuah korporasi multinasional asal Perancis, yang
berambisi untuk memimpin pasar global lewat tiga bisnis intinya, yaitu : dairy products, AMDK
dan biskuit.  Pada tanggal 4 september 1998, Aqua secara resmi mengumumkan "penyatuan"
kedua perusahaan tersebut dan bertepatan dengan pergantiaan milenium, oada tahun 2000 Aqua
meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua.

3.1 Pembahasan

Istilah eskploitasi tentu saja bukan kata yang netral. Eksploitasi begitu bias kepentingan satu
pihak atau lebih terhadap pihak lain sebagai obyek eksploitasi. Sebuah hubungan antarpelaku
bersifat eksploitatif berarti menilai bahwa hubungan tersebut tidak adil (unjust) dan berbahaya
atau merugikan (harmful) bagi pihak yang dieksploitasi. Dalam pertambangan eksploitasi yaitu
usaha pertambangan dengan maksud menghasilkan bahan galian dan memanfaatkannya.Adapun
pendapat lain yaitu Eksploitasi dipahami sebagai tindakan/perbuatan manusia yang berlebihan,
seenaknya, serta sewenang-wenang dalam memanfaatkan sesuatu.  Dalam kasus ini, danone-
aqua telah melakukan pelanggran serta pengabaian kode etik dalam hal penggunaan sumber daya
alam.  Sebenarnya, keprihatinan dunia akan eksploitasi sumberdaya alam sudah dapat dirasakan
semenjak diselenggarakannya United Nations Conference on Environment and
Development atau Earth Summit di Rio de Janeiro pada tahun 1992 yang membahas mengenai
perubahan iklim

Dalam mengimplementasikan atau mengaplikasikan etika dalam rekayasa terutama dalam


penciptaan  produk baru, maka hal-hal yang harus diketahui adalah:

1. Sebaik apa produk yang dihasilkan tersebut.


2. Pengaruh atau fungsi produk tersebut kepada konsumen.
3. Perubahan-perubahan yang akan ditimbulkan kepada konsumen.
4. Sebaik apa kegunaan produk tersebut dalam berbagai kondisi yang dihadapi.
5. Produk tersebut aman atau tidak bagi konsumen
6. Dampak buruk dari produk jika mengabaikan peringatan-peringatan yang ada.

Dari hal-hal tersebut di atas, etika sangat berperan penting dalam penciptaan suatu produk untuk
menentukan manfaat atau keuntungan yang dapat dinikmati oleh konsumen, serta dapat
menentukan dampak-dampak buruk dari produk tersebut jika mengabaikan peringatan-
peringatan yang ada.
Produk yang dihasilkan oleh AMDK Aqua sebagian telah memenuhi dari ketentuan diatas.
AMDK Aqua mampu menghasilkan air bersih untuk keperluan air minum untuk banyak orang,
selain itu AMDK Aqua menjamin tingkat keamanan untuk menggunkan produknya. Selain
praktis produk Aqua bisa memperbaiki kehidupan masyarakat untuk hidup lebih sehat dengan
mengkonsumsi air bersih.

Tapi yang jadi permasalahan adalah, datang dari manakah air bersih yang dijual oleh Aqua
sehingga sekarang manusia perlu membayar hanya untuk mendapatkan air bersih?

Salah satu dari sekian banyak sumber mata air yang dieksploitasi habis-habisan oleh Aqua
adalah sumber mata air di Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang dimana di daerah
tersebut masyarakatnya menopangkan kehidupannya dari sektor pertanian. Karena debit air
menurun sangat drastis sejak Aqua beroperasi di sana, sekarang para petani terpaksa harus
menyewa pompa untuk memenuhi kebutuhan irigasi sawahnya. Untuk kebutuhan sehari-hari,
penduduk harus membeli air dari tangki air dengan harga mahal karena sumur-sumur mereka
sudah mulai kering akibat “pompanisasi” besar-besaran yang dilakukan oleh Aqua. Hal ini
sangat ironis mengingat Kabupaten Klaten merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya
air.Di satu Kabupaten ini saja sudah terdapat 150-an mata air

Untuk kasus kali ini Aqua dalam produksinya kurang berpikir etis dan telah melanggar tanggung
jawab sosial perusahaan, sumber daya alam memang bisa dinikmati siapapun, tetapi dalam
mengekploitasinya tidak boleh berlebihan atau dengan kata lain serakah. Apalagi disini yang jadi
permasalahannya ialah air, air merupakan sumber daya yang dibutuhkan untuk hajat hidup orang
banyak. Memang aqua mempunyai tujuan yang baik yaitu menyediakan air besih untuk
keperluan minum banyak orang. Tetapi yang jadi permasalahan ialah kenapa aqua seenaknya
mengeksploitasi air secara besar-besaran tanpa mempedulikan efek sampingnya. Aqua terkesan
tidak bertanggung jawab dan hanya mementingkan kepentingan perusahaan sendiri. Masyarakat
menjadi bersaing dengan pihak aqua untuk mendapatkan air. Dari kasus, ini aqua tidak berpikir
secara etis dalam hal deonteologis.

Eksploitasi sumberdaya alam yang mengabaikan lingkungan akan mengancam keberlanjutan dan
ketersediaan sumber daya alam itu.  Dalam pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945
menggariskan bahwa "Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat".  Salah satu asas penting
dalam pemanfaatan kekayaan alam dalam pembangunan Indonesia adalah pengutamaan
pengelolaan sumber daya alam yang dapa diperbarui.

Konsep hak dalam menguasai negara (HMN) menjadi instrumen dasar dalam eksploitasi SDA di
Indonesia, secsra historis melalui konsep ini pemerintah telah mengingkari semangat demokrasi
ekonomi dan pencapaian kesejahteraan rakyat, hal ini terjadi karena paradigma pertumbuhan
yang di usung memberikan ruang yang berlebihan pada praktek destruktif dan eksploitatif bagi
SDA lewat praktek penyerahan wewenang pada perusahaan-perusahaan asing secara besar.

Beberapa kebijakan yang mendukung praktek "sesat" ini diantaranya  melalui pemberlakuan
scema per undang - undangan nasional, seperti UU No. 5 tahun 1860 tentang pokok-pokok
agraria, UU No.20 tahun 1861 tentang pencabutan hak atas tanah, UU No. 5 tahun 1967 tentang
pokok-pokok kehutanan (dan penggantinya UU 41/ perpu No. 1 tahun 2004 tentang perubahan
UU No. 41 tahun 1999) dan UU No. 11 tahun 1967 tentang pokok - pokok pertambangan,
didukung oleh UU No. 9 tahun 1967 tentang penanaman modal asing, kemudian pada tanggal 3
Juli 1968, di keluarkan UU No. 6 tahun 1968 tentang penanaman modal dalam negri.

Kebihakan otonomi daerah yang didasarkan UU No. 32 tahun 2004 sebagai penyempurnaan dari
UU 22 tahun 1999, tentang pemerintahan daerah, serta adanya UU 25 tahun 1999 tentang
perimbangan keuangan pusat dan daerah, yang dimaknai sebagai desentralisasi kekuasaan, telah
mendorong daerah-daerah untuk melirik dan mengandalkan SDA sebagai sumber PAD sehingga
maraklah beragam PERDA dan kebijakan pemberian izin oleh kepala daerah kepada beragam
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi oleh investor, dan ini menjadi ancaman yang nyata bagi
ketersediaan daya dukung SDA kita.

Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapay berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi
sumber daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan.  Pemeliharaan dan
pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai
berikut :

a. Memanfaatkan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien,
misalnya: air, tanah, dan udara.

b. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran)

c. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien,serta pendaur-ulangan


(recycling)

d. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan alam.

3.2 Kesimpulan

Berdasarkan inti uraian pembahasan, yaitu mengenai kasus pelanggaran etika dalam bisnis
khususnya dalam hal eksploitasi sumber daya alam yang telah dilakukan oleh Danone-Aqua
terkait eksploitasi sumber mata air yang ada di Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa
Tengah  tersebut yang telah melanggar kode etik dan prinsip tanggung jawab sosial perusahaan
khususnya pada pengelolaan SDA yang dipergunakan oleh Danone-Aqua.Eksploitasi besar-
besaran yang dilakukan telah mengingkari hakikat demokratisasi ekonomi dan amanat pasal 33
UUD1945, Secara umum dapat dikatakan bahwa SDA kita tidak dikelola secara benar, karena
lebih mengedepankan orientasi ekonomi bagi segelintir orang dan golongan dari berbagai
tingkatannya, sehingga saat ini sebagian besar rakyat kita menghadapi kesulitan hidup dalam
situasi krisis multidimensi.

3.3 Saran

Dari hasil penulisan diatas diharapkan pihak Aqua lebih memperhatikan kode etik dan
bertanggung jawab sosial mengenai dampak yang terjadi akibat produksi yang
dilakukannya.  Seharusnya pihak Aqua mengadakan perjanjian bisnis dengan para masyarakat di
Kabupaten Klaten terutama para petani disana. Pihak aqua sebaiknya memberi kompensasi
kepada para petani disana semisalnya memberikan pinjaman pompa air secara gratis untuk
mengambil sumber air dari sumur untuk keperluan irigasi.  Pihak aqua wajib mengadakan
rundingan dengan pihak masyarakat kususnya petani untuk membentuk aturan bersama dalam
menggunakan sumber air. Yang utama dari  itu semua ialah aqua berkewajiban memberikan
kompensasi dan tunjangan bagi masyarakat khususnya para petani di klaten yang mengalami
dampaknya secara langsung

Anda mungkin juga menyukai