Oleh :
Nama : Rizkia
Pramadani NIM :
22222063
1. Definisi
2018).
besar, terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar) (Komite
2. Anatomi Fisiologi
usus besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil, yaitu sekitar
6.5 cm (2.5 inci). Makin dekat anus diameternya akan semakin kecil.
Usus besar terdiri dari bagian yaitu caecum, kolon asenden, kolon
a. Caecum
pada usus besar. Panjang dan lebarnya kurang lebih 6 cm dan 7,5
b. Kolon asenden
c. Kolon Transversum
d. Kolon desenden
e. Kolon sigmoid
f. Rektum
valvula: superior kiri, medial kanan dan inferior kiri. 2/3 bagian
Spinkter ani eksterna terdiri dari 3 sling : atas, medial dan depan.
3. Etiologi
kolorektal. Beberapa faktor risiko tersebut ada yang tidak bisa diubah,
kanker usus besar. Faktor risiko lain adalah pola hidup yang tidak
adenoma menjadi kanker usus besar. Faktor risiko tinggi lain adalah
seratnya akan mengikat sisa makanan dan membuat feses lebih berat
4. Patofisiologi
waktu 5-10 tahun atau lebih untuk menjadi ganas. Ketika polip
dinding usus. Tumor di usus kanan cenderung menjadi tebal dan besar,
serta menyebabkan nekrosis dan ulkus. Sedangkat tumor pada usus kiri
dalam lapisan lebih dalam dari jaringan usus dan organ-organ yang
Tanda ini tidak selalu terjadi, bisa saja kelenjar yang jauh sudah
tumor primer dapat juga menyebar melalui sistem limpatik atau sistem
dapat terjadi bila tumor meluas melalui serosa atau selama pemotongan
perubahan bentuk dari feses atau kotoran dari hari ke hari (kadang-
6) Rasa tidak nyaman pada bagian abdomen atau perut seperti keram,
sebabnya
7. Klasifikasi
T Penilaian Tumor
jaringan perikolorektal
pada ca colon
M Penilaian Metastasis
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Metastasis jauh
Metastasis terjadi pada satu organ atau sisi (hati, paru, ovarium,
M1a
KGB non regional)
Stadium T N M Keterangan
bening regional. T1
IIIB T3-T4a N1/N1c M0 N1: Sel-sel tumor dalam 1 sampai 3 kelenjar
apasaja, sembarang N.
IVB Semua Any N M1b M1b: Metastasis ke lebih dari 1 bagian tubuh lain
di
T
luar usus besar, dubur atau kelenjar getah bening
8. Pemeriksaan penunjang
17) Kolonoskopi
9. Penatalaksanaan
Stadium Terapi
Stadium III
Wide surgical resection dengan anastomosis
(T apapun N1-2
Terapi adjuvan setelah pembedahan
M0)
juga dapat merusak sel-sel sehat yang memecah belah secara cepat,
efek samping yang disebabkan oleh karena efek obat kemoterapi pada
nyeri pada tangan dan atau kaki (Dinar, 2017). Menurut (Yusra, 2018)
efek samping dari kemoterapi ini tentunya tidak selalu sama pada
setiap orang. Seorang terkena kanker bisa saja mengalami sakit yang
investigatif.
a) Kemoterapi kuratif
b) Kemoterapi adjuvan
c) Kemoterapi neonadjuvan
pasien.
d) Kemoterapi paliatif
e) Kemoterapi investigatif
otot lengan, paha, atau pinggul, atau di bawah lemak kulit pada
kanker.
peritoneal (area yang berisi organ seperti usus, perut, hati, dan
indung telur).
Menghambat enzim
kanker
Menstabilkan ikatan
asam
fluorodeoksiuriidilat
Leucovorin Memperkuat efek
terhadap timidilat
(LV) samping 5-FU
sintase
Menambah efek
terapi 5-FU
intraseluler hepatopoetik,
hematopoetik,
Irinotecan
bradikardi,
oedema,hipotensi,
demam,
11. Komplikasi
berat seperti nyeri perut hebat, perut terlihat membesar dan tegang,
rektum, salah satu bagian terakhir usus besar. Perdarahan tumor dapat
ke organ yang lain. Proses yang disebut metastasis ini lazim terjadi
tubuh yang paling sering menjadi sasaran metastasis sel kanker usus
misalnya benjolan di sekitar leher, sesak napas, dan nyeri perut serta
tanda atau gejala yang ditemukan 80%-100% pada klien untuk validasi
penegakkan diagnosis.
a. Ansietas (D.0080)
menghadapi ancaman.
2) Penyebab:
a) Krisis situasional
MayorSubjektif:
a) Merasa bingung
c) Sulit berkonsentrasi
Objektif:
a) Tampak gelisah
b) Tampak tegang
c) Sulit tidur
MinorSubjektif:
a) Mengeluh pusing
b) Anoreksia
c) Palpitasi
d) Merasa tidak
berdayaObjektif:
d) Diaphoresis
e) Tremor
g) Suara bergetar
i) Sering berkemih
patogenik
2) Faktor Risiko :
integritas kulit
a) Tindakan invasif
ligament).
2) Faktor Risiko :
a) Perubahan sirkulasi
c) Kelembaban
d) Perubahan hormonal
a) Imunodefisiensi
a. Nausea (D.0076)
2) Penyebab :
:Subjektif :
a) Mengeluh mual
c) Tidak berminat
makanObjektif :
Tidak bersedia
c) Sering
menelanObjektif :
a) Saliva meningkat
b) Pucat
c) Diaforesis
d) Takikardia
e) Pupil dilatasi
a) Kanker
2) Penyebab :
kemoterapi)
:Subjektif :
Objektif :
:Subjektif :
a) Tidak mau mengungkapkan kecacatan atau kehilangan bagian
tubuh
orang lain
hidupObjektif :
berlebihan
2) Faktor resiko :
1. Pengkajian Keperawatan
dari data subyektif melalui wawancara dan dari data obyektif melalui
Muryanti, 2017)
1) Pengumpulan Data
a) Pola Nutrisi
b) Pola Eliminasi
g) Hubungan peran
gejala dirasakan ?
dirasakan?
4) Pemeriksaan fisik
penekanan
tiroid
5) Pemeriksaan dada
napas tambahan.
6) Kardiovaskuler
urinaria, tumor).
35 kali permenit.
8) Pemeriksaan extremitas atas dan bawah meliputi:
h) Reflek patella
9) Pemeriksaan pelvis/genitalia
2. Diagnosa Keperawatan
Pre kemoterapi
Intra kemoterpi
Post kemoterapi
makana
3. Intervensi Keperawatan
Muryanti, 2017).
Kriteria Hasil :
Observasi
stressor)
2) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
Terapeutik
Edukasi
3) Latih teknik
relaksasiKolaborasi
2. Gelisah berkurang
Interveni
Manajemen Nyeri
Observasi
intensitas nyeri
Terapeutik
meredakan nyeri
Edukasi
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
analgetik
Kriteria Hasil :
1) Demam menurun
2) Kemerahan menurun
3) Nyeri menurun
4) Bengkak menurun
Observasi
Terapeutik
lingkungan pasien
Edukasi
benarKolaborasi
(D.0139)
Kriteria Hasil :
1) Elastisitas meningkat
2) Hidrasi meningkat
Observasi
1) Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Terapeutik
2) Gunakan produk berbahan ringan atau alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
Edukasi
Kriteria Hasil :
1) Nafsu makan meningkat
Observasi
3) Monitor
mual Terapeutik
mual
Kolaborasi
efektindakan/pengobatan (D.0083)
Kriteria Hasil :
(I.09305):
Observasi
tahapperkembangan
sosial
Terapeutik
realistis
tubuh
Edukasi
pasien meningkat
Kriteria hasil :
Terapeutik
perluEdukasi
Kolaborasi
nyeri, antiemetik)
4. Implementasi
keperawatan.
5. Evaluasi
yang telah ditetapkan dengan kenyataan yang ada pada pasien, dilakukan
Wardani, 2013):
Astuti, N. S. A., Rafli, R., & Zeffira, L. (2019). Profil dan Kesintasan Penderita
Kanker Kolorektal di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Health & Medical
Journal, 1(1), 45–49. https://doi.org/10.33854/heme.v1i1.218
Bishehsari, F., Engen, P. A., Voigt, R. M., Swanson, G., Shaikh, M., Wilber, S.,
… Khazaie, K. (2019). Abnormal Eating Patterns Cause Circadian
Disruption and Promote Alcohol-Associated Colon Carcinogenesis. CMGH
Cellular and Molecular Gastroenterology and Hepatology, (November).
https://doi.org/10.1016/j.jcmgh.2019.10.011
Dinar, dr. A. (2017). Telapak tangan dan kaki kebas setelah kemoterapi.
Kemenkes RI. (2019b). Kategori Batas Ambang Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk
Indonesia. Retrieved from http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/obesitas/tabel-batas-ambang-indeks-massa-tubuh-imt
Lubis, M. yamin, Abdullah, M., Hasan, I., & Suwarto, S. (2015). Probabilitas
Temuan Kanker Kolorektal pada Pasien Simtomatik Berdasarkan Unsur-
Unsur ϔ ( APCS ). 2(2), 90–95.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2017). Standar Diagnosis. 103. Potter, & Perry. (2011).
Implementasi keperawatan
Sayuti, M., & Nouva. (2018). Kanker Kolorektal. Yayasan Kanker Indonesia,
2(April), 60.
Susanti, E., & Kholisoh, N. (2018). Konstruksi Makna Kualitas Hidup Sehat
(Studi Fenomenologi pada Anggota Komunitas Herbalife Klub Sehat
Ersanddi Jakarta). LUGAS Jurnal Komunikasi, 2(1), 1–12.
https://doi.org/10.31334/jl.v2i1.117
Usolin, D. N., Falah, F., & Dasong, S. (2018a). Pada Pasien Kanker Di Rs
IbnuSina Makassar. 12(2012), 146–152.
Usolin, D. N., Falah, F., & Dasong, S. (2018b). Persepsi Perawat Pelaksana
Tentang Manajeman Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di Rs Ibnu Sina
Makassar. 12(2012), 146–152.
Yayasan Kanker Indonesia. (2018). Harapan Terpadu World Cancer Day 2018.
Buletin YKI, 2(April), 1–54.