Anda di halaman 1dari 15

KEWARGANEGARAAN

(OTONOMI DAERAH)

OLEH;

DWI KISWANTI

PBD19.001

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU

PROGRAM S1 KEBIDANAN

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas untuk memenuhi mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Dalam penulisan membahas tentang “Otonomi Daerah ” sesuai dengan


tujuan instruksional khusus mata kuliah Kewarganegaraan, Prodi S1
KEBIDANAN tidak jarang penulis menemui kesulitan. Namun penulis sudah
berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikannya, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca yang sifatnya
membangun untuk dijadikan bahan masukan guna penulisan yang akan datang
sehingga menjadi lebih baik lagi. Semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya
bagi saya .

Kendari,2 Mei 2020

Dwi Kiswanti
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk


mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dari pengertian tersebut di atas maka akan
tampak bahwa daerah diberi hak otonom oleh pemerintah pusat untuk mengatur
dan mengurus kepentingan sendiri.

Daerah otonom menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, daerah otonom selanjutnya disebut daerah kesatuan

masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dan

system negara kestuan republic Indonesia.

Sedangkan Menurut PP No.72 Tahun 2005 tentang Desa,

Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan

olehpemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas

pembantuandengan prinsip otonomi

seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip NegaraKesatuan Republik

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara Republik Indonesia

Tahun1945.

1.2. Rumusan Masalah

1. Konsep Otonomi Daerah?


2. Apa tujuan dari penyelenggaraan Otonomi Daerah?
3. Apa saja Hak dan Kewajiban Pemerintah Otonomi Daerah?
4. Bagaimana Prinsip Prinsip Pemerintahan Otonomi Daerah?
1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahu konsep dari otonomi daerah


2. Untuk memahami bagaimana tujuan dari penyelenggaraan otonomi daerah
3. Mengetahui hak dan kewajiban pemerintah otonomi daerah
4. Memahami prinsip prinsip dari otonomi daerah
BAB II

PEMBAHASAAN

1. Konsep Otonomi

Otonomi berasal dari bahasa yunani “ autonomie” yang berarti auto adalah

sendiri dan nomos adalah undang-undang. Jadi secara harpiah otonomi dapat

diartikan sebagai pemberian hak dan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus

rumah tangganya sendiri kepada instansi, perusahaan, dan daerah.

Otonomi adalah kebebasan untuk membuat keputusan sendiri dengan tetap

menghormati perundang-undangan.Otonomi adalah wewenang untuk

menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan mematuhi aturan Undang-

undang, selain itu otonomi dapat diterjemahkan sebagai berikut:

a. kepentingan sekelompok penduduk yang berdiam dalam suatu

lingkungan wilayah tertentu yang mencakup mengatur, mengurus, dan

mengendalikan, dan mengembangkan berbagai hal yang perlu bagi

kehidupan pendudu.

b. Komponen utama pengertian otonomi, yaitu komponen wewenang

dan menetapkan dan melaksanakan kebijakan sebagai komponen yang

mengacu pada konsep pemerintahan yang diperoleh dari pemerintahan

pusat melalui desentralisasi wewenang dan wewenang tersebut

merupakan wewenang formal dan komponen kemandirian sebagai

komponen yang mengacu pada kata oleh dari dan untuk rakyat yang

bisa dilihat dari kemandirian daerah tersebut dari sisi pendapatan yang

dihasilkan baik dari pendapatan asli daerahnya (PAD) Yang relatif


besar di bandingkan bentuk dana alokasi umum (DAK) serta dana

yang lain.

Dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

disebutkan bahwa prinsip otonomi yang dianut adalah:

1. Otonomi luas

Otonomi luas adalah keluasan daerah untuk menyelenggarakan fungsi

pemerintahan yang mencakup kewenangan semua bidang pemerintahan kecuali

kewenangan di dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan,

moneter, fiskal dan agama. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan

daerah untuk memeberikan pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan

pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan. Selain

itu terdapat kewenangan bidang lainnya yang meliputi:

a. Kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian


pembangunan nasional secara makro.
b. Dana perimbangan Keuangan.
c. Sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara
d. Pembinaan dan pemeberdayaan sumber daya manusia.
e. Pendayagunaan Sumber daya alam serta teknologi yang strategis.
f. Konservasi dan standarisasi nasional.

2. Otonomi Nyata

Otonomi nyata adalah keluasan daerah untuk menyelenggarakan

kewenangan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban pemerintah dibidang

tertentu yang secara nyata ada dan diperlukan serta tumbuh, hidup dan

berkembangan didaerah yang berpotensi dengan khas. Bidang yang wajib


dilaksanakan oleh daerah kabupaten dan kota, meliputi Pekerjaan Umum,

Kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan

perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi dan

tenaga kerja.

Sementara itu, otonomi yang bertanggungjawab adalah otonomi yang

dalam penyelenggaraanya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud

pemeberian otonomi yang pada dasarnya utnuk memberdayakan daerah

termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan tujuan utama dari

tujuan nasional.

3. Otonomi yang Bertanggung Jawab

Adalah perwujudan pertanggungjawaban sebagai konsekuensi pemberian

hak dan kewenangan kepada daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang

harus dipikul oleh daerah dalam mencapai pemberian otonomi daerah,

Sementara itu, otonomi yang bertanggungjawab adalah otonomi yang dalam

penyelenggaraanya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud

pemeberian otonomi yang pada dasarnya utnuk memberdayakan daerah

termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan tujuan utama dari

tujuan nasional.

yang berupa:

a. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang


semakin baik.
b. Pengembangan hidup demokrasi.
c. Keadilan dan pemerataan pembangunan.
d. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah dalam
rangka menuju NKRI.
4. Keserasian hubungan antara daerah dengan daerah lainnya

Artinya mampu membangun kerjasama anata daerah untuk meningkatkan

kesejahteraan bersama dan mencegah ketimpangan antar daerah, hal yang tidak

kalah pentingnya bahwa otonomi daerah juga harus mampu menjamin hubungan

yang serasi antar daerah dengan pemerintah, artinya harus mampu memelihara

dan menjaga keutuhan wilayah negara dan tetap tegaknya negara republik

Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan negara.

Adapun, pengertian otonomi daerah menurut UU Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah yaitu hak, kewenangan dan kewajiban daerah

otonom utnik mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.

Atau otonomi daerah juga dapat diartikan sebagai hak penduduk yang tinggal

dalam suatu daerah sebagai satu kesatuan masyarakat hukum yang mengatur,

mengurus, mengendalikan, mengembangkan, urusannya sendiri sesuai dengan

aspirasi masyarakat setempat dengan tetap menghormati peraturan perundangan

yang berlaku.

Otonomi Daerah

Daerah otonom menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, daerah otonom selanjutnya disebut daerah kesatuan masyarakat hukum

yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa

sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dan system negara kestuan republic

Indonesia.
Sedangkan Menurut PP No.72 Tahun 2005 tentang Desa, Pemerintahan

daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan olehpemerintah daerah dan

DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuandengan prinsip otonomi

seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip NegaraKesatuan Republik Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun1945.

Pengertian otonomi daerah sering disalahgunakan atau dipertukarkan

penggunaanya dengan istilah desentralisasi, secara singkat pengertian

desentralisasi mengandung pengertian adanya pemebentukan daerah otonom dan

atau penyerahan wewenang tertentu kepada (daerah yang di bentuk) oleh

pemerintah pusat.Sementara itu, otonomi daerah adalah pemerintahan oleh, dari,

dan untuk rakyat dibagian wilayah nasional suatu negara melalui lembaga

pemerinatahan yang secra formal baerada di luar pemeriantahan pusat.

2. Tujuan Otonomi Daerah

Adapun tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah untuk

mengembangkan mekanisme demokrasi di tingka daerah setempat maupun untuk

mendukung kebijaksanaan politik nasional dalam era reformasi saat ini.

Adapun lima variabel sebagai faktor pokok untuk mengukur kemampuan

suatu daerah untuk berotonomi adalah:

a. Kemampuan keuangan daerah, nilainnya ditentukan oleh

berapa besar peranan pendapatan asli daerah terhadap

jumlah total pembiayaan daerah.

b. Mengangkut kemampuan aparatur beraparasio jumlah

pegawai terhadapjumlah penduduk.


c. Partisipasi masyarakat yang menyangkut berbagai macam
pelayanan.

d. Variabel ekonomi di daerah dengan mengukur indikator

nilai rata-rata pendapatan perkapita dalam lima tahun

terakhir.

e. Variabel demografi, pendapatan penduduk, pertumbuhan

penduduk, dan lain-lain.

Otonomi darah dapat dipandang sebagai cara untuk mewujudkan secara

nyata penyelenggaraan pemerintah yang efektif, efisien, dan berwibawa guna

mewujudkan pemberian pelayanan kapada masyarakat dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan otonomi daerah juga merupakan keterikatan yang

kuat antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya disamping menumbuh

kembangkan semangat kebersamaan dalam simpul Negara Kesatuan RI.

Tujuan otonomi daerah

Terdapat beberapa tujuan pemberian otonomi daerah, di antaranya:

 Distribusi regional yang merata dan adil


 Peningkatan terhadap pelayanan masyarakat yang semakin baik
 Adanya sebuah keadilan secara nasional
 Adanya pengembangan dalam kehidupan demokratis
 Menjaga hubungan yang harmonis antara pusat, daerah, dan antardaerah
terhadap integritas Republik Indonesia.
 Mendorong pemberdayaan masyarakat
 Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta
masyarakat dan mengembangkan peran dan fungsi DPRD.
3. Hak dan kewajiban daerah dalam menjalankan otonomi daerah

Menurut UU No 32 Tahun 2004 Pasal 21, dalam menyelenggarakan


otonomi, daerah memiliki hak sebagai berikut:

1. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya


2. Memilih pimpinan daerah
3. Mengelola aparatur daerah
4. Mengelola kekayaan daerah
5. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah
6. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya yang berada di daerah
7. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah
8. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang
undangan.

Kewajiban daerah dalam menjalankan otonomi daerah

Menurut UU No 32 Tahun 2004 Pasal 22, terdapat kewajiban yang dimiliki


daerah, yaitu:

1. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan, dan kerukunan


nasional, serta keutuhan NKRI.
2. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
3. Mengembangkan kehidupan demokrasi
4. Mewujudkan keadilan dan pemerataan
5. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan
6. Menyediakan fasilitas kesehatan
7. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak
8. Mengembangkan sistem jaminan sosial
9. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah
10. Melestarikan lingkungan hidup
11. Mengolah administrasi kependudukan
12. melestarikan nilai sosial budaya
13. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-
undangan.

4. Prinsip- Prinsip Otonomi Daerah

Prinsip-prinsip otonomi daerah sebenarnya telah diterapkan jauh sebelum

lahirnya Undang- Undang Nomor 5 tahun 1974 yaitu prinsif otonomi yang nyata,
dinamis, dan bertanggungjawab dalam tahap ini implementasinya lebih

berkonotasi kepada hak dari pada kewajiban dimana banyak memerlukan

koordinasi dengan pemerintahan pusat sehingga muncul kesan

sentralistik,disamping itu apabila diakaji oleh undang-undang Nomor 5 tahun

1974 maka pengertian otonomi bagi suatu daerah tersebut harus mampu :

a. Berinisiatif sendiri (menyusun kebijaksanaan daerah dan menyusun rencana,

dan pelaksanaanya).

b. Memiliki alat pelaksanaan sendiri yang qualified ( memenuhi persyaratan)

c. Membuat pengaturan sendiri (PERDA).


d.
e. Menggali sumber- sumber keuangan sendiri (menetapkan pajak, retribusi, dan

lain- lain usaha yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku ).

Namun konsep otonomi daerah yang diperkenalkan dalam undang- undang

tersebut berbeda dengan konsep undang-undang nomor 22 tahun 1999. Adapun

konsep pemberian otonomi daerah menurut UU No. 22 Tahun 1999 adalah:

1. Penyelenggaran otonomi daerah dilaksanakan dengan memperhatikan aspek

demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensii dan keanekaragaman daerah.

2. Pelaksanaan otonomi daerah diadasarkan pada otonomi luas, nyata dan

bertanggung jawab.

3. Pelaksanaan otnomi yang luasdan utuh diletakan pada kabupaten dan kota,

sedangakn otonomi daerah provinsi meruapakan otonomi yang terbatas.

4. Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi negara, sehingga

tetap terjalin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serat antar daerah.

5. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian daerah


otonom dan karenanya dalam kabupaten dan kota tidak ada lagi wilayah

administrasi. Demikian pula kawasan-kawasan khusus yang di bina oleh

pemerintah atau pihak lain, seperti badan otorita, kawasan pelabuhan,

perumahan, kawasan industry, pertambangan, prkebunan,

kawsan peruhutanan dan perkotaan baru, pariwisata, dan semacamnya

berlaku peraturan daerah otonom.

6. Pelaksanaan ontonomi daerah harus lebih meningkatakan peranan dan fungsi

legislatif daerah, baik sebagai legislasi, pengawasan, maupun fungsi anggaran

atas penyelenggaraan pemerintahan daerah.

7. Pelaksanaan asas dekosentrasi diletakan pada daerah provinsi dalam

kedudukanya sebagai wilayah administrasi untik melaksanakan kewenangan

pemrintahan tertentu yang dilimpahkan kepada gubernur sebagi wakil

pemerintah pusatPelaksanaan asas tugas pembantuan dimungkinkan tidak

hanya dari pemerintah pusat kepada daerah, tetapi juga dari pemerintah pusat

dan daerah kepada desa yang disertai denganh pembiayaan, sarana dan

prasarana dan sumberdaya manusia dengan kewajiban melaporkan

pelaksanaan.

Tetapi pada saat ini prinsip otonomi daerah yang digunakan berdasarkan

ketentuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 yang menekankan pada

perwujudan otonomi yang seluas-luasnya nyata dan bertanggungjawab dengan

memperhatikan keseimbangan hubuangan antara pemerintah. Dengan kata lain

prinsip otonomi saat ini berdasarkan asas desentralisasi berkeseimbangan.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Otonomi adalah kebebasan untuk membuat keputusan sendiri dengan tetap

menghormati perundang-undangan.Otonomi adalah wewenang untuk

menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan mematuhi aturan undang undang

Daerah otonom menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

daerah otonom selanjutnya disebut daerah kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakat dan system negara kestuanRI.

Anda mungkin juga menyukai