Anda di halaman 1dari 21

TUGAS ASKEB IV

“ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “R” G2P1A0H1 DENGAN USIA


KEHAMILAN 7-8 MINGGU ATAS INDIKASI KEKURANGAN ENERGI
KRONIS”

DISUSUN OLEH :

ANISA YOLANDA SASBIA

2010070130008

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

2022
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Kekurangan Energi Kronik

Menurut Depkes RI (2007) dalam Program Perbaikan Gizi Makro menyatakan bahwa
Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana penderita kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu.
KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil).

Kekurangan energi kronis disebabkan karena tidak mengkonsumsi makanan dalam


jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam periode/kurun waktu yang lama untuk
mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang cukup.

2.2 KEK Pada Ibu Hamil

Kondisi kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil mempunyai dampak kesehatan
terhadap ibu dan anak dalam kandungan, antara lain meningkatkan resiko bayi dengan berat
lahir rendah, keguguran, kelahiran premature, kematian pada ibu dan bayi baru lahir,
gangguan pertumbuhan anak, dan gangguan perkembangan otak. Tidak jarang kondisi KEK
pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan, partus lama, aborsi dan
infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu. (Manuaba, 2010)

Malnutrisi bukan hanya melemahkan fisik dan membahayakan jiwa ibu, tetapi juga
mengancam keselamatan janin. Ibu yang berisikeras hamil dengan status gizi buruk, berisiko
melahirkan bayi berat badan lahir rendah 2-3 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan status
gizi baik. Kebutuhan gizi pada ibu hamil :
1. Energi
Dihasilkan dari karbohidrat, protein dan zat patinya. Kebutuhan energi dihitung
secara individu kemudian ditambah dengan tambahan energi untuk ibu hamil sesuai
dengan usia kehamilan.Penambahan energi :
a. TRIMESTER I : 100 kalori
b. TRIMESTER II : 300
kalori untuk pemekaran jaringan ibu (peningkatan volume darah, pertumbuhan
uterus dan payudara, penumpukan lemak)
c. TRIMESTER III : 300 kalori untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
2. Protein
Ibu hamil membutuhkan protein lebih banyak dari biasanya. Protein hewani
lebih besar di bandingkan protein nabati. Ibu hamil minimal mengkonsumsi 17gram
protein/hari. Total kebutuhan protein tidak lebih dari 15% kebutuhan energi. Jenis
protein dengan nilai tinggi antara lain : daging, ikan, telur, tahu, tempe, kacang-
kacangan, biji-bijian, susu, yogurt, dll.
3. Vitamin
Ada beberapa jenis vitamin yang penting untuk ibu hamil. Jika ibu hamil
sampai kekurangan vitamin, pembentukan sel-sel tubuh anak akan berkurang. Anak
dapat kurang darah, cacat bawaan, kelainan bentuk, bahkan ibu dapat keguguran.
Vitamin yang dibutuhkan ibu hamil adalah B6, C, A, D, E dan K.
4. Kalsium
Kalsium Sangat penting karena dibutuhkan untuk pembentukan tulang.
Apabila kekurangan kalsium, bayi yang dikandung akan menderita kelainan tulang
dan gigi. Dibutuhkan untuk pertumbuhan janin sekitar 250mg/hari dan untuk
persediaan si ibu. Sumber utama: susu dan hasil olahannya, udang, sarden, dll .

5. Fosfor
Mineral ini dapat diperoleh dari makanan sehari – hari. Fosfor berhubungan
erat dengan kalsium. Jika jumlahnya tidak seimbang di dalam tubuh, dapat terjadi
gangguan. Gangguan yang paling sering adalah kram pada tungkai kaki.
6. Zat besi
Sel darah merah ibu hamil bertambah sampai 30mg/hari. Berarti, ibu hamil
membutuhkan tambahan 700 – 800 mg zat besi. Kebutuhan zat besi ibu hamil
meningkat pada kehamilan trimester II dan III. Zat besi Berasal dari makanan &
suplementasi tablet Fe. Defisiensi Fe lebih berpengaruh pada ibu yang akan
menyebabkan kekurangan Hb dalam darah yang diperlukan untuk membawa O2
kepada janin dan sel ibu hamil.
Distribusi Fe antara lain :
a. 300mg besi ditransfer ke janin
b. 50-75mg untuk pembentukan plasenta
c. 450mg untuk menambah jumlah sel darah merah
d. 200mg hilang ketika melahirkan
7. Yodium
Yodium cukup diperoleh dari air minum dan sumber bahan makanan laut.
Kebutuhan : 200mikrogram/hari
Kekurangan : janin hipotiroidisme, kretinisme, kerusakan syaraf.
Sumber utama : garam, makanan laut, air, sayur.
8. Asam Folat
Asam folat dibutuhkan untuk pembentukan sel baru, membantu
mengembangkan sel syaraf dan otak janin. Kebutuhannya 0,4 mg/hari Sumber asam
folat adalah hati, sayuran, hijau, jeruk orange, kembang kol, kedelai/kacan-kacangan,
roti, gandum, sereal, dll.
9. Zat Seng (zinc)
Dari beberapa studi dilaporkan bahwa ibu hamil yang memiliki kadar zat seng
rendah dalam makanannya berisiko melahirkan prematur dan melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah. Sedangkan suplementasi zat seng tidak didapatkan kejelasan
mengenai keuntungan mengkonsumsi seng dalam jumlah yang lebih tinggi. Namun
mengkonsumsi zat seng dalam jumlah cukup banyak merupakan langkah antisipatif
yang dapat dilakukan. Zat seng dapat ditemukan secara alami pada daging merah,
gandum utuh, kacang-kacangan, polong-polongan, dan beberapa sereal sarapan yang
telah difortifikasi. Pada umumnya, wanita tidak membutuhkan tambahan suplemen.

2.3 Pengukuran Status Gizi

Untuk mengetahui status gizi ibu hamil digunakan pengukuran secara langsung dengan
menggunakan penilaian antropometri yaitu: Lingkar Lengan Atas. Pengukuran lingkar lengan
atas adalah suatu cara untuk mengetahui resiko KEK wanita usia subur. Wanita usia subur
adalah wanita dengan usia 15 sampai dengan 45 tahun yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu
menyusui dan pasangan usia subur (PUS). (Weni, 2010)

Ambang batas lingkar Lengan Atas (LILA) pada WUS dengan risiko KEK adalah 23,5
cm, yang diukur dengan menggunakan pita ukur. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya
wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan sebaliknya apabila LILA lebih dari 23,5 cm
berarti wanita itu tidak berisiko dan dianjurkan untuk tetap mempertahankan keadaan
tersebut.
2.4 Tanda Tanda KEK

Sedangkan Menurut Menurut Supariasa (2010), tanda-tanda klinis KEK meliputi : Berat
badan < 40 kg atau tampak kurus dan LILA kurang dari 23,5 cm, tinggi badan < 145 cm, Ibu
menderita anemia dengan Hb < 11 gr%, lelah, letih, lesu, lemah, lunglai, bibir tampak pucat,
nafas pendek, denyut jantung meningkat, susah buang air besar, nafsu makan berkurang.

2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KEK

1. Faktor Sosial Ekonomi


a. Pendidikan Ibu
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran,
pelatihan, proses, pembuatan dan cara mendidik. Kemahiran menyerap
pengetahuan akan meningkat sesuai dengan meningkatnya pendidikan seseorang
dan kemampuan ini berhubungan erat dengan sikap seseorang terhadap
pengetahuan yang diserapnya.
b. Status Perkawinan
Status Perkawinan ibu dibedakan menjadi: Kawin adalah status dari mereka
yang terikat dalam perkawinan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal
ini tidak saja mereka yang kawin sah, secara hukum (adat, agama, negara dan
sebagainya) tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat
sekelilingnya dianggap sebagai suami istri. Cerai hidup adalah status dari mereka
yang hidup berpisah sebagai suami istri karena bercerai dan belum kawin lagi.
Cerai mati adalah status dari mereka yang suami/istrinya telah meninggal
dunia dan belum kawin lagi.

2. Faktor Biologis
Faktor biologis ini diantaranya terdiri dari :
a.   Usia Ibu Hamil
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan
kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu, Karena
pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi
makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan
dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan Sehingga usia
yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, sehingga
diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik.
b. Jarak Kehamilan
Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak
yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh
kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang
cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan
mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin yang
dikandung.
c. Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup
(viable). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut:
Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali dengan
janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya hidup atau
mati pada waktu lahir.
Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih kehamilan
yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.
Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima atau lebih
kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.

3. Faktor Pola Konsumsi


Upaya mencapai status gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai dengan
penyediaan pangan yang cukup. Penyediaan pangan yang cukup diperoleh melalui
produksi pangan dalam negeri yaitu upaya pertanian dalam menghasilkan bahan
makanan pokok, lauk-pauk, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Pola konsumsi ini juga
dapat mempengaruhi status kesehatan ibu, dimana pola konsumsi yang kurang baik
dapat menimbulkan suatu gangguan kesehatan atau penyakit pada ibu.
4. Faktor Perilaku
Faktor perilaku ini terdiri dari kebiasaan yang sering dilakukan ibu
diantaranya yaitu kebiasaan merokok dan mengkonsumsi cafein. Kafein adalah zat
kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan system syaraf.
Kafein bukan merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, karena efek
yang ditimbulkan kafein lebih banyak yang negative daripada positifnya, salah
satunya adalah gangguan pencernaan. Dengan adanya gangguan pencernaan maka
akan menghambat penyerapan zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dan janin.

2.6 Upaya Penanggulangan Yang Dilakukan

1. KIE mengenai KEK dan faktor yang mempengaruhinya serta bagaimana


menanggulanginya.
2. Kondisi KEK pada ibu hamil harus segera di tindak lanjuti sebelum usia kehamilan
mencapai 16 minggu. Pemberian makanan tambahan yang Tinggi Kalori dan Tinggi
Protein dan dipadukan dengan penerapan Porsi Kecil tapi Sering, pada faktanya
memang berhasil menekan angka kejadian BBLR di Indonesia. Penambahan 200 –
450 Kalori dan 12 – 20 gram protein dari kebutuhan ibu adalah angka yang
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizi janin.
3. Konsumsi tablet Fe selama hamil.
Kebutuhan bumil terhadap energi, vitamin maupun mineral meningkat sesuai dengan
perubahan fisiologis ibu terutama pada akhir trimester kedua dimana terjadi proses
hemodelusi yang menyebabkan terjadinya peningkatan volume darah dan
mempengaruhi konsentrasi hemoglobin darah. Pada keadaan normal hal tersebut
dapat diatasi dengan pemberian tablet Fe, akan tetapi pada keadaan gizi kurang bukan
saja membutuhkan suplemen energi juga membutuhkan suplemen vitamin dan zat
besi. Keperluan yang meningkat pada masa kehamilan, rendahnya asupan protein
hewani serta tingginya konsumsi serat / kandungan fitat dari tumbuh-tumbuhan serta
protein nabati merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya anemia besi.

2.7 Pencegahan KEK

Makan makanan yang bervariasi, berimbang, bergizi dan cukup mengandung kalori
dan protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari dan makanan
yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu sekurang-
kurangnya sehari sekali. Minyak dari kelapa atau mentega dapat ditambahkan pada makanan
untuk meningkatkan pasokan kalori, terutama pada anak-anak atau remaja yang tidak terlalu
suka makan. Hanya memberikan ASI kepada bayi sampai usia 6 bulan, dapat mengurangi
resiko terkena muntah dan mencret (muntaber) dan menyediakan cukup gizi berimbang. Jika
ibu tidak bisa atau tidak mau memberikan ASI, sangat penting bagi bayi untuk mendapatkan
susu formula untuk bayi yang dibuat dengan air bersih yang aman. Sejak 6 bulan, sebaiknya
tetap diberikan Asi tapi juga berikan 3-6 sendok makan variasi makanan termasuk yang
mengandung protein. Remaja dan anak2 yang sedang sakit sebaiknya tetap diberikan
makanan dan minuman yang cukup. Kurang gizi juga dapat dicegah secara bertahap dengan
mencegah cacingan, infeksi, melalui sanitasi yang baik dan perawatan kesehatan.
(Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007)

2.8 Hubungan KEK dengan BBLR

Kenaikan berat badan ibu, selama kehamilan trisemester 1 mempunyai


peranan yang sangat penting, karena periode ini janin dan plasenta dibentuk.
Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trisemester 1 dan 2 akan meningkatkan
bayi BBLR. Hal ini disebabkan adanya KEK yang mengakibatkan ukuran plasenta
kecil dan kurangnya suplai zat - zat makanan ke janin. Bayi BBLR mempunyai risiko
kematian lebih tinggi daripada bayi cukup bulan. Kekurangan zat gizi pada ibu lebih
cenderung mengakibatkan BBLR atau kelainan yang bersifat umum daripada
menyebabkan kelainan anatomik yang spesifik. Kekurangan zat gizi pada ibu yang
lama dan berkelanjutan selama masa kehamilan akan berakibat lebih buruk pada janin
daripada malnutrisi akut (Soetjiningsih, 2009). Akibat lain dari KEK adalah
kerusakan struktur SSP terutama pada tahap pertama pertumbuhan otak
(hiperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan. (Prawirohardjo. 2013)
Dikatakan bahwa masa rawan pertumbuhan sel-sel saraf adalah adalah trisemester 3
kehamilan sampai sekitar 2 tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini
perkembangan otak akan meghentikan sintesis protein dan DNA. Akibatnya adalah
berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang berukuran
normal. Dampaknya akan terlihat pada struktur dan fungsi otak pada masa kehidupan
mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak. Pemberian suplementasi
makanan kepada ibu hamil akan mengurangi kematian perinatal dan kenaikan
berat badan bayi. Sedangkan mekanisme terjadinya BBLR pada ibu hamil yang
menderita KEK adalah sebagai berikut :
Table 1. kaitan KEK dengan BBLR

2.9 Hubungan KEK dengan Anemia

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar (61,3%) ibu hamil anemia dan
sebagian kecil (38,7%) ibu hamil yang tidak anemia. Dalam kehamilan terjadi peningkatan
volume plasma darah sehingga terjadi hipervolemia. Akan tetapi bertambahnya sel-sel darah
merah lebih sedikit dibandingkan dengan peningkatan volume plasma, sehingga terjadi
pengenceran darah (hemodilusi). Pertambahan volume darah tersebut berbanding sebagai
berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%. Keadaan ini disebut sebagai
anemia fisiologis atau pseudoanemia (Prawirohardjo, 2013).
Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya anemia dalam
kehamilan. Makan makanan yang tinggi kandungan zat besi dapat membantu menjaga
pasokan zat besi yang diperlukan tubuh untuk berfungsi dengan baik. Pemberian vitamin agar
tubuh memiliki cukup zat besi dan folat dan konsumsi vitamin C untuk membantu
penyerapan zat besi didalam tubuh untuk mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan.
terjadinya anemia yang berdampak buruk pada ibu dan janin. Pada ibu hamil trimester I
biasanya terjadi hemodilusi (pengenceran darah), apabila pasokan zat besi didalam tubuh
kurang maka ibu hamil beresiko mengalami anemia. pada ibu hamil trimester I yang belum
mendapatkan tablet fe dikarenakan pada trimester I biasanya ibu mengalami mual dan
muntah, yang mana pasokan zat besi hanya didapatkan dari makanan (hewani atau nabati).
(Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007)
Pada kenyataannya, ibu hamil yang KEK cenderung lebih banyak mengalami anemia
dibandingkan tidak terjadi anemia. ini disebabkan karena pola konsumsi dan absorbsi
makanan yang tidak seimbang selama kehamilan. KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan
resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak
bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. KEK pada ibu hamil dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi
lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (mati
dalam kandungan) dan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). (Prawirohardjo. 2013)

2.10 Mekanisme Rujukan

1. Menentukan kegawadaruratan penderita


a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih
Ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga
atau kader/ dukun bayi, maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang terdekat, oleh karena itu mereka belum tentu dapat menerapkan ke
tingkat kegawatdaruratan.
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas
Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut
harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus
mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk.
c. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga
Sebaiknya bayi yang akan dirujuk harus sepengathuan ibu atau
keluarga bayi yang bersangkutan dengan cara petugas kesehatan menjelaskan
kondisi atau masalah bayi yang akan dirujuk dengan cara yang baik.
d. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
1) Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk
2) Meminta petunjuk apa yan perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan
selama dalam perjalanan ke tempat rujukan
3) Meminta petunjuk dan cara penanganan untuk menolong penderita bila
penderita tidak mungkin dikirim.
(Syafrudin n hamidah, 2009)

2.11 Persiapan Rujukan

Menurut Syafrudin n hamidah, persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan


rujukan disingkat “BAKSOKUDA” yang diartikan sebagai berikut :

 B (Bidan) : Pastikan ibu/ bayi/ klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan
 A (Alat) : Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan seperti spuit,
infus set, tensimeter dan stetoskop
 K (keluarga) : Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan
mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus menerima ibu
(klien) ke tempat rujukan.
 S (Surat) : Beri sura ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan
rujukan, uraian hasil rujuka, asuhan atau obat-obat yang telah diterima ibu
 O (Obat) : Bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalanan merujuk
 K (Kendaraan) : Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu
(klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam
waktu cepat.
 U (Uang) : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempar rujukan
 DA (Darah) : Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan transfusi darah
apabila terjadi perdarahan
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “R” G2P1A0H1 DENGAN USIA


KEHAMILAN 7-8 MINGGU

1. PENGUMPULAN DATA :
A. Identitas / Biodata:
1. Nama Istri : Ny "R"
2. Umur : 23 Tahun
3. Bangsa : Indonesia
4. Suku : Minang
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SMA
7. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
8. Alamat : Bukit Lipai
1. Nama Suami : Tn"B"
2. Umur : 32 Tahun
3. Bangsa : Indonesia
4. Suku : Minang
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SMP
7. Pekerjaan : Wiraswasta
8. Alamat : Bukit Lipai
B. Anamnesa (Data Subjektif):
Tanggal Anamnesa : 06 Desember 2022

1) Alasan Kunjungan : PERTAMA Rutin √

Ada Keluhan

2) Keluhan utama : Tidak ada keluhan

3) Riwayat menstruasi :
a. Haid Pertama : 14 Tahun
b. Siklus : 28 Hari
c. Banyaknya : 2-3x Ganti Pembalut
d. Warnanya : Merah Kecoklatan
e. Lamanya : 6-7 Hari
f. Sifat Darah : Encer
g. Teratur/Tidak : Teratur
h. Dismenorhe : Tidak Ada
4) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
G:2 P:1 A:0 H:1

N Tgl Usia Jenis Tempa Penolo Bayi/PB/ Kead Nifas/ Kead


O lahir/u kehami persali t ng BB/JK aan laktasi aan
mur lan nan persali persali
nan nan

1 2,5 th 39-40 Norma BPM Bidan 2600/50/L Baik Baik Baik


M l

2 Ini

5) Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Hari pertama haid terakhir : 14 - 10 -2022
b. Tafsiran persalinan : 17 - 03 -2023
c. Keluhan : Trimester I : Mual, muntah, pusing
Trimester II : Tidak ada
Trimester III : Tidak ada
d. Pergerakan anak pertama kali : Usia kehamilan 20 minggu
e. Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan 24 jam terakhir
<10x 10-20x >20x

f. Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan)


- Rasa lelah : Tidak ada
- Mual dan muntah yang lama : Tidak ada
- Nyeri perut : Tidak ada
- Panas dan menggigil : Tidak ada
- Sakit kepala berat : Tidak ada
- Penglihatan kabur : Tidak ada
- Rasa nyeri/panas saat BAK : Tidak ada
- Rasa panas pada vulva/vagina : Tidak ada
- Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada
- Nyeri, kemerahan pada tungkai : Tidak ada
- Edema : Tidak ada
g. Imunisasi : Lengkap
6) Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Biologis
- Nutrisi : menu makanan sehari hari :
 Pagi : 1 Piring lontong + 1 butir telur
 Siang : 1 piring nasi + 1 potong ayam+ 1/2
Mangkok kecil sayur bayam

 Malam : 1/2 piring nasi + 1 potong ikan + 1/2


Mangkok kecil sayur bayam
 Minum : 1 gelas susu + air putih 5-7 gelas / hari
Perubahan makan yang dialami (ngidam,nafsu makan dll) : Ada

- Eliminasi :
BAK

 Frekuensi : 5-6 x /hari


 Warna : Kuning jernih
BAB

 Konsistensi : Lembek
 Frekuensi : 1-2 x /hari
- Aktifitas :
 Senam hamil : Tidak ada
 Istirahat (tidur siang, tidur malam) : Siang 1-2 jam, malam 5-6 jam
 Pekerjaan : Membersihkan rumah dan memasak
- Higiene :
 Mandi : 2 x /hari
 Ganti pakaian : 2 x /hari
 Kebersihan ibu : Bersih
- Kebiasaan ibu yang lain :
 Merokok : Tidak ada
 Minum alkohol : Tidak ada
 Minum obat tanpa pengawasan : Tidak ada
- Seksual selama kehamilan :
Frekuensi : 1-2 x /minggu
- Sosial budaya :
Ibu tidak menganut kepercayaan yang merugikan kesehatan : Tidak ada

b. Psikologis

 Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Senang


 Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Baik
c. Sosial ekonomi

Spiritual : Tidak mengganggu


kehamilan

7) Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita:

a. Jantung : Tidak ada


b. Ginjal : Tidak ada
c. Asma : Tidak ada
d. TBC Paru : Tidak ada
e. Hepatitis : Tidak ada
f. Diabetes mellitus : Tidak ada
8) Riwayat penyakit keluarga:
a. Jantung : Tidak ada
b. Hipertensi : Tidak ada
c. Diabetes mellitus : Tidak ada
d. Keturunan kembar : Tidak ada

9) Perilaku kesehatan:
a. Merokok : Tidak ada
b. Minum alkohol : Tidak ada
c. Obat-obatan : Tidak ada
10) Riwayat sosial:

a. Perkawinan : Pertama
b. Kehamilan ini : Diterima
c. Perasaan tentang kehamilan : Bahagia
d. Status perkawinan : Sah
e. Kawin : 1 kali
C. Pemeriksaan fisik (Data Objektif) :
1. Status emosional : Stabil
2. Tanda Vital :
a. Tekanan darah : 110 / 80 mmHg
b. Denyut nadi : 80 x / i
c. Pernafasan : 20 x / i
d. Suhu : 36,6 0C
e. BB sebelum hamil : 40 kg
f. BB sekarang : 40 kg
g. Tinggi Badan : 156 cm
h. LILA : 20 cm
3. Pemeriksaan khusus (Obstetri) :
a. Inspeksi (periksa pandang)
- Jalan : Lurus
- Bentuk badan : normal
- Rambut : Bersih, hitam, tidak ada ketombe
- Mata
 Conjungtiva : Tidak anemis
 Skelera : Tidak ikhterik
- Muka :
 Cloasma gravidarum : Tidak ada
 Oedema : Tidak ada
- Mulut
 Caries : Tidak ada
 Hygiene : Bersih
 Stomatitis : Tidak ada
- Leher
 Kelenjer tiroid : Tidak ada pembengkakan
 Kelenjer limfe : Tidak ada pembengkakan
 Hyperpigmentasi : Tidak ada
- Mamae
 Pembesaran : Simetris kiri dan kanan
 Areola mamae : Ada hyperpigmentasi
 Putting susu : Menonjol kiri dan kanan
 Kolostrum : Ada
- Abdomen
 Bekas operasi : Tidak ada
 Membesar : Sesuai usia kehamilan
 Linia nigra/Alba : Ada
 Strie livide/Albikan : Ada
- Vulva (dilakukan jika ada indikasi):
 Perineum : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Tanda Chadwick : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Varices : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Edema : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Flour Albus : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Pengeluaran dari vagina : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Hygien : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Ekstremitas
 Varices : Tidak ada
 Edema : Tidak ada
 Kelainan kelamin : Tidak ada
- Palpasi uterus
 Leopold I :Belum dilakukan
 Leopold II : Belum dilakukan
 Leopold III : Belum dilakukan
 Leopold IV : Belum dilakukan
b. Auskultasi
- DJJ : Belum dilakukan
- Frekuensi teratur/tidak : Belum dilakukan
- Punctum maximum :Belum dilakukan
c. Perkusi:
- Reflek patela Ki/Ka : +/+
d. Pengukuran panggul :
- Konjungata Eksterna : Tidak dilakukan
- Distansia Spinarum : Tidak dilakukan
- Distansia Cristarum : Tidak dilakukan
- Lingkar Panggul : Tidak dilakukan
D. Uji Diagnostik :

1. Hb : 7 gr/dl
2. Golongan darah :B
3. Protein Urine : -
4. Glukosa urine : -
5. HbsAG : -
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “R” G2P1A0H1 DENGAN USIA
KEHAMILAN 7-8 MINGGU

Subjektif Objektif Assesment Planing


KUNJUANGAN -KU : Baik Diagnosa : 1.Menginformasikan
I -Kesadaran : Ibu hamil G2 P1 A0 H1 kepada ibu tentang
Tanggal : 24 Mei Composmentis Usia kehamilan 7-8 pemeriksaan bahwa
2022 -Tanda vital minggu dengan keadaan umum ibu
Jam : 08.00  TD : kekurangan energy dan janin dalam batas
WIB 110/80 kronis normal yaitu:
- Ibu mmHg Dasar : Evaluasi : ibu
mengatakan  Nadi : 80 1. Ibu mengatakan ini mengetahui hasil
ingin x/menit kehamilannya yang ke pemeriksaan
memeriksak  Nafas : 20 dua 2.menganjurkanjurkan
an x/menit 2. HPHT : 14 -10 -2022 ibu untuk makan 3x
kehamilanny  Suhu : TP : 11 -03 -2023 sehari serta sering
a 36,6⁰ C mengkonsumsi
- Ibu  BB sebelum MASALAH : makan yang bergizi
mengatakan hamil : 40 kg Tidak ada Evaluasi : ibu
HPHT : 14  BB sekarang DIAGNOSA bersedia melakukan
oktober : 40 kg POTENSIAL : ajuran yang di berikan
2022 Tidak ada 3.menganjurkan
 Tinggi badan
- Ibu TINDAKAN kepada ibu umtuk
: 156 cm
mengatakan SEGERA : istirahat yang cukup
 Lila
ini Tidak ada dan mengurangi
: 20 cm
kehamilanny KEBUTUHAN : aktifitas yang
INSPEKSI :
a yang ke 2 1. Informasikan membuat ibu
Pemeriksaan head
hasil pemeriksaan kelelahan
to toe dalam batas
2. Anjurkan ibu Evaluasi : ibu
normal.
untuk makan 3x bersedia untuk istirat
Rambut : Bersih
sehari serta sering dan mengurangi
dan hitam
mengkonsumsi aktivitas
Mata :
makan yang 4.menganjurkan
- Conjungtiva :
bergizi kepada ibu untuk
tidak anemis
- Sklera : 3. Anjurkan kepada meminum rutin tablet
tidak ikhterik ibu umtuk FE sebelum tidur
Muka : istirahat yang Evaluasi : ibu
- Closma cukup dan bersedia untuk
gravidarum : mengurangi meminut tablet fe
tidak ada aktifitas yang sebelum tidur
- Edema : tidak membuat ibu 5.menjelankan kepda
ada kelelahan ibu tetang tanda
Mulut : 4. Anjurkan kepada bahaya trimester II
- Caries : ibu untuk seperti mual muntah
tidak ada meminum rutin berlebihan,pendaran
- Stomatitis : tablet FE sebelum dan sakit kepala
tidak ada tidur berlebihan
- Hygiene : 5. Jelankan kepda Evaluasi : ibu paham
bersih ibu tetang tanda dengan yang
Leher : bahaya trimester dijelaskan
- Kelenjar tiroid : II seperti mual 6.Menganjurkan
tidak ada muntah kepada ibu untuk
pembengkakan berlebihan,pendar melakukan kunjungan
- Kelenjer limfe : an dan sakit ulang
tidak ada kepala berlebihan Evaluasi : ibu
pembengkakan 6. Menganjurkan bersedia untuk
kepada ibu untuk melakukan kunjungan
Mamae : melakukan ulang
- Pembesaran : kunjungan ulang
simetris kiri
dan kanan
- Areola : ada
hyperpigmentas
i
- puting susu :
menonjol
Abdomen :
- Bekas operasi :
tidak ada
- Membesar
sesuai usia
kehamilan
Ekstremitas :
- Varices : tidak
ada
- Edema : tidak
ad

PALPASI:
Belum dilakukan
AUSKULTASI:
Belum dilakukan
PERKUSI :
- Reflek patela
ka/ki:(+)/(+)

UJI
DIAGNOSTIK
- Hb : 7 gr/dl
- Golongan
darah : B
- Protein urine
:-
- Glukosa urine
:-
- HbsAg
:-
- HIV
:-

Anda mungkin juga menyukai