Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN KEGIATAN

RUANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG


DINAS KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG
PUSKESMAS PADANG
TAHUN 2018

1
BAB I
DEFINISI GIGI DAN MULUT

Upaya pelayanan Gigi dan Mulut adalah upaya pencegahan dan pengobatan penyakit Serta
pemulihan dan peningkatan kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan atas dasar hubungan antara
dokter gigi dan atau tenaga kesehatan gigi yang lain dengan individu/masyarakat yang membutuhkan.
Upaya Pelayanan kesehatan gigi di Indonesia dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun swasta.
Upaya pelayanan kesehatan gigi yang dilaksanakan oleh pemerintah selama ini mengacu pada
pendekatan level of care (kebijakan WHO) yang meliputi tindakan promotif, preventif, 4 deteksi dini,
kuratif dan rehabilitatiF yaitu merumuskan pelayanan kesehatan berjenjang untuk memberikan
pelayanan yang menyeluruh dikaitkan dengan sumber daya yang ada. Pendekatan WHO saat ini untuk
upaya pelayanan kesehatan gigi dilakukan dengan pendekatan Basic Package of Oral Care (BPOC)atau
Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di puskesmas, yang terdiri dari:
1. Penanganan Kegawatdaruratan Gigi dan Mulut (Oral Urgent Treatment/OUT) yang terdiri atas 3
elemen mendasar:
• Tindakan mengurangi rasa sakit melalui tindakan pemberian obat-obatan dan perawatan
penambalan gigi
• Pertolongan pertama infeksi gigi dan mulut serta trauma gigi dan jaringan penyangga
• Rujukan untuk kasus-kasus yang kompleks
2. Tersedianya Pasta Gigi yang mengandung fluoride dengan harga terjangkau (Affordable Fluoride
Toothpaste/AFT) dan
3. Penambalan gigi dengan invasi minimal (tanpa bur)/Atraumatik Restorative Treatment (ART).
Promosi kesehatan gigi dan mulut merupakan komponen integral dari BPOC untuk
meningkatkan kepedulian akan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Keberhasilan diperkenalkannya
BPOC pada masyarakat bergantung pada komunikasi yang baik dari seluruh sektor yang terlibat. Tidak
terdapat satu model atau metode tertentu yang dapat diaplikasikan secara universal. Tiap daerah atau
negara harus mengembangkan metode BPOC mereka sendiri berdasarkan kebutuhan populasi dan
dengan menggunakan struktur pelayanan kesehatan yang telah ada. Sudah terlalu banyak program
kesehatan gigi dan mulut yang mengalami kegagalan karena masalah manajemen, logistik dan fi
nansial karena dijalankan secara terpisah dari PHC yang telah ada.
Begitu pula dengan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia dimana rasio tambal dan
cabut masih ti nggi rata-rata adalah 1:4 yaitu satu tambal dan empat gigi yang dicabut, hasil monitoring
dan evaluasi tahun 2011 ini di beberapa daerah rasionya bisa mencapai 1:10. Dengan melihat
permasalahan ini dan hasil Riskesdas 2007, maka pembinaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
Indonesia selama ini tidak ada pembinaan yang berjenjang dari pusat sampai daerah, yang rata-rata
disebabkan karena terbatasnya dana, sumber daya manusia, manajemen program, dan begitu pula
beberapa teknik teknologi tepat guna yang sudah pernah berkembang di Indonesia yaitu teknik ART
tidak pernah di evaluasi dan teknik aplikasinya di lapangan masih belum benar

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pelayanan Gigi dan Mulut yang dilakukan di dalam gedung meliputi :

I. JENIS-JENIS KEGIATAN GIGI DAN MULUT


1. Penanganan kasus periodontitis akut-kronis
2. Penanganan kasus iritasi pulpa
3. Penanganan kasus gingivitis akut-kronis
4. Penanganan kasus persistensi
5. Penanganan kasus pulpitis
6. Penanganan konservasi gigi
7. Penanganan pencabutan gigi tetap
8. Pembersihan karang gigi
9. Sterilisasi alat
10. Penyimpanan alat-alat gigi dan mulut

II.PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan pelaporan dalam manajemen Gigi dan Mulut wajib memegang peranan penting
dan sangat menentukan. Selain menunjang pelayanan Gigi dan Mulut juga menjadi dasar untuk
membuat keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.
A. Pencatatan
a. Sasaran Gigi dan Mulut
Pencatatan hasil kunjungan gigi dan mulut meliputi jumlah kunjungan masyarakat umum.
ibu hamil, balita, anak prasekolah, anak usia sekolah, dan usila yang dicatat lengkap pada
buku register
b. Hasil Cakupan Gigi dan Mulut
Pencatatan kunjungan gigi dan mulut yaitu semua masyarakat yang berkunjung ke Poli
Gigi dan Mulut yang berdasarkan pada jenis kelamin, usia, jenis kasus, jenis diagnose,jenis
tindakan dan rujukan yang dicatat lengkap pada buku register

B. Pelaporan
Hasil pencatatan gigi dan mulut yang sudah dicatat dibuat laporan yang meliputi laporan bulanan
dan laporan tahunan kemudian dilaporkan secara berjenjang ke tingkat atasnya sesuai waktu yang
telah ditetapkan. Sebaliknya, umpan balik laporan dikirimkan secara berjenjang dari tingkat atas
ke tingkat lebih bawah.

3
BAB III
TATA LAKSANA

1.Tata laksana pelayanan Penanganan Kasus Periodontitis Akut-Kronis


Prosedur PELAKSANAAN:
1. Petugas klinis poli gigi mencuci tangan,
2. Petugas klinis poli gigi menyiapkan alat – alat dan bahan steril,
3. Petugas klinis poli gigi melakukan anamnesa dan mencatat hasil
anamnesa pada kartu status
4. Petugas klinis poli gigi melakukan pemeriksaan Ekstra Oral (EO) dan
Intra Oral (IO) dan mencatat hasil pemeriksaan pada kartu status
5. Petugas klinis poli gigi menegakkan diagnosa dan mencatat hasil diagnosa
pada kartu status
6. Diagnosa periodontitis akut, maka pasien diberi obat oral dan kontrol
setelah obat habis
7. Diagnosa periodontitis kronis, Petugas klinis poli gigi meminta
persetujuan melakukan scalling/pembersihan scaling
8. Jika pasien tidak setuju, pasien diberi obat oral bila sakit
9. Jika pasien setuju, Petugas klinis poli gigi melakukan scalling baik rahang
atas atau rahang bawah
10. Petugas klinis poli gigi mengoles kapas betadin pada daerah yang di
scalling
11. Petugas klinis poli gigi menganjurkan pasien untuk membersihkan gigi
secara teratur dan benar (2x setahun)
12. Petugas klinis poli gigi memberitahu bahwa tindakan sudah selesei
13. Petugas klinis poli gigi merapikan alat dan bahan,
14. Petugas klinis poli gigi mencuci tangan

II. Tata laksana pelayanan penanganan kasus irirtasi pulpa


5. Prosedur PELAKSANAAN:
1. Petugas klinis poli gigi mencuci tangan,
2. Petugas klinis poli gigi menyiapkan alat – alat dan bahan steril,
3. Petugas klinis poli gigi Melakukan anamnesa dan mencatat hasil
anamnesa pada kartu status
4. Petugas klinis poli gigi melakukan pemeriksaan Ekstra Oral (EO) dan
Intra Oral (IO) serta mencatat hasil pemeriksaan pada kartu status
5. Petugas klinis poli gigi menegakkan diagnosa dan mencatat pada kartu
status
6. Petugas klinis poli gigi meminta persetujuan untuk melakukan tindakan

4
7. Jika tidak setuju, pasien diberi obat oral bila sakit
8. Jika pasien setuju, Petugas klinis poli gigi membersihkan kavitas gigi
dengan kapas alcohol
9. Petugas klinis poli gigi memberi basis pada kavitas gigi
10.Petugas klinis poli gigi melakukan tumpatan tetap
11.Petugas klinis poli gigi memberitahu bahwa tindakan sudah selesai
12.Petugas klinis poli gigi mencatat tindakan pada kartu status
13.Petugas klinis poli gigi merapikan alat dan bahan
14.Petugas klinis poli gigi mencuci tangan

III.Tata laksana pelayanan Penanganan Kasus Gingivitis Akut-Kronis


Prosedur PELAKSANAAN:

1. Petugas klinis poli gigi mencuci tangan,


2. Petugas klinis poli gigi menyiapkan alat – alat dan bahan steril,
3. Petugas klinis poli gigi Melakukan anamnesa dan mencatat hasil
anamnesa pada kartu status
4. Petugas klinis poli gigi melakukan pemeriksaan Ekstra Oral (EO) dan
Intra Oral (IO) serta mencatat hasil pemeriksaan pada kartu status
5. Petugas klinis poli gigi menegakkan diagnosa dan mencatat hasil diagnosa
pada kartu status
6. Jika diagnosa gingivitis akut, maka pasien diberi obat oral dan kontrol
setelah obat habis
7. Jika diagnosa gingivitis kronis, Petugas klinis poli gigi meminta
persetujuan untuk melakukan tindakan scalling/pembersihan karang gigi
8. Jika pasien tidak setuju, pasien diberi obat bila sakit
9. Jika pasien setuju, Petugas klinis poli gigi melakukan scalling baik rahang
atas atau rahang bawah
10.Petugas klinis poli gigi mengoles kapas betadin pada daerah yang di
scalling
11.Petugas klinis poli gigi menganjurkan pasien untuk membersihkan gigi
secara teratur dan benar (2x setahun)
12.Petugas klinis poli gigi memberitahu bahwa tindakan sudah selesai
13.Petugas klinis poli gigi merapikan alat dan bahan,
14.Petugas klinis poli gigi mencuci tangan

5
IV.Tata laksana penanganan kasus persistensi
. Prosedur 1. Petugas klinis poli gigi mencuci tangan,
2. Petugas klinis poli gigi menyiapkan alat – alat dan bahan steril,
3. Petugas klinis poli gigi Melakukan anamnesa dan mencatat hasil
anamnesa pada kartu status
4. Petugas klinis poli gigi melakukan pemeriksaan Ekstra Oral (EO) dan
Intra Oral (IO) dan mencatat hasil pemeriksaan pada kartu status
5. Petugas klinis poli gigi menegakkan diagnosa dan mencatat hasil diagnosa
pada kartu status
6. Petugas klinis poli gigi meminta persetujuan untuk melakukan tindakan
pencabutan
7. Jika pasien tidak setuju, menyarankan kembali ketika sudah siap untuk
dicabut
8. Jika pasien setuju, Petugas klinis poli gigi mengatur posisi pasien
9. Petugas klinis poli gigi memberi kapas chlor ethyl atau melakukan
infiltrasi pada disekitar gigi yang akan dicabut
10.Petugas klinis poli gigi melakukan pencabutan
11.Petugas klinis poli gigi memeberi tampon pada bekas cabutan, dan digigit
30 menit
12.Petugas klinis poli gigi memberitahu bahwa tindakan sudah selesai
13.Petugas klinis poli gigi merapikan alat dan bahan,
14.Petugas klinis poli gigi mencuci tangan.

6
V. Tata laksana penanganan kasus pulpitis
5. Prosedur 1. Petugas klinis poli gigi mencuci tangan,
2. Petugas klinis poli gigi menyiapkan alat – alat dan bahan steril,
3. Petugas klinis poli gigi Melakukan anamnesa dan mencatat hasil
anamnesa pada kartu status
4. Petugas klinis poli gigi melakukan pemeriksaan Ekstra Oral (EO) dan
Intra Oral (IO) serta mencatat hasil pemeriksaan pada kartu status
5. Petugas klinis poli gigi menegakkan diagnosa dan mencatat pada kartu
status
6. Petugas klinis poli gigi meminta persetujuan untuk melakukan tindakan
7. Jika tidak setuju, pasien diberi obat oral bila sakit
8. Jika pasien setuju, Petugas klinis poli gigi membersihkan kavitas gigi
dengan kapas alcohol
9. Petugas klinis poli gigi memberi basis pada kavitas gigi
10. Petugas klinis poli gigi melakukan tumpatan tetap
11. Petugas klinis poli gigi memberitahu bahwa tindakan sudah selesai
12. Petugas klinis poli gigi mencatat tindakan pada kartu status,
13. Petugas klinis poli gigi merapikan alat dan bahan,
14. Petugas klinis poli gigi mencuci tangan.

VI. Tata laksana pelayanan konservasi gigi


5. Prosedur 1. Petugas klinis poli gigi mencuci tangan,
2. Petugas klinis poli gigi menyiapkan alat – alat dan bahan steril,
3. Petugas klinis poli gigi melakukan anamnesa
4. Petugas klinis poli gigi menanyakan dan mencatat hasil anamnesa ke
dalam buku status
5. Petugas klinis poli gigi melakukan pemeriksaan EO (Ekstra Oral)
6. Petugas klinis poli gigi melakukan pemeriksaan IO (Intra Oral)
7. Petugas klinis poli gigi mencatat hasil pemeriksaan pada kartu status
8. Petugas klinis poli gigi menegakkan diagnosa dan mencatat dalam buku
status
9. Petugas klinis poli gigi melakukan pembersihan daerah sekitar gigi
10.Petugas klinis poli gigi memberikan basis tumpatan tetap
11.Petugas klinis poli gigi memberitahu bahwa tindakan sudah selesei
12.Petugas klinis poli gigimembuang sampah medis pada tempatnya
13.Petugas klinis poli gigi mencatat tindakan dalam rekam medis,
14.Petugas klinis poli gigi merapikan alat dan bahan,
15.Petugas klinis poli gigi mencuci tangan.

7
VII. Tata laksana pelayanan pencabutan gigi tetap
1. Prosedur 1. Petugas klinis poli gigi mencuci tangan,
2. Petugas klinis poli gigi menyiapkan alat – alat dan bahan steril,
3. Petugas klinis poli gigi melakukan anamnesa
4. Petugas klinis poli gigi menanyakan dan mencatat hasil anamnesa ke
dalam buku status
5. Petugas klinis poli gigi melakukan pemeriksaan EO (Ekstra Oral)
6. Petugas klinis poli gigi melakukan pemeriksaan IO (Intra Oral)
7. Petugas klinis poli gigi mencatat hasil pemeriksaan pada kartu status
8. Petugas klinis poli gigi menegakkan diagnosa dan mencatat dalam buku
status
9. Petugas klinis poli gigi mengatur posisi pasien
10.Petugas klinis poli gigi memberi kapas betadin pada sekitar gigi yang
akan dicabut
11.Petugas klinis poli gigi melakukan anastesi lokal maupun blok
12.Petugas klinis poli gigi mulai melakukan pencabutan
13.Petugas klinis poli gigi memberi tampon pada bekas cabutan
14.Petugas klinis poli gigimembuang sampah medis pada tempatnya
15.Petugas klinis poli gigi mencatat tindakan dalam rekam medis,
16.Petugas klinis poli gigi merapikan alat dan bahan,
17.Petugas klinis poli gigi mencuci tangan.

VIII. Tata laksana pelayanan pembersihan karang gigi


5. Prosedur 1. Petugas klinis poli gigi mencuci tangan,
2. Petugas klinis poli gigi menyiapkan alat – alat dan bahan steril,
3. Petugas klinis poli gigi melakukan anamnesa
4. Petugas klinis poli gigi menanyakan dan mencatat hasil anamnesa ke
dalam buku status
5. Petugas klinis poli gigi melakukan pemeriksaan EO (Ekstra Oral)
6. Petugas klinis poli gigi melakukan pemeriksaan IO (Intra Oral)
7. Petugas klinis poli gigi mencatat hasil pemeriksaan pada kartu status
8. Petugas klinis poli gigi menegakkan diagnosa dan mencatat dalam buku
status
9. Petugas klinis poli gigi mengatur posisi pasien
10. Petugas klinis poli gigi memulai melakukan pembersihan karang gigi per
rahang (RA/RB)
11. Petugas klinis poli gigi memberitahu bahwa tindakan sudah selesei
12. Petugas klinis poli gigi menganjurkan pasien untuk membersihkan gigi

8
secara teratur dan benar
13. Petugas klinis poli gigi Menganjurkan pasien untuk menggunakan obat
kumur
14. Petugas klinis poli gigimembuang sampah medis pada tempatnya
15. Petugas klinis poli gigi mencatat tindakan dalam rekam medis,
16. Petugas klinis poli gigi merapikan alat dan bahan,
17. Petugas klinis poli gigi mencuci tangan.

IX. Tata laksana sterilisasi alat


5. Prosedur 1. Petugas klinis poli gigi memakai sarung tangan
2. Petugas klinis poli gigi menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan
disterilkan (alat sudah dalam keadaan bersih)
3. Petugas klinis poli gigi membuka pintu sterilisator (ada 2 pintu yang atas
khusus untuk bahan sedangkan yang bawah khusus untuk alat)
4. Petugas klinis poli gigi memasukan bahan pada pintu yang atas
sterilisator
5. Petugas klinis poli gigi memasukkan menata alat-alat pada pintu yang
bawah sterilisator
6. Setelah Alat dan bahan yang akan disteril sudah masuk semua pada
sterilisator, Petugas klinis poli gigi menyambungkan aliran listrik dengan
sterilisator
7. Petugas klinis poli gigi menekan tombol POWER yang berwarna merah
berrati ON/atau siap untuk digunakan
8. Kemudian Petugas klinis poli gigi menekan tombol DESINFECTAN
yang berwarna hijau berrati siap mensterilkan alat, dan tombol O3yang
berwarna kuning berarti siap mensterilkan bahan
9. Jika tombol yang ditekan sudah menyala semua, tandanya sterilisator
sedang proses mensterilkan/berfungsi
10. Petugas klinis poli gigi menunggu sampai proses sterilisasi selesai (20
menit)
11. Proses sterilisasi selesai dibuktikan dengan tombol POWER,
DESINFECTAN dan O3 kan mati secara otomatis
12. Petugas klinis poli gigi mencabut aliran listrik dengan sterilisator
13. Petugas klinis poli gigi mengeluarkan alat setelah dalam keadaan dingin
dengan menggunakan sarung tangan
14. Petugas klinis poli gigi melakukan sterilisator setiap kali selesai
menggunakan alat dan bahan untuk melakukan tindakan medis.

9
X. Tata laksana Penyimpanan alat-alat gigi dan mulut
5. Prosedur 1. Petugas klinis poli gigi mencuci tangan sebelum melakukan
penyimpanan
2. Petugas klinis poli gigi memilah-milah sifat alat yang akan
disimpan,missal alat berat,alat berbahaya,alat yang mudah rusak,dll
3. Petugas klinis poli gigi mulai menyimpan alat yang berat atau yang
mengandung zat berbahaya diletakkan di tempat penyimpanan yang
mudah dijangkau, misal di rak bawah lemari,tidak di rak teratas
4. Petugas klinis poli gigi menyimpan alat yang tidak boleh ditempatkan di
tempat yang dapat menyebabkan alat itu rusak, misalnya karena lembab,
panas, berisi zat-zat korosif,
5 Petugas klinis poli gigi menyimpan alat yang mahal atau yang berbahaya
disimpan di tempat yang terkunci
6 Petugas klinis poli gigi memberi label yang jelas dan diletakkan menurut
urutan abjad label yang digunakan, jika alat yang tidak mudah dikenali
dari penampilannya
7 Petugas klinis poli gigi menyimpan alat-alat yang sejenis diletakkkan
di tempat yang sama atau berdekatan
8 Petugas klinis poli gigi meletakkan lemari alat ditempat tertentu,tidak
berpindah-pindah dan dikelompokkan menurut pengelompokan yang
logis,sehingga memudahkan,menemukan dan mengambil alat yang
dibutuhkan
9 Petugas klinis poli gigi mencuci tangan.

10
BAB IV
DOKUMENTASI

I.LAPORAN HASIL KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LUMAJANG


PUSKESMAS PADANG
BULAN :
TAHUN :
TOTAL AKHIR
HASIL
NO KEGIATAN KUMU
L P
LATIF
B L B L
I KUNJUNGAN PUSKESMAS          
3 Jumlah Kunjungan BP Gigi
4 Jumlah Kunjungan Rawat jalan gigi Bumil
5 Jumlah Kunjungan Rawat jalan gigi Balita
6 Jumlah Kunjungan Rawat jalan gigi Anak Pra Sekolah
7 Jumlah Kunjungan Rawat jalan gigi Anak Pra Sekolah (SD/MI)
8 Jumlah Kunjungan Rawat jalan gigi Anak Sekolah (SMP/SMA)
9 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Umum
10 Jumlah bumil yang mendapat perawatan di poli gigi
II TINDAKAN PERAWATAN
1 Tumpatan sementara
  a. Gigi Sulung
  b. Gigi Tetap
2 Tumpatan Tetap
  a. Gigi Sulung
  b. Gigi Tetap
3 Perawatan saluran akar
4 Pencabutan
  a. Gigi Sulung
  b. Gigi Tetap
5 Pembersihan Karang gigi

11
6 Odontectomy
7 Prothesa  
  a. Sebagian
  b. Penuh  
  c. Reprasi
8 Perawatan lainnya
9 Pengobatan
III RUJUKAN
1 Rujukan Pasien dengan diagnosa penyakit gigi dan mulut ke
rumah sakit
  a. Dikirim
  b. Diterima kembali
2 Rujukan dari
  a. UKGS  
  b. UKGM
  c. KIA  
IV KEGIATAN UKGS          
1 Jumlah SD/MI diwilayah kerja Puskesmas
2 Jumlah Murid kelas I-VI SD/MI
3 Jumlah Murid Kelas III - V SD/MI
4 Jumlah murid SD/MI kelas I yang telah menjalani skrining
kesehatan gigi
5 Jumlah Dokter kecil UKGS
6 Jumlah SD/MI UKGS
  a. Tahap I
  b. Tahap II
  c. Tahap III
7 Jumlah SD/ MI yang dibina UKGS
8 Jumlah SD/ MI yang telah menerima DHE
9 Jumlah SD/ MI yang melaksanakan SGM
10 Jumlah murid SD/MI yang diperiksa
11 Jumlah murid SD/MI yang membutuhkan Perawatan
12 Jumlah murid SD/MI yang mendapatkan perawatan
13 Jumlah Pencabutan gigi sulung
14 Jumlah murid kls I SD/MI yang mendapat surface protection

12
M1
15 Jumlah murid kls I SD/MI yang mendapat Fissure sealent M1
16 Jumlah murid SD/MI yang telah mendapatkan Scalling
17 Jumlah Murid SD/MI yang mendapatkan pengobatan Darurat
oleh guru pembina UKGS
18 Jumlah murid kelas I-VI yang dirujuk
19 Jumlah Murid SD/MI Kls III - V yang mendapat perawatan
paripurna
     
V KEGIATAN UKGM
1 Jumlah kelurahan / Desa diwilayah kerja Puskesmas
2 Jumlah Posyandu
3 Jumlah Kader Posyandu keseluruhan
4 Jumlah Kader Posyandu UKGM
5 Jumlah Bumil diwilayah kerja Puskesmas
6 Jumlah Balita diwilayah kerja Puskesmas
7 Jumlah USILA diwilayah kerja Puskesmas
8 Jumlah Kelurahan/ desa binaan UKGM
9 Jumlah posyandu binaan UKGM
10 Jumlah kk binaan UKGM
11 Jumlah penduduk yang diberikan DHE oleh kader UKGM
12 Jumlah Bumil yang diberikan DHE oleh kader UKGM
13 Jumlah Usila yang diberikan DHE oleh Kader UKGM
14 Jumlah penduduk yang diperiksa
15 Jumlah penduduk yang perlu pengobatan
16 Jumlah penduduk yang telah selesai pengobatan
17 Jumlah balita dengan karies gigi
18 Jumlah Rujukan
  a. Dewasa
  b. Anak-anak  
               

13
JUMLAH KASUS
JUMLAH KASUS BARU (UMUR DAN JENIS KELAMIN)
LAMA
URAIAN KEGIATAN
0-4 5-6 7-11 12 13-14 15-18 19-34 35-44 45-64 >65
L P JMLH L P JMLH
THN THN THN THN THN THN THN THN THN THN
PENYAKIT JARINGAN KERAS GIGI/KARIES GIGI
Gangguan
K00 perkembangan dan
-
erupsi gigi    
Gigi terbenam dan gigi
K01
impaksi     -
Karies Dini/karies
K02.0    
email tanpa kavitas -
K02.1 karies email/karies    
-
dentin/karies
K02.2 sementum/akar    
-
Karies terhenti/arested
K02.3    
caries -
karies mencapai pulpa
K02.8    
vital gigi suslung -
K03,K03.1,
Atrisi ,Abrasi,Erosi    
K03.2 -
PENYAKIT PULPA DAN PERIAPIKAL
Iritasi pulpa gigi tetap
K04.0
muda
Hyperemi pulpa gigi
K04.0
tetap muda
K04.00 Pulpitis reversible
Nekrosis
K04.1
pulpa/gangren pulpa
Nekrosis
K04.1 pulpa/gangren pulpa
gigi tinggal akar
KO44.01 Pulpitis irreversible

14
Gingivitis akibat plak
K05.1
microbial
Periodontitis kronis
dengan kehilangan
K05.3
jaringan periodontal
ringan/ sedang
K03.66 Oral hygine buruk
K12.0 Stomatitis aftosa
K.13.01 Angular cellitis

K04.7 Abces periaktikal


K05.2 Abces periodontal

K0.49 Nyeri orofasial


K0063 Persistensi gigi sulung
Akar gigi tertinggal
K08.3 facial fenetrasi/ulcus
decubitus
K03.71,
Perubahan warna
K.03.1,
ekstrim
K.00.83
S.02.51, S
Fraktur korona
02.52
Kelainan fungsi
K07.5
dentofasial
Anomali letak gigi
K07.3 karena kehilangan
prematur gigi sulung
K07.3 Maloklusi kelas I
K07.4 Anomali letak gigi
K.07.22 Jarak gigi berlebih
K07.22 Defiasi garis tengah
Oklusi lingual gigi
K07.27
posterior
Gigitan bersilang
K07.25
depan/belakang
15
K07.23 Tumpang gigi berlebih
Gangguan fungsi
K08.0, K08.1
sistem stomagenatik
Kelainan fungsi sistem
K08.1, stomagenatik akibat
K08.0X,K.08.0 kehilangan satu atau
lebih gigi asli
Mahkota rusak dan
tidak kuat diperbaiki
K.002,K02,
secara konsultasi gigi
K.03.2
dengan akar kuat/gigi
tidak estetis
Impaksi M3 klasifikasi
K07.35
IA
Recurrent herpes
B.001
labialis
K.12.04 Lesitraumatik
Kandidiasis mulut
B.37.0 tanpa faktor
predisposisi
  ANUG
D.70 Mukositis
K.12.0 Reccurent aftosa ulser
  Tidak Ada Kelainan
TINDAKAN
Pemeriksaan dan konsultasi
Pengobatan (Resep)
Premedikasi
Kegawatdaruratan oro-dental
Pencabutan gigi sulung
(topikal/infiltrasi)
Pencabutan gigi permanen tanpa penyulit
Obat pasca ekstraksi
tumpatan komposit/gic
Pembersihan Karang Gigi
Pearawatan Saluran Akar
16
Odontectomy
Prothesa
a. Sebagian
b. Penuh
c. Reparasi

17

Anda mungkin juga menyukai