Anda di halaman 1dari 9

Akuntan sering dihadapkan pada berbagai masalah yang menyangkut transaksi yang memerlukan

interpretasi atau analisis khusus seperti analisi ekonomi, sosial, hukum, statistik dan politik.
beberapa interpretasi yang berbeda terhadap teori dan praktik akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Akuntansi sebagai catatan historis
Teori ini menganggap akuntansi sebagai kegiatan pencatatan transaksi suatu prusahaan yang
didasarkan pada standar akuntansi yang dihasilkan oleh badan yang berwenang.
2. Akuntansi sebagai bahasa
Teori ini menganggap bahwa manajemen harus mengkomunikasikan informasi yang diolahnya
kepada pihak lain (Pemegang saham)
3. Akuntansi sebagai politik antar perusahaan
Teori ini menyatakan bahwa sistem akuntansi merefleksikan dan mendukung nilai-nilai serta
mendukung kebutuhan kelompok tertentu, dan informasi akuntansi dirancang dan digunakan untuk
membuat kebijakan perusahaan dalam pngambilan keputusan.
4. Penentuan standar akuntansi adalah proses politik
Berdasarkan teori ini manajer akan melobi pembuat standar akuntansi agar standar yang dihasilkan
dapat meningkatkan kompetensi manajmen, mengurangi beban pajak dan mengurangi biaya
pembukuan.
5. Akuntansi sebagai mitologi
teori ini menganggap bahwa sistem akuntansi itu sebagai sumber-sumber yang bersifat sosial untuk
mempertahanan mitos rasionalisasi.
6. Akuntansi sebagai informasi komunikasi dan keputusan Teori ini memandang akuntansi sebagai
sesuatu yang berorientasi tindakan.
7. Akuntansi sebagai barang ekonomi Teori ini menganggap akuntansi sebagai seperangkat
informasi yang memiliki unsur biaya dan manfaat.
8. Akuntansi sebagai komoditi sosial Berdasarkan teori ini akuntasni dipandang mempengaruhi
kesejahteraan dan kemakmuran kelompok tertentu dalam masyarakat.
9. Akuntansi sebagai ideologi dan eksploitasi
Akuntansi merupakan ideologi dari masyarakat kapitalis yang menjembatani pemakaian teknik-
teknik tertentu untuk mengeksploitasi kekayaan demi kepentingan kelempok elit.
10. Akuntansi sebagai klab sosial
Teori ini menganggap prinsip-prinsip, standar dan masyarakat akuntansi muncul untuk
mempromosikan kepentingan kelompok tertentu dan tujuan-tujuan akutan.

2. APA YANG DIMAKSUD TEORI? 

Istilah teori seringkali dinamakan dengan hipotesis atau proposisi. Proporsisi adalah kalimat indikatif
(pernyataan tentang konsep) yang memiliki nilai kebenaran jika dikaitkan dengan fenomena
(misalnya : benar, salah, mungkin benar dan lain-lain). Jika proposisi dikaitkan dengan pengujian
empiris, maka proposisi tersebut disebut hipotesis. Proposisi menurut jenisnya terdiri dari dua
macam yaitu : proposisi a priori dan proposisi a posteriori. Bentuk yang paling sederhana dari teori
adalah pernyataan terhadap suatu keyakinan yang dinyatakan dalam bahasa. Salah satu definisi
dari teori adalah sistem deduktif yang menyatakan berkurangnya unsur-unsur generalaisai.
Braithwaite (1968, hal.22), menyatakan : Teori ilmiah merupakan sistem deduktif dimana
konsekuensi yang diobservasi secara logis mengikuti hubungan antar fakta yang diobservasi
dengan seperangkat hipotesis dari sistem tersebut. oleh karena itu, studi mengenai scientific theory
merupakan studi tentang sistem deduktif yang digunakan dalam teori tersebut. Definisi yang lain
diajukan oleh popper (1968) Teori adalah area yang digunakan untuk menangkap apa yang kita
namakan “dunia”, untuk merasionalkan dan menjelaskannya. (p.59) Atas dasar defenisi tersebut,
teori dapat dikatan sebagai argumen logis, sedangkan pernayataan terhadap keyakinan baik berupa
penjelasan, prediksi atau preskrifsi, merupakan suatu hipotesis.

3. PERUMUSAN TEORI 
A. Teori sebagai bahasa 
Teori harus diekspresiakan dalam bentuk bahasa baik yang bersifat verbal ataupun matematis
pengembangan teori itu sendiri biasanya berasal dari abstraksi dunia tidak nyata (imajinatif) yang
terdapt dalam fikiran manusia. Teori dapat dinyatakan dalam bentuk kata atau tanda (simbol). Studi
tentang simbol, dalam filsafat pengetahuan, dikenal dengan istilah Semiologi.
Secara garis besar semiologi terdiri dari tiga bagian sebagai unsur teori, yaitu :
1. Sintaktik Sintaktik adalah studi tentang tata bahasa atau hubungan antara simbol dengan simbol.
2. Semantik Semantik menunjukan makna atau hubungan antatr kata, tanda atau simbol dengan
objek yang ada di dunia nyata.
3. Pragmatis Hubungan pragmatis menunjukan pengaruh kata-kata atau simbol terhadap
seseorang.
B. Teori sebagai penalaran (reasoning)
1. Pendekatan deduktif Dalam pendekatan ini, tujuan merupakan bagian yang paling penting.
Tujuan yang berbeda akan memerlukan struktur yang berbeda dan dapat menghasilkan prinsip-
prinsip yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penalaran ini adalah metode aksoma dan
matematika.
2. Pendekatan induktif Pendekatan ini didasarkan pada pembuatan kesimpulan yang berasal dari
generalisai atas fenomena yang bersifat khusus (spesifik).
C. Teori sebagai justifikasi (Pembenaran) 
Teori ini merupakan pendekatan perumusan teori yang bersifat normative. Berdasarkan pendekatan
ini teori dianggap sebagai resep untuk dijadikan acuan dalam praktik tentang apa yang harus
dilakukan.
 D. Teori sebagai penjelasan dan prediksi 
Berdasarkan pendekatan ini, teori dianggap bebas niali (netral). Jadi teori dirumuskan berdasarkan
bukti empiris untuk menjelaskan apa yang terjadi dalam praktik dan memprediksikan apa yang akan
terjadi.

4. PENGUJIAN TERHADAP TEORI 

Fungsi penting dari suatu metodologi ilmiah adalah menguji teori untuk menentukan apakah teori
tersebut betul-betul dapat diterima. Kebenaran suatu teori harus dapat diuji baik secara logis
ataupun empiris, sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam perumusan teori. Jiak teorinya
didasarkan pada pendekatan matematis (a poriori), maka pembuktian kebenarannya didasarkan
pada konsistensi logis. Apabila toeri didasarkan pada fenomena fisiika atau social (a posteriori)
maka pembuktiannya harus didasarkan pada hubungan antara peristiwa-peristiwa yang diramalkan
dan hasil observasi dunia nyata. Ada tiga kriteria dasar yang sering digunakan seseorang dalam
meyakini bahwa pernyataan tertentu itu dikatakan benar atau salah, yaitu :
A. Dasar dogmatis 
Pernyataan yang dibuat seringkali dibenarkan berdasarkan suatu otoritas tertentu. Misal, membaca
Koran dan percaya terhadap apa yang ditulis dikoran.
B. Terbukti sendiri (self-evident)
Justifikasi terhadap kebenaran yang terbukti sendiri adalah kelogisan (reasonableness), perasaan
(sensibility), kejelasan (obviousness) dari pernyataan yang didasarkan pada pengetahuan umun,
pengalaman dan pengamatan. Contohnya, pernyataan bahwa “akuntansi menggunakan harga
pasar” merupakan kebenaran yang terbukti dengan sendirinya.
C. Dasar ilmiah 
1. Sintaktik dan induksi (syntactics and inductions) Sintaktik Teori yang dikelompokan sebagai
sintaktik apabila teori tersebut dapat dipastikan benar atau tidak benar dengan menggunakan logika
dan penalaran tertentu. Induksi Pernyataan-pernyataan dimana kebenaran dan kesalahan hanya
dapat diketahui melalui pembuktian empiris. Artinya kebenaran suatu pernyataan dinilai berdasarkan
hubungannya dengan pengamatan atas fenomena-fenomena yang ada didunia nyata.
2. Falsifikasi
Pendekatan ini dikembangkan oleh Karl Popper (1959) : “tujuan penelitian ilmiah adalah untuk
mebuktikan kesalahan (falsify) hipotesis, bukan membuktikan kebenaran hipotesis tersebut.”
3. Paradigma dan revolusi
Pendekatan ini dikembangkan oleh Thomas Kuhn (1962), mengatakan : Kemajuan pengetahuan
bukan merupakan hasil evolusi (seperti yang ada pada induktivisme dan falsifikasionisme).
kemajuan pengetahuan itu merupakan hasil revolusi. Karena teori itu bisa diganti dengan teori lain
ketika teori tersebut tidak cocok.
4. Research programmes
Imre Lakatos (1974) : Teori ilmiah merupakan suatu struktur yang terdiri dari beberapa asumsi dasar
yang dinamakan “Hard Core” dan seperagkat hipotesis yang dinamakan “protective belt of auxiliary
hypotheses”. Research Programme dikatakan bersifat progresif apabila:
• Memiliki positive heuristic yang memberiakan kesempatan untuk peneliti
• Menghasilkan fenomena baru dari waktu ke waktu.
Akuntan sering dihadapkan pada berbagai masalah yang menyangkut transaksi yang memerlukan
interpretasi atau analisis khusus seperti analisi ekonomi, sosial, hukum, statistik dan politik.
beberapa interpretasi yang berbeda terhadap teori dan praktik akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Akuntansi sebagai catatan historis


Teori ini menganggap akuntansi sebagai kegiatan pencatatan transaksi suatu prusahaan yang
didasarkan pada standar akuntansi yang dihasilkan oleh badan yang berwenang.

2. Akuntansi sebagai bahasa


Teori ini menganggap bahwa manajemen harus mengkomunikasikan informasi yang diolahnya
kepada pihak lain (Pemegang saham)

3. Akuntansi sebagai politik antar perusahaan


Teori ini menyatakan bahwa sistem akuntansi merefleksikan dan mendukung nilai-nilai serta
mendukung kebutuhan kelompok tertentu, dan informasi akuntansi dirancang dan digunakan
untuk membuat kebijakan perusahaan dalam pngambilan keputusan.

4. Penentuan standar akuntansi adalah proses politik


Berdasarkan teori ini manajer akan melobi pembuat standar akuntansi agar standar yang
dihasilkan dapat meningkatkan kompetensi manajmen, mengurangi beban pajak dan mengurangi
biaya pembukuan.

5. Akuntansi sebagai mitologi


teori ini menganggap bahwa sistem akuntansi itu sebagai sumber-sumber yang bersifat sosial
untuk mempertahanan mitos rasionalisasi.
6. Akuntansi sebagai informasi komunikasi dan keputusan Teori ini memandang akuntansi
sebagai sesuatu yang berorientasi tindakan.

7. Akuntansi sebagai barang ekonomi

Teori ini menganggap akuntansi sebagai seperangkat informasi yang memiliki unsur biaya dan
manfaat.

8. Akuntansi sebagai komoditi sosial

Berdasarkan teori ini akuntasni dipandang mempengaruhi kesejahteraan dan kemakmuran


kelompok tertentu dalam masyarakat.

9. Akuntansi sebagai ideologi dan eksploitasi


Akuntansi merupakan ideologi dari masyarakat kapitalis yang menjembatani pemakaian teknik-
teknik tertentu untuk mengeksploitasi kekayaan demi kepentingan kelempok elit.

10. Akuntansi sebagai klab sosial


Teori ini menganggap prinsip-prinsip, standar dan masyarakat akuntansi muncul untuk
mempromosikan kepentingan kelompok tertentu dan tujuan-tujuan akutan.

2. APA YANG DIMAKSUD TEORI? 

Istilah teori seringkali dinamakan dengan hipotesis atau proposisi. Proporsisi adalah
kalimat indikatif (pernyataan tentang konsep) yang memiliki nilai kebenaran jika dikaitkan
dengan fenomena (misalnya : benar, salah, mungkin benar dan lain-lain). Jika proposisi dikaitkan
dengan pengujian empiris, maka proposisi tersebut disebut hipotesis. Proposisi menurut jenisnya
terdiri dari dua macam yaitu : proposisi a priori dan proposisi a posteriori. Bentuk yang paling
sederhana dari teori adalah pernyataan terhadap suatu keyakinan yang dinyatakan dalam bahasa.
Salah satu definisi dari teori adalah sistem deduktif yang menyatakan berkurangnya unsur-unsur
generalaisai. Braithwaite (1968, hal.22), menyatakan : Teori ilmiah merupakan sistem deduktif
dimana konsekuensi yang diobservasi secara logis mengikuti hubungan antar fakta yang
diobservasi dengan seperangkat hipotesis dari sistem tersebut. oleh karena itu, studi mengenai
scientific theory merupakan studi tentang sistem deduktif yang digunakan dalam teori tersebut.
Definisi yang lain diajukan oleh popper (1968) Teori adalah area yang digunakan untuk
menangkap apa yang kita namakan “dunia”, untuk merasionalkan dan menjelaskannya. (p.59)
Atas dasar defenisi tersebut, teori dapat dikatan sebagai argumen logis, sedangkan pernayataan
terhadap keyakinan baik berupa penjelasan, prediksi atau preskrifsi, merupakan suatu hipotesis.

3. PERUMUSAN TEORI 

A. Teori sebagai bahasa 


Teori harus diekspresiakan dalam bentuk bahasa baik yang bersifat verbal ataupun
matematis pengembangan teori itu sendiri biasanya berasal dari abstraksi dunia tidak nyata
(imajinatif) yang terdapt dalam fikiran manusia. Teori dapat dinyatakan dalam bentuk kata atau
tanda (simbol). Studi tentang simbol, dalam filsafat pengetahuan, dikenal dengan istilah
Semiologi.
Secara garis besar semiologi terdiri dari tiga bagian sebagai unsur teori, yaitu :
1. Sintaktik Sintaktik adalah studi tentang tata bahasa atau hubungan antara simbol dengan
simbol.
2. Semantik Semantik menunjukan makna atau hubungan antatr kata, tanda atau simbol dengan
objek yang ada di dunia nyata.
3. Pragmatis Hubungan pragmatis menunjukan pengaruh kata-kata atau simbol terhadap
seseorang.

B. Teori sebagai penalaran (reasoning)

1. Pendekatan deduktif Dalam pendekatan ini, tujuan merupakan bagian yang paling
penting. Tujuan yang berbeda akan memerlukan struktur yang berbeda dan dapat
menghasilkan prinsip-prinsip yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penalaran ini
adalah metode aksoma dan matematika.

2. Pendekatan induktif Pendekatan ini didasarkan pada pembuatan kesimpulan yang


berasal dari generalisai atas fenomena yang bersifat khusus (spesifik).

C. Teori sebagai justifikasi (Pembenaran) 


Teori ini merupakan pendekatan perumusan teori yang bersifat normative. Berdasarkan
pendekatan ini teori dianggap sebagai resep untuk dijadikan acuan dalam praktik tentang apa
yang harus dilakukan.

 D. Teori sebagai penjelasan dan prediksi 

Berdasarkan pendekatan ini, teori dianggap bebas niali (netral). Jadi teori dirumuskan
berdasarkan bukti empiris untuk menjelaskan apa yang terjadi dan memprediksikan apa yang
terjadi

4. PENGUJIAN TERHADAP TEORI 

Fungsi penting dari suatu metodologi ilmiah adalah menguji teori untuk menentukan apakah
teori tersebut betul-betul dapat diterima. Kebenaran suatu teori harus dapat diuji baik secara logis
ataupun empiris, sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam perumusan teori. Jiak teorinya
didasarkan pada pendekatan matematis (a poriori), maka pembuktian kebenarannya didasarkan
pada konsistensi logis. Apabila toeri didasarkan pada fenomena fisiika atau social (a posteriori)
maka pembuktiannya harus didasarkan pada hubungan antara peristiwa-peristiwa yang
diramalkan dan hasil observasi dunia nyata. Ada tiga kriteria dasar yang sering digunakan
seseorang dalam meyakini bahwa pernyataan tertentu itu dikatakan benar atau salah, yaitu :

A. Dasar dogmatis 
Pernyataan yang dibuat seringkali dibenarkan berdasarkan suatu otoritas tertentu.
Misal, membaca Koran dan percaya terhadap apa yang ditulis dikoran.

B. Terbukti sendiri (self-evident)


Justifikasi terhadap kebenaran yang terbukti sendiri adalah kelogisan (reasonableness),
perasaan (sensibility), kejelasan (obviousness) dari pernyataan yang didasarkan pada
pengetahuan umun, pengalaman dan pengamatan. Contohnya, pernyataan bahwa “akuntansi
menggunakan harga pasar” merupakan kebenaran yang terbukti dengan sendirinya.

C. Dasar ilmiah 
1. Sintaktik dan induksi (syntactics and inductions)

Sintaktik Teori yang dikelompokan sebagai sintaktik apabila teori tersebut dapat dipastikan
benar atau tidak benar dengan menggunakan logika dan penalaran tertentu. Induksi Pernyataan-
pernyataan dimana kebenaran dan kesalahan hanya dapat diketahui melalui pembuktian empiris.
Artinya kebenaran suatu pernyataan dinilai berdasarkan hubungannya dengan pengamatan atas
fenomena-fenomena yang ada didunia nyata.
2. Falsifikasi
Pendekatan ini dikembangkan oleh Karl Popper (1959) : “tujuan penelitian ilmiah adalah
untuk mebuktikan kesalahan (falsify) hipotesis, bukan membuktikan kebenaran hipotesis
tersebut.”

3. Paradigma dan revolusi


Pendekatan ini dikembangkan oleh Thomas Kuhn (1962), mengatakan : Kemajuan
pengetahuan bukan merupakan hasil evolusi (seperti yang ada pada induktivisme dan
falsifikasionisme). kemajuan pengetahuan itu merupakan hasil revolusi. Karena teori itu bisa
diganti dengan teori lain ketika teori tersebut tidak cocok.

4. Research programmes
Imre Lakatos (1974) : Teori ilmiah merupakan suatu struktur yang terdiri dari beberapa asumsi
dasar yang dinamakan “Hard Core” dan seperagkat hipotesis yang dinamakan “protective belt of
auxiliary hypotheses”. Research Programme dikatakan bersifat progresif apabila:
• Memiliki positive heuristic yang memberiakan kesempatan untuk peneliti
• Menghasilkan fenomena baru dari waktu ke waktu.

Anda mungkin juga menyukai