DIABETES MEILITUS
disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner dan
Suddarth,2002).
karbohidrat,protein,lemak (Billota,2012)
B. ETIOLOGI
Etiologi dari Diabetes Mellitus sampai saat ini masih belum diketahui
dengan pasti dari studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahui bahwa
Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu:
a. Faktor genetik
tertentu.
b. Faktor imunologi
c. Faktor lingkungan
beta
dan gangguan sekresi insulin pada diabetas melitus tipe II masih belum
yaitu:
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
a. Infeksi
b. Nutrisi
pankreatitis.
c. Stres
d. Hormonal
C. MANIFESTASI KLINIS
Yang lazim terjadi, pada Diabetes Mellitus sebagai berikut : Pada tahap awal
sering ditemukan :
banyak minum.
4. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini disebabkan
kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh bersama
mendapat peleburan zat bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein.
5. Mata kabur
7. ABI normal
peningkatan kepekaan) dan rasa terbakar (khususnya pada malam hari) dan bertambah
lanjutnya kaki merasa mati rasa. Di samping itu, penurunan fungsi proprioseptif
(kesadaran terhadap postur serta gerakan tubuh dan terhadap posisi serta berat benda
yang berhubungan dengan tubuh) dan penurunan sensibilitas terhadap sentuhan ringan
dan suhu membuat penderita kaki diabetes beresiko untuk mengalami cedera dan
karbohidrat, protein dan lemak karena insulin tidak dapat bekerja secara optimal, jumlah
insulin yang tidak memenuhi kebutuhan atau keduanya. Gangguan metabolisme tersebut
dapat terjadi karena 3 hal yaitu pertama karena kerusakan pada sel-sel beta pankreas
karena pengaruh dari luar seperti zat kimia, virus dan bakteri. Penyebab yang kedua
adalah penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas dan yang ketiga karena
oleh sel beta pankreas berfungsi untuk mengatur kadar glukosa darah dalam tubuh.
Kadar glukosa darah yang tinggi 10menstimulasi sel beta pankreas untuk mengsekresi
insulin (Hanum, 2013). Sel beta pankreas yang tidak berfungsi secara optimal sehingga
berakibat pada kurangnya sekresi insulin menjadi penyebab kadar glukosa darah tinggi.
Penyebab dari kerusakan sel beta pankreas sangat banyak seperti contoh penyakit
insulin. Keadaan ini dapat disebabkan oleh gangguan reseptor, pre reseptor dan post
reseptor sehingga dibutuhkan insulin yang lebih banyak dari biasanya untuk
otot dan lemak serta menekan produksi glukosa oleh hati menurun. Penurunan
sensitivitas tersebut juga menyebabkan resistensi insulin sehingga kadar glukosa dalam
darah tinggi (Prabawati, 2012).Kadar glukosa darah yang tinggi selanjutnya berakibat
pada proses filtrasi yang melebihi transpor maksimum. Keadaan ini mengakibatkan
glukosa dalam darah masuk ke dalam urin (glukosuria) sehingga terjadi diuresis
osmotik yang ditandai dengan pengeluaran urin yang berlebihan (poliuria). Banyaknya
cairan yang keluar menimbulkan sensasi rasa haus (polidipsia). Glukosa yang hilang
melalui urin dan resistensi insulin menyebabkan kurangnya glukosa yang akan diubah
menjadi energi sehingga menimbulkan rasa lapar yang meningkat (polifagia) sebagai
kompensasi terhadap kebutuhan energi. Penderita akan merasa mudah lelah dan
mengantuk jika tidak ada kompensasi terhadap kebutuhan energi tersebut (Hanum,
2013).
E. PATWAY
Gula dalam darah
Kerusakan Sel Ketidakseimbagan tidak dapat dibawa
Beta produksi Insulin masuk ke sel
Batas
glukosuria melebihi hiperglikemi Anabolisme protein
ambang ginjal menurun
Dieresis osmotik
Aliran darah Syok Kerusakan pada antibodi
lambat hiperglikemi
poliuri
Iskemik Koma Kekebalan tubuh menurun
jaringan diabetic
Kehilangan
elektrolit dalam
Neuropati sensori
sel KETIDAKEFEKTIFAN perifer
PERFUSI JARINGAN
PERIFER
dehidrasi
Proses peradangan
RESIKO SYOK
RESIKO
KERUSAKAN
Kurang NYERI AKUT
Kehilangan kalori INTEGRITAS
INFEKSI JARINGAN
pengetahuan
Merangsang
hipotalamus
KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH
F. PENATALAKSANAAN
(1) Sulfonilurea
insulin)
glukosa
(2) Glinid
dengan cepat setelah pemberian secara oral dan diekskresi secara cepat
a) Biguanid
Saat ini dari golongan ini yang masih dipakai adalah metformin.
insulin pada tingkat selular, distal dari reseptor insulin serta juga
b) Tiazolidindion
2011)
3) Insulin
Insulin adalah suatu hormone yang diproduksi oleh sel beta dari
glukosa darah
hati.(FKUI,2011)
b. Penatalaksanaan Keperawatan
ditemukan dan alternative tindakan yang akan diambil pada pasien maupun
keluarga pasien.
potensi atau sumber yang ada guna menyembuhkan anggota keluarga yang
yang baik
memiliki resiko
6) Mengawasi diit klien DM Tipe II, bila perlu berikan jadwal latihan jasmani
penyakit metabolic
pada orang dewasa tidak hamil, pada sedikitnya dua kali pemeriksaan:
(11,1 mmol/L
Kadar GD Sewaktu:
Kadar GD Puasa:
1. Identitas
Umur : Banyak terjdi pada umur > 45 tahun, diabetes tipe satu dapat
ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata
cekung, Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot,
a. Pemeriksaan Fisik
Yang terdiri dari tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu. Tekanan darah dan
pernafasan pada pasien dengan pasien DM bisa tinggi atau normal, Nadi dalam
batas normal, sedangkan suhu akan mengalami perubahan jika terjadi infeksi.
cairan maka turgor kulit akan tidak elastis. kalau sudah terjadi komplikasi kulit
terasa gatal.
Biasanya tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah bening, dan JVP
dan dalam.
f) Pemeriksaan Abdomen
Sering BAK
h) Pemeriksaan Muskuloskeletal
i) Pemeriksaan Ekstremitas
Kadang terdapat luka pada ekstermitas bawah bisa terasa nyeri, bisa terasa baal
j) Pemeriksaan Neurologi
GCS :15
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan
dua jam post prandial > 200 mg/dl. Aseton plasma (aseton) : positif secara
mencolok. Osmolaritas serum : meningkat tapi < 330 m osm/lt • Gas darah arteri pH
meningkat > pankacatitis akut. Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada
(pada tipe I), normal sampai meningkat pada tipe II yang mengindikasikan
insufisiensi insulin.
c) Urine
dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan
jenis kuman.
4. Fungsional Gordon
a. Pola persepsi
Pada pasien gangren kaki diabetik terjadi perubahan persepsi dan tata laksana hidup
untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan yang lama, lebih dari 6
juta dari penderita DM tidak menyadari akan terjadinya resiko Kaki diabetik bahkan
Akibat produksi insulin tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin maka kadar
kencing, banyak makan, banyak minum, berat badan menurun dan mudah lelah.
yang dapat mempengaruhi status kesehatan penderita. Nausea, vomitus, berat badan
c. Pola eliminasi
pasien sering kencing (poliuri) dan pengeluaran glukosa pada urine ( glukosuria ).
koma. Adanya luka gangren dan kelemahan otot – otot pada tungkai bawah
menyebabkan penderita tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara
Istirahat tidak efektif Adanya poliuri, nyeri pada kaki yang luka , sehingga klien
Pasien dengan gangren cenderung mengalami neuropati / mati rasa pada luka
gangguan penglihatan .
mengalami gangguan pada gambaran diri. Luka yang sukar sembuh, lamanya
Luka gangren yang sukar sembuh dan berbau menyebabkan penderita malu dan
i. Seksualitas
Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di organ reproduksi sehingga
memberi dampak pada proses ejakulasi serta orgasme. Adanya peradangan pada
daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria. risiko lebih
tinggi terkena kanker prostat berhubungan dengan nefropati.(Chin-Hsiao Tseng on
negatif berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung dan lain – lain, dapat
konstruktif / adaptif.
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta luka pada kaki
ibadah penderita.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
tidak adekuat
A. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual, muntah, dispepsia, nyeri gangguan
Kriteria hasil:
Intervensi
3. Diskusikan dengan klien makanan kesukaan dan jadwal makan yang disukai
Rasional: Melibatkan klien dalam perencanaan, klien memiliki rasa kontrol dan
Kriteria hasil
Intervensi
Rasional: tehnik isolasi yang baik agar pasien terhindar dari kuman kuman
pasien
berkunjung
Observasi dan laporkan tanda dan gejal infeksi seperti kemerahan, panas,
nyeri, tumor
Tujuan:
kriteria hasil :
intervensi
individu
proses penyakitnya
Tujuan :
keperawatan.
Kriteria hasil :
Intervensi :
aktifitas
Arisman, (2011). Diabetes Mellitus. Dalam: Arisman, ed. Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas,
Noer, Prof.dr.H.M. Sjaifoellah. 2014. Ilmu Penyakit Endokrin dan Metabolik, Buku Ajar Ilmu
diagnosa medis dan NANDA NIC –NOC, Jilid 1 Edisi Revisi. Media Action Publishing
Umami, Vidhia, Dr. 2016. At a Glance Ilmu Bedah , Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga