Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

PENGARUH MODAL INVESTASI MINIMUM, EKSPEKTASI RETURN


DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI TERHADAP MINAT INVESTASI
MAHASISWA AKUNTANSI ( SURVEI PERSEPSI MAHASISWA
AKUNTANSI STIEI BANJARMASIN )

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :

Nama : Syahla Nabila

NPM : 2020310060

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA BANJARMASIN


TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan
hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tugas Proposal penelitian yang
berjudul “ Pengaruh Modal Investasi Minimum, Ekspektasi Return dan Kemajuan
Teknologi Terhadap Minat Investasi Mahasiswa Akuntansi ( Survei Mahasiswa
Akuntansi STIEI Banjarmasin ) ”. Proposal ini disusun untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah metodelogi penelitian semester 5 di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia Banjarmasin.

Saya sangat berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk menerima saya berdiskusi tentang penelitian dan
penulisan Proposal ini. Selain itu, saya juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah bersedia bertukar pikiran. Tak jarang mereka juga
membantu mencari bahan referensi. Terima kasih banyak telah membantu saya
menyelesaikan Proposal ini.

Proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Saya berharap pembaca tak
segan memberikan kritik dan saran. Sehingga saya bisa melakukan perbaikan di
masa depan. Agar tidak melakukan kesalahan yang sama kedua kalinya. Tak perlu
panjang-panjang, saya berharap proposal ini memberikan manfaat untuk pembaca.
Selamat membaca!

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Banjarmasin, Oktober 202

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia menempati urutan keempat sebagai negara dengan populasi penduduk terbanyak di
dunia dengan jumlah 276,4 juta jiwa lebih. Tentunya dengan jumlah sebanyak itu, banyak permasalahan
yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Serupa dengan negara-negara berpenduduk besar, sosial ekonomi
merupakan permasalahan utama yang dihadapi. Sulitnya lapangan pekerjaan, rendahnya pendapatan,
kepadatan pemukiman, meningkatnya kejahatan merupakan contoh permasalahan yang dihadapi. Pun
tidak dipungkiri bahwa dengan adanya jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pendapatan rendah
dapat pula menjadi suatu kelebihan tersendiri untuk suatu negara. Perusahaan-perusahaan kapitalis akan
memanfaatkan situasi ini dalam menjalankan roda bisnisnya. Populasi penduduk yang banyak berarti
ketersediaan pekerja juga banyak. Populasi penduduk yang banyak juga berarti bahwa tingkat konsumsi
juga tinggi. Mereka akan berlomba untuk memanfaatkan ketersediaan jumlah pekerja yang banyak
dengan upah minimum serta tingkat konsumsi yang tinggi bagi produk mereka di negara tersebut.

Investasi pun dilakukan perusahaan kapitalis dalam memanfaatkan kondisi tersebut demi meraih
keuntungan besar. Dana besar digelontorkan dalam investasi produksi dan distribusi. Menurut James C.
Van Horn, investasi memiliki pengertian sebagai sebuah kegiatan yang dilakukan dengan memanfaatkan
kekayaan yang ada pada masa sekarang. Hal tersebut ditujukan agar bisa memiliki dan memperoleh
pendapatan yang lebih besar di masa depan. Kegiatan penanaman modal bukanlah hal yang baru dalam
peradaban manusia, karena sudah sejak zaman dahulu masyarakat sudah melakukan berbagai bentuk
investasi. Hanya saja pada zaman dahulu masyarakat melakukan investasi dalam bentuk investasi yang
dilakukan secara langsung seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau
investasi dalam pembuatan perkebunan dan lain sebagainya.

Adanya investasi akan menimbulkan geliat perekonomian ditempat tersebut. Perputaran dana
dalam ekonomi akan menimbulkan dampak dan hubungan positif terhadap pendapatan nasional serta
sosial ekonomi masyarakat pun akan ikut terangkat.

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mempublikasi data capaian


realisasi investasi pada Triwulan I (periode Januari – Maret) untuk Tahun 2022 yakni sebesar Rp 282,4
triliun, lebih tinggi 28,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Capaian Triwulan I Tahun 2022
juga meningkat 16,9% dibandingkan Triwulan IV Tahun 2021. Capaian Triwulan I Tahun 2022
berkontribusi sebesar 23,5% dari target realisasi yang dicanangkan sebesar Rp 1.200 Triliun.

Berdasarkan laporan kegiatan penanaman modal, pertumbuhan investasi PMDN pada Triwulan I
Tahun 2022 meningkat sebesar 25,1%, dari Rp 108,0 triliun di Triwulan I Tahun 2021 menjadi Rp 135,2
triliun. Investasi sektor Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi menjadi sektor penunjang terbesar
realisasi investasi PMDN. Sedangkan investasi PMA pada Triwulan I Tahun 2022 meningkat 31,8%
dibanding Triwulan I Tahun 2021 dari Rp 111,7 triliun menjadi Rp 147,2 triliun. Realisasi PMA terbesar
untuk periode Januari-Maret 2022 disumbang oleh sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan
Mesin dan Peralatannya. Peningkatan realisasi investasi PMA yang terutama terjadi pada sektor Industri
Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya, membuktikan kebijakan Presiden Joko
Widodo yakni melarang ekspor bahan mentah telah berhasil mendorong terjadinya hilirisasi investasi di
Indonesia.

Pemerintah Indonesia menyadari bahwa dengan adanya 183 juta penduduk pada usia produktif,
serta frekuensi perdagangan saham tertinggi di asia tenggara, Indonesia menjadi pasar potensial bagi
masyarakatnya untuk berpartisipasi dalam investasi perorangan. Indonesia baru mencatat satu juta
investor saham perorangan, angka ini masih dikatakan sangat rendah jika dilihat dari jumlah penduduk
usia produktif tersebut. 8 Dibandingkan dengan negara lain, maka animo masyarakat terbilang masih
cukup rendah yaitu berjumlah 0,15% penduduk Indonesia dibanding dengan Malaysia yang sudah 12,8%
serta Singapura 30% dari jumlah penduduknya. Menurut Lily Widjaja, Executive Director Asosiasi
Perusahaan Efek Indonesia (APEI), saat ini tingkat pengetahuan dan partisipasi masyarakat Indonesia di
pasar modal masih rendah.10 Memang, aktivitas investasi merupakan hal yang relatif baru bagi
masyarakat Indonesia.

Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam mendorong partisipasi masyarakat dalam


melakukan investasi perorangan. Penerbitan instrumen ritel savings bond ritel (SBR) seri SBR006 dengan
masa tenor tiga tahun memberikan peluang bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam investasi
serta mendukung perekonomian negara. Program edukasi investasi untuk masyarakat khususnya untuk
generasi muda juga marak dan giat dilakukan. Pengembangan investasi berbasis syariah untuk umat
Islam, pengembangan teknologi informasi juga dikembangkan dan terus dilakukan. Penggunaan teknologi
informasi dalam bidang investasi terus dilakukan. Saat ini kita mengenal financial technology.
Perusahaan fintech membuka peluang masyarakat sebagai investor/funder dengan imbalan hasil sekitar
14-20%. Industri fintech baru mampu mencatat transaksi sebesar Rp 33 triliun.
Dijadikannya investasi sebagai suatu kebutuhan tidak serta merta menjadikan investasi sebagai
pilihan yang akan dimanfaatkan oleh semua orang. Dikarenakan sifat investasi yang dapat digunakan
pada masa mendatang, orang akan memikirkan pemenuhan kebutuhan yang menjadi prioritas mereka
terlebih dahulu pada masa sekarang/saat ini. Memang, investasi biasanya dilakukan oleh orang-orang
dengan kebutuhan utama yang telah terpenuhi dan memiliki kelebihan dana untuk memenuhi kebutuhan
lainnya. Adanya edukasi dan sosisalisasi tentang investasi dapat menambah literasi dan wawasan bagi
masyarakat terkait investasi sebagai sebuah kebutuhan. Sama halnya dengan kegiatan menabung,
masyarakat dapat memaksakan untuk menyisihkan uangnya dan digunakan untuk berinvestasi.

Penjelasan di atas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat dalam
berinvestasi. Masih banyak faktor lainnya yang dapat mempengaruhi masyarakat dalam melakukan
investasi, diantaranya adalah faktor pendidikan. Menurut Antonietta Bonello (2019), faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan dalam investasi disesuaikan dengan kondisi yang ada. Ia menyebutkan
beberapa indikator yang mempengaruhi keputusan berinvestasi, yaitu expectation and performance yang
berisi financial return, expected situation, dan investment performance. Disposition and trading behaviour
yang berisi overconfidence bias, investor type, dan funding resource. Serta financial literacy yang berisi
investment literacy, investment knowledge, companies information, financial management, experience
dan financial advice.

Dari faktor-faktor tersebut selanjutnya akan mendorong minat masyarakat untuk melakukan
investasi. Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman
yang mendorong seseorang untuk memperoleh obyek khusus, aktivitas, pemahaman dan keterampilan
untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Fakta dilapangan memperlihatkan bahwa minimnya edukasi, dan
penipuan investasi bodong mengurangi minat masyarakat untuk berinvestasi. Untuk indikator yang
mengukur minat individu digunakan berdasarkan Lucas dan Brithh (2003) yang terdiri dari: Ketertarikan,
menunjukkan adanya pemusatan perhatian dan perasaan senang. Keinginan, adanya dorongan untuk
memiliki. Serta Keyakinan, adanya rasa percaya diri terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan.

Pada penelitian ini, akan dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi minat partisipasi masyarakat
khususnya mahasiswa dalam investasi. Mahasiswa ekonomi sebagai bagian dari masyarakat yang sedang
menimba ilmu pendidikan tinggi diharapkan menjadi contoh bagi masyarakat lainnya dalam berinvestasi.
Potensi dalam ilmu, pengetahuan serta literasi yang dimiliki, menjadi kelebihan mahasiswa ikut andil
dalam memulai investasi. Menurut Widjaja, mahasiswa dapat menjadi potensi besar sebagai investor
pasar modal baru. Semakin banyaknya Universitas yang telah bergabung dalam membentuk galeri
investasi, dengan demikian banyak investor muda baru dari kalangan mahasiswa juga semakin
meningkat, salah satu contohnya telah dibukanya dan bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia dengan
268 galeri investasi (GI).

Melihat dari beberapa hal yang memperlambat jumlah investor saat ini, keadaan ini erat
hubungannya dengan perilaku manusia dengan objek yang diarahkannya, karena untuk memahami
investor (mahasiswa) dan bagaimana mengembangkan strategi penambahan jumlah investor kedepannya
kita harus memahami apa yang mereka butuhkan (pribadi) faktor pribadi atau individu. Apa yang
mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa (sosial), dan apa yang mereka rasakan (psikologis).

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut ;

1. Apakah pengaruh investasi minimum berdampak terhadap minat dalam berinvestasi mahasiswa ?
2. Apakah terdapat pengaruh antara variabel return expectation and performance terhadap minat
mahasiswa STIEI Banjarmain dalam melakukan investasi ?
3. Apakah pengaruh perkembangan teknologi di era serba digital minat investasi mahasiswa di pasar
modal ?
4. Apakah pengetahuan investasi berpengaruh terhadap minat investasi mahasiswa di pasar modal ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh modal minimal terhadap minat investasi mahasiswa di pasar modal.
2. Untuk mengetahui pengaruh variabel return expectation and performance terhadap minat
mahasiswa dalam berinvestasi.
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan teknologi memudahkan seseorang dalam
melakukan investasi di pasar modal.
4. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan investasi terhadap minat mahasiswa dalam melakukan
investasi.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian yang hendak dicapai dalam penyusunan penelitian ini adalah :
1. Manfaat Praktis
a. Kajian informasi bagi mahasiswa tentang pentingnya pengetahuan investasi terhadap minat
investasi.
b. Kajian informasi yang berguna dan sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan investasi.
2. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengalaman dan wawasan mengenai pengaruh investasi minimum dan
pengetahuan investasi terhadap minat investasi mahasiswa.
b. Memberikan informasi dan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan penelitian yang
berhubungan dengan minat investasi saham mahasiswa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Theory of Planned Behavior


Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah Theory of Planned Behavior yang dikembangkan
oleh Ajzen. Ajzen (1991:181) teori ini merupakan pengembanggan lebih lanjut dari Theory of Reasoned
Action (teori tindakan beralasan). Dalam Theory of Reasoned Action dikemukakan bahwa perilaku
dipengaruhi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu dan oleh norma-norma subyektif baik secara parsial
maupun simultan.
Dalam Theory of Reasoned Action yang dikembangkan oleh Triwijayati dan Koesworo (2006),
mengungkapkan adanya keinginan untuk bertindak karena adanya keinginan yang spesifik untuk
berperilaku. Hal ini menunjukkan bahwa niat berperilaku dapat menunjukkan perilaku yang akan
dilakukan oleh seseorang. Hal tersebut juga berati bahwa seorang yang memiliki minat berinvestasi maka
kemungkinan besar dia akan melakukan tindakan-tindakan yang dapat mencapai keinginan mereka untuk
berinvestasi, seperti mengikuti pelatihan dan seminar tentang investasi, yang nanti pada akhirnya akan
mendorong mereka untuk melakukan kegiatan investasi.
Berikut ini adalah faktor faktor yang mempengaruhi minat menurut Theory of Planned Behavior :
a) Sikap terhadap perilaku (attitude toward the behavior)
Attitude toward the behavior yang diungkapkan Ajzen (1991:188) meliputi sejauh mana
seseorang memiliki evaluasi atau penilaian menguntungkan atau tidak menguntungkan dari perilaku
yang bersangkutan. Sikap (attitude) didefinisikan sebagai jumlah dari afeksi (perasaan) yan dirasakan
seseorang untuk menerima atau menolak suatu objek atau perilaku dan diukur dengan suatu prosedur
yang menempatkan individual dalam skala evaluatif dua kutub (baik atau buruk, setuju atau menolak,
dan lain-lain). Misalnya, mahasiswa dihadapkan pilihan untuk menggunakan sisa uang sakunya untuk
berinvestasi saham atau tidak. Apabila mahasiswa tersebut merasa tertarik dan yakin bahwa investasi
tersebut menguntungkan, maka perasaan tersebut adalah perasaan positif. Namun apabila mahasiswa
tersebut tidak tertarik dan merasa tidak mendapat keuntungan jika berinvestasi, maka perasaan
tersebut adalah perasaan negatif.

b) Pengaruh sosial atau norma subyektif (subjective norm)


Ajzen (1991:188) mendefinisikan subjective norm sebagai tekanan sosial yang mempengaruhi
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. Persepsi atau pandangan seseorang
terhadap kepercayaankepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau
tidak melakukan perilaku yan sedang dipertimbangkan. Misalnya, apabila seorang mahasiswa yang
sebelumnya tidak yakin berinvestasi kemudian menjadi tertarik berinvestasi setelah melihat temannya
yang sudah berinvestasi mendapat keuntungan.
c) Kontrol perilaku persepsian (perceived beavior control)
Ajzen (1991:188) mendefinisikan perceived beavior control sebagai kemudahan atau kesulitan
persepsian untuk melakukan perilaku yang merefleksikan pengalaman masa lalu, hambatan, dan
antisipasi hambatan tersebut. Aturan umumnya adalah, semakin menarik sikap dan norma subyektif
suatu perilaku, serta semakin besar kontrol perilaku persepsian, maka semakin kuat minat seseorang
untuk melakukan perilaku yang dipertimbangkan. Misalnya melalui perkuliahan investasi ataupun
seminar investasi yang di adakan di STIEI Banjarmasin, dengan serangkaian program dan fasilitas
yang disediakan, maka akan meninkatkan minat mahasiswa untuk berinvestasi.

2.2. Definisi Investasi


Investasi adalah penempatan sejumlah dana dengan harapan dapat memelihara, menaikkan nilai,
atau memberikan return yang positif (Sutha, 2000). Investasi adalah penanaman uang dengan harapan
mendapat hasil dan nilai tambah (Webster, 1999). Menurut Lypsey (1997), investasi adalah pengeluaran
barang yang tidak dikonsumsi saat ini dimana berdasarkan periode waktunya, investasi terbagi menjadi
tiga diantaranya adalah investasi jangka pendek, investasi jangka menengah, dan investasi jangka
panjang. Unit yang diinvestasikan mencakup waktu yang digunakan, tingkat inflasi yang diharapkan dan
ketidakpastian masa mendatang. Menurut Sumanto (2006), investasi merupakan komitmen sejumlah dana
suatu periode untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai
kompensasi unit yang diinvestasikan. Sedangkan Husnan dalam Anoraga dan Pakarti (2006)
mendefinisikan investasi sebagai penggunaan uang dengan maksud memperoleh penghasilan. Investasi
merupakan penanaman modal di dalam perusahaan, dengan tujuan agar kekayaan suatu korporasi atau
perusahaan bertambah.

Definisi investasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penanaman
uang di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Proyek investasi
merupakan suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa
ataupun proyek kecil untuk memperoleh manfaat pada masa yang akan datang. Menurut Todaro
(2000) investasi merupakan sumber daya yang akan digunakan untuk meningkatkan penghasilan
dan konsumsi di masa yang akan datang. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa investasi adalah pemanfaatan uang atau kas saat ini untuk ditanamkan dalam
bentuk barang tertentu atau di suatu perusahaan untuk tujuan memperoleh keuntungan di masa
depan.
Investasi berdasarkan teori ekonomi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang
tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan dating. Investasi adalah suatu komponen
dari Produk Domestik Bruto. Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential
dan investasi residential. Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga. Suatu pertambahan
pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan
menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan
meminjam uang.

2.3. Definisi Minat Investasi


Menurut Semiawan (1986:120) dalam Marpaung (2010) minat adalah suatu keadaan mental yang
menghasilkan respon terarahkan kepada suatu objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan
kepuasan kepadanya (satisfiers). Definisi ini menjelaskan bahwa minat berfungsi sebagai penggerak yang
mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik.
Menurut Khairani (2013:140) minat timbul bila ada perhatian, dengan kata lain minat merupakan
sebab dan akibat dari perhatian. Seseorang yang memiliki perhatian terhadap suatu yang dipelajari maka
ia mempunyai sikap yang positif dan merasa senang terhadap hal tersebut, dan sebaliknya perasaan yang
tidak senang akan menghambat.
Menurut Crown and Crown dalam Khairani (2013:139) minat pada hakikatnya merupakan sebab
akibat dari pengalaman. Minat berkembang sebagai hasil daripada suatu kegiatan dan akan menjadi sebab
akan dipakai lagi dalam kegiatan yang sama. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah sebagai
berikut :
a. The factor inner urge
Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan
keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat.
b. The factor of motive
Minat seseorang terhadap objek atau sesuatu hal. Selain The factor inner urge, minat juga
dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial.
c. Emosional factor
Faktor emosi dan perasaan ini mempunyai pengaruh terhadap objek, misalnya perjalanan sukses
yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan
dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang
dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang.
Minat menurut Salim dan Salim dalam Kusmawati (2011:104) adalah sebagai kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu gairah, keinginan. Perluasan dari definisi minat adalah :
a. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor mati rasional yang mempunyai dampak
pada suatu perilaku.
b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba.
c. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang.
2.4. Indikator Minat Investasi
Menurut Kusmawati (2011:110) indikator minat investasi adalah sebagai berikut :
1. Keinginan mencari tahu tentang suatu investasi
Keinginan mencaritahu investasi dalam hal ini adalah menyukai dan memiliki rasa
antusias untuk membaca artikel tentang investasi atau mengikuti perkuliahan yang
berkaitan tentang investasi.
2. Meluangkan waktu untuk mempelajari lebih jauh tentang investasi dengan mengikuti
pelatihan dan seminar tentang investasi.
Dalam hal ini berarti mahasiswa memiliki rasa antusias terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan investasi seperti pelatihan dan seminar investasi.
3. Mencoba berinventasi
Mencoba berinvestasi dalam hal ini adalah mahasiswa sudah memiliki keinginan
untuk berinvestasi. Keinginan tersebut dibuktikan dengan memiliki akun investasi dan
sudah mencoba berinvestasi melalui akun yang telah dimilikinya.
4. Mengetahui hubungan risiko dan tingkat pengembalian (return).
Dalam hal ini berarti mahasiswa sebatas mengetahui dasar hubungan risiko dan
return yang kemudian menilai dirinya sendiri seberapa jauh pengetahuan hubungan
risiko dan return yang dimiliki untuk dijadikan bekal investasi.
5. Mengetahui instrumen investasi pasar modal dan pengetahuan umum
tentang investasi pasar modal lainnya.
Dalam hal ini berarti mahasiswa sebatas mengetahui bahwa mengetahui
instrumen investasi sebelum melakukan investasi diperlukan, kemudian mahasiswa
menilai dirinya sendiri seberapa jauh pengetahuan instrumen yang mereka miliki untuk
dijadikan bekal investasi.
2.5. Pengaruh Modal Minimal terhadap Minat Investasi
Minat berhubungan dengan perasaan mengenai objek berbeda, yang memiliki arah tertentu serta
intensitas yang berbeda (Aiken, 1994). Hal ini bisa kita lihat ketika terjadi diskon besar-besaran
menjelang hari raya idul fitri, imlek, atau hari besar lainnya oleh sebuah pusat perbelanjaan. Tidak semua
orang memiliki minat yang sama untuk membeli barang diskon di tempat tersebut, tergantung dari
budget, dan keinginan masing-masing inividu. Namun hal yang paling penting yang dapat kita lihat
adalah jumlah pengunjung di pusat perbelanjaan tersebut pasti lebih banyak dibandingkan dengan hari
biasa, karena potongan harga yang diberikan mendorong masyarakat untuk datang ke pusat perbelanjaan
tersebut
Untuk memulai membeli saham setiap investor harus membuka account di sebuah sekuritas
terlebih dahulu. Dahulu untuk memulai berinvestasi seseorang harus mengeluarkan modal awal yang
cukup besar. Namun setelah ada program dari BEI “yuk nabung saham” modal awal yang harus
disetorkan untuk memulai investasi cukup murah dan terjangkau dikalangan anak muda. Dalam Galeri
Investasi Fakultas Ekonomi, dana awal yang harus kita setorkan untuk memulai investasi yakni hanya
sebesar Rp100.000,00. Turunnya modal minimal yang harus dikeluarkan untuk memulai investasi
diharapkan dapat mendorong munculnya minat masyarakat khususnya mahasiswa untuk berinvestasi,
sama halnya dengan naiknya minat mayarakat untuk datang ke pusat perbelanjaan karena diskon.
Dalam penelitian Riyadi (2016) variabel modal investasi minimal memiliki pengaruh signifikan
terhadap variabel minat investasi. Dari hasil penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana
pengaruh modal minimal terhadap minatinvestasi jika diterapkan di Universitas Negeri Semarang.
2.6. Pengaruh Ekspektasi Return Terhadap Minat Investasi
Return Ekspektasi adalah Return saham yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa
mendatang dan Return Ekspektasian sifatnya belum terjadi. Tujuan seseorang berinvestasi adalah untuk
mendapatkan return dari investasi yang dilakukan, dengan harapan mendapatkan keuntungan yang tinggi.

Dalam penelitian Christanti dan Linda Ariany (2011:49) dijelaskan bahwa personal financial
needs menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan investor dalam berinvestasi. Salah satu kandungan
dalam faktor tersebut yang mendukung kajian untuk Return ini adalah pertimbangan investor mengenai
target investasi mereka. Salah satu objek yang mungkin menjadi target investasi para investor tentu saja
adalah keuntungan, yang dalam hal ini bisa berarti capital gain.

2.7. Pengaruh Kemajuan Teknologi Terhadap Minat Investasi


Perkembangan teknologi di era digital sangatlah berpengaruh bagi investasi dan pasar modal.
Kemajuan teknologi ikut memajukan perkembangan perekonomi di dunia. Banyak sekali masyarakat
yang menggunakan dan mengatur keuangannya secara online karena penggunaannya sangat mudah.
Mulai dari tabungan, transaksi jual dan beli, pinjaman finasial, hingga berinvestasi. Pertumbuhan
ekonomi digital sekarang ini ikut memberi pengaruh yang positif terhadap kenaikan pasar modal
Indonesia. Kala ini pedagangan bebasis elektronik serta aplikasi (e-commerce) sangatlah bertumbuh
cepat. Mencakupi yang sekarang jadi tren pertumbuhan jasa finansial teknologi (fintech) yang membikin
pintu bagi publik yang berharap menanam modal di pasar modal makin cepat serta mudah.

Pertumbuhan teknologi dewasa ini mempunyai dampak yang signifikan kepada perkembangan
ekonomi sebuah negara serta mensupport bagian bisnis jadi lebih efektif serta membangun didalam
merealisasikan rekayasa upaya buat menggapai hasil yang maksimum. Bagian pasar modal serta finansial
memang berperan salah satu parameter ekonomi disebuah negara dimana tercatat ribuan perusahaan yang
menjual belikan sahamnya dipasaran sekunder ataupun bursa saham.

2.8. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dengan rumusan masalah dari suatu penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan (Sugiyono, 2012:64).
Hipotesis juga bisa diartikan sebagai suatu jawaban atau dugaan sementara yang masih harus dibuktikan
kebenarannya melalui serangkaian pengujian. Berdasarkan uraian dari kerangka berfikir diatas, maka
hipotesis yang dapat disimpulkan adalah :
H1 : Ada pengaruh modal minimal terhadap minat investasi mahasiswa di pasar modal .
H2 : Ada pengaruh Ekspectation Return terhadap minat investasi mahasiswa di pasar
modal.
H3 : Ada pengaruh kemajuan teknologi dan pengetahuan terhadap minat investasi
mahasiswa di pasar modal.
Variabel bebas X1
Modal Minimal :
Modal minimal Rp.
100.000,00 yang ditetapkan
BEI untuk memulai investasi
Variabel bebas Y
Minat Investasi Mahasiswa
1. Keinginan mencari tahu
Variabel bebas X2 tentang suatu jenis investasi
2. Mau meluangkan waktu untuk
Kemajuan Teknologi
mempelajari lebih jauh tentang
finansial teknologi (fintech) investasi dengan mengikuti
pelatihan dan seminar tentang
investasi.
3. Mencoba berinvestasi.
Variabel bebas X3

Expectation Return

personal financial needs

Anda mungkin juga menyukai