Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN

ACARA 3 & 4

Muh Alwi Aulia Fatkhan


20200122027
Pertanian

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN (INTAN)
YOGYAKARTA
2022
ACARA 3. PERBANYAKAN TANAMAN LADA SECARA VEGETATIF
A. TINJAUAN PUSTAKA

Lada (Piper nigrum Linnaeus) merupakan tanaman penting di Indonesia karena hasil
komoditas ini (buah lada) menjadi salah satu sumber devisa. Sistematika tanaman Lada
berdasarkan Taksonomi tumbuhan yaitu : Divisio ( Spermatophyta), Subdivisio
(Angiospermae), Clasis (Dicotyledoneae), Ordo (Piperales), Famili (Piperaceae), Species
(Piper nugrum L.). Tanaman lada merupakan tumbuhan yang memanjat dengan akar
melekat, jumlah batang 5-15 helai, daun berseling/tersebar, bertangkai, dengan daun
penumpu yang mudah gugur dan meninggalkan bekas berbentuk massa yang melingkar
(abscicion layer) (Rudi., dkk., 2004)
Iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan lada adalah : curah hujan 2000-3000
mm/th; sinar matahari 10 jam/hr; suhu udara 20-34ºC; dan kelembaban udara optimal
60/80%. Media tanam yang dikehendaki adalah : subur dan kaya bahan organik; pH 5,5-7;
ketinggian tempat 300-1100 m dpl; warna tanah merah sampai merah kuning; dan tidak
tergenang atau terlalu kering (Sarpian, 2004). Helaian daun berbentuk bulat telur
memanjang dengan ujung meruncing, ukuran 5-15 x 8-20 cm. bulir terpisah-pisah,
bergantungan terdapat pada ujung, berhadapan dengan daun. Daun pelindung memanjang
dengan panjang 4-5 mm. buah berupa buah buni yang berbentuk bulat. Menurut Balai
Besar Pengembangan dan Pengakajian Teknologi Pertanian (2008)
perbanyakan tanaman lada dijabar sebagai berikut. Perbanyakan tanaman lada dari
bahan tanam yang berkualitas menjadi hal yang mendasar dalam membangun perkebunan
lada yang baik dan 6 sehat. Tanaman lada dapat diperbanyak secara generative dengan biji
dan vegetative dengan stek. Perbanyakan menggunakan stek lebih praktis, efisien dan bibit
yang dihasilkan sama dengan sifat induknya. Stek tanaman lada dapat diambil dari sulur
gantung, sulur tanah dan sulur buah (cabang buah). Untuk menghasilkan tanaman lada
yang dapat tumbuh baik pada tanaman penegak, sebaiknya menggunakan bahan tanaman
yang berasal dari sulur panjat. Stek lada dari sulur panjat yang baik diperoleh dari tanaman
lada yang belum berproduksi pada umur fisiologis bahans tek 6-9 bulan, pohon induk
dalam keadaan pertumbuhan aktif dan tidak berbunga atau berbuah. Stek tidak boleh terlalu
tua atau terlalu muda dan diambil dari sulur yang belum menjadi kayu. Bibit lada yang
terlalu tua pertumbuhannya tidak baik, sedangkan yang terlalu muda tidak kuat (Haryadi,
dkk., 1996).
Penerapan teknik budidaya yang efektif merupakan kunci utama meningkatkan
produktivitas tanaman melalui pemupukan berimbang, pengendalian organisme
pengganggu secara terpadu dan penggunaan bibit unggul. Saat ini telah dirilis beberapa
varietas lada unggul yang selanjutnya dapat diperbanyak secara vegetatif menggunakan
setek sulur panjat satu ruas berdaun satu (Martin et al., 2015; Risnawati et al., 2019).
Perbanyakan vegetatif memegang peranan penting dalam pembibitan tanaman lada karena
lebih mudah dilakukan jika dibandingkan dengan cara perbanyakan lainnya dan bibit hasil
setek memiliki sifat yang sama dengan induknya (Meynarti et al., 2011). Kendala yang
dihadapi adalah lambatnya pertumbuhan akar adventif sehingga tingkat keberhasilannya
menjadi rendah.
B. TUJUAN PRAKTIKUM

• Mahasiswa dapat melakukan perbanyakan tanaman lada secara vegetatife

C. ALAT DAN BAHAN


• Bahan : setek lada. tanah, pupuk organik, perangsang akar
• Alat : bak kecambah, pisau, cethok

D. CARA KERJA
1) Siapkan media tanam campuran tanah dan pupuk dengan bak kecambah
2) Siapkan bahan setek lada
3) Potong setek dengan ukuran dua ruas
4) Olesi setek dengan perangsang akar
5) Tanam setek sepanjang ruas stek tersebut sampai bagian akarnya tertancap dengan
arah daun mengarah pada satu arah.
6) Siram media sampai kapasitas lapang
7) Amati 2 minggu setelah penanaman, hitung setek yang masih hijau daunnya
dan tumbuh tunas

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


No. Nama Tanaman Jumlah Jumlah Daya Tumbuh
Yang Ditanam Tanam Hidup
1. Lada 18 5 5 : 18
= 0,277
= 0,277 x 100%
= 27,7%
Pertumbuhan cabang tanaman lada merupakan bagian dari pertumbuhan vegetative
yang dipengaruhi oleh ketersediaan air, unsure hara N, P, K, unsure hara mikro dan
senyawa organik yang cukup di dalam tanah maupun dari media tanam buatan (Arif dan
Kafiar, 2015). Pupuk kandang sangat baik untuk memasok unsur hara dan memperbaiki
kualitas tanah. Pupuk kandang merupakan pupuk organik yang dapat memberikan bahan
organik, unsur hara, memperbaiki sifat fisik tanah, serta mengembalikan unsur hara yang
hilang. Selain itu juga dapat mencegah kehilangan air dalam tanah, dan laju infiltrasi air
masuk kedalam tanah. Bahan organik mempunyai peranan penting dalam menetukan
ketersediaan kalium dalam tanah (Nurdiansyah, 2007). (Sitti Inderiati1), 2020)
Penggunaan kotoran kambing sebagai pupuk kandang pada praktikum kali ini didasari oleh
alasan bahwa kotoran kambing memiliki kandungan unsur hara relatif lebih seimbang
dibanding pupuk alam lainnya dan kotoran kambing bercampur dengan air seninya (urine)
yang juga mengandung unsur hara. (Aldi1), 2017)
Dari data pengamatan selama praktikum memperoleh hasil tumbuh 5 tanaman lada
dari 18 yang ditanaman, selebihnya tanaman lada mati. Hal itu bisa dipengaruhi karena
adanya guncangan saat penanaman ataupun salah perlakuan sebelum tanam. Kondisi media
tanam juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman diantaranya karena adanya factor fisik
dari media tersebut.

KESIMPULAN

• Pengamatan yang dilakukan menghasilkan 2 tanaman lada yang tumbuh dari 15


tanaman lada yang ditanam. Selain 2 itu, tanaman lada mati. Hal itu bisa
dipengaruhi karena kondisi media tanam dan perlakuan sebelum tanam.

SARAN

Perlu adanya pemilihan bibit lada yang berkualitas untuk mendapatkan bibit tanaman
lada yang baik dan berkualitas

F. DAFTAR PUSTAKA

Aldi1), M. 2. (2017). PERTUMBUHAN STEK TANAMAN LADA (Piper nigrum Linn)


PADA KOMPOSISI MEDIA TUMBUH DAN DOSIS AIR KELAPA YANG
BERBEDA. PERTUMBUHAN STEK TANAMAN LADA, 415 – 422.
Departemen Pertanian. 2009. Pedoman teknis pengembangan lada organik. Direktorat
Jenderal Perkebunan Depertemen Pertanian. Jakarta.
http//ditjenbun.pertanian.go.id./berita-144- pedoman-teknis-penngembangan-lada-
organik [10 Maret 2019].
Kementerian Pertanian. 2013. Mengenal jenis-jenis varietas lada.
http://ditjenbun.pertanian.go.id/tanregar/berita-230-mengenal-jenis-jenis-varietas-
lada [21 Pebruari 2020].

Martin AB., Same M., Indrawati W. 2015. Pengaruh Media Pembibitan pada Pertumbuhan
Setek Lada (Piper nigrum L.). Jurnal Agro Industri Perkebunan, 3 (2) : 94-107.
LAMPIRAN
ACARA 4. PERBANYAKAN TANAMAN KAKAO SECARA GENERATIF
A. TINJAUAN PUSTAKA

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan spesies penting famili Sterculiceae yang
berasal dari daerah Amazon Amerika Selatan (Chat, 1953; Dinarti, 1991). Habitat asli
tanaman kakao adalah hutan tropis dengan naungan pohon-pohon yang tinggi, curah hujan
tinggi, suhu sepanjang tahun relatif sama, serta kelembaban tinggi yang relatif tetap. Pada
tahun 1528, coklat mulai diperkenalkan di wilayah Eropa oleh bangsa Spanyol dan mulai
menyebar ke seluruh dunia sekitar abad ke-16 (Toussaint-Samat, 2009). Di Indonesia,
kakao juga diperkenalkan oleh Spanyol pertama kali pada tahun 1560 di daerah Minahasa.
Kakao mulai menyebar ke seluruh wilayah di Indonesia mulai akhir abad 18 dan menjadi
komoditas perkebunan utama di Indonesia. Pada tahun 2012, Indonesia menjadi penghasil
kakao terbesar kedua di dunia di bawah Pantai Gading dengan total produksi lebih dari 900
ribu ton (FAO, 2014).
Pada saat ini kebanyakan para petani memperoleh bibit kakao secara generatif atau
melalui biji. Biji kakao yang dipanen dari tanaman kakao yang unggul dibersihkan dan
dikeringkan sampai kadar air sekitar 40%. Biji yang kering selanjutnya dikecambahkan
selama kurang lebih 12 hari. Benih yang telah dikecambahkan kemudian ditanam di lahan
dengan pemeliharaan sekitar 4-5 bulan (Rahardjo, 2011). Keuntungan perbanyakan kakao
secara generatif adalah mudah dan sederhana untuk dilakukan (Wahyudi et al., 2008) serta
dapat dihasilkan bibit dalam jumlah yang banyak dengan pertumbuhan yang seragam serta
memiliki perakaran yang kuat (Harmanto, 2001).
Namun, bibit tanaman hasil perbanyakan generatif memiliki sifat genetik yang
bervariasi. Hal ini disebabkan kakao merupakan tanaman yang melakukan penyerbukan
silang (cross pollination) dan bunga kakao bersifat protogini yang artinya putik masak lebih
awal daripada 17 Pengaruh Penambahan 6-benzylamin..., Riyan Fauji, FKIP UMP, 2014
kepalasari sehingga serbuk sari tidak mampu membuahi putik dari kuntum yang sama
(Prawoto, 2008). Sebagai akibatnya keturunan yang diperoleh dari perbanyakan generatif
akan bervariasi (Maximova et al., 2002). Alternatif lain yang dapat digunakan untuk
menghasilkan bibit yang seragam secara genetik adalah dengan cara perbanyakan bibit
secara vegetatif seperti stek, cangkok, okulasi dan sambung pucuk (Winarsih et al., 2003).

B. TUJUAN PRAKTIKUM

• Mahasiswa dapat melakukan perbanyakan kakao secara generatif dengan biji dari
buah

C. ALAT DAN BAHAN


o Bahan : buah kakao, tanah, pupuk organik, bak kecambah, polibag
o Alat: sprayer tangan, cethok
D. CARA KERJA
1) Siapkan media tanam campuran tanah dan pupuk dengan wadah bak
kecambah
2) Keluarkan benih dari buah, pilih bagian tengah
3) Hilangkan lendir dengan dicuci atau digosok dengan abu
4) Kecambahkan di bak perkecambahan
5) Benih akan berkecambah pada 4-5 hari
6) Hitung daya kecambah dengan menghitung benih yang berkecambah sampai minggu
𝐽𝑢𝑚𝑝𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ
ke-2 𝐷𝐵 = 𝑥 100%
Jumplah benih yang disemai
7) Hitung kecepatan berkecambah
𝑁1 𝑁1 𝑁𝑛
KB = + …+
𝐷1 𝐷2 𝑁𝑛
Ket : N1 – Nn = Jumplah kecambah normal 1,2… n setelah semai
D1 – Dn = Jumplah hari setelah semai (Etmal)
8) Setelah keping membuka, sebelum akar tunggang bercabang, semaian harus segera
dipindah di polybag kecil

E. HASIL DAN PEMBAHASAN

No Nama Tanaman Jumlah Tanam Jumlah Hidup Daya Tumbuh


Yang Ditanam
1. Kakao Kampus 10 10 10/10 x 100%
= 100%
2. Kakao P.Joko 10 8 8/10 x 100%
= 80%
Jumplah 20 18 18/20 x 100%
= 90%
Tanaman yang berkembang biak secara generatif umumnya memiliki daya adaptasi
tinggi terhadap kondisi lingkungannya. Di samping itu, tanaman dari perkembangbiakan
generative juga umurnya cenderung lebih produktif.. Perbanyakan secara
generatif melibatkan organ tanaman berupa biji. Biji merupakan bagian tanaman yang
terbentuk setelah terjadinya proses fertilisasi, suatu proses peleburan gamet jantan dan
betina. Peranan biji menjadi penting dalam perbanyakan karena adanya embrio. (Hijau,
2021)
Dari pengamatan yang telah dilakukan saat praktikum dapat mendapatkan hasil
bahwa kakao yang ditanam secara keseluruhan berjumplah 20 menghasilkan 18 yang
hidup, dan sisanya mati. Kakao yang ditanam ada 2 kelompok yaitu dari Kelompok
Kampus dengan jumlah tanam 10 yang hidup hanya 10, sedangkan Kelompok P.Joko dari
10 tanaman yang hidup ada 8. Kakao tidak bisa tumbuh kemungkinan dipengaruhi oleh
benih kakao yang dipilih, suhu, curah hujan, intensitas cahaya, angina, dan juga
kelembaban.

KESIMPULAN

• Praktikum kali ini yaitu penananam Kakao secara generative, yang dimana dari 20
biji kakao yang ditanam menghasilkan 18 tanaman yang tumbuh, dan sisanya mati.

SARAN

Pada praktikum penanaman kakao sudah cukup bagus, perlu ditingkatkan

F. DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengkajian Teknologi Pertanian, Sumbar. 2017. Keragaman Kakao Unggul Klon
BL-50 dari Kabupaten Lima Puluh Kota di Kawasan TTP Guguak.
http://sumbar.litbang.pertanian.go.id/index.php/info-tek/1007-keragaankakao-
unggul-klon-bl-50-dari-kabupaten-limapuluh-kota-di-kawasan-ttpguguak. [Di
akses 25 Mei 2018 ].
Badan Pusat Statistik. 2018. Data Produksi Kakao. Jakarta. 72 ha
Departemen Perindustrian. 2007. Gambaran Sekilas Industri Kakao. Jakarta. 44 hal.
Hijau, A. K. (2021, 09 11). Apa Kelebihan dan Kekurangan Perkembangbiakan Tanaman
secara Generatif? Retrieved 12 30, 2022, from Apa Kelebihan dan Kekurangan
Perkembangbiakan Tanaman secara Generatif?: https://klikhijau.com/apa-
kelebihan-dan-kekurangan-perkembangbiakan-tanaman-secara-generatif/
Martono, B. 2015. Karakteristik Morfologi dan Kegiatan Plasma Nutfah Tanaman Kakao.
Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. Sukabumi. 14 hal
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai