Anda di halaman 1dari 108

Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manual Mutu ini disusun untuk menjelaskan Sistem Manajemen Mutu yang
diimplementasikan di UPTD Puskesmas Sambongpari. Sistem Manajemen Mutu UPTD
Puskesmas Sambongpari yang dijelaskan mencakup Kebijakan dan Sasaran Mutu,
Komitmen Manajemen, Organisasi Mutu dan Puskesmas serta uraian singkat Proses-proses
bisnis yang dijalankan organisasi. Pada bagian akhir disajikan tabel matriks yang
menunjukkan kesesuaian antar bagian Manual Mutu ini dengan dokumen yang terkait serta
menunjukkan interaksi hubungan implementasi peningkatan sistem manajemen mutu yang
berkelanjutan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas Sambongpari.

1. Profil Organisasi
a. Gambaran Umum Organisasi
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya (Permenkes
No. 75 Tahun 2014).

UPTD Puskesmas Sambongpari berdiri pada tahun 2000 terletak di Jl. Mayor SL.
Tobing No 83 Kabupaten DT II Tasikmalaya, awalnya berupa Pustu (Puskesmas
Pembantu) dari Puskesmas Mangkubumi yang merupakan bagian dari Kabupaten
Tasikmalaya. Pada Tahun 2001 dibentuk Pemerintahan Kota Tasikmalaya dan
Puskesmas Sambongpari menjadi bagian dari Kota Tasikmalaya. Mulai Tahun 2006
Puskesmas Sambongpari menjadi Puskesmas Induk dengan wilayah kerja meliputi 3
kelurahan, yaitu Kelurahan Sambongjaya, Kelurahan Sambongpari dan Kelurahan
Linggajaya.

Operasionalisasi administratif dan payung hukum UPTD Puskesmas Sambongpari ini


berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/
MENKES/ SK/ II/ 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
( PUSKESMAS ). Adapun izin operasional Puskesmas Sambongpari tercantum pada
surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Nomor : 440/ 1763/
DKK/ 2013 tentang pemberian izin operasional unit pelaksana teknis Puskesmas
Kota Tasikmalaya.

1|UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI


Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Kriteria Puskesmas Sambongpari ini termasuk Puskesmas Perkotaan, sebagaimana


lokasi dan aksesibilitasnya dapat digambarkan sebagai berikut; Puskesmas
Sambongpari terletak di wilayah Kecamatan Mangkubumi, yang meliputi 3
kelurahan, yaitu Kelurahan Sambongpari, Sambongjaya dan Linggajaya. Dengan
batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Tugujaya, Kecamatan


Cihideung
b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Kahuripan, Kecamatan
Tawang
c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Kersamenak, Kecamatan
Kawalu
d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Mangkubumi, Kecamatan
Mangkubumi

Wilayah kerja Puskesmas Sambongpari mempunyai luas 855,25 Ha. Kondisi


alamnya berupa tanah dataran, sawah dan beberapa perbukitan yang sedikit demi
sedikit digali potensi alamnya untuk dijadikan lahan perumahan penduduk. Lokasi
gedung Puskesmas Sambongpari terletak di Jl. Mayor SL. Tobing No 83, lokasinya
sangat strategis karena berada di pinggir jalan utama.

Selain itu akses sarana transportasi juga mudah, dapat dilalui oleh kendaraan roda
empat dan juga merupakan jalur angkutan umum, sehingga mempermudah
masyarakat yang akan berobat. Puskesmas Sambongpari mempunyai jarak tempuh
kurang lebih 2 Km dari ibu kota Kecamatan Mangkubumi.

2|UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI


Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Gambar
Peta Posisi Wilayah Kerja Puskesmas Sambongpari
Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya

3|UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI


Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Tabel
Jenis dan Jumlah Ketenagaan di UPTD Puskesmas Sambongpari
Tahun 2018
No Jenis Ketenagaan Jumlah Keterangan
1 Kepala Puskesmas 1
2 Ka. Sub.Bag TU 1
3 Dokter Umum 2
4 Dokter Gigi 0
5 Perawat 5 3 orang di Induk, 2 orang di Pustu
6 Perawat Gigi 2
7 Bidan 14 8 orang di Induk, 6 Bidan Desa
8 Analis Lab. 0
9 Pekarya 1 Kontrak PKM
10 Apoteker 0
11 Ast.Apoteker 1
12 Nutrisionis 1
13 Sanitarian 1
14 Admin dan Keuangan 0
15 Arsiparis 0
16 Promotor Kesehatan 1 Honorer Daerah
17 Pengemudi 0
18 Petugas Keamanan 0
19 Tenaga umum 0
Jumlah 30 Pegawai

Sumber data : Profil Puskesmas 2018


Sarana dan Prasarana Gedung :
Gedung Puskesmas Sambongpari ini berdiri diatas luas tanah 140 meter2, dengan
luas bangunan sekitar 96 meter 2. Gedung Puskesmas memiliki dua lantai, lantai satu
dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan klinis, konseling maupun promosi
kesehatan. Sedangkan lantai dua digunakan untuk kegiatan manajemen dan
administrasi perkantoran. Adapun gambaran denah pelayanan dalam gedung
Puskesmas Sambongpari dapat dilihat pada lampiran.

Sarana Kendaraan :
Sarana untuk menunjang kegiatan di Puskesmas Sambongpari ini dilengkapi 6
kendaraan bermotor roda dua dan 1 unit mobil Pusling. Adapun peruntukan
kendaraan tersebut sebagai berikut : 1 unit kendaraan roda empat berupa mobil

4|UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI


Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Pusling, 1 unit motor untuk operasional program Surveilance Epidemiologi, 1 unit


motor untuk operasional program DBD, 1 unit motor untuk operasional program
Farmasi, 1 unit motor untuk Kasubag TU dan 2 unit motor untuk operasional perawat
Pustu.

Sarana Sistem Informatik :


Sarana penunjang kegiatan manajemen administrasi dan sistem informatik
Puskesmas memiliki 19 Komputer (13 Laptop dan 6 PC) dengan sistim jaringan
LAN dari provider Speedy dan WiFi. Software sistem informasi puskesmas
(SIMPUS) yang tersedia saat ini yaitu P-Care BPJS dan ePuskesmas yang meliputi
sistem online data pelayanan dalam gedung dan sistem Alkacita untuk laporan
program lainnya ke tingkat Kota.

Tugas Pokok UPTD Puskesmas Sambongpari sebagai unsur pelaksana teknis


operasional, yaitu: Melaksanakan kebijakan operasional sebagian tugas dinas di
bidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan pembinaan pengembangan
upaya kesehatan masyarakat secara paripuma di wilayah kerjanya.

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, UPTD Puskesmas Sambongpari


mempunyai fungsi :
1.1. Penyusunan rencana kegiatan UPTD Puskesmas;
1.2. Penyusunan dan evaluasi data upaya kesehatan kesejahteraan kesehatan ibu dan
anak keluarga berencana, perbaikan gizi, perawatan kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pemberantasan penyakit, imunisasi, pengobatan dan
penyuluhan kesehatan;
1.3. Penyiapan bahan penyusunan petunjuk teknis pelayanan kesehatan dan
pembinaan pengembangan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya;
1.4. Pelaksanaan operasional pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah
kerjanya;
1.5. Pelaksanaan operasional pembinaan pengembangan upaya kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya;
1.6. Pelaksanaan administrasi umum dalam bidang tugasnya;
1.7. Penyeliaan bawahan dalam lingkup bidang tugasnya;
1.8. Pengendalian dan pengevaluasian pelaksanaan tugas UPTD Pusat Kesehatan
Masyarakat;
1.9. Pelaporan pelaksanaan tugas UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat;
1.10. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan atasan dalam lingkup
bidang tugasnya.

5|UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI


Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

b. Visi Organisasi
UPTD Puskesmas Sambongpari mempunyai Visi yang berkesesuaian dengan visi
Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, yaitu :
” PUSKESMAS SAMBONGPARI MENUJU KOTA TASIKMALAYA YANG
RELIGIUS, MAJU DAN MADANI”.

c. Misi Organisasi
Untuk mencapai Visi organisasi tersebut disusun misi dalam 3 (tiga) point di UPTD
Puskesmas Sambongpari sebagai berikut :
1. Meningkatkan pemberdayaan semua potensi dan sumber daya manusia secara
optimal untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan kesehatan;
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang prima secara merata dan terjangkau;
3. Mengembangkan kemitraan dan pemberdayaan seluruh komponen masyarakat
dalam meningkatkan upaya untuk berperilaku hidup sehat.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, UPTD Puskesmas Sambongpari


menerapkan kebijakan sebagai berikut :
1. Meningkatkan profesionalisme dan pemberdayaan tenaga kesehatan melalui bimbingan
teknis, pendidikan yang berkelanjutan dan seminar;
2. Melakukan pembinaan pada masyarakat melalui program PHBS;
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan 5 S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan
Santun);
4. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan melalui pelayanan di Puskesmas Pembantu,
Puskesmas Keliling dan kegiatan lainnya;
5. Mengembangkan kerja sama lintas sektoral yang terkecil.

d. Struktur Organisasi
Tugas pokok UPTD Puskesmas Sambongpari adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis
Dinas yang mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut
diatas, Puskesmas menyelenggarakan fungsi :
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama diwilayah kerjanya.
Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggara UKM tingkat pertama
diwilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk :
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisa kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

6|UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI


Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan


masyarakat dalam bidang kesehatan;
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaiakan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait;
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan dan jejaring pelayanan
dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas;
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan pelayanan kesehatan; dan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.

2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama diwilayah kerjanya.


Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggara UKP tingkat pertama di wilayah
kerjanya, Puskesmas berwenang untuk :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif;
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada kesehatan
perorangan
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan
dan keselamatan pasien, petugas, dan pengunjung;
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerjasama inter dan antar profesi
f. Melaksanakan rekam medis;
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses pelayanan kesehatan;
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
sistem rujukan.

7|UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI


Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

e. Motto
Motto kebijakan manajemen penyelenggaraan pelayanan kesehatan di UPTD
Puskesmas Sambongpari adalah “ Anda Sehat, Kami Bahagia “.

f. Tata Nilai
Tata nilai UPTD Puskesmas Sambongpari dalam melaksanakan tugas sehari-hari,
tercermin dalam jati diri “ PRIMA “
P (Profesional) : Puskesmas Sambongpari memberikan
pelayanan oleh petugas yang kompeten
R (Responsif ) : Sigap, cepat dan tepat dalam melayani dan
menanggapi permasalahan
I (Inovatif) : Dalam melaksanakan program dan pelayanan
selalu mengikuti teknologi tepat guna
M (ber-Mitra) : Dalam memberikan pelayanan melakukan
koordinasi baik lintas program, lintas sektor,
pihak swasta dan masyarakat
A (Akuntabel) : Memberikan pelayanan yang dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan standar
operasional yang berlaku

Program inovasi di UPTD Puskesmas Sambongpari yaitu “ Pandangi Ma Risti “


( Pantau, Dampingi dan Sayangi Masyarakat Resiko Tinggi ), yang termasuk
masyarakat dengan resiko tinggi disini adalah ibu hamil resiko tinggi, bayi/ balita
dengan resiko tinggi, Lansia dengan resiko tinggi dan masyarakat lainnya yang
mempunyai penyakit dengan resiko tinggi, baik itu penyakit yang menular maupun
penyakit tidak menular.

Dengan program Pandangi Maristi ini diharapkan masyarakat yang mempunyai


penyakit dengan resiko tinggi lebih terpantau dan meminimalkan resiko
penyakitnya. Program Pandangi Maristi ini melibatkan pemberdayaan masyarakat
dalam proses pemantauan dan pendampingannya, melalui Posyandu dan Posbindu,
dengan para kader yang sudah terlatih.

8|UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI


Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

g. Budaya Kerja Puskesmas


5 R:
1. Ringkas : Bedakan antara yang perlu dan tidak perlu dan buang yang
tidak perlu
2. Rapi : Barang harus disimpan secara teratur sehingga siap pakai jika
diperlukan
3. Resik : Bersihkan sampah dan kotoran agar kegiatan pemeriksaan
lebih mudah
4. Rawat : Mempertahankan dan melakukan pengawasan terhadap 3 R
(Ringkas, Rapi, Resik)
5. Rajin : Mentaati peraturan untuk mendorong kegiatan secara mandiri

5S :
1. Senyum : Gerak tawa ekspresif yang tidak bersuara untuk menunjukan
rasa senang, gembira, suka dan sebagainya dengan cara
mengembangkan bibir sedikit
2. Salam : Cara bagi seseorang untuk secara sengaja
mengkomunikasikan kesadaran akan kehadiran orang lain
3. Sapa Perkataan untuk menegur (mengajak bercakap-cakap)
4. Sopan : Perilaku yang mencerminkan kebaikan dan keramahan
: kepada orang lain terutama orang yang lebih tua umurnya
dari kita
5. Santun : Kemampuan memilih kata-kata sesuai isi atau pesan yang
disampaikan sesuai dengan tata nilai, tidak kasar, tidak
melukai perasaan orang lain dan kosa katanya enak di dengar

h. Peraturan Internal Puskesmas


1. Jam Datang dan Pulang Kantor
- Jam Datang : 07.00 WIB
- Jam Pulang : Senin- Kamis : 14.00 WIB
Jumat : 11.00 WIB
Sabtu : 12.30 WIB
2. Aturan Berpakaian Bagi Staf
- Senin : Pakaian seragam keki untuk semua staf, sepatu hitam, jilbab putih
(bagi wanita), atribut lengkap

9|UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI


Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

- Selasa : Pakaian Batik


 Minggu 1: Batik Merah,
 Minggu 2: Batik Coklat,
 Minggu 3&4 : Batik bebas
- Rabu : Pakaian putih hitam
- Kamis : Pakaian nyunda kebaya ( wanita), pakaian pangsi, iket dan sandal
bestong (laki laki)
- Jum’at : Pakaian Olahraga/Busana muslim
- Sabtu : Pakaian bebas sopan
3. Pelaksanaan Apel Pagi dilaksanakan pukul 07.30 WIB
4. Setiap hari petugas wajib memakai PIN dan Name Tag
5. 10 menit sebelum apel pagi, dilakukan kegiatan pembersihan di masing masing
ruangan
6. Setiap hari petugas di unit pelayanan di wajibkan melakukan senam relaxasi pada
jam 10.00 WIB
7. Safety Breafing di bacakan 1 mgg 1x di Ruang tunggu dan di aula jika ada
pertemuan
8. Setiap petugas di unit pelayanan wajib memakai APD dan melaksanakan Hand
hygiene
9. Mematikan Listrik,AC, komputer,printer,kompor gas dan air kran apabila sudah
tidak di perlukan
10. Membuang sampah harus di pilah sesuai jenisnya ( sampah medis dan non medis)
11. Petugas yang memberikan pelayanan memakai jas putih

2. Kebijakan Mutu
Pimpinan Manajemen UPTD Puskesmas Sambongpari telah menetapkan suatu
Kebijakan Mutu Pelayanan Puskesmas yang diketahui dan dimengerti oleh seluruh
jajaran pengelola dan seluruh karyawan Puskesmas. Kebijakan Mutu tersebut adalah :
a. UPTD Puskesmas Sambongpari berkomitmen untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan, harapan pelanggan,
perbaikan mutu dan keselamatan pasien dengan motto “ Anda Sehat, Kami Bahagia
“. Untuk itu kami berkomitmen untuk memperbaiki proses pelayanan berdasarkan
fakta.
b. Kebijakan teknis dalam perbaikan mutu dan keselamatan pasien ada pada lampiran
pedoman ini.

10 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)


Sistem Manajemen Mutu dalam Dokumen Manual Mutu ini diuraikan dengan
menjelaskan proses pelayanan yang berlangsung dan dijalankan oleh UPTD Puskesmas
Sambongpari. Penyelenggaraan upaya kesehatan di Puskesmas Sambongpari ini
sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun
2014 terdiri dari Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) tingkat pertama serta menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat pengembangan dan dalam menyelenggarakan upaya kesehatan diatas
dilaksanakan pelayanan penunjang. Adapun uraian proses bisnis di UPTD Puskesmas
Sambongpari dalam implementasi manual mutu ini, sebagai berikut :
A. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) esensial :
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
4. Pelayanan Gizi Masyarakat
5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

B. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) :


1. Pelayanan Rawat Jalan
a. Pemberi layanan pemeriksaan Umum
b. Pemberi layanan pemeriksaan Gigi dan Mulut
c. Pemberi layanan KIA/KB
d. Pemberi layanan MTBS
e. Pemberi layanan Kefarmasian
f. Pemberi layanan Laboratorium
g. Pemberi layanan Gizi
h. Pemberi layanan TB Paru
i. Pemberi layanan Konseling HIV AIDS
j. Pemberi layanan Konseling Remaja
k. layanan Kesehatan Haji
l. Pemberi layanan Terpadu
m. Pelayanan Kegawatdaruratan
n. Pemberi layanan kegawatdaruratan kecelakaan
o. Pemberi layanan kegawatdaruratan ibu hamil
p. Pemberi tanggap pelayanan gawat darurat

11 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

2. Pelayanan Kesehatan Rujukan


3. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Pengembangan :
a. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
b. Kesehatan Kerja
c. Kesehatan Olah Raga
d. Kesehatan Indera
e. Kesehatan Gigi Masyarakat
f. Kesehatan Jiwa
g. Kesehatan Usia Lanjut
h. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Manual Mutu ini disusun berdasarkan standar persyaratan akreditasi
Puskesmas, yang meliputi: persyaratan umum sistem manajemen mutu, tanggung jawab
manajemen, manajemen sumber daya, proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Masyarakat, Pelayan Klinis Perseorangan, dan Upaya Kesehatan
Pengembangan dan Penunjang sebagaimana yang diuraikan pada proses bisnis.
Dalam penyelenggaraan UKM dan UKP ini memperhatikan keselamatan sasaran/pasien
dengan menerapkan manajemen risiko.

C. Tujuan
Manual Mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas Sambongpari dalam membangun
sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKM maupun untuk penyelenggaraan
pelayanan klinis (UKP).

D. Landasan Hukum dan Acuan


Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun manual mutu ini adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587;

12 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3637);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 8737);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan;
8. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 857 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penilaian Kinerja Sumber Daya Manusia Kesehatan di Puskesmas;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan Perseorangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 122);
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Puskesmas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1118);
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 6 Tahun 2013 tentang Kriteria Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Terpencil, Sangat Terpencil, dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang Tidak
Diminati (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 153);
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
906);
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan
Kesehatan;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi;

13 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Acuan yang digunakan dalam menyusun manual mutu ini adalah :


1. Standar Akreditasi Puskesmas yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015.
2. Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, yang
diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
Tahun 2015.

E. Istilah dan Definisi


1. Dokumenadalah segala benda yang berbentuk barang, gambar, ataupun tulisan sebagai
bukti dan dapat memberikan keterangan yang penting dan absah.
2. Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target
yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya.
3. Efisiensi adalah sebagai kemampuan suatu unit pelayanan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, efisiensi selalu dikaitkan dengan tujuan organisasi yang harus dicapai.
4. Kebijakan Mutu adalah maksud dan arahan menyeluruh dari suatu organisasi tentang
mutu yang dinyatakan secara resmi oleh manajemen puncak. Point dalam kebijakan ini
haruslah mencakup komitmen untuk mengikutsertakan persyaratan dan meningkatkan
keefektifan secara terus menerus dari suatu sistem manajemen mutu dan harus konsisten
dengan kebijakan organisasi secara keseluruhan.
5. Kepuasan Pelanggan adalah perasaan senang seseorang yang muncul setelah
membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap pelayanan yang telah diterima.
6. Pasien adalah seorang individu yang mencari atau menerima pelayanan/perawatan
medis.
7. Pedoman/Manual Mutu adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah –
langkahyang harus dilakukan dan merupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan.
8. Pelanggan adalah orang yang menggunakan atau memanfaatkan layanan Puskesmas.
9. Perencanaan Mutu adalah suatu proses kegiatan secara urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.
10. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Antara sarana dan prasarana tidak terlalu
jauh berbeda, karena keduanya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk
membedakannya, sarana lebih ditujukan kepada benda-benda yang bergerak, sedangkan
prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak.

14 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

11. Proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan dapat
ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh, setiap
tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang diinginkan.
12. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggaraka upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
13. Rekaman merupakan bagian dari dokumen yang merupakan bukti bahwa kegiatan sudah
dilakukan.
14. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud
atau tujuan pencapaian proses pelayanan yang bermutu.
15. Sasaran Mutu adalah target dari masing masing layanan/program yang ingin dicapai
dalam jangka waktu tertentu.
16. Tindakan Korektif merupakan tindakan perbaikan yang dilakukan setelah terjadi suatu
kejadian.
17. Tindakan Preventifmerupakan tindakan pencegahan yang dilakukan sebelum munculnya
suatu kejadian.

Program pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas :


1. Usaha Kesehatan Sekolah Adalah pembinaan kesehatan masyarakat yang dilakukan
petugas Puskesmas di sekolah-sekolah (SD,SMP dan SMA) di wilayah kerja
Puskesmas.
2. Kesehatan Olah Raga adalah semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu
pengetahuan fisik untuk meningkatkan kesegaran jasmani masyarakat, baik atlet
maupun masyarakat umum. Misalnya pembinaan dan pemeriksaan kesegaran jasmani
anak sekolah dan kelompok masyarakat yang dilakukan puskesmas di luar gedung.
3. Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah program pelayanan penanganan kasus
tertentu dari kunjungan puskesmas akan ditindak lanjuti atau dikunjungi ke tempat
tinggalnya untuk dilakukan asuhan keperawatan individu dan asuhan keperawatan
keluarganya.
4. Kesehatan Kerja adalah program pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
masyarakat pekerja informal maupun formal di wilayah kerja puskesmas dalam rangka
pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan
pekerjaan dan lingkungan kerja.
5. Kesehatan Gigi dan Mulut adalah program pelayanan kesehatan yang dilakukan
Puskesmas kepada masyarakat baik dalam maupun luar gedung untuk mengatasi
kelainan atau penyakit rongga mulut dan gigi.
15 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

6. Kesehatan Jiwa Adalah program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga
Puskesmas dengan di dukung oleh peran serta masyarakat dalam rangka mencapai
derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui kegiatan pengenalan/deteksi
dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa dan konseling jiwa. Sehat jiwa
adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat
menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri
sendiri dan orang lain.
7. Kesehatan Mata adalah program pelayanan kesehatan terutama pemeliharaan
kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) di bidang mata dan pencegahan
kebutaan oleh tenaga kesehatan Puskesmas di dukung oleh peran aktif masyarakat.
8. Kesehatan Lanjut Usia adalah program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh
tenaga Puskesmas dengan dukungan serta aktif masyarakat dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat usia lanjut melalui Posbindu Lansia.
9. Pembinaan Pengobatan Tradisional adalah program pembinaan terhadap pelayanan
tradisional, pengobatan tradisional dan cara pengobatan tradisional. Yang dimaksud
pengobatan tradisional adalah pengobatan yang dilakukan secara turun temurun, baik
yang herbal (jamu), alat tusuk (tusuk jarum, juru sunat) maupun keterampilan (pijat,
patah tulang).
10. Kesehatan Haji adalah program pelayanan kesehatan untuk calon jemaah haji yang
meliputi pemeriksaan kesehatan, pembinaan kebugaran dan pemantauan kesehatan
jamaah yang kembali ( pulang) dari menunaikan ibadah haji.
11. Program Penunjang adalah program puskesmas yang dilaksanakan sebagai kegiatan
tambahan yang harus dilaksanakan untuk mendukung semua unit layanan sesuai
kemampuan sumber daya manusia dan material puskesmas dalam melakukan
pelayanan.

16 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN
SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN

A. Persyaratan Umum
UPTD Puskesmas Sambongparimenetapkan, mendokumentasikan, memelihara sistem
manajemen mutu sesuai dengan Standar Akreditasi Puskesmas. Sistem ini disusun untuk
memastikan telah diterapkannya persyaratan pengendalian terhadap proses-proses
penyelenggaraan pelayanan Puskesmas baik penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat
(UKM) maupun upaya pelayanan klinis (UKP), yang meliputi kejelasan proses pelayanan
dan interaksi proses dalam penyelenggaraan pelayanan, kejelasan penanggung jawab,
penyediaan sumber daya, penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan
yang berdasar kebutuhan masyarakat/pelanggan, verifikasi terhadap rencana yang disusun,
pelaksanaan pelayanan, dan verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasil – hasil yang
dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.

B. Pengendalian Dokumen
Uraian Sistem Manajemen Mutu Puskesmas Sambongpari dalam pengendalian dokumen
dijelaskan dalam dokumentasi yang disusun dengan struktur sebagai berikut :
 Dokumen level 1 : menjelaskan Kebijakan dan uraian singkat sistem manajemen mutu
UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI (terdiri atas SK);
 Dokumen level 2 : menjelaskan rincian metode dan cara kerja pelaksanaan proses/
sistem manajemen mutu UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI berupa
Pedoman/Manual;
 Dokumen level 3 : sebagai penunjang pelaksanaan prosedur pelayanan kesehatan
UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI yang terdiri dari berupa formulir-formulir dan
Standar Operasional Prosedur (SOP);
 Dokumen level 4 : Rekaman-rekaman sebagai catatan sebagai akibat pelaksanaan
kebijakan, pedoman dan prosedur, distribusi, penyimpanan, pencarian kembali, dan
proses penarikan dokumen yang kadaluwarsa, maupun formulir-formulir, catatan-
catatan hasil kegiatan serta dokumen lainnya.

Pengendalian dokumen Puskesmas ini merupakan sistem pengendalian dokumen yang


meliputi penyetujuan dokumen untuk kecukupan sebelum terbit kemudian menelaah dan
memperbaharui jika diperlukan dan persetujuan memberlakukan ulang dokumen,
memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen teridentifikasi,
memastikan bahwa versi yang relevan dari dokumen yang diterapkan tersedia ditempat
17 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

pengguna, memastikan bahwa dokumen tetap dapat terbaca dan segera dapat teridentifikasi,
memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar dokumentasi yang ditetapkan oleh
organisasi yang penting untuk perencanaan dan operasional system manajemen mutu
diidentifikasi dan distribusinya dikendalikan, mencegah penggunaan tidak sengaja dokumen
kadaluwarsa dan untuk menerapkan identifikasi yang sesuai kepada dokumen bila disimpan
untuk maksud apapun.

1. Perubahan dan Penerbitan Dokumen Mutu


Manajemen Mutu bertanggung jawab atas pengendalian Dokumen Mutu yang meliputi
Penyusunan, Penerbitan, Distribusi dan Perubahan. Persetujuan atas penerbitan
Dokumen Mutu dilakukan oleh Kepala Puskesmas.
Perubahan isi Dokumen Mutu dilakukan dengan mengganti halaman atau bagian yang
terjadi perubahan dan kemudian diterbitkan Dokumen Mutu yang baru dengan status
revisi yang baru. Setiap perubahan yang dilakukan harus dicatatkan pada Daftar
Perubahan/Revisi – Pedoman/Manual Mutu.

2. Distribusi Dokumen Mutu


Manajemen Mutu bertanggung jawab untuk memegang Master copy (dokumen induk)
dari Dokumen Mutu. Salinan Dokumen Mutu akan didistribusikan kepada pihak-pihak
yang ditentukan oleh Manajemen Puskesmas Sambongpari.
Setiap salinan yang dibuat dan didistribusikan akan diberikan tanda/cap status
pengendalian salinan tersebut. Manajemen Mutu bertanggungjawab untuk mencatatkan
pemegang salinan Dokumen Mutu ini, baik untuk salinan yang terkendali maupun tidak
terkendali, dalam Daftar Dokumen Internal.

3. Pengendalian dan Status Dokumen Mutu


a. Dokumen Induk (Master Dokumen) merupakan dokumen asli dan telah disahkan
oleh Kepala Puskesmas Sambongpari dan tidak dilakukan pemberian stempel
Puskesmas.
b. Dokumen terkendali adalah Dokumen yang didistribusikan kepada sekretariat/tiap
unit/ pelaksana, terdaftar dalam Daftar Distribusi Dokumen Terkendali, dan
menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan dan dapat ditarik bila ada perubahan
(revisi). Dokumen ini diberi tanda/stempel “TERKENDALI” dan Puskesmas
Sambongpari.
c. Dokumen tidak terkendali merupakan Dokumen yang didistribusikan untuk
kebutuhan eksternal atau atas permintaan pihak di luar FKTP digunakan untuk
keperluan insidentil, tidak dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan

18 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

pekerjaan dan memiliki tanda/stempel “TIDAK TERKENDALI”. Yang berhak


mengeluarkan dokumen ini adalah Penanggung jawab Manajemen Mutu dan
tercatat pada Daftar Distribusi Dokumen Tidak Terkendali.
d. Dokumen Kedaluarsa adalah Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh
karena telah mengalami perubahan/revisi sehingga tidak dapat lagi menjadi acuan
dalam melaksanakan pekerjaan. Dokumen ini harus ada tanda/stempel
“KADALUARSA”. Dokumen induk diidentifikasi dan dokumen sisanya
dimusnahkan.

C. Pengendalian Rekam Implementasi


Pengendalian rekam implementasi di Puskesmas Sambongpari meliputi dokumen yang
menjadi bukti obyektif dari kegiatan yang dilakukan atau hasil yang dicapai didalam
kegiatan Puskesmas dalam melaksanakan regulasi internal atau kegiatan yang direncanakan.
Penyimpanan rekam implementasi program diarsipkan oleh masing-masing pelaksana
program untuk dilakukan evaluasi dalam lokakarya bulanan, dan hasil implementasi mutu
disimpan sekretariat manajemen mutu untuk kemudian dilakukan tinjauan manajemen mutu.

19 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

D. Tata Naskah di Lingkungan UPTD Puskesmas Sambongpari

PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA


UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI
Jalan Mayor S.L Tobing No. 83 Telp. (0265) 347170
E-mail : puskesmas.sambongpari@yahoo.co.id
TASIKMALAYA
Kode Pos 46181

PEDOMAN PENYUSUNAN TATA NASKAH

Tata Naskah Dinas yang seragam di lingkungan UPTD Puskesmas Sambongpari Kota
Tasikmalaya akan sangat mendukung kelancaran administrasi, komunikasi, informasi dan
pelayanan dalam rangka pelaksanaan tugas.
Penyusunan Naskah Dinas tersebut harus didasarkan pada peraturan perundangan, baik
Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan Kepala
Daerah, Peraturan Menteri dan pedoman-pedoman teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan
oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama ,
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Dasar Tahun 2015, Peraturan Walikota Tasikmalaya
No. 58 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas, Peraturan Walikota Tasikmalaya No.
24 Tahun 2016 tentang Klasifikasi Arsip, Keputusan Kepala Dinas Kesehatan No.440/Kep.126-
Dinkes/2017 tentang Klasifikasi Arsip, digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Tata
Naskah di lingkungan UPTD Puskesmas Sambongpari.
Naskah Dinas yang digunakan di UPTD Puskesmas Sambongpari , a.l ,sebagai berikut :

20 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

1. Kop Naskah Dinas pada UPTD Puskesmas Sambongpari

PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA


UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI
Jalan Mayor S.L Tobing No. 83 Telp. (0265) 347170
E-mail : puskesmas.sambongpari@yahoo.co.id
TASIKMALAYA
Kode Pos 46181

Arial 14
Arial Black 18 Arial 12

a. Naskah dinas menggunakan kertas F4


b. Kop Naskah Dinas menggunakan paragraf/spasi : single
c. Gambar Lambang Daerah yang berwarna diletakan dimargin kiri atas
d. Tulisan “PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA” dengan jenis huruf Arial ukuran 14
e. Nama instansi “UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI“ dengan huruf Arial Black uk 18
f. Alamat Kantor dan No Telepon “Jalan Mayor S.L Tobing No. 83 Telp. (0265) 347170”
dengan jenis huruf Arial ukuran 12
g. E-mail “puskesmas.sambongpari@yahoo.co.id” dengan jenis huruf Arial ukuran 12
h. Dibawahnya ditulis “TASIKMALAYA“ dengan huruf kapital ditengah margin,jenis huruf
Arial ukuran 12
i. Kode Pos “46181“ dengan jenis huruf Arial ukuran 12 ditempatkan di margin kanan bawah
j. Kop surat ini dapat dipergunakan untuk format a.l : Surat Keputusan, Surat Keterangan,
Surat Tugas, Surat Perintah, Surat Dinas, Surat Undangan, Nota Dinas, Surat Perjanjian,
KAK
k. Nama Jabatan, Nama jabatan yang menandatangani naskah dinas bersifat mengatur ditulis
dengan huruf KAPITAL
l. Nama Jabatan, Nama jabatan yang menandatangani naskah dinas bersifat tidak mengatur
ditulis dengan huruf awal Kapital
m. Ketentuan Jarak Spasi :
- Jarak antara bab dan judul , dua spasi
- Jika judul lebih dari satu baris, maka antara baris pertama dan kedua, satu spasi
- Jarak antara judul dengan sub judul, dua spasi
- Jarak antara sub judul dengan uraian, 2 spasi
- Jarak masing-masing baris disesuaikan dengan keperluan
n. Penentuan Ukuran/Batas/ruang tepi naskah dinas
Page Setup :

21 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

1). Paper : Custom size


Width : 21,5 cm
Height : 33 cm
2). Margin
- Ruang tepi atas/Top : minimal 2 cm
- Ruang tepi bawah/Bottom : minimal 2 cm
- Ruang tepi kiri/Left : minimal 3 cm
- Ruang tepi kanan/Right : minimal 2 cm
o. Penomoran Halaman
1) Penomoran halaman pada pembuatan SOP mencantumkan jumlah semua halaman dan
ditulis pada kanan bawah , contoh penulisan halaman : 1/3
2) Penomoran halaman pada pembuatan KAK mencantumkan nomor halaman ditulis pada
kanan bawah, contoh : 1 .
3) Pembuatan SK tidak mencantumkan nomor halaman
2. Penomoran Surat / Klasifikasi Arsip
a. Nomor Surat Dinas, meliputi :
1). Kode klasifikasi arsip
2). Nomor urut surat
3). Singkatan Unit Kerja
4). Tahun
Contoh Format : 440/…/I/SBPR/2018
b. Nomor Surat Keputusan, meliputi :
1). Kode klasifikasi arsip
2). Nomor urut surat
3). Singkatan Unit Kerja
4). Tahun
Contoh Format : 445.4/Kep.xxx-SBPR/2018

Kode Klasifikasi Arsip , mengacu pada pedoman ;


- Peraturan Wali Kota Tasikmalaya No. 24 Tahun 2016 tentang Klasifikasi Arsip di
Lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya.
- Klasifikasi Arsip di Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, nomor
440/Kep.126-Dinkes/2017 tentang Klasifikasi Arsip di Lingkungan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya

22 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

3. Format Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sambongpari

PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA


UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI
Jalan Mayor S.L Tobing No. 83 Telp. (0265) 347170
E-mail : puskesmas.sambongpari@yahoo.co.id
TASIKMALAYA
Kode Pos 46181

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI


KOTA TASIKMALAYA
NOMOR : 445.4/Kep.xxx-SBPR/2018

Mengacu pada kop naskah TENTANG


PKM Sambongpari
ABCD

KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI KOTA TASIKMALAYA,

Menimbang : a. bahwa……………………….…….. ;
b. bahwa…………….……………….. ;
Spasi
Mengingat : 1. Un……………….…………………. ; Single
2. Pe……….……….…………………. ;
Jarak
Enter 1
MEMUTUSKAN x

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI


TENTANG ABCD DI UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI
KOTA TASIKMALAYA

KESATU : Ab………………………………………………….. ;

KEDUA : Ab………………………………………………….. ;

KETIGA : Ab………………………………………………….. ;

Jarak Enter
minimal 2 x Ditetapkan di Tasikmalaya
pada tanggal ………………......
KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI,
Jarak Enter
minimal 4 x

H. SUROYO, S.IP.,M.Kes
Huruf NIP. 19690214 199403 1 008
Bookman Old
Style ukuran 12

23 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

LAMPIRAN
Jika ada Lampiran
KEPUTUSAN KEPALA UPTD
Diletakan disebelah
kanan margin PUSKESMAS SAMBONGPARI
NOMOR 445.4/Kep.xxx-SBPR/2018
TENTANG
ABCD DI UPTD PUSKESMAS
SAMBONGPARI
Bagian Atas Lampiran KOTA TASIKMALAYA
Ukuran terpanjang 1
Baris adalah Nomor

ISI LAMPIRAN

KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI,


Bagian Bawah
Lampiran
ada tanda baca
Koma

H. SUROYO, S.IP.,M.Kes
NIP. 19690214 199403 1 008

Keterangan :
24 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

a. Pengertian
Naskah Dinas dalam bentuk dan susunan produk hukum yang bersifat penetapan
konkrit,individual, dan final
b. Wewenang Penetapan dan Penandatanganan
Pejabat yang berwenang menetapkan dan menandatangani adalah Keputusan Kepala
Puskesmas Sambongpari
c. Susunan
c.1. Kepala
Bagian Keputusan Kepala terdiri dari :
- Kop naskah dinas
- Tulisan Keputusan dan Nama Jabatan Kepala Puskesmas ditulis dengan huruf kapital
ditempatkan ditengan margin di bawah kop naskah dinas
- Nomor Keputusan ditulis dengan huruf kapital ditempatkan ditengan margin
- Kata penghubung tentang ditulis dengan huruf kapital
- Judul Keputusan ditulis dengan huruf capital
- Nama jabatan Kepala Puskesmas ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
baca koma

c.2. Konsiderans
(Pertimbangan yang menajadi dasar petetapan keputusan,peraturan dan sebagainya)
- Kata Menimbang yaitu konsiderans yang memuat alasan / tujuan / kepentingan /
pertimbangan tentang perlu ditetapkannya Keputusan
- Kata mengingat yaitu konsiderans yang memuat peraturan perundang-undangan sebagai
dasar pengeluaran Keputusan
- Apabila diperlukan dalam konsiderans dapat ditambah diktum membaca atau
memperhatikan sesuai dengan keperluan

c.3. Diktum
(Pernyataan resmi dari ketetapan yang mengandung keputusan)
- Diktumdimulai dengan kata memutuskan yang ditulis dengan huruf kapital dan diikuti
kata menetapkan ditepi kiri dengan hurup awal kapital

c.4 Batang Tubuh


- Keputusan diuraikan dengan bilangan bertingkat/diktum Kesatu, Kedua, Ketiga dan
seterusnya

c.5 Penutup

25 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

- Rumusan pengesahan dan penetapan Keputusan diletakan disebelah kanan


- Tempat dan tanggal penetapan Keputusan
- Nama Jabatan, KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI, ditulis dengan huruf
kapital dan diakhiri tanda koma
- Nama lengkap beserta gelar Kepala UPTD Puskesmas ditulis dengan huruf kapital, dan
NIP

d. Hal yang perlu diperhatikan


- Penggunaan tanda baca koma ( , ) , titik koma ( ; ) disesuaikan dengan contoh format
Surat Keputusan
- Pembuatan Kop Naskah mengacu pada pedoman Kop Naskah Dinas menggunakan
hurup Arial
- Mulai dari Kata awal Keputusan sampai akhir isi Keputusan menggunakan huruf
Bookman Old Style ukuran 12

4. Format SOP
Jenis Huruf
Arial 12 Bold 26 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

1 Spasi

EFGH
No.Dokumen : SOP/ADM-001/2018
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 04/01/2018
Halaman : ../..
UPTD PUSKESMAS H. SUROYO, S.IP.,M.Kes
SAMBONGPARI NIP. 19690214 199403 1 008
1. Pengertian Efgh adalah

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan


Efgh

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sambongpari Nomor


445.4/Kep.xxx-SBPR/2018 tentang EFGH di UPTD Puskesmas
Sambongpari Kota Tasikmalaya

4. Referensi Dokumen eksternal…sebutkan

5. Prosedur/
Langkah-
langkah

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang Observasi kepada pasien , dll


perlu (isi jika ada hal yang penting)
diperhatikan

8. Unit terkait
9. Dokumen
terkait

10. Rekaman
historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Jenis Huruf Arial 12

Keterangan :

27 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

a. SOP menggunakan kertas ukuran F4


b. Penentuan ukuran/batas/ruang tepi sama dengan Naskah Dinas
c. Penomoran dokumen SOP berdasarkan sbb :
1) SOP bagian Administrasi dan Manajemen : SOP/ADM-001/2018 , dst
2) SOP bagian UKM : SOP/UKM-001/2018, dst
3) SOP bagian UKP : SOP/UKP-001/2018, dst
d. Judul SOP dan “ SOP “ menggunakan hurup Kapital Arial ukuran 12
e. “UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI” hurup kapital Arial ukuran 12
f. Hurup yang lainnya menggunakan hurup arial ukuran 12 tidak Kapital
g. Gambar logo Pemerintah Kota Tasikmalaya di letakan di sebelah kiri atas
h. Gambar logo Puskesmas diletakan disebelah kanan atas
i. Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua dan seterusnya SOP dibuat
tanpa menyertakan kop/heading.
j. Format SOP bias menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan
k. Isi SOP , meliputi :
1) Pengertian: diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau definisi tentang
istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/menimbulkan
multi persepsi.
2) Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci : “ Sebagai acuan
penerapan langkah-langkah untuk ……”
3) Kebijakan: berisi kebijakan/SK Kepala Puskesmas yang menjadi dasar dibuatnya SOP
tersebut,
4) Referensi: berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa berbentuk
buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka.
5) Prosedur/Langkah-langkah : bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan
langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
6) Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart) : langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan
diagram alir/bagan alir untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-langkahnya.
7) Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses kerja
tersebut
8) Dokumen terkait : Formulir / dokumen yang berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan
SOP tersebut
9) Rekam Historis Perubahan : Diisi jika SOP tersebut mengalami perubahan

5. Format Daftar Tilik

28 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA


UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI
Jalan Mayor S.L Tobing No. 83 Telp. (0265) 347170
E-mail : puskesmas.sambongpari@yahoo.co.id
TASIKMALAYA
Kode Pos 46181

DAFTAR TILIK
Jenis Huruf Arial 12
IJKLM

Unit Audit : …......................................................................................


Tanggal Pelaksanaan : …......................................................................................
Pelaksana : …......................................................................................

PELAKSANAAN
NO PROSEDUR YA/ TIDAK
SESUAI SESUAI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

CR : £ Prosedur yang sesuai SOP


x 100%
£ Prosedur keseluruhan dalam SOP

Tasikmalaya, ………………......
Ketua TIM PMKP Pemeriksa

………………………................
………………………................ NIP.
NIP.
6. Format Kerangka Acuan Kerja (KAK)

29 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA


UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI
Jalan Mayor S.L Tobing No. 83 Telp. (0265) 347170
E-mail : puskesmas.sambongpari@yahoo.co.id
TASIKMALAYA
Kode Pos 46181

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


………………………………….
Jenis Huruf Arial 12

I. Pendahuluan
II. Latar belakang
III. Tujuan umum dan tujuan khusus
IV. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
V. Cara melaksanakan kegiatan
VI. Sasaran
VII. Jadwal pelaksanaan kegiatan
VIII. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
IX. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan

Tasikmalaya, ………………......
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Sambongpari Penanggung Jawab ADMEN/UKM/UKP

………………………...................
H. Suroyo, S.IP.,M.Kes NIP.
NIP. 19690214 199403 1 008

Keterangan :
a. Format KAK menggunakan tata naskah KOP surat UPTD Puskesmas Sambongpari
b. Judul KAK mengunakan huruf kapital jenis huruf arial ukuran 12
c. Isi KAK mengunakan huruf arial ukuran 12
d. Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang akan dilakukan di Puskesmas
yang dibuat sesuai dengan Standar Akreditasi Puskesmas
e. Dalam menyusun kerangka acuan harus jelas tujuan dan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan dalam mencapai tujuan. Tujuan dibedakan atas tujuan umum yang merupakan
tujuan secara garis besar dari keseluruhan program/kegiatan, dan tujuan khusus yang
30 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

merupakan tujuan dari tiap-tiap kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kerangka acuan harus
dijelaskan bagaimana cara melaksanakan kegiatan agar tujuan tercapai, dengan penjadualan
yang jelas, dan evaluasi serta pelaporan.
f. Contoh Sistematika Kerangka Acuan sebagai berikut:
1) Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih terkait
dengan upaya/ kegiatan
2) Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program tersebut
disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan program
tersebut dapat lebih kuat.
3) Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan Program/kegiatan. Tujuan umum adalah tujuan
secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci
4) Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya tujuan Program/kegiatan. Oleh karena itu antara tujuan
dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
5) Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan pokok dan
rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain dengan membentuk tim, melakukan
rapat, melakukan audit, dan lain-lain
6) Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai
tujuan-tujuan upaya/ kegiatan .Sasaran Program/kegiatan menunjukkan hasil antara
yang diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :
a) Specific :
sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan, bukan cara
pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur yang jelas sehingga
dapat dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik.

b) Measurable :
sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk memastikan apa dan kapan
pencapaiannya. Akontabilitas harus ditanamkan kedalam proses perencanaan. Oleh

31 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

karenanya meetodologi untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan upaya/


kegiatan) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait dengan sasaran tersebut
dilaksanakan.
c) Agressive but Attainable :
apabila sasaran harus dijadikan standar keberhasilan, maka sasaran harus
menantang, namun tidak boleh mengandung target yang tidak layak.
d) Result oriented :
sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan hasil yang ingin dicapai. Misalnya :
mengurangi komplain masyarakat terhadap pelayanan rawat inap sebesar 50%
e) Time bound :
sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang relatif pendek, mulai dari
beberapa minggu sampai beberapa bulan (sebaiknya kurang dari 1 tahun). Kalau
ada Program/kegiatan 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan lebih
mudah dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila dibuat sesuai
dengan batas-batas tahun anggaran di Puskesmas.
7) Jadwal pelaksanaan kegiatan
Schedule atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian
kegiatan yang akan dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk bagan Gantt
8) Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan
kegiatan terhadap jadual yang direncanakan. Jadual tersebut akan dievaluasi setiap
berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada
pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki sehingga
tidak mengganggu Program/kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam
kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan
kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat laporan evaluasi
pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan tersebut harus dibuat. Jadi yang harus
ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara bagaimana membuat laporan evaluasi dan
kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
9) Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka acuan adalah
bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kapan laporan harus
diserahkan dan kepada siapa saja laporan tersebut harus diserahkan.

32 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan Program/kegiatan secara


menyeluruh.Jadi yang di tulis didalam kerangka acuan, bagaimana melakukan evaluasi
dan kapan evaluasi harus dilakukan.
Jika diperlukan, dapat ditambahkan butir-butir lain sesuai kebutuhan, tetapi tidak
diperbolehkan mengurangi, misalnya rencana pembiayaan dan anggaran
10) KAK di tanda tangani oleh penangung jawab program (Admen/UKM/UKP) dan
diketahui oleh Kepala UPTD Puskesmas
11) Isi dari format KAK bisa menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan

7. Format Surat Tugas

33 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA


UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI
Jalan Mayor S.L Tobing No. 83 Telp. (0265) 347170
E-mail : puskesmas.sambongpari@yahoo.co.id
TASIKMALAYA
Kode Pos 46181

SURAT TUGAS
Nomor : 800/…/I/SBPR/2018

KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI,


Menimbang : a.bahwa………………………… ;
: b.bahwa………………………… ;

Dasar : 1…………………………………..;
: 2…………………………………..:

MEMBERI TUGAS

Kepada Nama :
NIP :
Pangkat :
Jabatan :

Untuk Melaksanakan :
Selama :
Pada Tanggal :
Tempat :

Dikeluarkan di : Tasikmalaya
Pada Tanggal : 5 September 2018
Kepala UPTD Puskesmas Sambongpari

H. Suroyo, S.IP.,M.Kes
Pembina, IV/a
NIP. 19690214 199403 1 008

Tembusan :
1.
2.

LAMPIRAN SURAT TUGAS


NOMOR …………………….
TANGGAL …………………
34 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

DAFTAR NAMA PEGAWAI YANG DITUGASKAN

No Urut Nama NIP Pangkat Jabatan Keterangan

Kepala UPTD Puskesmas Sambongpari

H. Suroyo, S.IP.,M.Kes
NIP. 19690214 199403 1 008

Keterangan Naskah Surat Tugas :


1. Tulisan “SURAT TUGAS” dicantumkan di bawah kop naskah dinas , ditulis dengan huruf
kapital, diikuti nomor surat tugas ditulis dengan huruf awal capital simetris dibawahnya
2. Menimbang meliputi pertimbangan yang memuat alasan ditetapkannya surat tugas
3. Dasar memuat ketentuan yang dijadikan landasan ditetapkannya surat tugas
4. Nama jabatan yang menadatangani ,ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap unsurnya,
dan diakhiri dengan tanda baca koma
5. Nama lengkap pejabat yang mendatangani ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap
unsurnya
6. Tembusan surat tugas disampaikan kepada pejabat/instansi yang terkait
7. Jika tugas merupakan tugas kolektif , daftar pegawai yang ditugasi dimasukan ke dalam
lampiran

7. Format Surat Undangan

35 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA


UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI
Jalan Mayor S.L Tobing No. 83 Telp. (0265) 347170
E-mail : puskesmas.sambongpari@yahoo.co.id
TASIKMALAYA
Kode Pos 46181

Tasikmalaya,………………………....

Nomor : 445.4/…/SBPR/2018 Kepada


Sifat : ………………….. Yth . ……………………………..............
Lampiran : ………………….. ……………………………............
Hal : Di
……………………………...........

…………………………………….(Alinea Pembukaan dan isi)……………………………


………………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………….....

Pada hari, tangga : ……………………………


Waktu : ……………………………
Tempat : ……………………………
Acara : ……………………………

………………………………………....(Alinea Penutup)……….……………………….........
………………………………………………………………………………………………….....
……………………….…………………….…………………….…………………….………....

Kepala UPTD Puskesmas


Sambongpari,

H. Suroyo, S.IP.,M.Kes
NIP. 19690214 199403 1 008

Tembusan :
1.
2.

Keterangan Naskah Surat Undangan :

36 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

1. Surat Undangan adalah naskah dinas yang memuat undangan kepada pejabat/pegawai yang
tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu acara kedinasan
2. Kop surat undangan menggunakan kop surat naskah dinas UPTD Puskesmas Sambongpari
3. Tempat dan tanggal pembuatan surat diketik disebelah kanan dibawah kop surat dinas,
ditulis dengan huruf awal kapital
4. Tulisan “Kepada” diketik dibawah Tempat dan tanggal, selanjutnya ketik dibawahnya
“Yth”,selanjutnya ketik dibawahnya “Di”, selanjutnya ketik dibawahnya tempat tujuan
5. Tulisan “Nomor” diketik disebelah kiri sejajar dengan tulisan “Kepada”,selanjutnya ketik
Sifat,Lampiran dan Hal, diketik berurutan samadisebelah kiri
6. Batang tubuh surat undangan terdiri dari Alinea Pembuka, Alinea isi undangan meliputi
hari, tanggal, waktu dan acara, Alinea Penutup
7. Bagian Penutup surat undangan terdiri dari nama jabatan ditulis dengan huruf awal kapital,
tanda tangan, nama pejabat ditulis dengan huruf awal kapital serta dibubuhi stempe

8. Format Daftar Hadir Kegiatan

37 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA


UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI
Jalan Mayor S.L Tobing No. 83 Telp. (0265) 347170
E-mail : puskesmas.sambongpari@yahoo.co.id
TASIKMALAYA
Kode Pos 46181

DAFTAR HADIR

Hari : ………………………….................
Tanggal : ………………………….................
Waktu : ………………………….................
Tempat : ………………………….................
Acara : ………………………….................

No Nama Jabatan/Instansi Tanda Tangan Keterangan

Tasikmalaya, .....................................
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Sambongpari Penanggungjawab Kegiatan

H. Suroyo, S.IP.,M.Kes ………………………...................


NIP. 19690214 199403 1 008 NIP.

Keterangan Format Daftar Hadir :


1. Kop Naskah menggunakan Kop Naskah Dinas UPTD Puskesmas Sambongpari
2. Tulisan “ DAFTAR HADIR “ ditulis dengan huruf kapital dan diletakan ditengah margin
3. Hari,Tanggal,Waktu,Tempat,Acara, ditulis dengan huruf awal kapital
4. Batang tubuh terdiri dari kolom Nomor urut, Nama, Jabatan/Instansi, Tanda Tangan / paraf,
Keterangan.
5. Penutup memuat, tempat kegiatan, tanggal, bulan, tahun diletakan disebelah kanan margin
6. Nama lengkap jabatan penanggungjawab kegiatan diletakan diselah kanan, tulis dengan
hurup awal kapital disertai NIP
7. Diketahui oleh Kepala UPTD Puskesmas Sambongpari, diletakan disebelah kiri, nama
pejabat ditulis dengan huruf awal kapital disertai NIP
9. Format Notulen Kegiatan

38 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA


UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI
Jalan Mayor S.L Tobing No. 83 Telp. (0265) 347170
E-mail : puskesmas.sambongpari@yahoo.co.id
TASIKMALAYA
Kode Pos 46181

NOTULEN

Pertemuan /Rapat :
Hari / Tanggal :
Waktu Panggilan :
Waktu Pertemuan/Rapat :
Acara : 1.
2.
3.
4
5.
Pimpinan Pertemuan/Rapat
Ketua :
Sekretaris :
Peserta Pertemuan/Rapat :

Kegiatan Pertemuan/Rapat
Kata Pembukaan :

Pembahasan :

Kesimpulan :

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Sambongpari Pembuat Laporan

H. Suroyo, S.IP.,M.Kes ..............................................


NIP. 19690214 199403 1 008. NIP. ......................................

Keterangan Format Notulen :

39 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

1. Pengertian Notulen adalah naskah dinas yang memuat catatan jalannya kegiatan
siding/rapat/kegiatan, mulai dari acara pembukaan,pembahasan masalah sampai dengan
pengambilan kesimpulan serta penutup
2. Kop Naskah menggunakan Kop Naskah Dinas UPTD Puskesmas Sambongpari
3. Tulisan “NOTULEN“ ditulis dengan huruf kapital dan diletakan ditengan margin
4. Tulisan “Pertemuan/Rapat“ memuat tentang judul dalam sidang/rapat
5. Tulisan “Hari/Tanggal” memuat hari pelaksanaan
6. Tulisan “Waktu Panggilan “ memuat waktu panggilan sidang/rapat
7. Tulisan “Waktu Pertemuan/Rapat “ memuat waktu pelaksanaan
8. Tulisan “Acara “ memuat susunan acara dalam sidang/Rapat
9. Pimpinan Pertemuan/Rapat adalah pegawai/petugas yang diserahi tugas untuk memimpin
Peretemuan/Rapat/Pertemuan
10. Peserta Pertemuan/Rapat adalah peserta kegiatan tersebut
11. Kegiatan Pertemuan/Rapat memuat Pembukaan, Pembahasan, Kesimpulan
12. Penutup memuat Nama Jabatan/Pegawai yang diserahi tugas ditulis dengan huruf kapital dan
diketahui oleh Kepala UPTD Puskesmas Sambongpari
13. Untuk format Nutulen Rapat / Kegiatan bisa menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan kegiatan

BAB III

40 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN

A. Komitmen Manajemen
Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab upaya
kesehatan masyarakat, penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan
Puskesmas bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada manual
mutu ini.

B. Fokus pada Sasaran/Pasien


Pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas dilakukan dengan berfokus pada pelanggan.
Pelanggan dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan pelanggan, perencanaan
penyelenggaraan upaya Puskesmas dan pelayanan klinis, pelaksanaan pelayanan, monitoring
dan evaluasi serta tindak lanjut pelayanan.

C. Kebijakan Mutu
Seluruh karyawan berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang berfokus pada
pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan melakukan penyempurnaan yang
berkelanjutan. Kebijakan mutu dituangkan dalam surat keputusan Kepala Puskesmas yang
meliputi kebijakan mutu pelayan klinis dan kebijakan mutu pelayanan UKM.

D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu


Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan minimal yang
meliputi indikator-indikator pelayanan klinis, indikator penyelenggaraan upaya
puskesmas.Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan,
hak dan kewajiban pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan.
Perencanaan mutu Puskesmas dan keselamatan pasien berisi program-program kegiatan
peningkatan mutu yang meliputi :
1. Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKM maupun UKP
2. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien
3. Penerapan manajemen risiko pada area prioritas
4. Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga
5. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
6. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
7. Peningkatan mutu pelayanan obat
8. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien

E. Struktur Organisasi Tim Mutu

41 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

KETUA TIM MUTU


dr. Leni Noviyanti

SEKRETARIS
Iska Natalia, AM.Keb
TIM AUDIT INTERNAL

Ketua : Hj. Nendah Surtinah, AM.Keb


Anggota : 1. H. Tasripin, S. Kep
2. Susan Nursyamsiah, AM. Keb
3. Ai Yusi Yusnita, AM.Keb

MUTU ADMEN MUTU UKM MUTU UKP


Juhana, S.IP Hetin Herawati, ST dr. Dessy Tri Guntari

F. Tanggung jawab dan Wewenang Personal Organisasi


Tanggung jawab dan wewenang dari personal yang melaksanakan Sistem Manajemen Mutu
dijelaskan dalam Uraian Tugas masing-masing dan fungsi yang ada dan didukung dalam
dokumentasi yang ada.
1. Kepala Puskesmas
a. Tugas Pokok
Mengusahakan agar fungsi Puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik.
b. Fungsi
1) Sebagai pemegang kebijakan
2) Sebagai manajer
c. Kegiatan Pokok
1) Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
2) Membina karyawan Puskesmas dalam pelaksanaan tugas sehari-hari
3) Melakukan pengawasan bagi seluruh pelaksanaan kegiatan/ program
4) Mengadakan koordinasi dengan lintas sektoral dalam upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
5) Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dan masyarakat dalam rangka
peningkatan derajat kesehatan masyarakat
6) Menyusun perencanaan kegiatan Puskesmas dengan dibantu oleh staff Puskesmas

42 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

7) Memonitor dan mengevaluasi kegiatan Puskesmas


8) Melaporkan hasil kegiatan program ke Dinas Kesehatan Kota, baik berupa laporan
rutin maupun laporan khusus
9) Membina petugas dalam meningkatkan mutu pelayanan
10) Melakukan supervisi dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, Posyandu dan kegiatan lain di masyarakat

2. Penanggung Jawab UKM


a. Tugas Pokok
Bertanggung jawab terhadap kegiatan pelayanan UKM di Puskesmas.
b. Fungsi
Mengkoordinir kegiatan UKM lintas program dan lintas sektoral serta mengefektifkan
kelancaran pelaksanaan program.
c. Kegiatan Pokok
1) Mempromosikan kebijakan dan sasaran mutu di seluruh unit pelayanan untuk
meningkatkan kesadaran, motivasi dan keterlibatan karyawan
2) Mempromosikan pelaksanaan pelayanan rawat jalan Puskesmas melalui media
elektronika maupun cetak
3) Menggali potensi di bidang kesehatan melalui kelompok masyarakat
4) Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan UKM di Puskesmas

3. Penanggung jawab UKP


a. Tugas Pokok
1) Bertanggung jawab terhadap kegiatan pelayanan UKP di Puskesmas.
2) Bertanggung jawab terhadap peningkatan sumber daya manusia pelaksana rawat
jalan.
b. Fungsi
Sebagai koordinator pelayanan medik, mengkoordinir kegiatan pelayanan medik di
dalam maupun di luar gedung.
c. Kegiatan Pokok
1) Melaksanakan kegiatan pelayanan pemeriksaan dan pengobatan pasien di
Puskesmas
2) Melaksanakan kegiatan pelayanan kegawatdaruratan bersama petugas medis dan
paramedis
3) Membantu Kepala Puskesmas untuk membina petugas dalam meningkatkan mutu
pelayanan Puskesmas

43 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

4) Bersama dengan koordinator rawat jalan menyusun prosedur-prosedur kegiatan


yang terkait pelayanan rawat jalan
5) Bersama dengan koordinator rawat jalan mengidentifikasi dan mengelola program-
program mutu pelayanan rawat jalan
6) Memastikan pelayanan rawat jalan dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelayanan
yang ditentukan
7) Melaporkan kepada Kepala Puskesmas tentang hasil pelayanan kegiatan di rawat
jalan
8) Melakukan supervisi dan membina petugas di Puskesmas Pembantu dan Posyandu
9) Hubungan antar personal dan fungsi yang ada pada Puskesmas Sambongpari
ditunjukkan dalam suatu Diagram Struktur Organisasi Mutu yang terdapat pada
Lampiran dari Manual Mutu ini.

G. Wakil Manajemen Mutu Puskesmas


Kepala Puskesmas menunjuk seorang wakil manajemen mutu yang bertanggung jawab
untuk mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di Puskesmas, dan dibantu oleh Pokja , tim
audit internal dan sekretariat yang dituangkan dalam Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Sambongpari dengan bagan struktur organisasi manajemen mutu ditunjukkan pada lampiran
dokumen ini, adapun tugas dan fungsi Wakil Manajemen Mutu di Puskesmas Sambongpari
ini sebagai berikut :
1. Memastikan bahwa Sistem Manajemen Mutu Puskesmas Sambongpari ditetapkan,
diimplementasikan/dijalankan dan dipelihara sesuai dengan kebijakan dan tujuannya
serta sesuai dengan persyaratan Standar.
2. Melaporkan hasil pelaksanaan mutu kinerja dari sistem manajemen mutu dan kinerja
pelayanan yang diterapkan tersebut kepada Pimpinan Manajemen Puskesmas
Sambongpari untuk dilakukan peninjauan dan penyempumaan.
3. Memastikan kepedulian dan kesadaran seluruh karyawan Puskesmas Sambongpari
terhadap kebutuhan dan harapan pelanggan/ pasien.
4. Membina dan melakukan hubungan dengan pihak luar dalam hubungannya dengan
Sistem Manajemen Mutu dan Standar.

Wewenang wakil manajemen mutu, sebagai berikut;


1. Mengkoordinir semua kegiatan organisasi untuk menjamin sistem manajemen mutu
ditetapkan dan dipelihara
2. Memastikan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu ditetapkan dan
dipelihara.

44 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

3. Memastikan persyaratan yang diajukan pelanggan tersosialisasikan kepada seluruh


petugas puskesmas
4. Menganalisis kinerja mutu unit kerja
5. Merekomendasikan promosi pelatihan staf/unit kerja
6. Pembimbingan berkelanjutan kepada unit kerja untuk persiapan sertifikasi
7. Menetapkan jadwal internal audit dan eksternal audit secara periodik dan berkelanjutan
8. Merekomendasikan tenaga kesehatan yang dibutuhkan
9. Mewajibkan Koordinator Tata Usaha Puskesmas untuk memiliki dokumen kerja sesuai
tugas pokok dan fungsinya
10. Mengkoordinir proses analisis kebutuhan pelanggan dan mendeskripsikannya dalam
program kerja yang harus dilaksanakan oleh tim kerja/unit kerja terkait
11. Membuat dokumen manual mutu bersama-sama dengan Koordinator Tata Usaha
Puskesmas dan Koordinator Unit Kerja lainnya.

H. Komunikasi Internal
Komunikasi antar fungsi yang ada dalam Puskesmas Sambongpari telah ditetapkan menjadi
suatu bagian dalam Sistem Manajemen Mutu, yang dijelaskan dalam dokumentasi yang ada,
dengan tujuan untuk menjembatani komunikasi antar fungsi dan meningkatkan efektifitas
pelaksanaan sistem manajemen mutu.
Menetapkan mekanisme komunikasi internal dalam pelaksanaan kegiatan di UPTD
Puskesmas Sambongpari Kota Tasikmalaya sebagai berikut:
1. Komunikasi vertikal
Komunikasi dari atasan kepada bawahan berupa instruksi, disposisi, surat perintah
tugas;
2. Komunikasi horizontal atau lateral
Komunikasi antara sesama karyawan berupa diskusi dan koordinasi antar petugas /
pelaksana;

Mekanisme komunikasi dan koordinasi Puskesmas dilakukan melalui : kegiatan apel pagi
dan apel siang, rapat rutin maupun insidentil Puskesmas, laporan lisan dan atau tulisan,
disposisi dari pejabat struktural maupun dari penanggungjawab program kepada
pelaksana, papan informasi/pengumuman dan melalui media komunikasi berupa email,
telepon dan whattsap;

45 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

I. Indikator Mutu Admen

INDIKATOR MUTU ADMEN (ADMINISTRASI MANAJEMEN)

1 Perencanaan Tingkat Puskesmas : Rencana 5 Tahunan, Rencana Tahunan,


RUK, RPK ( Tahunan dan Bulanan), RBA
& RSB (BLUD)

2 Identifikasi Kebutuhan Masyarakat SMD, MMD, Indeks Kepuasan


Masyarakat, Kotak saran, penyampaian
langsung, dll

3 Monitoring Penilaian Kinerja Lokmin Bulanan, Lokmin Tribulanan


Puskesmas

4 Profil Kesehatan Puskesmas Sesuai Sistematika (lihat Pedoman


Penyusunan Dokumen Akreditasi)

5 Data Sarana Prasarana Puskesmas Sesuai Permenkes 75 Tahun 2014

6 Puskesmas mempunyai buku/catatan RKA, DPA, Buku Kas Umum, Buku


administrasi keuangan Pajak, Buku Bank, Laporan Realisasi
Anggaran

7 Membuat daftar/catatan kepegawaian 100 %


petugas/ Daftar Urutan Kepangkatan
(DUK)

8 Puskesmas mempunyai Arsip 100 %


Kepegawaian petugas (Semua item
dibuktikan dengan arsip)

9 Puskesmas membuat Struktur 100 %


Organisasi beserta Uraian Tugas dan
Tanggung jawab setiap petugas

10 Puskesmas melakukan pembinaan 100 %


kepada petugas dengan cara penilaian
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)

11 Puskesmas mempunyai data sarana 100 %


pelayanan kesehatan yang ada di
wilayah kerjanya

12 Adanya peraturan internal Puskesmas Ada

BAB IV
46 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

TINJAUAN MANAJEMEN

A. Umum :
Pertemuan tinjauan manajemen adalah pertemuan yang dilakukan secara periodik untuk
meninjau kinerja sistem manajemen mutu dan kinerja pelayanan/ penyelenggaraan kegiatan
Puskesmasuntuk memastikan kelanjutan, kesesuaian, kecukupan dan efektifitas dari sistem
manajemen mutu dan system pelayanan/ penyelenggaraan kegiatan UKM maupun UKP.
Rapat tinjauan manajemen di Puskesmas Sambongpari ditetapkan untuk dilakukan minimal
dua kali dalam setahun, yaitu pada akhir tahun (Desember) dan tengah tahun (Juni).

B. Masukan tinjauan manajemen meliputi :


1. Hasil Audit internal
Auditor internal menyampaikan laporan audit internal dan hasil audit internal, terutama
temuan-temuan yang belum dapat diselesaikan.
2. Umpan Balik Pelanggan
Umpan balik pelanggan diperoleh dari kotak saran, keluhan yang disampaikan pelanggan,
survey kepuasan dan hasil temu kader, dibahas untuk dilakukan tindak lanjut perbaikan.
3. Kinerja Proses
Capaian kinerja dibahas untuk menindaklanjuti kinerja yang belum mencapai target yang
diharapkan.
4. Pencapaian sasaran Mutu
Dibahas juga tentang capaian indikator mutu dari tiap unit layanan.
5. Status Tindakan Koreksi dan pencegahan yang dilakukan
Tindakan perbaikan maupun pencegahan dibahas, baik itu hasil-hasil yang sudah dicapai
maupun yang belum tercapai untuk dapat dilakukan penyelesaian.
6. Tindak lanjut terhadap hasil tinjauan manajemen yang lalu
Hasil tinjauan manajemen yang lalu dibahas untuk mengetahui pelaksanaan tindak lanjut
terhadap rekomendasi pertemuan tinjauan manajemen yang lalu.
7. Perubahan terhadap kebijakan mutu
Kebijakan mutu dan kebijakan pelayanan dapat diubah dalam upaya perbaikan kinerja.
8. Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen mutu, sistem pelayanan
UKP dan penyelenggaraan kegiatan UKM.

C. Luaran Tinjauan:
47 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Dengan dilaksanakannya pertemuan tinjauan manajemen, maka dapat diambil keputusan dan
tindakan manajerial yang terkait dengan :
1. Peningkatan efektivitas sistem manajemen mutu, system pelayanan UKP maupun system
penyelenggaraan kegiatan UKM.
2. Peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan pelanggan.
3. Identifikasi perubahan–perubahan, yang perlu dilakukan, baik pada system manajemen
mutu, system pelayanan UKP maupun system penyelenggaraan kegiatan UKM.
4. Penyediaan sumber daya yang perlu dilakukan untuk melaksanakan tindak lanjut
perbaikan, termasuk antara lain :sumber daya tenaga, sarana alat kesehatan dan sarana
pendukung pelayanan, pengembangan mapun perbaikan prasarana dan tata letak tempat
pelayanan yang berkaitan dengan aksesibiltas, kenyamanan, harapan dan keselamatan
pelanggan.

BAB V

48 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

MANAJEMEN SUMBER DAYA

A. Penyediaan Sumber Daya


Kepala Puskesmas berkewajiban menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas. Penyediaan sumber daya meliputi :
penyelenggaraan Administrasi manajemen, pelayanan UKM maupun pelayanan klinis,
prosedur penyediaan sumber daya diatur dalam dokumen sistem manajemen mutu ini
(terlampir);

B. Manajemen Sumber Daya Manusia


Penyediaan Sumber Daya Manusia di Puskesmas Sambongpari terlatih dan kompeten yang
meliputi proses rekrutmen, proses kredensial, proses pelatihan dan peningkatan kompetensi
diatur dalam dokumen sistem manajemen mutu;

C. Infrastruktur
Pengelolaan Infrastruktur di Puskesmas Sambongpari dijelaskan dalam uraian dokumen
terlampir sistem manajemen mutu, baik penataan aksesibilitas tempat pelayanan dan
bangunan serta ditopang dengan fasilitas yang cukup memadai.

D. Lingkungan Kerja Puskesmas


Lingkungan Kerja di Puskesmas Sambongpari berperan terhadap terciptanya pekerjaan yang
bermutu dengan memadainya fasilitas kesehatan maupun sarana IT komputer pendukung
pekerjaan. Situasi di Puskesmas Sambongpari cukup aman dengan adanyapemasangan
teralis pada jendela dan pemasangan pagar serta ditugaskannya petugas piket jaga
malam.Kebersihan internal gedung dikerjakan oleh petugas kebersihan, sedangkan sistem
pembuangan sampah maupun limbah medis dan bahan berbahaya (Lab) dilakukan kerja
sama (MOU) dengan pihak ketiga yang secara berkala dilakukan pengangkutan ke tempat
pembuangan akhir. Meskipun halaman Puskesmas Sambongpari sempit, tapi kondisinya
terpelihara dengan baik yang dikelola oleh petugas kebersihan. Untuk pengadaan air bersih
di Puskesmas didapatkan dari PDAM.

BAB VI

49 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

PENYELENGGARAAN PELAYANAN

A. Upaya Kesehatan Masyarakat :


Penyelenggaraan UKM diatur dalam dokumen sistem manajemen mutu yang meliputi
sebagai berikut :
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses, dan pengukuran kinerja
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran UKM
a. Penetapan persyaratan sasaran
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
3. Pembelian atau sistem pengadaan sarana prasarana yang berkaitan dengan UKM
4. Penyelenggaraan UKM :
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan Kewajiban sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan
f. Manajemen risiko dan keselamatan
5. Pengukuran analisis dan penyempurnaan Sasaran Kinerja UKM
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran :
1). Kepuasan Pelanggan
2). Audit Internal
3). Pemantauan dan Pengukuran Proses
4). Pemantauan dan Pengukuran Hasil Layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisa data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif

Untuk menilai kinerja UKM, ditentukan indikator mutu UKM yang diambil dari target
Penilaian Kinerja Puskesmas ( PKP ) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Penilaian
Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/ prestasi
Puskesmas. Aspek penilaian yang akan dilihat adalah aspek capaian kegiatan pelayanan;
aspek manajemen pelayanan, aspek mutu pelayanan.
INDIKATOR MUTU DAN KINERJA UKM
50 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

UPTD PUSKESMAS SAMBONGPARI KOTA TASIKMALAYA


TAHUN 2018

Jenis UKM Kriteria Indikator Target


1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 96 %
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh
92 %
tenaga kesehatan
Kesehatan Ibu
3. Cakupan komplikasi kebidanan yang
85 %
ditangani
4. Cakupan pelayanan nifas 92 %
5. Cakupan kunjungan neonatus1
98 %
(KN1)
Upaya KIA 6. Cakupan kunjungan neonatus
dan KB 95 %
lengkap (KN Lengkap)
Kesehatan
Anak 7. Cakupan neonatus dengan
84 %
komplikasi yang ditangani
8. Cakupan kunjungan bayi 97 %
9. Cakupan pelayanan anak balita 92 %
Keluarga
10. Cakupan peserta KB aktif 84 %
Berencana
1. Cakupan keluarga sadar gizi 70 %
2. Cakupan balita ditimbang (D/S) 80 %
3. Cakupan distribusi kapsul vitamin A
100 %
bagi bayi (6-11 bulan)

4. Cakupan distribusi kapsul vitamin A


Upaya 90 %
bagi anak balita (12-59 bulan)
Perbaikan Gizi
Masyarakat 5. Cakupan distribusi kapsul vitamin A
100 %
bagi ibu nifas
6. Cakupan distribusi tablet Fe 90
95 %
tablet pada ibu hamil
7. Cakupan MP-ASI baduta Gakin 100 %
8. Cakupan balita gizi buruk mendapat
100 %
perawatan
9. Cakupan ASI eksklusif 70 %
1. Cakupan BCG 98 %
Pelayanan
Imunisasi 2. Cakupan DPTHB 1 98 %
Dasar 3. Cakupan DPTHB 3 93 %
4. Cakupan Polio 4 93 %
5. Cakupan Campak 90 %
6. Cakupan BIAS DT 95 %
7. Cakupan BIAS TT 95 %

51 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

8. Cakupan BIAS Campak 95 %

Upaya 9. Cakupan pelayanan imunisasi ibu


90 %
Pencegahan Pelayanan hamil TT 2+
dan P2M Imunisasi
Lanjutan 10. Cakupan desa/kelurahan Universal
100 %
Child Immunization (UCI)

11. Cakupan sistem kewaspadaan dini 90 %

12. Cakupan surveilans terpadu penyakit 100 %

13. Cakupan pengendalian KLB 100 %

14. Cakupan penderita pneumonia balita 86 %


Penemuan dan
Penanganan 15. Cakupan penemuan pasien baru TB
67 %
Penderita BTA positif
Penyakit 16. Cakupan kesembuhan pasien TB
85 %
BTA positif
17. Cakupan penderita DBD yang
100 %
ditangani

18. Cakupan penemuan penderita diare 75 %

1. Cakupan Komunikasi Interpersonal


5%
dan Konseling (KIP/K)
Promosi
2. Cakupan penyuluhan kelompok oleh
Kesehatan 100 %
petugas di dalam gedung Puskesmas
Dalam Gedung
3. Cakupan institusi kesehatan ber-
100 %
PHBS

4. Cakupan pengkajian dan pembinaan


70 %
PHBS di tatanan Rumah Tangga
Upaya
Promosi
Kesehatan 5. Cakupan pemberdayaan masyarakat
melalui penyuluhan kelompok oleh 100 %
petugas di masyarakat
Promosi 6. Cakupan pembinaan UKBM dilihat
Kesehatan melalui persentase (%) Posyandu 65 %
Luar Gedung Purnama dan Mandiri

7. Cakupan pembinaan pemberdayaan


masyarakat dilihat melalui 60 %
persentase (%) RW Siaga Aktif
8. Cakupan pemberdayaan
individu/keluarga melalui kunjungan 50 %
rumah

52 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

1. Cakupan pengawasan rumah sehat 75 %

2. Cakupan pengawasan sarana air


Upaya 80 %
bersih
Kesehatan
Lingkungan 3. Cakupan pengawasan jamban 75 %
4. Cakupan pengawasan SPAL 75 %
5. Cakupan pengawasan Tempat-
75 %
Tempat Umum (TTU)
6. Cakupan pengawasan Tempat
75 %
Pengolahan Makanan (TPM)
7. Cakupan pengawasan industri 75 %

8. Cakupan kegiatan Klinik Sanitasi 25 %

Adapun penghitungan indikator mutu UKM yang berdasarkan PKP adalah sebagai berikut :
1. Upaya Promosi Kesehatan
a. Promosi Kesehatan dalam Gedung
1) Cakupan Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K)
Definisi Operasional :
Cakupan Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K) di Puskesmas adalah
Jumlah pengunjung yang mendapat KIP/K di klinik khusus atau klinik
terpaduKIP/K sebagai tentang Gizi, P2M, sanitasi, PHBS dan lain-lain sesuai
kondisi/masalah pengunjung sebanyak 5% pengunjung Puskesmas.

Sasaran :
Seluruh pengunjung Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Target :
5%

Cara Perhitungan :
Jumlah pengunjung puskesmas
yang mendapat KIP/K dalam
Cakupan Komunikasi
kurun waktu satu tahun
Interpersonal dan = x 100%
Jumlah seluruh pengunjung
Konseling (KIP/K)
puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun

2) Cakupan Penyuluhan kelompok oleh petugas di dalam gedung Puskesmas


Definisi Operasional :

53 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Cakupan Penyuluhan kelompok oleh petugas di dalam gedung Puskesmas adalah


penyampaian informasi kesehatan kepada sasaran pengunjung Puskesmas (5- 30
orang) yang dilaksanakan oleh petugas, dilaksanakan 96 kali dalam satu tahun atau
rata-rata 8 kali dalam setiap bulan.

Sasaran :
96 kali penyuluhan kelompok di dalam gedung puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun

Target :
100%

Cara Perhitungan :
Jumlah penyuluhan kelompok di
dalam gedung puskesmas dalam
Cakupan Penyuluhan
kurun waktu satu tahun
kelompok oleh petugas di = x 100%
96 kali penyuluhan kelompok di
dalam gedung Puskesmas
dalam gedung puskesmas dalam
kurun satu tahun

3) Cakupan Institusi Kesehatan ber-PHBS


Definisi Operasional :
Cakupan Institusi Kesehatan yang ber-PHBS adalah persentase institusi kesehatan
yang ber-PHBS yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun.

Sasaran :
Seluruh institusi kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun

Target :
100% (Seluruh institusi kesehatan ber-PHBS)

Cara Perhitungan :
Jumlah institusi kesehatan ber-PHBS
Cakupan Pengkajian di wilayah kerja Puskesmas dalam
dan Pembinaan PHBS kurun waktu satu tahun
= x 100%
di Tatanan Institusi Jumlah seluruh institusi kesehatan di
Kesehatan wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun

b. Promosi Kesehatan Luar Gedung


1) Cakupan Pengkajian dan Pembinaan PHBS di Tatanan Rumah Tangga

54 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Definisi Operasional :
Cakupan rumah tangga ber-PHBS adalah presentase rumah tangga yang
melaksanakan 10 indikator PHBS rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun.

Sasaran :
Seluruh rumah tangga yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1
tahun

Target :
70 % rumah tangga ber-PHBS

Cara Perhitungan :
Jumlah rumah tangga ber-PHBS di
wilayah kerja Puskesmas dalam
Cakupan Pengkajian dan
kurun waktu satu tahun
Pembinaan PHBS di = x 100%
Jumlah seluruh rumah tangga yang
Tatanan Rumah Tangga
ada di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun

2) Cakupan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penyuluhan Kelompok Oleh


Petugas di Masyarakat
Definisi Operasional :
Cakupan Penyuluhan kelompok oleh petugas di masyarakat adalah penyampaian
informasi kesehatan kepada sasaran/masyarakat (5-30 orang) yang dilaksanakan
oleh petugas, dilaksanakan 1 kali sebulan di setiap RW/ Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun (Jumlah RW/ Posyandu x 12 kali).
Sasaran :
Jumlah RW/ Posyandu di wilayah kerja Puskesmas x 12 kali dalam kurun 1 tahun

Target :
100%

Cara Perhitungan :
Cakupan Jumlah penyuluhan kelompok di
Pemberdayaan masyarakat RW/Posyandu dalam
Masyarakat Melalui kurun waktu satu tahun
= x 100%
Penyuluhan Kelompok Jumlah RW/ Posyandu di wilayah
oleh Petugas di kerja Puskesmas x 12 kali dalam
Masyarakat kurun waktu satu tahun

55 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

3) Cakupan Pembinaan UKBM Dilihat Melalui Persentase Posyandu Purnama


dan Mandiri
Definisi Operasional :
Cakupan Pembinaan UKBM Dilihat Melalui Persentase (%)_Posyandu Purnama
dan Mandiri adalah persentase jumlah posyandu Purnama dan Mandiri yang ada di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.

Sasaran :
Jumlah seluruh Posyandu di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun

Target :
65% Purnama dan Mandiri

Cara Perhitungan :
Jumlah Posyandu Purnama
Cakupan Pembinaan dan Mandiri di wilayah kerja
UKBM Dilihat Puskesmas dalam kurun
Melalui Persentase = waktu satu tahun x 100%
Posyandu Purnama Jumlah seluruh Posyandu di
dan Mandiri wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun

4) Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Dilihat Melalui Persentase


(%) Desa Siaga Aktif (untuk Kabupaten)/ Kelurahan
Definisi Operasional :
Cakupan Desa/ Kelurahan Siaga Aktif adalah persentase jumlah desa siaga aktif di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Sasaran :
Seluruh desa/ Kelurahan siaga di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun.

Target :
60% desa/RW siaga

Cara Perhitungan :
CakupanPembinaan Jumlah desa/kelurahan siaga aktif di
Pemberdayaan Masyarakat wilayah kerja Puskesmas dalam
Dilihat Melalui Persentase kurun waktu satu tahun
= x 100%
(%) Desa Siaga Aktif Jumlah seluruh desa/kelurahan
(Kabupaten)/ Kelurahan siaga di wilayah kerja Puskesmas
Siaga Aktif (Kota) dalam kurun waktu satu tahun

56 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

5) Cakupan Pemberdayaan Individu/ Keluarga melalui Kunjungan Rumah


Definisi Operasional :
Cakupan kunjungan rumah adalah persentase kegiatan KIP/K yang dilakukan
petugas Puskesmas terhadap individu/keluarga yang dilakukan di rumahnya di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.

Sasaran :
Seluruh sasaran yang mendapatkan KIP/K di klinik khusus/klinik sehat di
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun (lihat 1.A.1.)

Target :
50% pengunjung klinik khusus/sasaran Puskesmas.

Cara Perhitungan :
Jumlah rumah yang dikunjungi oleh
Cakupan Pemberdayaan Petugas Puskesmas di wilayah kerja
Individu/ Keluarga Puskesmas dalam kurun waktu satu
melalui Kunjungan tahun x 100%
=
Rumah Jumlah seluruh sasaran KIP/K di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun

2. Upaya Kesehatan Lingkungan


a. Cakupan Pengawasan Rumah Sehat
Definisi Operasional :
Cakupan rumah sehat adalah persentase jumlah rumah sehat yang ada di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu 1 tahun.

Sasaran :
Jumlah rumah penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun 1 tahun.

Target :
75%

Cara Penghitungan :
Cakupan Jumlah rumah sehat di suatu wilayah kerja
Pengawasan Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
= x 100%
Rumah Sehat Jumlah rumah yang ada di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

b. Cakupan Pengawasan Sarana Air Bersih


Definisi Operasional :
Cakupan pengawasan sarana air bersih adalah persentase jumlah sarana air bersih yang
diperiksa di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.
57 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Sasaran :
Sarana air bersih yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Target :
80%

Cara Perhitungan :
Jumlah sarana air bersih yang diperiksa ada di
Cakupan wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
Pengawasan Sarana = satu tahun x 100%
Air Bersih Jumlah Sarana air bersih yang ada di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

c. Cakupan Pengawasan Jamban


Definisi Operasional :
Cakupan pengawasan jamban adalah persentase jumlah jamban yang diperiksa di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.

Sasaran :
Jumlah sarana jamban yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun 1 tahun

Target :
75%

Cara Perhitungan :
Jumlah jamban diperiksa di wilayah kerja
Cakupan Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Pengawasan = Jumlah sarana jamban yang ada di wilayah x 100%
Jamban kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun

d. Cakupan Pengawasan SPAL (Sarana Pembuangan Air Limbah)


Definisi Operasional :
Cakupan Pengawasan SPAL adalah Persentase jumlah SPAL (jumlah rumah tangga )
yang diperiksa di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun

Sasaran :
Jumlah SPAL rumah tangga yang ada di ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun

Target :
75 %

58 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Cara Perhitungan :
jumlah SPAL rumah tangga yang diperiksa di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu
tahun
Cakupan SPAL = x 100%
Jumlah Sarana SPAL rumah tangga yang ada di
ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun

e. Cakupan Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU)


Definisi Operasional :
Cakupan pengawasan tempat-tempat umum adalah persentase jumlah TTU yang
diperiksa di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.

Sasaran :
Jumlah Tempat-tempat umum yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun

Target :
75%

Cara Perhitungan :
Jumlah TTU diperiksa yang ada di wilayah
Cakupan
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Pengawasan
= Jumlah Tempat-tempat umum yang ada di x 100%
Tempat-Tempat
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
Umum (TTU)
satu tahun

f. Cakupan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)


Definisi Operasional :
Cakupan pengawasan TPM adalah persentase jumlah TPM yang diperiksa di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu 1 tahun.

Sasaran :
Jumlah TPM yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Target :
75%

Cara Perhitungan :
Jumlah TPM diperiksa yang ada di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
Cakupan Pengawasan
waktu satu tahun
Tempat Pengolahan = x 100%
Jumlah TPM yang ada di wilayah kerja
Makanan (TPM)
Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun

59 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

g. Cakupan Pengawasan Industri


Definisi Operasional :
Cakupan pengawasan industri adalah persentase pengawasan industri yang
dilaksanakan oleh petugas Puskesmas yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun

Sasaran :
Jumlah industri yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Target :
75%

Cara Perhitungan :
Jumlah industri diperiksa oleh Petugas
Cakupan Puskesmas yang ada di wilayah kerja
Pengawasan Industri = Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun x 100%
Jumlah industri yang ada di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

h. Cakupan Kegiatan Klinik Sanitasi


Definisi Operasional :
Cakupan konseling Klinik Sanitasi adalah persentase konseling yang diberikan oleh
petugas Puskesmas pada penderita Penyakit Berbasis Lingkungan/ klien di Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun

Sasaran :
Jumlah penderita Penyakit Berbasis Lingkungan dan klien di Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun

Target :
25%

Cara Perhitungan :
Jumlah penderita Penyakit Berbasis
Lingkungan/ klien yang mendapatkan
konseling oleh Petugas Puskesmas di
Cakupan Kegiatan
= Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun x 100%
Klinik Sanitasi
Jumlah penderita Penyakit Berbasis
Lingkungan/ klien di Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun

60 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

3. Upaya KIA dan KB


a. Kesehatan Ibu
1) Cakupan Kunjungan ibu Hamil K4
Definisi Operasional :
Cakupan kunjungan Ibu Hamil K-4 adalah Cakupan ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.

Sasaran :
Jumlah sasaran ibu hamil dihitung berdasarkan estimasi yang ditentukan oleh BPS
Kab/Kota

Target :
96 %

Cara Penghitungan :
Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan
antenatal K4 di wilayah kerja Puskesmas pada
Cakupan
kurun waktu satu tahun
Kunjungan ibu = x 100%
Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja
Hamil K4
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

2) Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan


Definisi Operasional :
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah Persentase ibu
bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kopetensi kebidanan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun satu tahun.

Sasaran :
Jumlah sasaran Ibu Bersalin yang dihitung melalui estimasi yang ditentukan oleh
BPS Kab/Kota

Target :
92 %

Cara Perhitungan :
Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga
Cakupan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas pada
pertolongan
kurun waktu satu tahun
persalinan oleh = x 100%
Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di
tenaga kesehatan
wilayah kerja Puskesmas pada kurun 1 tahun

61 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

3) Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani


Definisi Operasional :
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah Ibu dengan komplikasi
kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat
penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada
tingkat pelayanan dasar (Polindes, Puskesmas).

Sasaran :
Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu satu tahun : dihitung berdasarkan angka estimasi 20% dari total ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun

Target :
85 %

Cara Penghitungan :
Jumlah komplikasi kebidanan yang
Cakupan
mendapatkan penanganan definitif di wilayah
komplikasi
= kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun x 100%
kebidanan yang
20% jumlah ibu hamil yang ada di wilayah
ditangani
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

4) Cakupan Pelayanan Nifas


Definisi Operasional :
Cakupan pelayanan nifas adalah Pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6
jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar.

Sasaran :
Jumlah seluruh ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.

Target :
92 %

Cara Penghitungan :
Jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3
kali pelayanan nifas sesuai standar di wilayah
Cakupan
kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
Pelayanan Nifas = x 100%
Seluruh ibu bersalin di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

b. Kesehatan Anak

62 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

1) Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1)


Definisi Operasional :
Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN 1) adalah cakupan neonatus yang
mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6-48 jam setelah lahir di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.

Sasaran :
Jumlah sasaran bayi di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Target :
98 %

Cara Penghitungan :
Jumlah neonatus yg telah memperoleh
pelayanan Kunjungan Neonatal pada masa 6-48
jam setelah lahir sesuai standar di wilayah kerja
Cakupan KN 1 = x 100%
Puskesmas dalam waktu satu tahun
Seluruh sasaran bayi di wilayah kerja
puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

2) Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap)


Definisi Operasional :
Cakupan Kunjungan Neonatal (KN) Lengkap adalah cakupan neonatus yang telah
memperoleh 3 kali pelayanan Kunjungan Neonatal pada 6-48 jam, 3-7 hari, 8-28
hari sesuai standar (3 kali pelayanan) di wilayah kerja puskesmas dalam waktu satu
tahun

Sasaran :
Jumlah sasaran bayi di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Target :
95 %

Cara Penghitungan :
Jumlah neonatus yang telah memperoleh 3 kali
pelayanan Kunjungan Neonatal (KN) pada 6-
Cakupan KN 48 jam, 3-7 hari, 8-28 hari sesuai standar di X
= wilayah kerja puskesmas dalam waktu 1 tahun
Lengkap 100%
Seluruh sasaran bayi di wilayah kerja
puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

3) Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani


63 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Definisi Operasional :
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan
komplikasi di wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tertentu yang ditangani
sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di sarana pelayanan kesehatan.

Sasaran :
Sasaran neonatus dengan komplikasi : dihitung berdasarkan 15% dari jumlah
sasaran bayi

Target :
84 %

Cara Penghitungan :
Jumlah neonatus dengan komplikasi yang
ditangani di wilayah kerja Puskesmas
Cakupan neonatus
dalam kurun waktu satu tahun
dengan komplikasi = x 100%
15% dari sasaran bayi yang ada di
yang ditangani
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun

4) Cakupan Kunjungan Bayi


Definisi Operasional :
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki
kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali di wilayah kerja puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun.

Sasaran :
Jumlah seluruh bayi lahir hidup di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun

Target :
97 %

Cara Penghitungan :
Jumlah bayi yang memperoleh pelayanan
kesehatan (minimal 4 kali) sesuai standar
Cakupan disatu wilayah kerja pada kurun waktu
= x 100%
kunjungan bayi tertentu
Jumlah seluruh sasaran bayi di wilayah kerja
puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
5)
Cakupan Pelayanan Anak Balita
64 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Definisi Operasional :
Cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12 – 59 bulan) yang
memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun,
pemantauan perkembangan (SDIDTK) minimal 2 kali setahun, serta pemberian
Vitamin A 2 kali setahun.

Sasaran :
Jumlah seluruh anak balita di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun

Target :
92 %

Cara Penghitungan :
Jumlah anak balita yang memperoleh
pelayanan anak balita sesuai standar
Cakupan
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
pelayanan anak = x 100%
tertentu
balita
Jumlah seluruh anak balita di wilayah kerja
puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

c. Keluarga Berencana
1) Cakupan Peserta KB Aktif
Definisi Operasional :
Cakupan peserta KB Aktif adalah jumlah peserta KB Aktif dibandingkan dengan
jumlah pasangan usia subur (PUS) di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun.

Sasaran :
Seluruh pasangan usia subur di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun

Target :
84 %

Cara Penghitungan :
Jumlah PUS yang menggunakan
kontrasepsi di wilayah kerja Puskesmas
Cakupan Peserta
= dalam kurun waktu satu tahun x 100%
KB Aktif
Seluruh PUS di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

65 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

a. Cakupan Keluarga Sadar Gizi


Definisi Operasional :
Cakupan keluarga Sadar Gizi adalah cakupan keluarga dengan karekteristik keluarga
sbb :
1) Bila Keluarga mempunyai ibu hamil, bayi 0 – 6 bulan, balita 6 – 59 bulan, indikator
yang berlaku adalah indikator no 1 s/d 5 dan indikator ke 5 yang digunakan adalah
balita mendapat kapsul vitamin A;
2) Bil Keluarga mempunyai 0 – 6 bulan, balita 6 – 59 bulan, indikator yang digunakan
adalah indikator no 1 s/d 5;
3) Bila Keluarga mempunyai ibu hamil, balita 6 - 59 bulan indikator yang digunakan
adalah indikator no. 1, 2, 4 dan 5 dan indikator ke-5 yang digunakan adalah balita
mendapat kapsul vitamin A; dan tablet tambah darah
4) Bila Keluarga mempunyai ibu hamil, indikator yang digunakan adalah no 3 s/d 5
dan indikator ke-5 yang digunakan adalah ibu hamil mendapat Tablet Tambah
Darah (TTD) 90 tablet ;
5) Bila Keluarga mempunyai bayi 0-6 bulan, indikator yang berlaku no. 1 s/d 5 dan
indikator yang ke-5 yang digunakan adalah ibu nifas mendapat suplemen gizi;
6) Bila keluarga mempunyai balita 6 - 59 bulan, indikator yang berlaku adalah no. 1,
3,4,5;
7) Bila keluarga tidak mempunyai bayi, balita dan ibu hamil, indikator yang berlku
no.3 dan4

Sasaran :
Seluruh keluarga sesuai dengan karakteristik di atas di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun

Target :
70 %

Cara Penghitungan
Jumlah Keluarga yang Sadar Gizi di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
Cakupan keluarga tahun
= x 100%
Sadar Gizi Jumlah sasaran keluarga yang ada di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun

b. Cakupan Balita Ditimbang (D/S)

66 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Definisi Operasional :
Cakupan Balita Ditimbang (D/S) adalah Cakupan balita (0-59 bulan) yang datang
ditimbang dibandingkan dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun.

Sasaran :
Seluruh jumlah balita umur 0 – 59 bulan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun

Target :
80 %

Cara Penghitungan :
Jumlah balita yang datang ditimbang di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
Cakupan Balita satu tahun
= x 100%
Ditimbang (D/S) Jumlah sasaran balita yang ada di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun

c. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Bayi (6 - 11 bulan)


Definisi Operasional :
Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Bayi (6 - 11 bulan) pada tahun (selama
setahun) adalah cakupan bayi (6 - 11 bulan) yang mendapat kapsul vit.A dosis 100.000
SI (kapsul warna biru) di wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun

Sasaran :
Seluruh anak umur 6 – 11 bulan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun

Target :
100%

Cara Penghitungan :
Jumlah bayi umur 6 - 11 bulan yang dapat
Cakupan Distribusi kapsul satu kali dengan dosis 100.000 SI
Kapsul Vitamin A (kapsul berwarna biru) selama 1 (satu) tahun
= x 100%
Bagi Bayi (6 – 11 di wilayah kerja Puskesmas
bulan) Jumlah sasaran bayi (0 - 11 bulan) selama 1
(satu) tahun di wilayah kerja Puskesmas

67 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

d. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Anak Balita (12 - 59 bulan)


Definisi Operasional :
1. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Anak Balita Bayi (12 - 59 bulan)
selama 1 (satu) tahun adalahCakupan (proporsi) anak balita (12 - 59 bulan) yang
mendapat kapsul vit.A dengan dosis 200.000 SI (kapsul warna merah) selama 1
(satu) tahun ( pada bulan Februari dan Agustus) yang ada di wilayah kerja
Puskesmas, untuk cakupan diambil yang terendah antara Februari / Agustus.
2. Cakupan Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bagi Anak Balita Bayi (12 -
59 bulan) pada bulan Februari atau Agustus adalah Cakupan (proporsi) anak balita
(12 - 59 bulan) yang mendapat kapsul vit.A dengan dosis 200.000 SI (kapsul warna
merah) pada bulan Februari atau Agustus di wilayah kerja Puskesmas

Sasaran :
Seluruh anak balita usia 12 – 59 bulanyang ada di wilayah kerja Puskesmas atau
berdasarkan estimasi sasaran BPS Kabupaten/ Kota

Target :
90%

Cara Penghitungan :
Jumlah anak balita (umur 12 - 59 bulan)
yang mendapat kapsul Vit.A 200.000 SI
Cakupan Distribusi (kapsul warna merah) pada bulan Februari
Kapsul Vitamin A dan Agustus yang ada di wilayah kerja
= x 100%
Bagi Anak Balita Puskesmas
Bayi (12 - 59 bulan) Jumlah sasaran anak balita (12 - 59 bulan)
yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun

e. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Ibu Nifas


Definisi Operasional :
Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Ibu Nifas adalah Cakupan (proporsi) ibu
nifas (0 - 42 hari) yang mendapat 2 x 1 kapsul Vit.A 200.000 SI di wilayah kerja
Puskesmas

Sasaran :
- Seluruh ibu nifas yang ada di wilayah kerja (estimasi perhitungan dari BPS
Kab/Kota) atau

68 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

- Cara menghitung sasaran ibu Nifas : 1,05 x Crude Birth (CBR) x Jumlah
Penduduk
Target :
100%

Cara Penghitungan :
Jumlah ibu nifas yang mendapat 2 (dua)
Cakupan Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi dalam wilayah
Kapsul Vitamin A = kerja Puskesmas dalam waktu satu tahun x 100%
bagi Ibu Nifas Jumlah ibu nifas yang ada di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

f. Cakupan Distribusi Tablet Fe 90 tablet pada ibu hamil


Definisi Operasional :
Cakupan Distribusi Tablet Fe 90 tablet pada ibu hamil adalah cakupan Ibu hamil yang
telah mendapat minimal 90 TTD (Fe3) selama periode kehamilannya di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Sasaran :
Seluruh ibu hamil yang ada di wilayah kerja berdasarkan perhitungan estimasi sasaran
BPS Kabupaten/Kota atau Cara Perhitungan : 1,1 x CBR x Jumlah penduduk

Target :
95 %

Cara Penghitungan :
Jumlah ibu hamil yang mendapat 90 TTD
(Fe3) sampai dengan bulan berjalan
Cakupan Distribusi
(kumulatif) di wilayah kerja Puskesmas
Kapsul Vitamin A = x 100%
Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja
bagi Ibu Nifas
Puskesmas sampai dengan bulan berjalan
(jumlah sasaran/12 x bulan ke-..._)

g. Cakupan Distribusi MP-ASI Baduta Gakin


Definisi Operasional :
Cakupan Distribusi MP-ASI Baduta Gakin adalah Cakupan pemberian makanan
pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari

Sasaran :

69 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Seluruh anak berusia 6 s/d 24 bulan dari keluarga miskin yang ada di wilayah kerja
berdasarkan perhitungan estimasi BPS Kabupaten/Kota

Target :
100%
Cara Penghitungan :
Jumlah anak usia 6 - 24 bulan keluarga
miskin yang mendapat MP-ASI di wilayah
Cakupan Distribusi
kerja Puskesmas
MP-ASI Baduta = x 100%
Jumlah seluruh anak usia 6 - 24 bulan
Gakin
keluarga miskin yang ada di wilayah kerja
Puskesmas

h. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan


Definisi Operasional :
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah Balita gizi buruk yang ditangani
di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu satu tahun

Sasaran :
Jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu satu tahun

Target :
100%

Cara Penghitungan :
Jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan
di sarana pelayanan kesehatan di wilayah
Cakupan Distribusi
kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
MP-ASI Baduta = x 100%
Jumlah seluruh balita gizi buruk yang
Gakin
ditemukan di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu satu tahun

i. Cakupan ASI Eksklusif


Definisi Operasional :
Cakupan ASI Eksklusif adalah Cakupan Bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI saja
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Sasaran :
Seluruh bayi usia 0-6 bulan yang ada di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
satu tahunsesuai dengan perhitungan estimasi BPS Kabupaten/Kota
70 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Target :
70 %

Cara Penghitungan :
Jumlah bayi umur 0- 6 bulan dengan ASI
Esklusif di wilayah kerja Puskesmas pada
Cakupan ASI kurun waktu satu tahun
= x 100%
Eksklusif Jumlah bayi umur 6 bulan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu satu tahun

5. UPAYA PENCEGAHAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR


a. PELAYANAN IMUNISASI DASAR
1) Cakupan BCG
Definisi Operasional :
Cakupan BCG adalah persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi
BCG di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun

Sasaran :
Bayi 0 - 11 bulan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Target :
98 %

Cara Penghitungan :
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCG di
wilayah kerja Puskesmas kurun waktu 1 tahun
Cakupan BCG = x 100%
Jumlah sasaran bayi 0 - 11 bulan di wilayah
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

2) Cakupan DPT/HB/HIB 1
Definisi Operasional :
Cakupan DPTHB 1 adalah Jumlah bayi usia 2- 11 bulan yang mendapatkan
imunisasi DPTHB ke-satu di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun

Sasaran :
Bayi 0 - 11 bulan
71 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Target :
98 %

Cara Penghitungan :
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPTHB
yang ke-satu di wilayah kerja Puskesmas dalam
Cakupan
= kurun waktu satu tahun x 100%
DPT/HB/HIB 1
Jumlah sasaran bayi 0 - 11 bulan di wilayah
kerja di wilayah Puskesmas dalam 1 tahun

3) Cakupan DPT/HB/HIB 3
Definisi Operasional :
Cakupan DPTHB 3 adalah Jumlah bayi usia 4 - 11 bulan yang mendapatkan
imunisasi DPTHB ke-3 di wilayah Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Sasaran :
Bayi 0 - 11 bulan

Target :
93 %

Cara Penghitungan :
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi
DPTHB yang ke tiga di wilayah kerja
Cakupan Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
= x 100%
DPT/HB/HIB 3 Jumlah sasaran bayi 0 - 11 bulan di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun

4) Cakupan Polio 4
Definisi Operasional :
Cakupan Imunisasi Polio 4 adalah Jumlah bayi usia 4 - 11 bulan yang
mendapatkan imunisasi Polio ke-empat di wilayah Puskesmas pada kurun 1 tahun

Sasaran :
Bayi 0 - 11 bulan

Target :
72 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

93 %

Cara Penghitungan :
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi
Polioyang ke-empat di wilayah kerja
Cakupan Polio
= Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun x 100%
4
Jumlah sasaran bayi 0 - 11 bulan di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun

5) Cakupan Campak
Definisi Operasional :
Cakupan Imunisasi Campak adalah jumlah bayi usia 9 - 11 bulan yang
mendapatkan imunisasi Campak di wilayah Puskesmas dalam kurun 1 satu tahun
Sasaran :
Bayi 0 - 11 bulan

Target :
90 %

Cara Penghitungan :
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi
Campak di wilayah kerja Puskesmas pada
Cakupan kurun waktu satu tahun
= x 100%
Campak Jumlah sasaran bayi 0 - 11 bulan di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun

b. PELAYANAN IMUNISASI LANJUTAN


1) Cakupan BIAS DT
Definisi Operasional :
Cakupan BIAS DT adalah Jumlah siswa kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau sederajat,
laki-laki dan perempuan yang mendapatkan imunisasi DT di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.

Sasaran :
Siswa kelas 1 SD/MI atau yang sederajat di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun

Target :
95 %

Cara Penghitungan :
Jumlah anak SD/MI atau yang sederajat kelas
1 yang mendapat imunisasi DT di wilayah
73 | U P T Dpada
kerja Puskesmas P Ukurun
SKES waktu
M A Ssatu
SAtahun
MBONGPARI
Cakupan
= Jumlah siswa kelas 1 Sekolah Dasar (SD) dan x 100%
BIAS DT
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau yang sederajat
di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

2) Cakupan BIAS TT
Definisi Operasional :
Cakupan BIAS TT adalah jumlah siswa kelas 2 dan kelas 3 Sekolah Dasar (SD)
dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau yang sederajat, laki-laki dan perempuan yang
mendapatkan imunisasi TT di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu
tahun

Sasaran :
siswa kelas 2 dan kelas 3 Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau
yang sederajat di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun

Target :
95 %

Cara Penghitungan :
Jumlah anak SD/MI atau yang sederajat kelas
2 dan kelas 3 yang mendapat imunisasi TT di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun satu
Cakupan tahun
= x 100%
BIAS TT Jumlah siswa kelas 2 dan kelas 3 Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
atau yang sederajat di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

3) Cakupan BIAS Campak


Definisi Operasional :
Cakupan BIAS Campak adalah Jumlah siswa kelas 1 Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau yang sederajat, laki-laki dan perempuan yang
mendapat imunisasi campak di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun

Sasaran :
Siswa kelas 1 SD/MI atau yang sederajat di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
74 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Target :
95 %

Cara Penghitungan :
Jumlah anak SD/MI atau yang sederajat kelas 1
yang mendapat imunisasi Campak di wilayah
Cakupan kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
BIAS = Jumlah siswa kelas 1 Sekolah Dasar (SD) dan x 100%
Campak Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau yang sederajat
di wilayah kerja Puskesmas dalam 1 tahun

4) Cakupan Pelayanan Imunisasi Ibu Hamil TT 2 +


Definisi Operasional :
Cakupan Imunisasi TT2 + Ibu Hamil adalah jumlah ibu hamil yang mendapatkan
imunisasi TT ke-dua atau ke-tiga, atau ke-empat atau ke-lima di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.

Sasaran :
ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Target :
90 %

Cara Penghitungan :
Jumlah ibu hamil yang mendapat imunisasi
Cakupan
TT2, TT 3, TT4, TT5 di wilayah kerja
Pelayanan
= Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun x 100%
Imunisasi TT
Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja
2 + Ibu Hamil
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

5) Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)


Definisi Operasional :
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah
Desa/Kelurahan dimana ≥ 80 % dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah
mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun

Sasaran :

75 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Jumlah seluruh Desa/Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun satu


tahun

Target :
100 %

Cara Penghitungan :
Jumlah Desa/Kelurahan UCI di satu
Cakupan wilayah kerja Puskesmas pada kurun
Desa/Kelurahan waktu satu tahun
= x 100%
Universal Child Jumlah seluruh Desa/Kelurahan di
Immunization wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
(UCI) waktu satu tahun

c. Cakupan Sistem Kewaspadaan Dini


Definisi Operasional :
Cakupan Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit Menular adalah
Pengamatan/mengidentifikasi Penyakit menular potensi KLB Mingguan (dengan
menggunakan Form W2)

Sasaran :
jumlah minggu dalam 1 tahun atau 52 minggu

Target :
90 %

Cara Penghitungan :
Jumlah laporan W2 yang dilaporkan
Cakupan Sistem Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
= X 100%
Kewaspadaan Dini 52 minggu

d. Cakupan Surveilans Terpadu Penyakit


Definisi Operasional :
Cakupan Surveilans Terpadu Penyakit adalahcakupan pelaksanaan Surveilans
Epidemiologi penyakit menular yang bersumber data Puskesmas.

Sasaran :
12 bulan dalam satu tahun

Target :

76 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

100 %
Cara Penghitungan :
Jumlah STP yang dilaporkan Puskesmas
Cakupan Surveilans pada kurun waktu satu tahun
= x 100%
Terpadu Penyakit 12 bulan

e. Cakupan Pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)


Definisi Operasional :
Cakupan pengendalian KLB adalah cakupan jumlah penyakit yang dinyatakan KLB
yang dilakukan pengendalian/ ditanggulangi dalam satu tahun

Sasaran :
Jumlah KLB dalam satu tahun

Target :
100 %

Cara Penghitungan :
Jumlah KLB (Laporan W1) yang
ditanggulangi dalam kurun waktu satu
Cakupan Pengendalian
= tahun x 100%
KLB
Jumlah KLB (Laporan W1) dalam
kurun waktu satu tahun

f. Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit


1) Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita
Definisi Operasional :
Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita adalah Persentase balita dengan
Pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar di Sarana
Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.

Sasaran :
Jumlah perkiraan penderita pneumonia Balita di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun (10% dari jumlah balita di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun)

Target :

77 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

86%

Cara Penghitungan :
Jumlah penderita pneumonia balita yang
ditangani di satu wilayah kerja pada
Cakupan balita
kurun waktu satu tahun
dengan pneumonia = x 100%
Jumlah perkiraan penderita pneumonia
yg ditangani
balita di satu wilayah kerja pada waktu
yang sama

2) Cakupan Penemuan Pasien baru TB BTA Positif


Definisi Operasional :
Cakupan Penemuan Pasien baru TB BTA Positif adalah angka Penemuan Pasien
baru TB BTA pasitif atau Case Detection Rate (CDR) adalah persentase jumlah
penderita baru TB BTA positip yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah
perkiraan kasus baru TB BTA positif dalam wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun.

Sasaran :
Jumlah perkiraan pasien baru TB BTA (+) di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun (107 / 100.000 x Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun)

Target :
67 %

Cara Penghitungan :
Jumlah pasien baru TB BTA positif yang
Cakupan ditemukan dan diobati di wilayah kerja
penemuan Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
= x 100%
pasien baru TB Jumlah perkiraan pasien baru TB BTA
BTA positif positif di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun

3) Cakupan Kesembuhan Pasien TB BTA Positif


Definisi Operasional :
Angka Kesembuhan Pasien TB BTA pasitif atau Cure Rate (CR) adalah persentase
pasien baru TB paru BTA positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan
dibandingkan dengan jumlah pasien baru TB BTA positif yang diobati di wilayah
kerja Puskesmas dalam waktu satu tahun.

78 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Sasaran :
Jumlah pasien baru TB BTA positif yang diobati di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun

Target :
85 %

Cara Penghitungan :
Jumlah pasien baru TB BTA positif yang
Cakupan sembuh di wilayah kerja Puskesmas dalam
kesembuhan kurun satu tahun
= x 100%
pasien baru TB Jumlah pasien baru TB BTA positif yang
BTA positif diobati di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun satu tahun

4) Cakupan Penderita DBD yang ditangani


Definisi Operasional :
Cakupan Penderita DBD yang ditanganiadalah persentase penderita DBD yang
ditangani sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yangditemukan/dilaporkan
dalam kurun waktu satu tahun yang sama.

Sasaran :
Jumlah penderita DBD yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun

Target :
100 %

Cara Penghitungan :
Jumlah penderita DBD yang ditangani sesuai
standar di wilayah kerja Puskesmas dalam
Penderita
kurun waktu satu tahun
DBD yang = x 100%
Jumlah penderita DBD yang ditemukan di
ditangani
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun

5) Cakupan Penemuan Penderita Diare


Definisi Operasional :

79 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Cakupan Penemuan penderita diare adalah jumlah penderita yang datang dan
dilayani di Sarana Kesehatan dan Kader di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun.

Sasaran :
Jumlah perkiraan penderita diare di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun (Perkiraan penderita ( 411 / 1000 x jumlah penduduk) x 10% (tiap
kabupaten/ Kota berbeda).

Target :
75 %

Cara Penghitungan :
Jumlah penderita diare yang datang dan
dilayani di sarana kesehatan dan kader di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
Penderita diare satu tahun
= x 100%
yang ditangani Jumlah perkiraan penderita diare di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun (10% dari perkiraan penderita)

6) Pelayanan Klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan)


Penyelenggaraan UKP diatur dalam dokumen sistem manajemen mutu yang
meliputi sebagai berikut :
a. Perencanaan Pelayanan Klinis
b. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
c. Pembelian atau sistem pengadaan barang terkait dengan pelayanan Klinis
1) Proses pembelian
2) Verifikasi barang yang dibeli
3) Kontrak dengan pihak ketiga
d. Penyelenggaraan Pelayanan Klinis
1) Pengendalian proses pelayanan klinis
2) Validasi proses pelayanan
3) Identifikasi dan ketelusuran
4) Hak dan Kewajiban pasien
Hak Pasien :
1)Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Puskesmas Sambongpari
2)Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien

80 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

3)Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur tanpa diskriminasi


4)Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, efektif dan efisien
5)Meminta konsultasi tentang penyakit yang di deritanya kepada dokter atau
tenaga para medis
6)Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang di derita termasuk
data-data medisnya
7)Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
8)Memberikan persetujuan atau menolah atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang di deritanya
9)Memilih dokter atau paramedis untuk melakukan pemeriksaan dan
tindakan medis lainnya sesuai dengan keinginan pasien.
Kewajiban Pasien :
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya kepada dokter atau paramedis
2. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana kesehatan Puskesmas
Sambongpari
3. Tidak boleh merokok didalam Gedung / ruangan Puskesmas Sambongpari
4. Membudayakan disiplin antri pada saat di pendaftaran maupun ruang-
ruang pelayanan lainnya sesuai dengan nomor antrian, kecuali pasien
gawat darurat
5. Mematuhi segala instruksi dan nasihat tenaga kesehatan dalam
pengobatannya
6. Membayar imbalan jasa / retribusi bagi pasien yang tidak memiliki kartu
kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional sesuai dengan peraturan berlaku
5) Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesimen, rekam medis, dsb)
6) Manajemen risiko dan keselamatan pasien
e. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP):
1) Penilaian indikator kinerja klinis
2) Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien (PMKP)
3) Pelaporan insiden keselamatan pasien
4) Analisis dan tindak lanjut
5) Penerapan manajemen risiko
6) Pengukuran, analisis dan penyempurnaan :
a) Umum
b) Pemantauan dan pengukuran :
(1) Kepuasan Pelanggan

81 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

(2) Audit Internal


(3) Pemantauan dan Pengukuran Proses, kinerja
(4) Pemantauan dan Pengukuran Hasil Layanan
c) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d) Analisa Data
e) Peningkatan Berkelanjutan
f) Tindakan Korektif
g) Tindakan Preventif

INDIKATOR MUTU KLINIS UKP

INDIKATOR
AREA PELAYANAN TARGET
Kriteria Indikator

Kepatuhan Pasien membawa


Pendaftaran 100 %
persyaratan berobat

Ruang Tindakan Kelengkapan Informed Consent 100 %

Penanganan ISPA Non


Umum 100 %
Pneumonia secara rasional

Kepatuhan Pelaksanaan Hand


Gigi 100 %
Hygiene dan penggunaan APD

Pelayanan KB Suntik
Pelayanan Rawat Jalan KIA & KB 100 %
sesuai SOP

MTBS Waktu Tunggu < 10 menit 100 %

Pemberian Vaksinasi secara SC


Imunisasi 100 %
sesuai dengan SOP
Klinter Komunikasi Efektif 100 %

Pelaksanaan Hand Hygiene dan


Pelayanan
penggunaan APD selama 100 %
Laboratorium
pemeriksaan laboratorium

Waktu tunggu pelayanan obat


Pelayanan Farmasi 100 %
racikan ≤ 30 menit

Ketersediaan Pelayanan
Pelayanan Gizi 80 %
konsultasi Gizi

Kelengkapan Pengisian Rekam


Pelayanan Rekam 100 %
Medik 24 Jam setelah selesai
Medik
Pelayanan

82 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Pengelolaan Limbah padat sesuai


Pengelolaan Limbah 100 %
dengan prosedur

1) Indikator Mutu Klinis Unit Pendaftaran


N
JENIS KETERANGAN
O
Kepatuhan Pasien membawa persyaratan
1. Indikator
berobat
Efektifitas, efisiensi dan kesinambungan
2. Dimensi Mutu
layanan

Untuk mendisiplinkan pasien dan


mempermudah petugas pada saat melakukan
3. Tujuan Indikator
pelayanan di pendaftaran sehingga
pelayanan di pendaftaran bisa lebih cepat

Kepatuhan pasien membawa persyaratan


berobat yaitu pasien selalu membawa
4. Definisi Operasional identitas diri dan kelengkapan asuransi
kesehatan ( bila punya ) setiap berobat ke
Puskesmas

5. Pengumpulan Data Setiap hari

6. Periode Analisa 1 bulan

Jumlah pasien yang membawa persyaratan


7. Numerator
pada saat berobat

Jumlah pasien yang berobat ke Puskesmas ,


8. Denumerator diambil sampel dengan menggunakan rumus
Slovin

9. Target/ Standar Pencapaian 100 %

83 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

10. Sumber Data Register pendaftaran

11. Petugas Pengumpul Data Petugas pendaftaran

12. Waktu Pencapaian 1 tahun

2) Indikator Mutu Klinis Ruang Tindakan


N
JENIS KETERANGAN
O

1. Indikator Kelengkapan informed consent

Keamanan, baik bagi pasien maupun bagi


2. Dimensi Mutu
petugas
- Untuk melindungi pasien terhadap
semua tindakan medis yang dilakukan
3. Tujuan Indikator oleh petugas
- Untuk memberikan perlindungan hukum
kepada dokter/ tenaga medis
Kelengkapan informed consent yaitu
pemberian penjelasan kepada pasien/
keluarga tentang tindakan yang akan
4. Definisi Operasional
dilakukan dan resikonya, disertai pengisian
form informed consent yang ditandatangani
oleh pasien/keluarga

5. Pengumpulan Data Setiap ada kasus yang memerlukan tindakan

6. Periode Analisa 1 bulan

Jumlah tindakan medis yang dilengkapi


7. Numerator
dengan formulir informed consent

Jumlah total pasien yang memerlukan


8. Denumerator
tindakan medis

84 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

9. Target/ Standar Pencapaian 100 %

Register ruang tindakan, rekam medik


10. Sumber Data
pasien, formulir informed consent

11. Petugas Pengumpul Data Petugas di ruang tindakan

12. Waktu Pencapaian 1 tahun

3) Indikator Mutu Klinis Rawat Jalan Umum


N
JENIS KETERANGAN
O
Penanganan ISPA non pneumonia secara
1. Indikator
rasional

2. Dimensi Mutu Keamanan, bagi pasien

Untuk menilai kinerja petugas di ruang


pemeriksaan umum dalam meningkatkan
3. Tujuan Indikator
kepuasan pasien pada pelayanan rawat jalan
umum

Setiap pasien dengan ISPA non pneumonia


4. Definisi Operasional
diobati secara rasional

5. Pengumpulan Data Setiap hari

6. Periode Analisa 1 bulan

Jumlah pasien dengan ISPA non pneumonia


7. Numerator
yang diobati secara rasional sesuai standar

Jumlah pasien dengan ISPA non


8. Denumerator pneumonia, yang diambil sampel dengan
rumus Slovin

9. Target/ Standar Pencapaian 100 %

85 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Register rawat jalan umum, SOP


10. Sumber Data
penanganan ISPA non pneumonia

11. Petugas Pengumpul Data Petugas rawat jalan umum

12. Waktu Pencapaian 1 tahun

4) Indikator Mutu Klinis Rawat Jalan Gigi


N
JENIS KETERANGAN
O

Kepatuhan pelaksanaan hand hygiene dan


1. Indikator
penggunaan APD

2. Dimensi Mutu Keamanan, bagi pasien maupun petugas

Untuk menilai perilaku petugas di ruang


pemeriksaan gigi dalam meningkatkan
3. Tujuan Indikator
kepuasan pasien pada pelayanan rawat jalan
gigi
Kepatuhan pelaksanaan hand hygiene dan
penggunaan APD adalah perilaku petugas
4. Definisi Operasional dalam melakukan pemeriksaan selalu
memperhatikan hand hygiene dan selalu
memakai APD

5. Pengumpulan Data Setiap hari

6. Periode Analisa 1 bulan

Jumlah pelaksanaan hand hygiene dan


7. Numerator penggunaan APD pada saat petugas
melaksanakan pemeriksaan di ruang rawat

86 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

jalan gigi

Jumlah total pasien yang diperiksa di ruang


8. Denumerator
rawat jalan gigi

9. Target/ Standar Pencapaian 100 %

Lembar monitoring pelayanan rawat jalan


10. Sumber Data
gigi

11. Petugas Pengumpul Data Petugas rawat jalan gigi

12. Waktu Pencapaian 1 tahun

5) Indikator Mutu Klinis Rawat Jalan KIA&KB


N
JENIS KETERANGAN
O

1. Indikator Pelayanan KB suntik sesuai SOP

2. Dimensi Mutu Keamanan, bagi pasien maupun petugas

Untuk menilai kinerja petugas di ruang KIA


3. Tujuan Indikator & KB dalam meningkatkan kepuasan pasien
pada pelayanan KIA & KB

Setiap pasien KB suntik dilayani sesuai


4. Definisi Operasional
SOP

5. Pengumpulan Data Setiap hari

6. Periode Analisa 1 bulan

Jumlah pasien dengan KB suntik yang


7. Numerator
dilayani sesuai SOP

Denumerator Jumlah total pasien dengan KB suntik

9. Target/ Standar Pencapaian 100 %

87 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

10. Sumber Data Register KIA & KB, SOP KB suntik

11. Petugas Pengumpul Data Petugas KIA & KB

12. Waktu Pencapaian 1 tahun

6) Indikator Mutu Klinis Rawat Jalan MTBS


N
JENIS KETERANGAN
O

1. Indikator Waktu tunggu < 10 menit

Efektifitas, efisiensi dan kesinambungan


2. Dimensi Mutu
layanan

Untuk menilai kinerja petugas di ruang


3. Tujuan Indikator MTBS dalam meningkatkan kepuasan
pasien pada pelayanan MTBS

Waktu tunggu adalah tenggang waktu mulai


rekam medik pasien diserahkan ke ruang
4. Definisi Operasional
MTBS sampai dengan pasien dipanggil
untuk diperiksa

5. Pengumpulan Data Setiap hari

6. Periode Analisa 1 bulan

Jumlah pasien dengan waktu tunggu


7. Numerator
dipanggil untuk diperiksa < 10 menit

8. Denumerator Jumlah total pasien yang diperiksa di ruang


88 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

MTBS

9. Target/ Standar Pencapaian 100 %

10. Sumber Data Lembar monitoring/ Register MTBS

11. Petugas Pengumpul Data Petugas MTBS

12. Waktu Pencapaian 1 tahun

7) Indikator Mutu Klinis Imunisasi


N
JENIS KETERANGAN
O

Pemberian vaksinasi secara subcutan sesuai


1. Indikator
dengan SOP

2. Dimensi Mutu Keamanan, bagi pasien maupun petugas

Untuk menilai kinerja petugas di ruang


3. Tujuan Indikator imunisasi dalam meningkatkan kepuasan
pasien pada pelayanan Imunisasi

Setiap vaksinasi yang diberikan secara


4. Definisi Operasional
subcutan dilakukan sesuai SOP

5. Pengumpulan Data Setiap jadwal imunisasi

6. Periode Analisa 1 bulan

Jumlah pasien yang divaksin secara


7. Numerator
subcutan dilakukan sesuai dengan SOP

8. Denumerator Jumlah total pasien yang divaksin secara


89 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

subcutan

9. Target/ Standar Pencapaian 100 %

Register Imunisasi/ MTBS, SOP pemberian


10. Sumber Data
vaksin secara subcutan

11. Petugas Pengumpul Data Petugas imunisasi

12. Waktu Pencapaian 1 tahun

8) Indikator Mutu Klinis Klinik Terpadu


N
JENIS KETERANGAN
O

1. Indikator Komunikasi efektif

Efektifitas, efisiensi dan kesinambungan


2. Dimensi Mutu
layanan
Untuk menilai kinerja petugas di ruang
klinik terpadu dalam meningkatkan
3. Tujuan Indikator
kepuasan pasien pada pelayanan di klinik
terpadu

Komunikasi efektif adalah penyampaian


pesan dari komunikator yang dapat
4. Definisi Operasional
dipahami oleh penerima pesan sehingga ada
perubahan perilaku dari penerima pesan

5. Pengumpulan Data Setiap jadwal Klinik terpadu

6. Periode Analisa 1 bulan

90 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Jumlah edukasi yang efektif dan dapat


7. Numerator
dipahami oleh pasien/penerima pesan

Jumlah total pasien yang diedukasi di klinik


8. Denumerator
terpadu

9. Target/ Standar Pencapaian 100 %

10. Sumber Data Register klinik terpadu

11. Petugas Pengumpul Data Petugas klinik terpadu

12. Waktu Pencapaian 1 tahun

9) Indikator Mutu Klinis Pelayanan Laboratorium


N
JENIS KETERANGAN
O

Pelaksanaan hand hygiene dan penggunaan


1. Indikator
APD selama pemeriksaan laboratorium

2. Dimensi Mutu Keamanan, bagi pasien maupun petugas

Untuk menilai perilaku petugas di ruang


3. Tujuan Indikator laboratorium dalam meningkatkan kepuasan
pasien pada pelayanan laboratorium

Kepatuhan pelaksanaan hand hygiene dan


penggunaan APD adalah perilaku petugas
4. Definisi Operasional dalam melakukan pemeriksaan selalu
memperhatikan hand hygiene dan selalu
memakai APD

5. Pengumpulan Data Setiap ada pemeriksaan laboratorium

91 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

6. Periode Analisa 1 bulan

Jumlah pelaksanaan hand hygiene dan


penggunaan APD pada saat petugas
7. Numerator
melaksanakan pemeriksaan di ruang
laboratorium
Jumlah total pasien yang diperiksa
8. Denumerator
laboratorium

9. Target/ Standar Pencapaian 100 %

10. Sumber Data Register/ lembar monitoring laboratorium

11. Petugas Pengumpul Data Petugas laboratorium

12. Waktu Pencapaian 1 tahun

10) Indikator Mutu Klinis Pelayanan Farmasi


N
JENIS KETERANGAN
O
Waktu tunggu pelayanan obat racikan < 30
1. Indikator
menit
Efektifitas, efisiensi dan kesinambungan
2. Dimensi Mutu
layanan
Untuk menilai kinerja petugas di ruang
3. Tujuan Indikator farmasi dalam meningkatkan kepuasan
pasien

Waktu tunggu obat racikan adalah tenggang


4. Definisi Operasional waktu mulai pasien menyerahkan resep
sampai dengan menerima obat racikan

5. Pengumpulan Data Setiap hari

6. Periode Analisa 1 bulan

92 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Jumlah pasien dengan waktu tunggu


7. Numerator
pelayanan obat racikan < 30 menit

Jumlah total pasien yang menerima obat


8. Denumerator
racikan

9. Target/ Standar Pencapaian 100 %

10. Sumber Data Register pelayanan farmasi

11. Petugas Pengumpul Data Petugas farmasi

12. Waktu Pencapaian 1 tahun

11) Indikator Mutu Klinis Pelayanan Gizi


N
JENIS KETERANGAN
O

1. Indikator Ketersediaan pelayanan konsultasi gizi

2. Dimensi Mutu Kemudahan akses

Untuk menilai kinerja petugas pelayanan


3. Tujuan Indikator
gizi dalam meningkatkan kepuasan pasien

Tersedianya pelayanan konsultasi gizi yaitu


4. Definisi Operasional ada jadwal dan petugas yang melakukan
edukasi/ konsultasi tentang gizi

5. Pengumpulan Data Setiap jadwal pelayanan

6. Periode Analisa 1 bulan

93 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Jumlah pasien yang mendapat pelayanan


7. Numerator
konsultasi gizi

Jumlah total pasien yang memerlukan


8. Denumerator
konsultasi gizi

9. Target/ Standar Pencapaian 60 %

10. Sumber Data Register pelayanan gizi

11. Petugas Pengumpul Data Petugas gizi

12. Waktu Pencapaian 1 tahun

12) Indikator Mutu Klinis Rekam Medik


N
JENIS KETERANGAN
O

Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam


1. Indikator
setelah selesai pelayanan

Efektifitas, efisiensi dan kesinambungan


2. Dimensi Mutu
layanan

Untuk menilai kelengkapan dokumen hasil


3. Tujuan Indikator
pemeriksaan pasien

Kelengkapan pengisian rekam medik adalah


4. Definisi Operasional setiap rekam medik pasien yang diisi
lengkap sebelum 24 jam

5. Pengumpulan Data Setiap hari

94 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

6. Periode Analisa 1 bulan

Jumlah rekam medik yang diisi lengkap


7. Numerator
sebelum 24 jam

Jumlah total rekam medik pasien yang


8. Denumerator berobat pada hari yang sama, diambil
sampel dengan menggunakan rumus Slovin

9. Target/ Standar Pencapaian 50 %

10. Sumber Data Register rekam medik

11. Petugas Pengumpul Data Petugas rekam medik

12. Waktu Pencapaian 1 tahun

13) Indikator Mutu Klinis Pengelolaan Limbah


N
JENIS KETERANGAN
O

1. Indikator Pengelolaan limbah padat sesuai prosedur

2. Dimensi Mutu Keamanan, bagi pasien maupun petugas

Untuk menilai cara pengelolaan limbah


3. Tujuan Indikator
padat

Pengelolaan limbah padat dilakukan sesuai


4. Definisi Operasional
dengan prosedur yang sudah ditetapkan

5. Pengumpulan Data Setiap dilakukan pembuangan limbah padat

6. Periode Analisa 1 bulan

95 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Jumlah limbah padat yang dikelola sesuai


7. Numerator
prosedur

Jumlah total limbah padat yang ada di


8. Denumerator
Puskesmas

9. Target/ Standar Pencapaian 100 %

10. Sumber Data SOP pengelolaan limbah padat

11. Petugas Pengumpul Data Petugas Kesling

12. Waktu Pencapaian 1 tahun

7) Interaksi Penyelenggaraan Sistem Manajemen Mutu dan Sistem


Penyelenggaraan Pelayanan.
Penyelenggaraan Sistem Manajemen MutuPuskesmas Sambongpari dan Sistem
Penyelenggaraan PelayananKesehatan merupakan suatu rangkaian proses-proses
yang saling terkait berinteraksi satu dengan lainnya yang terbagi dalam 4 kelompok
proses, yaitu:

a) Proses Perencanaan Mutu


Proses Perencanaan Mutu merupakan proses dimana ditetapkannya Kebijakan
dan Sasaran Mutu Puskesmas dengan memperhatikan persyaratan pelanggan dan
peraturan serta undang-undang yang berlaku.
Kebijakan dan Sasaran Mutu yang ditetapkan berikut persyaratan pelanggan dan
peraturan & undang-undang yang berlaku akan digunakan sebagai acuan untuk
menjalankan proses-proses berikutnya yang telah ditetapkan.
b) Proses Inti
Proses Inti adalah kegiatan atau aktivitas utama dari fungsi-fungsi/bagian-bagian
yang ada dalam Puskesmas dalam tujuannya untuk memenuhi persyaratan yang
diminta oleh pelanggan ataupun persyaratan lainnya yang berlaku.
Proses inti pada UPTD Puskesmas Sambongpari terdiri dari aktivitas-aktivitas
Manajemen Administrasi, penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Penyelenggaraan Pelayanan Klinis atau Perseorangan, Upaya Kesehatan

96 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Pengembangan dan Upaya Kesehatan Penunjang, yaitu : Perencanaan Anggaran,


Perencanaan Program, Pendaftaran Pasien, Poli Umum, Poli Gigi, Poli
Kesehatan Ibu, Anak dan KB (KIA/KB), Pelayanan Lansia dan Penyakit Tidak
Menular (PTM), Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sehat (MTBS)/Poli
Anak, Pelayanan Poli Penyakit Menular (P2M : TB Paru, Kusta, Kulit,
Kelamin), Pelayanan Imunisasi, Pelayanan loket obat, Pelayanan Konsultasi
Gizi, Pelayanan Konsultasi Penyakit Berbasis Lingkungan (Klinik Sanitasi).
1) Perencanaan Anggaran
UPTD Puskesmas Sambongpari merencanakan kebutuhan anggaran untuk
operasional Puskesmas selama 1 tahun sesuai dengan kebutuhan masing-
masing program ataupun bagian unit pelayanan dalam bentuk RKA dan
DPA Puskesmas.
2) Perencanaan Program
Setelah evaluasi atas program tahun lalu dan masukan dari unit terkait,
Urusan Perencanaan membuat Rencana Program Puskesmas dengan
mengutamakan Program Prioritas dan kemudian menyerahkannya kepada
Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dalam bentuk RUK dan RPK
Puskesmas.
3) Pendaftaran Pasien
Pelayanan di Puskesmas diawali dengan mendaftarkan diri di meja
pendaftaran menggunakan nomor antrian, kemudian dilakukan pendataan
oleh petugas dan membayar retribusi di loket bagi pasien umum dan biaya
gratis bagi yang menunjukkan kartu kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)/BPJS Kesehatan atau SKTM setelah itu pasien diarahkan ke
unit pelayanan yang diinginkan, jika diperlukan diantar oleh petugas piket
informasi, dan petugas pelayanan unit terkait mengambil dokumen medical
record pelanggan bagi pengunjung baru maupun lama yang telah disediakan
oleh petugas rekam medis.
4) Pelayanan Poli Umum
Pasien dengan keluhan penyakit yang umum akan diarahkan untuk diperiksa
di Poli Umum. Pasien akan didata oleh petugas Poli Umum setelah
dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik oleh dokter umum. Apabila
diperlukan pasien dapat dikonsul ke Poli lain (Poli Gigi, KIA, P2M, Klinik
Konsultasi) atau dirujuk ke Rumah Sakit. Pasien yang telah berobat dapat
diberikan resep untuk ke Loket Obat guna mengambil obat.
5) Pelayanan KIA dan KB

97 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Pelayanan KIA-KB dilakukan untuk pemeriksaan kesehatan Ibu dan Anak.


Petugas KIA mencatat data pasien ibu hamil, Ibu nifas, Pasien KB, dan bayi.
Bidan memeriksa Ibu Hamil dan Ibu Nifas dan merujuk ke dokter untuk
konsultasi bila itu perlu. Pasien KB diperiksa kemudian diberikan pelayanan
sesuai kebutuhan pasien yaitu alat kontrasepsi atau terapi untuk keluhan dari
penggunaan alat kontrasepsi. Pasien Bayi diperiksa kemudian diberikan
pelayanan sesuai kebutuhan, yaitu imunisasi atau terapi jika ada keluhan
sakit. Pasien Ibu hamil dirujuk atau dikonsulkan ke Poli Gigi untuk
diberikan pemeriksaan kesehatan gigi.
6) Pelayanan P2M
Pasien yang sudah terdiagnosa atau suspeck penyakit menular Kusta, Infeksi
Menular Seksual (IMS), HIV/AIDS dan TB Paru berdasarkan hasil
pemeriksaan BTA+ maupun Rontgent+ dilayani di Poli P2M. Khusus pasien
TB Paru sebelum memberikan obat petugas melakukan kunjungan rumah
dengan tujuan mengurangi angka kejadian Drop Out. Petugas memberikan
obat TB Paru setelah memberikan konseling dan pasien menandatangani
inform consent. Bila pasien tidak datang berobat pada waktu yang telah
ditentukan, petugas akan berkunjung ke rumah pasien untuk mencari
penyebab tidak datangnya pasien tersebut. Pasien yang sudah terdiagnosa
menderita kusta juga menjalani prosedur yang sama dengan pasien TB.

7) Pelayanan MTBS/Poli Anak


Proses ini dilakukan untuk melayani bayi muda 0-2 bulan dan bayi usia 2
bulan keatas sampai dengan usia 5 tahun. Perawat melakukan menilai
(assesment) penyakit/kelainan secara dini dan merujuk ke dokter apabila
ditemukan kelainan yang lebih serius.
8) Pelayanan Lansia
Pelayanan Lansia ini dilakukan untuk melayani pasien berusia 60 tahun
keatas untuk memperlancar proses pelayanan pada pasien Lansia. Pelayanan
ini ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pada usia
lanjut dan dilakukan di dalam gedung melalui Poli Lansia serta di luar
gedung melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu). Pasien dari Poli Lansia
ini dapat diberikan resep yang selanjutnya obat diambil di Loket Obat
wadah khusus.
9) Pelayanan Poli Gigi

98 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Pasien yang mempunyai keluhan gigi akan dilayani di Poli Gigi. Selain dari
luar yang berkunjung khusus, Poli Gigi juga dapat melayani pasien yang
dikonsul dari Poli Umum dan KIA. Pasien dari Poli Gigi dapat diberikan
resep yang selanjutnya obat diambil di Loket Obat.
10) Pelayanan Loket Obat
Dalam ruang loket obat setelah petugas menerima resep dari pasien dan atau
melihat antrian pasien dalam aplikasi SP3, petugas menyiapkan obat dan
menyerahkan kepada pasien disertai pemberian Informasi mengenai aturan
pemakaian obat.
11) Pelayanan Imunisasi
Imunisasi diberikan untuk bayi dan anak berumur 0 -1 tahun di Poli KIA-
KB dalam gedung Puskesmas. Pelayanan luar gedung dilakukan di
Posyandu, Puskesmas Pembantu dan di tempat Puskesmas Keliling.
12) Konsultasi Gizi
Pasien yang diperiksa di Poli Umum, KIA-KB, MTBS/Poli Anak, Poli Gigi,
P2P, Lansia-PTM dan perlu mendapatkan Konsultasi Gizi maka pasien
tersebut dirujuk ke bagian Klinik Gizi. Dibagian Klinik Gizi, Petugas Gizi
memberikan Konsultasi Gizi dengan menggunakan Leaflet Dirt dan Food
Model jika diperlukan. Untuk pasien anak/balita yang dirujuk ke Klinik
Gizi, penyuluhan diberikan kepada pendamping pasien.

13) Konsultasi Penyakit Berbasis Lingkungan


Pasien yang diperiksa di Poli Umum, KIA-KB, MTBS/Poli Anak, P2P,
Lansia-PTM dan perlu mendapatkan Konsultasi Penyakit Berbasis
Lingkungan maka pasien tersebut dirujuk ke bagian Klinik Sanitasi.
Dibagian Klinik ini Sanitarian memberikan Konsultasi tentang Penyakit
Berbasis Lingkungan. Untuk pasien anak/balita yang dirujuk ke Klinik
Sanitasi, penyuluhan diberikan kepada pendamping pasien. Jika diperlukan,
Sanitarian dapat meninjau tempat tinggal pasien untuk melihat masalah yang
dialami oleh pasien berhubungan dengan sanitasi lingkungan.
14) Ruang Tindakan
Pelayanan Ruang Tindakan ini di lakukan 7 jam sehari untuk melayani
pasien kecelakaan lalu lintas atau kejadian lainnya (keracunan makanan-
minuman, Kejadian luka atau penyakit kedaruratan lainnya). Apabila

99 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

diperlukan pasien dapat di rujuk ke rumah sakitn sesuai dengan kegawat


daruratannya.
15) Laboratorium Sederhana
Petugas Laboratorium menerima Formulir Permintaan Pemeriksaan
Laboratorium dari pasien. Petugas Laboratorium mengambil sample bahan
pemeriksaan dari pasien kemudian pasien menunggu sampai pemeriksaan
selesai. Setelah selesai pasien membawa hasil tersebut kepada
petugas/dokter yang meminta pemeriksaan tersebut.
16) Kegiatan Farmasi
Obat-obatan dan Alat Kesehatan yang diminta ke Gudang Farmasi oleh
petugas loket obat berdasarkan LPLPO (Laporan pemakaian dan lembar
permintaan obat) akan dicatat dan kemudian disimpan di Gudang Farmasi.
Penyimpanan barang-barang tersebut dilakukan sesuai dengan tempat yang
telah disediakan serta diberi identitas yang Jelas.
17) Surveilans Epidemiologi & P2P
Kegiatan Surveilans Epidemiologi dilakukan ketika terjadi kasus-kasus
tertentu yang memerlukan Penelitian Epidemiologi. Petugas Surveilans
mengunjungi lokasi terjadinya kasus berdasarkan temuan dari Poli Umum,
MTBS/Poli Anak, P2P, KIA-KB, intstruksi/pemberitahuan dari Dinas
Kesehatan atau adanya laporan dari Rumah Sakit maupun masyarakat.

18) Perkesmas
Kegiatan Perawatan kesehatan masyarakat meliputi upaya kesehatan
perseorangan (UKP) maupun upaya kesehatan Masyarakat (UKM) yang
lebih difokuskan kepada promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif
dan rehabilitatif, dengan melakukan kunjungan rumah pasien setelah
melakukan pengobatan di Puskesmas.
19) UKS (Upaya Kesehatan Sekolah)
Kegiatan yang meliputi penyelenggaraan pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat. Dalam
pelaksanaannya, petugas UKS bekerja sama dengan Guru UKS di sekolah
terkait.
20) UKGS

100 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk


mengetahui dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut siswa sekolah
sedini mungkin. Petugas UKGS bekerja sama dengan Guru UKS di sekolah
terkait.
21) UKGMD
UKGMD (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa) merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk mengetahui dan meningkatkan kesehatan gigi dan
mulut masyarakat sedini mungkin. Dalam pelaksanaannya, petugas bekerja
sama dengan Kader Posyandu.
22) Promosi Kesehatan
Petugas Promkes memberikan Penyuluhan kepada masyarakat di dalam
maupun di luar Gedung Puskesmas. Penyuluhan dapat dilakukan sesuai
jadwal atau secara insidental sesuai kebutuhan masyarakat.
23) Taman TOGA dan Taman Gizi (on progress)
Puskesmas membuat kebun percontohan tanaman obat/herbal minimal 46
jenis tanaman, dan kebun tanaman sumber gizi nabati dan tambak ikan
sumber gizi hewani yang dilengkapi papan nama dan informasi manfaat, dan
dapat dibudidayakan masyarakat wilayah kerja Puskesmas secara sederhana
dalam upaya penanggulangan gizi masyarakat dan upaya pencegahan
maupun pengobatan penyakit menggunakan herbal bagi keluarganya.

c) Proses Pendukung
Proses pendukung adalah proses atau kegiatan Puskesmas Sambongpari yang
dilakukan untuk mendukung pelaksanaan Proses Inti, meliputi Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM), yaitu :
1) Posyandu
Kegiatan Posyandu dilakukan di 44 pos dengan jadwal yang sudah
ditentukan. Petugas Posyandu adalah Tim yang terdiri dari Perawat
Kesehatan Desa dan Bidan desa setempat, apabila diperlukan disertai
petugas imunisasi dan atau petugas gizi. Pelayanan Posyandu diberikan
kepada Bayi dan Balita usia 0 – 59 bulan.
2) Posbindu

101 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Kegiatan Posbindu dilakukan di setiap desa dengan Jadwal yang sudah


ditentukan. Pelayanan Posbindu diberikan kepada masyarakat yang berumur
lebih dari 60 tahun.
3) Kerjasama dan Kemitraan
Kerjasama dan Kemitraan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Hal ini dilakukan dengan sesama penyedia layanan dasar maupun dengan
penyedia layanan rujukan di dalam Kota Tasikmalaya maupun di luar Kota
Tasikmalaya baik dengan Instansi Pemerintah, Swasta bahkan perseorangan
yang dituangkan dalam naskah kerjasama atau MOU.
4) Kepegawaian
Puskesmas mengusulkan tenaga yang dibutuhkan atau Dinas Kesehatan
mengirimkan Pegawai Baru atau Mutasi Pegawai Lama ke Puskesmas
Sambongpari. Bagian Kepegawaian menerima Pegawai Baru dan Kepala
Puskesmas menempatkan Pegawai Baru tersebut sesuai kebutuhan.
5) Keuangan
Keuangan Retribusi dilaksanakan oleh Petugas Loket Pendaftaran
menyetorkan uang Hasil Retribusi kepada Bendahara Penerimaan
Puskesmas kemudian menyetorkannya ke Dinas Kesehatan melalui Bank
yang ditunjuk setelah selesai pelayanan setiap hari kerja. Dinas Kesehatan
mengembalikan ke Bendahara Puskesmas uang Penerimaan Hasil Retribusi
untuk digunakan sebagai Dana Operasional Puskesmas. Pengelolaan
keuangan kapitasi dan non kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional dilakukan
oleh petugas pengelola JKN yang digunakan untuk Jasa pelayanan dan
dukungan biaya operasional Puskesmas.

6) Pengadaan Perlengkapan Puskesmas


Petugas Perlengkapan barang menginventarisir kebutuhan masing-masing
unit untuk kemudian mengajukan pengadaannya ke Dinas Kesehatan atau
melakukan pengadaan sendiri sesuai.
7) Kalibrasi Alat Ukur
Alat-alat Kesehatan yang digunakan dalam proses pemeriksaan pasien akan
diidentifikasi dan dicatatkan dalam Daftar Kalibrasi. Peralatan tersebut akan
dikalibrasi secara periodik. Kalibrasi dapat dilakukan dengan mengirimkan
alat tersebut kepada pihak luar yang telah ditentukan (MOU) atau dilakukan
secara internal. Hasil kalibrasi akan dicatatkan pada Daftar Peralatan dengan
mencantumkan waktu kalibrasi berikutnya oleh Tata Usaha serta

102 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

memastikan adanya tanda status kalibrasi pada alat yang telah dikalibrasi
tersebut dan menyimpan Laporan Hasil Kalibrasi.
8) Pengendalian Dokumen dan Data
Dokumen Sistem Manajemen Mutu harus ditinjau dan disetujui terlebih
dahulu sebelum diterbitkan dan kemudian dicatatkan dalam Daftar Induk
Dokumen oleh Wakil Manajemen Mutu. Perubahan Dokumen dilakukan
dengan mengajukan Lembar Permohonan Perubahan Dokumen dengan
mencantumkan perubahan yang dilakukan serta alasannya.
Perubahan dokumen harus ditinjau dan disetujui oleh Wakil Manajemen
Mutu. Salinan dokumen yang digunakan akan didistribusikan pada tempat
penggunaannya untuk memastikan efektifitas pelaksanaan Sistem
Manajemen Mutu yang dijalankan. Penyerahan Dokumen pada Pemegang
dilakukan dengan menggunakan Lembar Serah Terima Dokumen. Salinan
dokumen yang didistribusikan akan diberikan Tanda/Stempel status
pengendalian pada halaman muka dokumen tersebut.
9) Pengendalian Catatan Mutu
Catatan yang digunakan akan diidentifikasi dan dicatatkan pada Daftar
Catatan Mutu yang ada. Personal Sekretaris Kearsipan yang ditunjuk
bertanggung jawab atas untuk penyimpanan dan pemeliharaan catatan mutu
tersebut sehingga terhindar dari kerusakan atau kehilangan selama jangka
waktu penyimpanan yang telah ditentukan.
10) Pencatatan dan Pelaporan
Semua unit mencatatkan hasil kegiatan pelayanannya setiap hari dalam buku
khusus (visum atau buku yang telah diformat ) dan melaporkan ke
Koordinator masing-masing unit dalam bentuk rekapan setiap awal bulan.
Koordinator menganalisa hasil laporan dan mengumpulkan ke bagian Tata
Usaha untuk kemudian dilaporkan ke Kepala Puskesmas. Laporan yang
telah disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas kemudian
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya.
11) Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
Semua unit memasukan hasil kegiatan dan pelayanannya setiap hari dalam
aplikasi “on-line real time” SP3 yang telah dikembangkan bridging dengan
aplikasi P-Care dan melaporkan ke Koordinator masing-masing unit dalam
bentuk hardcopy setiap awal bulan. Koordinator menganalisa hasil laporan
dan mengumpulkan ke bagian Tata Usaha untuk kemudian dilaporkan ke
Kepala Puskesmas. Laporan yang telah disetujui dan ditandatangani oleh

103 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Kepala Puskesmas kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota


Tasikmalaya.
12) Proses Peningkatan Mutu.
Hubungan antar kelompok-kelompok proses dan interaksinya tersebut
ditunjukkan dalam diagram matrix pada akhir bagian ini. Dan alur proses-
proses yang dilakukan dalam Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
Sambongpariditunjukkan dalam suatu Diagram Alir Sistem Manajemen
Mutu Puskesmas yang juga menunjukkan interaksi antar proses yang
dijalankan serta Diagram Alir Proses Pelayanan Kesehatan yang
memperlihatkan rencana mutu proses Pelayanan Kesehatan yang merupakan
proses mulai dari Loket Pendaftaran sampai Loket Obat dan Diagram Alir
Proses Program Kesehatan Masyarakat yang merupakan proses mulai dari
penetapan pelanggan/masyarakat, identifikasi masalah hingga penerapan
dan penyelesaian di masyarakat.
d) Proses Peningkatan Mutu
Proses Peningkatan Mutu dilakukan untuk mengukur dan meninjau efektifitas
dari penerapan Sistem Manajemen Mutu yang dijalankan serta mengambil
tindakan yang diperlukan untuk melakukan peningkatan kinerja Puskesmas
dengan menggunakan proses-proses yang ada. Proses ini meliputi kegiatan Audit
Mutu Internal, Tinjauan Manajemen, Analisa Data, Penanganan Pendapat
Pelanggan, Penanganan Keluhan Pelanggan serta Tindakan Koreksi dan
Pencegahan.
1) Audit Mutu Internal
Audit Mutu Internal dilaksanakan secara periodik (setiap 6 bulan) sesuai
dengan Jadwal Audit yang dibuat oleh Wakil Manajemen Mutu.
Pelaksanaan audit akan dilakukan oleh personal Tim Audit Internal yang
telah ditentukan dalam SK Kepala Puskesmas Sambongpari nomor
440/204/SK/PKM-CPC/I/2017, apabila diperlukan maka audit mutu internal
dilakukan oleh personal yang terlatih dan independen yang akan ditunjuk
oleh pihak Manajemen. Hasil temuan Audit Mutu Internal dicatatkan dalam
Laporan Hasil Audit berikut tindakan koreksi yang akan dilakukan.
Tindakan Koreksi yang dilakukan akan diperiksa efektifitas pelaksanaannya
dan dicatatkan pada Laporan Audit yang sama. Laporan Hasil Audit ini akan
disimpan oleh Wakil Manajemen Mutu dan digunakan dalam Tinjauan
Manajemen.
2) Tinjauan Manajemen

104 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Tinjauan Manajemen dilakukan secara periodik (setiap 6 bulan) dalam satu


periode untuk mengetahui penerapan dan efektifitas Sistem Manajemen
Mutu yang dijalankan.
Tinjauan Manajemen dipimpin oleh Pimpinan Manajemen dan dihadiri oleh
Wakil Manajemen Mutu, Tim Audit internal dan Pokja serta
Penanggungjawab Mutu serta pihak lain yang diperlukan. Tinjauan
Manajemen akan membahas masalah sesuai dengan agenda yang ditetapkan.
Wakil Manajemen Mutu bertanggung jawab untuk menyiapkan dan
menyimpan catatan hasil tinjauan manajemen.
3) Tindakan Koreksi Dan Pencegahan
Tindakan koreksi dan pencegahan dilakukan untuk menyelesaikan
masalah/potensi masalah yang berhubungan dengan Sistem Manajemen
Mutu. Temuan Hasil Internal Audit, adanya Keluhan Pelanggan dan
terjadinya Ketidaksesuaian Pelayanan akan dilakukan koreksi mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan.
Masalah/potensi masalah yang terjadi selain dari ketiga hal tersebut diatas
akan ditindak lanjuti dengan mencatat masalah/potensi masalah yang terjadi
pada Lembar Tindakan Koreksi/Pencegahan oleh personal yang
menemukannya dan menyerahkan kepada Wakil Manajemen Mutu untuk
ditinjau dan dilakukan tindak lanjut penanganan masalahnya.
Wakil Manajemen Mutu bertanggung jawab untuk menganalisa penyebab
terjadinya masalah dan melakukan koordinasi untuk melaksanakan tindakan
yang diperlukan. Hasil analisa dan tindakan yang akan dijalankan akan
dicatat dan didistribusikan kepada pihak yang terkait.
Wakil Manajemen Mutu bertanggung jawab untuk memastikan tindakan
yang dilakukan telah berjalan dengan efektif dan tepat waktu. Penerapan
tindakan koreksi dan pencegahan memungkinkan dilakukannya perubahan
di dalam Sistem Manajemen Mutu yang diterapkan.
4) Analisis Data
Tiap-tiap unit pelayanan di Puskesmas Sambongpari bertanggung jawab
untuk memastikan dilakukannya analisa terhadap data hasil kegiatan yang
telah dilakukan di masing-masing unit, kemudian unit mengirimkan hasil
analisa data tersebut ke bagian Tata Usaha sebagai bahan untuk penyusunan
laporan tahunan hasil kegiatan Puskesmas selama satu tahun.
5) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan

105 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Manajemen Mutu bertanggung jawab untuk melakukan pengukuran tingkat


kepuasan pelanggan melalui Sekretariat Manajemen Mutu oleh Tim
Kehumasan Puskesmas Sambongpari yang dilakukan dengan menggunakan
metode yang telah ditetapkan pada setiap bulannya dan menerima hasil
survey Index Kepuasan Masyarakat yang dilakukan setiap tahun oleh pihak
independen Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya .
Hasil pengukuran kemudian dianalisa dan didistribusikan kepada pihak yang
terkait untuk dilakukan tindak lanjut yang sesuai.
6) Penanganan Keluhan Pelanggan
Manajemen Mutu bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan penanganan
keluhan pelanggan yang diterima melalui Sekretariat Manajemen Mutu dari
Tim Kehumasan Puskesmas Sambongpari yang dilakukan dengan
menggunakan metode yang telah ditetapkan paling lambat setiap minggu.
Keluhan pelanggan dicatat dalam buku dan lembar keluhan pelanggan dan
diserahkan kepada pihak yang terkait untuk dilakukan tindak lanjut yang
diperlukan. Tindak lanjut yang dilakukan harus dipastikan telah
menyelesaikan masalah yang terjadi.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penyelenggaraan Sistem Manajemen Mutu


Puskesmas Sambongpari dan Sistem Penyelenggaraan PelayananKesehatan yang
merupakan suatu rangkaian proses-proses yang saling terkait berinteraksi satu
dengan lainnya yang terbagi dalam 4 kelompok proses, yaitu: Proses Perencanaan
Mutu, Proses Inti, Proses Pendukung dan Proses Peningkatan Mutu.

Hubungan antar kelompok-kelompok proses dan interaksinya tersebut ditunjukkan


dalam diagram matrix pada gambar 3, dan berisikan juga alur proses-proses yang
dilakukan dalam Sistem Manajemen MutuPuskesmas Sambongpari dalam suatu
Diagram Alir Sistem Manajemen Mutu Puskesmas yang juga menunjukkan
interaksi antar proses yang dijalankan serta Diagram Alir Proses Pelayanan
Kesehatan yang memperlihatkan rencana mutu proses Pelayanan Kesehatan yang
diimplementasikan dalam proses mulai Loket Pendaftaran sampai Loket Obat dan
Diagram Alir Proses Program Kesehatan Masyarakat yang merupakan proses mulai
dari penetapan/verifikasi program dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya hingga
penerapan dan penyelesaian di masyarakat.

Diagram Hubungan Antar Proses Bisnis

Proses Perencanaan Mutu

Peraturan dan Undang-undang Pemerintah


106 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Kebijakan dan Sasaran Mutu Puskesmas Sambongpari
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Proses Inti Proses Pendukung

UKBM :
Desa siaga
Posyandu
Posbindu

Perencanaan Anggaran Sumber Daya Puskesmas :


Perencanaan Program Kepegawaian
Pendaftaran Pasien Keuangan
UKM esensial Pengadaan Barang Puskesmas
UKP Kalibrasi Alat Ukur
Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya Kesehatan Penunjang Administrasi dan Manajemen :
Kerjasama dan Kemitraan
Pengendalian Dokumen dan Data
Pengendalian Catatan Mutu
Pencatatan dan Pelaporan
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

Proses Peningkatan Mutu

Audit Mutu Internal


Tinjauan Manajemen
Tindakan Koreksi dan Pencegahan
Pengukuran Kepuasan dan Umpan Balik Pelanggan
Penanganan Keluhan Pelanggan
Analisis Data
Peningkatan Berkelanjutan

BAB VII
PENUTUP

Pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada kepuasan pelanggan atau pasien. Dimensi
mutu tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan maupun penyelenggara
pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien merupakan salah satu indiktor kualitas pelayanan dan
banyaknya kunjungan pasien ke Puskesmas tidak lepas dari kebutuhan akan pelayanan
kesehatan. Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga pelayanan.
Namun ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah, sebaran, mutu
dan kualifikasi, sistem pengembangan karir, dan kesejahteraan tenaga pelaksana pelayanan.

107 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I
Manual Mutu UPTD Puskesmas Sambongpari Sambongpari Tahun 2018

Permasalahan yang muncul menimbulkan persepsi rendahnya kualitas pelayanan, yang


berawal dari kesenjangan antara aturan dan standar yang ada dengan pelaksanaan pelayanan
yang tidak bisa menyesuaikan.Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan
bermutu, manajemen resiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan
Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Dengan tersusunnya Dokumen Manual Mutu ini diharapkan dapat membantu seluruh
karyawan Puskesmas Sambongpari dalam menyusun dokumen-dokumen dan implementasi
pelayanan kesehatan bermutu sebagaimana dipersyaratkan oleh standar mutu demi terpenuhinya
kebutuhan dan harapan/kepuasan pelanggan.

Tasikmalaya, Januari 2018


Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Sambongpari

H. SUROYO, S.IP., M.Kes


NIP. 19690214 199403 1 008

108 | U P T D P U S K E S M A S S A M B O N G P A R I

Anda mungkin juga menyukai