DISUSUN OLEH :
2010070130008
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2022
TINJAUAN TEORI
Menurut Depkes RI (2007) dalam Program Perbaikan Gizi Makro menyatakan bahwa
Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana penderita kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu.
KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil).
Kondisi kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil mempunyai dampak kesehatan
terhadap ibu dan anak dalam kandungan, antara lain meningkatkan resiko bayi dengan berat
lahir rendah, keguguran, kelahiran premature, kematian pada ibu dan bayi baru lahir,
gangguan pertumbuhan anak, dan gangguan perkembangan otak. Tidak jarang kondisi KEK
pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan, partus lama, aborsi dan
infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu. (Manuaba, 2010)
Malnutrisi bukan hanya melemahkan fisik dan membahayakan jiwa ibu, tetapi juga
mengancam keselamatan janin. Ibu yang berisikeras hamil dengan status gizi buruk, berisiko
melahirkan bayi berat badan lahir rendah 2-3 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan status
gizi baik. Kebutuhan gizi pada ibu hamil :
1. Energi
Dihasilkan dari karbohidrat, protein dan zat patinya. Kebutuhan energi dihitung
secara individu kemudian ditambah dengan tambahan energi untuk ibu hamil sesuai
dengan usia kehamilan.Penambahan energi :
a. TRIMESTER I : 100 kalori
b. TRIMESTER II : 300
kalori untuk pemekaran jaringan ibu (peningkatan volume darah, pertumbuhan
uterus dan payudara, penumpukan lemak)
c. TRIMESTER III : 300 kalori untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
2. Protein
Ibu hamil membutuhkan protein lebih banyak dari biasanya. Protein hewani
lebih besar di bandingkan protein nabati. Ibu hamil minimal mengkonsumsi 17gram
protein/hari. Total kebutuhan protein tidak lebih dari 15% kebutuhan energi. Jenis
protein dengan nilai tinggi antara lain : daging, ikan, telur, tahu, tempe, kacang-
kacangan, biji-bijian, susu, yogurt, dll.
3. Vitamin
Ada beberapa jenis vitamin yang penting untuk ibu hamil. Jika ibu hamil
sampai kekurangan vitamin, pembentukan sel-sel tubuh anak akan berkurang. Anak
dapat kurang darah, cacat bawaan, kelainan bentuk, bahkan ibu dapat keguguran.
Vitamin yang dibutuhkan ibu hamil adalah B6, C, A, D, E dan K.
4. Kalsium
Kalsium Sangat penting karena dibutuhkan untuk pembentukan tulang.
Apabila kekurangan kalsium, bayi yang dikandung akan menderita kelainan tulang
dan gigi. Dibutuhkan untuk pertumbuhan janin sekitar 250mg/hari dan untuk
persediaan si ibu. Sumber utama: susu dan hasil olahannya, udang, sarden, dll .
5. Fosfor
Mineral ini dapat diperoleh dari makanan sehari – hari. Fosfor berhubungan
erat dengan kalsium. Jika jumlahnya tidak seimbang di dalam tubuh, dapat terjadi
gangguan. Gangguan yang paling sering adalah kram pada tungkai kaki.
6. Zat besi
Sel darah merah ibu hamil bertambah sampai 30mg/hari. Berarti, ibu hamil
membutuhkan tambahan 700 – 800 mg zat besi. Kebutuhan zat besi ibu hamil
meningkat pada kehamilan trimester II dan III. Zat besi Berasal dari makanan &
suplementasi tablet Fe. Defisiensi Fe lebih berpengaruh pada ibu yang akan
menyebabkan kekurangan Hb dalam darah yang diperlukan untuk membawa O2
kepada janin dan sel ibu hamil.
Distribusi Fe antara lain :
a. 300mg besi ditransfer ke janin
b. 50-75mg untuk pembentukan plasenta
c. 450mg untuk menambah jumlah sel darah merah
d. 200mg hilang ketika melahirkan
7. Yodium
Yodium cukup diperoleh dari air minum dan sumber bahan makanan laut.
Kebutuhan : 200mikrogram/hari
Kekurangan : janin hipotiroidisme, kretinisme, kerusakan syaraf.
Sumber utama : garam, makanan laut, air, sayur.
8. Asam Folat
Asam folat dibutuhkan untuk pembentukan sel baru, membantu
mengembangkan sel syaraf dan otak janin. Kebutuhannya 0,4 mg/hari Sumber asam
folat adalah hati, sayuran, hijau, jeruk orange, kembang kol, kedelai/kacan-kacangan,
roti, gandum, sereal, dll.
9. Zat Seng (zinc)
Dari beberapa studi dilaporkan bahwa ibu hamil yang memiliki kadar zat seng
rendah dalam makanannya berisiko melahirkan prematur dan melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah. Sedangkan suplementasi zat seng tidak didapatkan kejelasan
mengenai keuntungan mengkonsumsi seng dalam jumlah yang lebih tinggi. Namun
mengkonsumsi zat seng dalam jumlah cukup banyak merupakan langkah antisipatif
yang dapat dilakukan. Zat seng dapat ditemukan secara alami pada daging merah,
gandum utuh, kacang-kacangan, polong-polongan, dan beberapa sereal sarapan yang
telah difortifikasi. Pada umumnya, wanita tidak membutuhkan tambahan suplemen.
Untuk mengetahui status gizi ibu hamil digunakan pengukuran secara langsung dengan
menggunakan penilaian antropometri yaitu: Lingkar Lengan Atas. Pengukuran lingkar lengan
atas adalah suatu cara untuk mengetahui resiko KEK wanita usia subur. Wanita usia subur
adalah wanita dengan usia 15 sampai dengan 45 tahun yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu
menyusui dan pasangan usia subur (PUS). (Weni, 2010)
Ambang batas lingkar Lengan Atas (LILA) pada WUS dengan risiko KEK adalah 23,5
cm, yang diukur dengan menggunakan pita ukur. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya
wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan sebaliknya apabila LILA lebih dari 23,5 cm
berarti wanita itu tidak berisiko dan dianjurkan untuk tetap mempertahankan keadaan
tersebut.
2.4 Tanda Tanda KEK
Sedangkan Menurut Menurut Supariasa (2010), tanda-tanda klinis KEK meliputi : Berat
badan < 40 kg atau tampak kurus dan LILA kurang dari 23,5 cm, tinggi badan < 145 cm, Ibu
menderita anemia dengan Hb < 11 gr%, lelah, letih, lesu, lemah, lunglai, bibir tampak pucat,
nafas pendek, denyut jantung meningkat, susah buang air besar, nafsu makan berkurang.
2. Faktor Biologis
Faktor biologis ini diantaranya terdiri dari :
a. Usia Ibu Hamil
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan
kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu, Karena
pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi
makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan
dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan Sehingga usia
yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, sehingga
diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik.
b. Jarak Kehamilan
Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak
yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh
kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang
cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan
mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin yang
dikandung.
c. Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup
(viable). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut:
Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali dengan
janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya hidup atau
mati pada waktu lahir.
Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih kehamilan
yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.
Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima atau lebih
kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.
Makan makanan yang bervariasi, berimbang, bergizi dan cukup mengandung kalori
dan protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari dan makanan
yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu sekurang-
kurangnya sehari sekali. Minyak dari kelapa atau mentega dapat ditambahkan pada makanan
untuk meningkatkan pasokan kalori, terutama pada anak-anak atau remaja yang tidak terlalu
suka makan. Hanya memberikan ASI kepada bayi sampai usia 6 bulan, dapat mengurangi
resiko terkena muntah dan mencret (muntaber) dan menyediakan cukup gizi berimbang. Jika
ibu tidak bisa atau tidak mau memberikan ASI, sangat penting bagi bayi untuk mendapatkan
susu formula untuk bayi yang dibuat dengan air bersih yang aman. Sejak 6 bulan, sebaiknya
tetap diberikan Asi tapi juga berikan 3-6 sendok makan variasi makanan termasuk yang
mengandung protein. Remaja dan anak2 yang sedang sakit sebaiknya tetap diberikan
makanan dan minuman yang cukup. Kurang gizi juga dapat dicegah secara bertahap dengan
mencegah cacingan, infeksi, melalui sanitasi yang baik dan perawatan kesehatan.
(Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007)
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar (61,3%) ibu hamil anemia dan
sebagian kecil (38,7%) ibu hamil yang tidak anemia. Dalam kehamilan terjadi peningkatan
volume plasma darah sehingga terjadi hipervolemia. Akan tetapi bertambahnya sel-sel darah
merah lebih sedikit dibandingkan dengan peningkatan volume plasma, sehingga terjadi
pengenceran darah (hemodilusi). Pertambahan volume darah tersebut berbanding sebagai
berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%. Keadaan ini disebut sebagai
anemia fisiologis atau pseudoanemia (Prawirohardjo, 2013).
Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya anemia dalam
kehamilan. Makan makanan yang tinggi kandungan zat besi dapat membantu menjaga
pasokan zat besi yang diperlukan tubuh untuk berfungsi dengan baik. Pemberian vitamin agar
tubuh memiliki cukup zat besi dan folat dan konsumsi vitamin C untuk membantu
penyerapan zat besi didalam tubuh untuk mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan.
terjadinya anemia yang berdampak buruk pada ibu dan janin. Pada ibu hamil trimester I
biasanya terjadi hemodilusi (pengenceran darah), apabila pasokan zat besi didalam tubuh
kurang maka ibu hamil beresiko mengalami anemia. pada ibu hamil trimester I yang belum
mendapatkan tablet fe dikarenakan pada trimester I biasanya ibu mengalami mual dan
muntah, yang mana pasokan zat besi hanya didapatkan dari makanan (hewani atau nabati).
(Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007)
Pada kenyataannya, ibu hamil yang KEK cenderung lebih banyak mengalami anemia
dibandingkan tidak terjadi anemia. ini disebabkan karena pola konsumsi dan absorbsi
makanan yang tidak seimbang selama kehamilan. KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan
resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak
bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. KEK pada ibu hamil dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi
lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (mati
dalam kandungan) dan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). (Prawirohardjo. 2013)
B (Bidan) : Pastikan ibu/ bayi/ klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan
A (Alat) : Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan seperti spuit,
infus set, tensimeter dan stetoskop
K (keluarga) : Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan
mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus menerima ibu
(klien) ke tempat rujukan.
S (Surat) : Beri sura ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan
rujukan, uraian hasil rujuka, asuhan atau obat-obat yang telah diterima ibu
O (Obat) : Bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalanan merujuk
K (Kendaraan) : Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu
(klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam
waktu cepat.
U (Uang) : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempar rujukan
DA (Darah) : Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan transfusi darah
apabila terjadi perdarahan
TINJAUAN KASUS
1. PENGUMPULAN DATA :
A. Identitas / Biodata:
1. Nama Istri : Ny "R"
2. Umur : 23 Tahun
3. Bangsa : Indonesia
4. Suku : Minang
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SMA
7. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
8. Alamat : Bukit Lipai
1. Nama Suami : Tn"B"
2. Umur : 32 Tahun
3. Bangsa : Indonesia
4. Suku : Minang
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SMP
7. Pekerjaan : Wiraswasta
8. Alamat : Bukit Lipai
B. Anamnesa (Data Subjektif):
Tanggal Anamnesa : 06 Desember 2022
Ada Keluhan
3) Riwayat menstruasi :
a. Haid Pertama : 14 Tahun
b. Siklus : 28 Hari
c. Banyaknya : 2-3x Ganti Pembalut
d. Warnanya : Merah Kecoklatan
e. Lamanya : 6-7 Hari
f. Sifat Darah : Encer
g. Teratur/Tidak : Teratur
h. Dismenorhe : Tidak Ada
4) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
G:2 P:1 A:0 H:1
2 Ini
- Eliminasi :
BAK
Konsistensi : Lembek
Frekuensi : 1-2 x /hari
- Aktifitas :
Senam hamil : Tidak ada
Istirahat (tidur siang, tidur malam) : Siang 1-2 jam, malam 5-6 jam
Pekerjaan : Membersihkan rumah dan memasak
- Higiene :
Mandi : 2 x /hari
Ganti pakaian : 2 x /hari
Kebersihan ibu : Bersih
- Kebiasaan ibu yang lain :
Merokok : Tidak ada
Minum alkohol : Tidak ada
Minum obat tanpa pengawasan : Tidak ada
- Seksual selama kehamilan :
Frekuensi : 1-2 x /minggu
- Sosial budaya :
Ibu tidak menganut kepercayaan yang merugikan kesehatan : Tidak ada
b. Psikologis
9) Perilaku kesehatan:
a. Merokok : Tidak ada
b. Minum alkohol : Tidak ada
c. Obat-obatan : Tidak ada
10) Riwayat sosial:
a. Perkawinan : Pertama
b. Kehamilan ini : Diterima
c. Perasaan tentang kehamilan : Bahagia
d. Status perkawinan : Sah
e. Kawin : 1 kali
C. Pemeriksaan fisik (Data Objektif) :
1. Status emosional : Stabil
2. Tanda Vital :
a. Tekanan darah : 110 / 80 mmHg
b. Denyut nadi : 80 x / i
c. Pernafasan : 20 x / i
d. Suhu : 36,6 0C
e. BB sebelum hamil : 40 kg
f. BB sekarang : 40 kg
g. Tinggi Badan : 156 cm
h. LILA : 20 cm
3. Pemeriksaan khusus (Obstetri) :
a. Inspeksi (periksa pandang)
- Jalan : Lurus
- Bentuk badan : normal
- Rambut : Bersih, hitam, tidak ada ketombe
- Mata
Conjungtiva : Tidak anemis
Skelera : Tidak ikhterik
- Muka :
Cloasma gravidarum : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
- Mulut
Caries : Tidak ada
Hygiene : Bersih
Stomatitis : Tidak ada
- Leher
Kelenjer tiroid : Tidak ada pembengkakan
Kelenjer limfe : Tidak ada pembengkakan
Hyperpigmentasi : Tidak ada
- Mamae
Pembesaran : Simetris kiri dan kanan
Areola mamae : Ada hyperpigmentasi
Putting susu : Menonjol kiri dan kanan
Kolostrum : Ada
- Abdomen
Bekas operasi : Tidak ada
Membesar : Sesuai usia kehamilan
Linia nigra/Alba : Ada
Strie livide/Albikan : Ada
- Vulva (dilakukan jika ada indikasi):
Perineum : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tanda Chadwick : Tidak dilakukan pemeriksaan
Varices : Tidak dilakukan pemeriksaan
Edema : Tidak dilakukan pemeriksaan
Flour Albus : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pengeluaran dari vagina : Tidak dilakukan pemeriksaan
Hygien : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Ekstremitas
Varices : Tidak ada
Edema : Tidak ada
Kelainan kelamin : Tidak ada
- Palpasi uterus
Leopold I :Belum dilakukan
Leopold II : Belum dilakukan
Leopold III : Belum dilakukan
Leopold IV : Belum dilakukan
b. Auskultasi
- DJJ : Belum dilakukan
- Frekuensi teratur/tidak : Belum dilakukan
- Punctum maximum :Belum dilakukan
c. Perkusi:
- Reflek patela Ki/Ka : +/+
d. Pengukuran panggul :
- Konjungata Eksterna : Tidak dilakukan
- Distansia Spinarum : Tidak dilakukan
- Distansia Cristarum : Tidak dilakukan
- Lingkar Panggul : Tidak dilakukan
D. Uji Diagnostik :
1. Hb : 7 gr/dl
2. Golongan darah :B
3. Protein Urine : -
4. Glukosa urine : -
5. HbsAG : -
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “R” G2P1A0H1 DENGAN USIA
KEHAMILAN 7-8 MINGGU
PALPASI:
Belum dilakukan
AUSKULTASI:
Belum dilakukan
PERKUSI :
- Reflek patela
ka/ki:(+)/(+)
UJI
DIAGNOSTIK
- Hb : 7 gr/dl
- Golongan
darah : B
- Protein urine
:-
- Glukosa urine
:-
- HbsAg
:-
- HIV
:-