Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

METODE DAN STRATEGI STORY TELLING PAUD

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Teknik Bercerita

Dosen Pengampu :

Reni Sulistina, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Devi Lutvia Mindhayanti 12206193078


2. Enik Dwi Sukmawati 12206193086
3. Alik Khusnaini 12206193034
4. Chasnaul Choiriyah 12206193035
5. Aulia Arfi Nur Aisya 12206193087

SEMESTER 6

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI 6C

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH


TULUNGAGUNG

MARET 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul “Metode dan Strategi Story Telling PAUD”

Makalah ini berisi tentang beberapa cakupan materi yang telah kami tulis
dengan semaksimal mungkin. Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan. Proses penulisan makalah ini,
tidak lepas bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, maka dari itu kami
ucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr.Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung.


2. Ibu Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan di IAIN Tulungagung.
3. Ibu Reni Sulistina, M.Pd selaku Dosen pengampu mata kuliah Teknik
Bercerita yang telah memberikan materi.
4. Teman-teman Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini dan semua pihak yang
telah member dukungan untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu kami mengharapkan adanya kritik, saran, dan usulan pembaca demi perbaikan
makalah untuk masa mendatang.

Tulungagung, 30 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR .......................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................3
1.3 Tujuan Pembahasan ......................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Metode Storytelling .........................................................................4

2.2 Definisi Strategi Storytelling ........................................................................6

2.3 Metode Storytelling.......................................................................................7

2.4 Strategi Storytelling ..................................................................................... 9

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................10

3.2 Saran ..............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cerita adalah suatu seni dalam menyampaikan ilmu, pesan, nasihat,
baik lisan maupun tulisan kepada orang lain yang sebagian bahannya
berdasarkan fakta. Cerita mempunyai tujuan yaitu menyampaikan pesan-
pesan moral tanpa berkesan mengurai atau memaksakan pendapat. Metode
bercerita (story telling) salah satu metode yang efektif untuk pembelajaran.
Metode ini disukai oleh anak-anak, remaja, bahkan orang yang sudah tua
sekalipun. Selain memberikan pengetahuan dan contoh teladan yang bisa
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, dan cerita juga sangat menghibur.
Dalam metode bercerita salah satu tujuannya adalah memudahkan anak
dalam berbahasa, maka diprediksi oleh para ahli etimologi bahwa bahasa
memiliki umur yang sama dengan umur bumi. Ketika kehidupan mulai
muncul, seiring itu pula kehidupan bahasa mulai ada. Pada dasarnya bahasa
merupakan media seseorang untuk menyampaikan maksud dan keinginannya
kepada lawan bicara, berupa bahasa tubuh atau hanya gerakan tangan, mulai
dari bahasa isyarat sampai dengan yang lainnya. Dengan demikian dalam
bercerita yang menjadi tujuan salah satunya yaitu tercapainya perkembangan
bahasa pada anak usia dini.
Anak usia dini mempunyai keunikan yang harus diketahui dan
dipahami oleh pendidik, agar tercapailah salah satu tujuan pembelajaran.
Dalam kehidupan anak usia dini banyak perkembangan yang terjadi pada
mereka karena anak usia dini mempunyai kehidupan yang luar biasa dan masa
yang tidak pernah bisa diulang kembali. Dengan demikian sebagai pendidik
harus menggunakan metode yang tepat kepada anak didik agar terciptalah
generasi-generasi yang cerdas. Dan anak usia dini bisa memahami bagaimana
bahasa yang bagus dengan cara pendidik menggunakan metode yang sesuai
dengan perkembangan bahasa anak tersebut. Perkembangan anak tersebut
sangat dipengaruhi dengan bagaimana kondisi mereka di sekolah salah
satunya, dengan guru harus menggunakan metode yang benar untuk
menunjang perkembangan anak usia dini. Ratusan strategi Story Telling

1
dalam mengembangkan bahasa pada anak. Dengan demikian kehidupan
sekarang dan untuk masa mendatang pada anak usia dini akan berjalan dengan
baik sesuai dengan perkembangan mereka.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi Story Telling?
2. Apa definisi Strategi Story Telling?
3. Apa saja metode Story Telling?
4. Bagaimana Strategi Story Telling?
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami definisi Story Telling.
2. Untuk memahami definisi Strategi Story Telling.
3. Untuk memahami metode Story Telling.
4. Untuk memahami Strategi Story Telling.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Metode Story Telling


Secara etimologis, kata “metode” berasal dari bahasa Yunani
“methodos” yang tersusun dari kata “meta” dan “hodos“. Meta berarti
menuju, melalui, mengikuti, atau sesudah. Sedangkan hodos berarti jalan,
cara, atau arah. Kata tersebut kemudian diserap dalam bahasa Inggris menjadi
kata “method” yang berarti suatu bentuk prosedur tertentu untuk mencapai
atau mendekati suatu tujuan, terutama cara yang sistematis. Menurut Pius
Partanto & M. Dahlan Barry, pengertian metode adalah cara yang teratur dan
sistematis dalam melakukan suatu kegiatan.
Sedangkan story atau cerita dapat diartikan suatu kegiatan
menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan, pengalaman
atau sesuatu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang rekaan
belaka. Menurut Sukanto cerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh guru kepada murid-muridnya, ayah kepada anak-anaknya, guru
bercerita kepada pendengarnya. Cerita juga dapat diartikan sebagai tuturan
yang membentang tentang bagaimana terjadinya suatu hal
(peristiwa,kejadian,dsb) atau karangan yang menuturkan perbuatan,
pengalaman, atau penderitaan orang, kejadian dsb (baik yang sungguh-
sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan belakang. Bercerita bagi anak
usia dini sangatlah penting. Karena dengan bercerita anak bisa merekam
dalam otaknya tentang kisah-kisah tertentu serta kejadian-kejadian
yang telah terjadi, memberikan pesan moral serta bisa menguatkan kekuatan
memori otak anak. 1
Dari penjelasan tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa
pengertian metode storytelling adalah suatu cara atau proses sistematis yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan bercerita agar tujuan yang
diinginkan dapat tercapai. Dengan kata lain, metode berfungsi sebagai alat
untuk mencapai suatu tujuan, atau bagaimana cara untuk melakukan/

1
Nuraida Fitry, Penggunaan Metode Bercerita Dengan Boneka Tangandapat Meningkatkan
Kecerdasan Linguistik Verbalpada Anak Kelompok B Tk Kartika Xiv-5 Tahun Ajaran 2018-2019.

4
membuat sesuatu. Artinya metode dijadikan sebagai acuan kegiatan karena di
dalamnya terdapat urutan langkah-langkah yang teratur sehingga proses
mencapai tujuan menjadi lebih efisien.

5
2.2 Definisi Strategi Story Telling
Story Telling yaitu bagian dari strategi pemasaran yang sudah ada
sejak lama namun strategi tersebut populer kembali di sosial media
marketing. Story Telling yaitu kemampuan dasar seseorang dalam bercerita
yang mereka pernah alami dalam kehidupan orang lain atau para pendengar.
kemampuan ini bisa sangat powerfull untuk memperkenalkan bisnis layaknya
di depan umum. Story Telling tidak hanya suatu kemampuan untuk bercerita
atau berdongeng namun kemampuan ini yaitu sebuah alat yang sangat penting
bagi seorang marketing atau pemasaran untuk menarik para pelanggan atau
konsumen nya. Secara umum Story Telling yaitu sebuah usaha pengumpulan
data untuk menyusun menjadi cerita yang secara runtut untuk disampaikan
kepada audiens supaya menimbulkan ketertarikan terhadap suatu produk yang
ditawarkan. Strategi yang yang satu ini bisa diterapkan ketika ingin
menawarkan atau membuat iklan mengenai produk baik barang atau jasa
dengan cara merangkai kata menjadi sebuah cerita. Contohnya yaitu kamu
merupakan seorang copywriter di perusahaan yang diminta untuk
menjelaskan sebab produk dan disinilah Story Telling dapat diaplikasikan
untuk menjalankan koneksi yang baik bagi para konsumen. Saat kita mampu
menyampaikan cerita dengan baik bisa dipastikan bahwa konsumen
mendengarkan dan tertarik dengan produk yang kita tawarkan. Selain dalam
hal teknik menggunakan kata-kata kita juga bisa menggunakan teknik saat
anda sedang ingin bercerita kepada klien. Saat kita bisa bercerita dengan baik
maka hampir bisa dipastikan klien sangat semangat menjelaskan kan
penjelasannya anda karena bercerita yaitu salah satu bahasa universal yang
mampu diterima oleh banyak orang.2

2
MayarFarida, Merawati, “Stategi Story Telling dalam Mengembangkan Bahasa pada Anak”,
Jurnal Basicadu, Vol 5 No 2 (2021), 707-716.

6
2.3 Metode Story Telling
Terdapat beberapa metode atau langkah-langkah dalam Story
Telling, antara lain yaitu :
1. Memilih atau menentukan tema dan judul cerita yang nantinya akan
dibawakan: sebelum memulai bercerita terlebih dahulu storyteller
mempersiapkan tema dan judul cerita yang nantinya akan diceritakan,
bisa saja menggunakan tema binatang atau lainnya yang dapat menarik
perhatian anak.
2. Mengkondisikan anak agar bisa bersikap tenang : dengan suasana yang
tenang dan kondusif akan mempermudah storyteller menyampaikan
ceritanya, selain itu anak juga dengan mudah dapat memahami cerita yang
disampaikan.
3. Tahapan membuka atau mengawali, mencakup kegiatan :
a. Menanyakan kepada anak didik kesiapan untuk mendengarkan cerita.
b. Menyampaikan terlebih dahulu sinopsis atau sekilas tentang isi cerita
secara singkat.
c. Memberikan informasi tentang tokoh-tokoh yang akan muncul dalam
cerita.
d. Mengawali cerita dengan menggambarkan waktu, tempat, ekspresi
emosi dengan diiringi nyanyian atau dengan munculnya suara-suara
seperti suara binatang.
4. Tahapan pada saat bercerita mencakup kegiatan :
a. Mendorong anak untuk merespon atau menanggapi di bagian tertentu
pada cerita yang telah dibacakan.
b. Memantau anak dengan pertanyaan untuk memperdalam pemahaman
cerita.
c. Mengajak anak untuk membuat praduga, apa yang akan terjadi
sebelum cerita dilanjutkan.
d. Memberi kesempatan untuk menginterpretasikan cerita.
e. Menterjemahkan kata-kata yang masih dirasa sulit diterima oleh anak.
5. Tahapan menutup cerita dan evaluasi :

7
a. Proses Tanya jawab (diskusi) seputar tokoh-tokoh dan perbuatan
dalam cerita yang harus dicontoh dan ditinggalkan.
b. Mendorong anak untuk mencoba menceritakan kembali atau bercerita
dengan kreasi sendiri dan memberikan reward kepada anak yang au
bercerita.3

3
Pratiwi Rizki Rosalina, “Penerapan Metode Storytelling untuk Meningkatkan Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas II SDN S4 Bandung”, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol 1 No 1
(2016), 199-207.

8
2.4 Strategi Story Telling
Strategi Story Telling atau strategi bercerita ini merupakan upaya
pendidik untuk menyajikan suatu cerita yang mudah didengar anak dan
mampu membuat anak merasa senang. Menurut Nur Mustakim (2005)
terdapat beberapa strategi dalam penyampainan cerita untuk anak, strategi
tersebut diantaranya :
a. Strategi Penceritaan Cerita yang disampaikan Oleh Guru.
Yaitu proses pendidik dalam menceritakan cerita menggunakan media
atau benda benda visual seperti boneka,buku bergambar, buku cerita
yang bertujuan memancing minat anak untuk mendengarkan cerita.
b. Strategi Reproduksi Cerita atau Menceritakan Kembali.
Yaitu kegiatan anak setelah anak mendengarkan cerita dan memahami isi
cerita, pendidik berserta anak didik menceritakan kembali hal-hal yang
ada di dalam cerita sesuai dengan pemahaman anak pada saat
mendengarkan cerita dari guru, yang bertujuan melatih 3 hal dalam
kegiatan bercerita diantaranya :
 Anak mampu menyusun kembali cerita yang didengarkan anak dalam
proses penceritaan dengan menggunakan bahasa anak sendiri.
 Anak terampil dalam menggunakan bahasa lisan dengan aktif
berbicara.
 Anak berekspresi ketika menceritakan kembali.
c. Strategi Simulasi Kreatif
Yaitu upaya pendidik untuk menstimulasi anak didik dengan mengambil
peran dalam bercerita menggunakan alat peraga agar anak bisa
membedakan antara tokoh satu dengan tokoh yang lain dari segi sifat,
perilaku. Dengan cara pendidik menirukan perilaku tokoh yang terdapat
dalam cerita atau tokoh yang dikenal anak dilingkunganya. Seperti Nenek
sihir pendidik menirukan dengan nada serak, sikap jahat, Tokoh Putri
Salju pendidik menirukan dengan nada yang halus, bersikap baik.4

4
Yusela Koprita,Muhamad Ali, Lukmanulhakim,” Peranan Guru Dalam Mengembangkan
Kemampuan Berbicara Melalui Bercerita Pada Anak PAUD Tunas Bangsa Pontianak”, Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, Vol 8 No. 7 (2019), 1-8.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Story atau cerita dapat diartikan suatu kegiatan menuturkan sesuatu
yang mengisahkan tentang perbuatan, pengalaman atau sesuatu kejadian yang
sungguh-sungguh terjadi maupun yang rekaan belaka. Bercerita bagi anak
usia dini sangatlah penting. Karena dengan bercerita anak bisa merekam
dalam otaknya tentang kisah-kisah tertentu serta kejadian-kejadian yang telah
terjadi, memberikan pesan moral serta bisa menguatkan kekuatan memori
otak anak. Story Telling yaitu bagian dari strategi pemasaran yang sudah ada
sejak lama namun strategi tersebut populer kembali di social media
marketing. Story Telling yaitu kemampuan dasar seseorang dalam bercerita
yang mereka pernah alami dalam kehidupan orang lain atau para pendengar.
Strategi yang yang satu ini bisa diterapkan ketika ingin menawarkan
atau membuat iklan mengenai produk baik barang atau jasa dengan cara
merangkai kata menjadi sebuah cerita. Saat kita mampu menyampaikan cerita
dengan baik bisa dipastikan bahwa konsumen mendengarkan dan tertarik
dengan produk yang kita tawarkan. Selain dalam hal teknik menggunakan
kata-kata kita juga bisa menggunakan teknik saat anda sedang ingin bercerita
kepada klien.

Langkah-langkah dalam Story Telling memilih atau menentukan


tema, dan judul cerita yang nantinya akan di bawakan, mengkondisikan anak
agar bersikap tenang, tahapan membuka atau mengawali, tahapan mencakup
cerita, tahapan menutup cerita. Strategi Story Telling atau strategi bercerita
ini merupakan upaya pendidik untuk menyajikan suatu cerita yang mudah
didengar anak dan mampu membuat anak merasa senang. Strategi
diantaranya yaitu : strategi penceritaan cerita yang disampaikan guru, strategi
reproduksi cerita atau menceritakan kembali, strategi simulasi kreatif.

3.2 Saran
Penulis dengan rendah hati masih banyak kekurangan dan belum
mencapai target yang diinginkan. Sehingga penulis akan menyempurnakan

10
makalah ini dengan beberapa panduan. Selain itu ada beberapa saran agar
aktivitas bisa lebih efektif. Diantaranya adalah peran orang tua dalam
mendidik anak sejak balita hingga dewasa.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nuraida Fitry, Penggunaan Metode Bercerita Dengan Boneka Tangandapat


Meningkatkan Kecerdasan Linguistik Verbalpada Anak Kelompok B Tk Kartika
Xiv-5 Tahun Ajaran 2018-2019.
https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/tarbawi/article/view/1925/1188
Mayar Farida, Merawati, “Stategi Story Telling dalam Mengembangkan Bahasa pada
Anak”, Jurnal Basicadu, Vol 5 No 2 (2021), 707-716.
https://www.researchgate.net/publication/350607186_Strategi_Story_Telling_dal
am_Mengembangkan_Bahasa_pada_Anak

Pratiwi Rizki Rosalina, “Penerapan Metode Storytelling untuk Meningkatkan


Keterampilan Berbicara Siswa Kelas II SDN S4 Bandung”, Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Vol 1 No 1 (2016), 199-207.
https://ejournal.upi.edu/index.php/jpgsd/article/download/9074/5648
Yusela Koprita, Muhamad Ali, Lukmanulhakim,” Peranan Guru Dalam Mengembangkan
Kemampuan Berbicara Melalui Bercerita Pada Anak PAUD Tunas Bangsa
Pontianak”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, Vol 8 No. 7
(2019), 1-8.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/34149/75676582099

12

Anda mungkin juga menyukai