1
Ahmad Tafsir, filsafat umum akal dan hati sejak Thales s sampai Capra, Bandung, Remaja
Rosdakaryahlm 85
kebenran tentang baik, akan mendesak manusia untuk memperoleh
kebenaran yang absolut dan abadi, itulah kebenaran Tuahan.
A. Zaman Ptristik
Istilah Patristik berasal dari kata latin patres yang berarti Bapak
dalam lingkungan gereja. Bapak yang mengacu pada pujangga Kristen,
mencari jalan menuju teologi Kristiani, melalui peletakan dasar intelektual
untuk agama kristen. Didunia Barat agama Khatolik mulai tersebar dengan
ajarannya tentang Tuhan, manusia dan dunia, dan etikanya. Untuk
mempertahankan dan menyebarkanya maka mereka menggukanakan
falsafat Yunani dan memperkembangkanya lebih lanjut, khususnya mengenai
soal-soal yang berhubungan dengan manusia, kepribadian, kesusilaan, sifat
Tuhan. Yang terkenal Tertulianus (160-222), Origenes (185-254), Agustinus
(354-430), yang sangat besar pengaruhnya (De Civitate Dei).. Berdasarkan
ajaran Neo-Plaonisi da Stoa, ajarannya meliputi pengetahuan, tata dalam
2
Atang abdul hakim,2008.filsafat umum.pustaka setia.bandung hlm 141
alam. Bukti adanya Tuhan, tentang manusia, jiwa, etika, masyarakat dan
sejarah. 3
Periode ini ditandai dengan oleh Bapak-bapak Gereja (patristik) yang
dimulai dengan tampilnya apologet dan para pengarang Gereja. Para
Apologet memiliki tugas utama menjawabi berbagai persoalan dan keberatan
mengenai ajaran-ajaran iman Gereja terhadap berbagai ajaran atau paham-
paham filosofis yang mengancam ajaran keimanan yang benar. Para
pengarang Gereja adalah orang-orang yang menulis buku dan karangan-
karangan tentang berbagai ajaran Gereja secara menyeluruh dan mendalam
dibandingkan dengan tulisan-tulisan sebelumnya. Mereka-mereka itu adalah
Clemens dari Alexandria (150-219 M) dan Origenes (185-254 M). Kemudian
tampil juga para pujangga Gereja (325-500 M) yang membaktikan jasa
mereka bagi Gereja dan ajaran Kristen. Satu Athanasius, Gregorius dan
Naziaza, Basilius, Gregorius dari Nyssa, dan Sirilus dari Alexandria adalah
para pujangga Gereja dari tradisi Yunani dan menggunakan Bahasa Yunani,
sedangkan Ambrosius dan Agustinus termasuk dalam tradisi Latin yang
menggunakan bahasa Latin. Ajaran-ajaran mereka, terutama ajaran
Agustinus, berkembang sangat luas dan sangat berpengaruh dalam diri para
filosuf abad pertengahan.4
3
Tafsir, Ahmad. 2007. Filsafat Umum. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
4
Rustam. 1999. Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah Sejarah Filsafat
dan IPTEK. Jakarta: Rhineka Cipta.
pertengahan terutama terhadap tokoh-tokoh filsafat pada abad pertengahan
yakni Tertalius (160-222), Origenes (185-254), Agustinus (354-430).
Dunia Barat agama Khatolik mulai tersebar dengan ajarannya tentang Tuhan,
manusia dan dunia, beserta etikanya. Untuk mempertahankan dan
menyebarkannya maka mereka menggunakan Filsafat Yunani dan
memperkembangkannya lebih lanjut, khususnya mengenai soal-soal tentang
kebebasan manusia, kepribadian, kesusilaan, sifat tentang Tuhan. 5
Akal pada Abad Pertengahan ini benar-benar kalah. Hal itu kelihatan
jelas pada Filsafat Plotinus., Agustinus, Anselmus. Pada Aquinas penghargaan
terhadap akal muncul kembali, dan kerena itu filsafatnya mendapat kritikan.
Sebagaimana telah dikatakan, Abad Pertengahan merupakan dominasi akal
yang hamper seratus persen pada Zaman Yunani sebelumnya, terutama pada
Zaman Sofis.
Pemasungan akal dengan jelas terlihat pada pemikiran Plotinus. Ia
mengatakan bahwa Tuhan bukan untuk dipahami melainkan untuk
dirasakan. Oleh karena itu tujuan dari filsafat adalah bersatu dengan Tuhan.
Jadi dalam hidup ini rasa itulah satu-satunya yang dituntun oleh Kitab Suci,
pedoman hidup manusia. Filsafat rasional dan sains tidak penting;
mempelajarinya merupakan usaha mubadzir, menghabiskan waktu secara
sia-sia. Karena Simplicius salah seorang pemikir zaman Plotinus, telah
menutup sama sekaliruang gerak filsafat rasional, iman telah menang mutlak.
Karena iman harus menang mutlak orang-orang yang masiih menghidupkan
filsafat (akanl) harus dimusuhi. Maka pada Tahun 415 Hypatia, seorang yang
terpelajar ahli filsafat pada zaman Aristoteles, dibunuh. Tahun 529 Kaisar
Justianus mengeluarkan Undang-Undang yang melarang Filsafat.
Agustinus mengganti akal dengan iman; potensi manusia yang diakui
pada zaman Yunani diganti dengan kauasa Allah. Ia mengatakan bahwa kita
5
Bertens, K. 1998. Ringkasan Sejarah Filsafat. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
tidak perlu dipimpin oleh pendapat bahwa kebenaran itu relatif. Kebenaran
itu mutlak yaitu ajaran agama. Moral berpuncak pada dosa Adam, kehidupan
pertapa adalah kehidupan terbaik. Hati memerlukan kehidupan demikian. Ia
juga mengatakan bahwa mempelajari hukum alam adalah mubadzir,
memboroskan waktu. Ia berkutat bahwa bumi adalah pusat jagat raya.
Intelektualisme tidak penting, yang penting adalah cintakepada Tuhan. Tidak
perlu dipikir, tanya dati Anda, siap pencipta alam ini. Untuk itu hati bersih,
harus hidup. Mka kehidupan berbujang adalah kehidupan terpuji. Manusia
dilarang mempelajari Astronomi. Mempelajari Anatomi memnjadikan
manusia materialistis. Filsafat dan Sains jangan disentuh. Akal mati, hati
menang.
Ciri khas Filsafat Abad pertengahan terletak pada rumusan terkenal
yang dikemukakan oleh Saint Anselmus, yaitu Credo Ut Intelligam, yang
berarti iman terlebih dfahulu setelah itu mengerti. Imanilah terlebih dahulu,
misalnya, bahwa dosa warisan itu ada, setelah itu susunlah argumen utnuk
memahaminya. Mungkin juga utnuk meneguhkan keimanan itu. Didalam
pengertian itu tersimpalah pengertian bahwa seseoang tidak boleh mengerti
atau paham terlebih dahulu, dan karena memahaminya lantas ia
mengimaninya. Ini iman secara rasional. Dalam undkapan ini orang beriman
bukan karena ia mengerti bahwa itu hahrus diimaninya, malainkan orang
mengerti kalau ia mengimaninya.
Sifat ini berlawanan dengan sifat Filsafat Rasional. Dalam Filsafat Rasioanl
pengertian itulah yang didahulukan; setelah dia mengerti barulah mungkin ia
diterima dan kalau mau diimani. Mengikuti inilah maka Filsafat Abad
Pertengahan terletak pada ungkapan itu. Apakah kaidah ini (iman agar
mengerti) dapat dianggap sebagai rumus filsafat yang dianggap umum?
Jawaban yang jelas atas pertanyaan ini sulit dikemukakan. Yang dapat
dikemukakan adalah bahwa kaidah ini kurang dianut, juga dalam Filsafat
Islam. Contoh yang menonjol dalam Filsafat Islam adalah Al-Ghazali. Didalam
perbandingan ini kita seakan menemukan keganjilan. Mengapa penerapak
kaidah itu dalam Kristen menimbulkan akibat Sains dan Filsafat terhadap
perkembangannya, tetapi penerapak rumus ini dalam perkembangan
pemikiran Islam tidak menyebabkan tersendatnya perkembangan filsafat
dan sains dalam Islam.
Kelihatannya Filsafat Credo Ut Intelligem itu tidak merugikan perkembangan
Filsafat dan Sains seandanya wahtu yang dijadikan andalan adalah wahyu
yang tidak berlawanan dengan akal logis. Hal iini kita temukan misalnya
dalam Islam. Filsafat didalam Islam berkembang amatpesat karena
keyakinan Islam tidak ada yang berlawanan dengan akal logis; yang ada
adalah bagian-bagaian yang berada didaerah Supralogis dan Suprarasional.
Sains, Filsafat dan iman (rasa) sebenarnya merupakan keseluruhan
pengetahuan manusia. Akan tetapi pembatasan daerah kerja (kapling)nya
masih harus jelas. Sains bekerja pada objek-objek sensasi, Filsafat pada
objek-objek abstrak logis, sedangkan hati (rasa) bekerja pada daerah-daerah
Supralogis. Yang ini sesugguhnya telah disebut oleh Bonaventura. Menurut
pendapatnya manusia memiliki tiga potensi (kmampuan): indera, akal dan
kontemplasi. Hasil kerja masing-masing potensi itu tidak boleh berlawanan,
tetapi boleh tidak sama. Tidak sama itu bukan berlawanan. Kekurang jelasan
perbatasan daerah inilah yang sering terjadinya bentrokan antara sains,
filsafat, dan iman.
Kelemahan lain dalam Filsafat Kristen pada Abad Pertengahan itu
adalah sifatnya yang terlaluyakin terhadap penafsiran teks kitab suci.
Penafsiran sebanarnya tidak lebihberarti daripada sekedar filsafat juga. Jadi
penafsiran pada dasarnya bersifat relatif kebenarannya, tidak absolut.
Karena filosof pada zaman itu rata-rata menjabat sebagai orang suci (Saint),
makafilsafat mereka menempati pengertian agama yang absolut dalam
dirinya. Iinilah barangkali yang menjadikan tekanan-tekanan psikoloogis
maupun fisis terhadap tokoh lain yang pemikirannya berbeda dengan
pemikiran Filosof Gereja. Pada Abad Pertengahan itu Agama Kristen boleh
dikatakan bukan lagi kitab suci, malainkan penafsiran kitab suci oleh para
Saint tersebut. Berbedanya pemikiran Copernicus dengan Galileo dengan
pemikira tokoh-tokoh Gerejatelah menyebabkan kedua tokoh tersebut
dihukum. Sebenarnya pendapat kedua ilmuwan tersebut tidak berlawanan
dengan kitab Suci, melainkan berbeda dengan pendapat Tokoh Gereja yang
mengatasnamakan Kitab Suci, berarti Kitab Suci itu salah karena bukti-bukti
menunjukkan bahwa kedua Ilmuwan itulah yang benar.
Uraian tadi manunjukka bahwa pada Abad Pertengahan ini, iman
(hati) benar-benar telah menang melawan akal dan berhasil mendominasi
jalan hidup Abad Pertengahan (diBarat). Akibat-akibatnya amat mudah
dipahami; filsafat dan sains berhenti; jangankan menemukan yang baru,
menjaga warisan Yunani ini saja tidak mampu.
Abad Pertengahan melahirkan juga filosof yang lumayan, yaitu
Thomas Aquinas. Ia lahir pada masa-masa menjelang habisnya kekuatan
agama Kristen mempengaruhi jalan pemikiran. Tekanan terhadap pemikiran
rasional pada waktu ia hidup telah berkurang. Oleh karena itu, ia berhasil
mengumumkan Filsafat Rasionalnya. Yang terkenal adalah beberapa
pembuktian adanya Tuhan yang masih dipelajari orang hinga saat ini. Tetapi
filsafatnya ini tetap saja tidak disenangi oleh banyak tokoh ketika itu. 6
Augustinus (354-430)
6
Wiramihardja, Soetardjo. 2006. Pengantar Filsafat. Bandung: PT Refika
Aditama.
Yunani dibencinya sehingga ia tidak mempunyai pengetahuan yang
sempurna tentang bahasa itu.
Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school,
yang berarti sekolah. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan
dengan sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah
filsafat abad pertengahan.
11
Sutardjo A. wiramihardja, Pengantar Filsafat (Bandung:PT Rafika Aditama,2006),hlm.55.
12
Atang Abdul Hakim ,dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum (Bandung: Pustaka Setia,2008),hlm.73-
74.
13
Sutardjo A. wiramihardja, Pengantar Filsafat (Bandung: PT Rafika Aditama,2006),hlm.55.
14
Atang Abdul Hakim,dan Beni Ahmad Saebani, , Filsafat Umum (Bandung: Pustaka Setia,2008),hlm.74.
ada. Ada tiga langkah pembuktian filsafatnya. Pertama, Allah itu Maha
besar sehingga tidak terpikirkan sesuatu yang lebih besar. Kedua, hal
yang terbesar tentulah berada dalam kenyataan karena apa yang ada
dalam fikiran saja tidak mungkin lebih besar. Ketiga, bahwa Allah tidak
hanya berada dalam pemikiran, tetapi ada dalam kenyataan juga. Jadi,
Allah benar-benar ada.
Abelardus berjasa dalam bidang logika dan etika.dalam hal ini ada
dua pendirian,yaitu realisme bahkan sering disebut ultra-realisme
dengan tokohnya Gulielmus yang membicarakan masalah kemanusiaan.
Pendirian yang kedua adalah pendirian nominalisme dengan tokohnya
Roscelinus. Ia berpendapat bahwa selain individu-individu tidak ada
sesuatu yang nyata. Menurut mereka bahwa yang termasuk konsep-
konsep umum hanyalah bunyi.15
Keempat, cara mengajar yang terdiri dari dua jenis, pertama cara
kuliyah yang diberikan seorang mahaguru. Kedua, diskusi yang dipimpin
seorang mahaguru. Suatu topic dibahas secara sistematis dengan
menampung semua argumen pro dan kontra. Pelaksanaanya baik kuliyah
maupun diskusi dibuat buku pegangan yang disebut sententiae. Artinya
pendapat-pendapat, kemudian dibuat buku pegangan lain yang disebut
summo, artinya ikhtisar.16
a. Factor Religius
Factor religius dapat mempengaruhi corak pemikiran
filsafatnya. Yang dimaksud dengan factor religious adalah
keadaan lingkungan saat itu yang berperikehidupan freligius.
b. Factor ilmu pengetahuan
15
. Sutardjo A. wiramihardja, Pengantar Filsafat, Op.Cit.,hlm.55.
16
Atang Abdul Hakim,dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum(Bandung: Pustaka Setia,2008),hlm.74.
Pada saat itu telah banyak didirikan lembaga pengajaran
yang diupayakan oleh biara-biara, gereja, ataupun dari keluarga
istana.17
17
Asmoro achmadi, Filsafat Umum (Jakarta:PT Raja Grafindo,2014),Cet;XV,hlm.72-73.
18
Atang Abdul Hakim,dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum(Bandung: Pustaka Setia,2008),hlm.75.
tokohnya Ibn Sina, Ibn Rushd, serta beberapa filosof yahudi, sedangkan
secara langsung ajaran ini masuk melalui sisilia.
Beberapa nama yang patut ditampilkan sebagai pengembangan
intelektual, ialah Bonaventura yang memberi komentar atas sententiae
sebanyak empat jilid hasil pemberian kuliyahnya antara 1250 dan 1253,
segera dari fakultas sastra, Albertus Agung, Thomas Aquinas, dan
J.D.Skotus.19
Sesudah Agustinus: keruntuhan. Satu-satunya pemikir yang
tampil ke muka ialah: Skotus Erigena (810-877). Kemudian: Skolastik,
disebut demikian karena filsafat diajarkan pada Universitas-universitas
(sekolah) pada waktu itu. Persoalan-persoalan: tentang pengertian-
pengertian umum (pengaruh Plato). Filsafat mengabdi kepada Theologi.
Yang terkenal: Anselmus (1033-1100), Abaelardus (1079-1142). Baru
sesudah tahun 1200 filsafat berkembang kembali berkat pengaruh
filsafat Arab yang di teruskan ke Eropa.20
Di awal abad ke 11 sebagian besar orang terpelajar mengenal
danmemahmi ilmu kunodalam cuplikan-cuplikan yang segelintir dan
tercabik-cabik, namun setelah itu terjadi kemajuan pesat. Pada abad ke-
12 dialami suatu renaisance yang sebagian disebabkan oleh pergaulan
dengan perdaban Islam yang lebih tinggi yang terdapat di Spanyol dan
Palestina dan sebagian lagi disebabkan perkembangan berbagai kota
dengan kelas atasnya yang melek huruf. Dari periode ini muncullah
karangan-karangan spekulatif perdana tentang filsafat alamiah. Abad ke-
13 menyaksikan berdirinya universitas-universitas dan zaman
kebesaran pengetahuan skolastik. Thomas Aquinas, seorang teolog
terkemuka dan Roger Bacon, penganjur metode eksperimental, termasuk
dalam zaman ini,. Akan tetapi dalam tahun 1350-an Eropa dilanda oleh
bencana ekonomi dan sosial dalam bentuk keruntuhan finansial dan
Maut Hitam (penyakit pes). Meskipun perdebadan filosofis, termasuk
19
Sutardjo A. wiramihardja, Pengantar Filsafat (Bandung:PT Rafika Aditama,2006),hlm.57.
20
Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat(Jakarta:Bumi Aksara,2005),hlm.125.
minat terhadap spekulasi matematis, masih terjadi namun secara ilmiah
pada periode belakangan telah steril.21
1. Skolastik awal
Saat ini merupakan zaman baru bagi bangsa Eropa. Hal ini ditandai
dengan skolastik yang didalamnya banyak diupayakan pengembangan ilmu
pengetahuan disekolah-sekolah. Skolastik ini timbul pertama dibiaraitalia
selatan dan akhirnya sampai berpengaruh kebelanda dan jerman
Boethius ( 480-524)
Karelagung
21
Jerom R. Ravertz, Filsafat Ilmu(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2004),hlm. 17.
Pendidikan yang ditanggung raja ataukerabatkerajaan
2. Skolastikpuncak (keemasan)
Nicolas cusasus(1401-1464)
Daftar Pustaka
Ahmad Tafsir, filsafat umum akal dan hati sejak Thales s sampai Capra, Bandung,
Remaja Rosdakaryahlm 85
Metologi
Rustam. 1999. Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah Sejarah Filsafat
dan IPTEK. Jakarta: Rhineka Cipta.