FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2022
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
4. Manifestasi Klinis
Masalah-Masalah Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
1. Hipovolemik
Hipovolemik adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstraseluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui
kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan
syok hipovolemik. Mekanismenya adalah peningkatan rangsangan
saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantunng, kontraksi jantung
dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan
adosteron.
Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus,
gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR
meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa
kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda-tanda penurunan
berat badan dengan akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis.
Pada bayi dan anak adanya penurunan jumlah air mata. Pada pasien
syok tampak pucat, HR cepat dan halus. Hipotensi dan oliguri.
2. Hipervolemi
Hipervolemi adalah penambahan atau kelebihan volume CES dapat
terjadi pada saat :
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan eksresi natrium dan air
c. Kelebihan pemberian cairan
d. Perpindahan cairan interstitial ke plasma
Gejala : sesak napas, peningkatan dan penurunan tekanan darah,
nadi kuat, asites, edema, adanya ronchi, kulit lembap, distensi vena
leher, dan irama gallop.
5. Komplikasi
Komplikasi Akibat lanjut dari kelebihan volume cairan adalah :
a. Gagal ginjal, akut atau kronik, berhubungan dengan peningkatan preload,
penurunan kontraktilitas, dan penurunan curah jantung.
b. Infark miokard.
c. Gagal jantung kongestif.
d. Gagal jantung kiri.
e. Penyakit katup.
f. Takikardi/aritmia berhubungan dengan hipertensi porta, tekanan osmotik koloid
plasma rendah, etensi natrium.
g. Penyakit hepar : Sirosis, Asites, Kanker berhubungan dengan kerusakan arus
balik vena.
h. Varikose vena.
i. Penyakit vaskuler perifer.
j. Flebitis kronis
6. Pemeriksaan penunjang
A. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah : Darah perifer lengkap, gas darah dan elektrolit
2. Pemeriksaan feses
3. Makrokospis dan mikrokospis, pH dan kadar gula Jika diduga ada
intoleransi glukosa
4. Pemeriksaan kadar urenum dan kreatinin darah untuk mengetahui
faaginjal
5. Dan pemeriksaan lain pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, pH, berat
jenis urine dan analisis gas darah, Hct, Hb, BUN, CVP, darah vena
( sodium, potassium, klorida, kalsium, magnesium, pospat,
osmolalitas serum), pH urine.
7. Penatalaksanaan
a. Pemberian cairan intravena untuk yang kehilangan cairan akut/berat
B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian data dasar
a. Riwayat Keperawatan
1) Intake dan output cairan dan makanan (oral, parentral).
2) Tanda umum masalah elektrolit.
3) Tanda kekurangan dan kelebihan cairan.
4) Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan
dan elektrolit.
5) Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status
cairan.
6) Status perkembangan seperti usia dan situasi sosial.
7) Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang
mengganggu pengobatan.
b. Pengukuran klinik
1) Berat badan
Kehilangan/bertambahnya berat badan menunjukkanadanya
masalah keseimbangan cairan :
a) ± 2 % : ringan
b) ± 5 % : sedang
c) ± 10 % : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu
yang sama
2) Keadaan umum
a) Pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi, dan
pernapasan.
b) Tingkat kesadaran.
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit
difokuskan pada :
a) Integumen : Keadaan turgor kulit, edema, kelelahan,
kelemahan otot, tetani, dan sensasi rasa.
b) Kardiovaskuler: Distensi vena jugularis, tekanan
darah, hemoglobin, dan bunyi jantung.
c) Mata: Cekung, air mata kering.
d) Neurologi : Refleks, gangguan motorik dan sensorik,
tingkat kesadaran.
e) Gastrointestinal: Keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah,
muntah- muntah, dan bising usus.
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, PH, berat janis urine,
dan analisis gas darah.
2. Diagnosa keperawatan
a. Hipovolemia
b. Resiko Hipovolemia
c. Hipervolemia
3. Rencana keperawatan
Daftar Pustaka
Kozier, Barbara. 2010. Buku Ajara Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik.
Jakarta: EGC
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hail Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan tindakan keperawatan,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.