Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR


BY. NY. S USIA 1 JAM JENIS KELAMIN PEREMPUAN
FASE TIDUR
DI PUSKESMAS NGAWEN
Dosen Pembimbing : Dina Dewi Anggraini, S.ST.Keb, M.Kes

Disusun Oleh :
Sheryn Feby Meliyani
P1337424619005

PROGRAM STUDI KEBIDANAN BLORA PROGRAM DIPLOMA III


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ilmiah Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By. Ny. S Usia 1 Jam
Post Partum Jenis Kelamin Perempuan Fase Tidur, telah diperiksa dan disahkan
pada :
Hari :
Tanggal :

Blora, 2022

Pembimgbing Lahan Praktikan

Sri Hariyanti, S.ST Sheryn Feby Meliyani

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

Dina Dewi Anggraini, S.ST.Keb, M.Kes

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1

1.3 Tujuan.........................................................................................................2

1.4 Manfaat..........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................4

2.1 Definisi.........................................................................................................4

2.2 Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir............................................................4

2.3 Perlindungan Termal (Termoregulasi)..........................................................9

2.4 APGAR Score...............................................................................................9

2.5 Tanda Bahaya Pada Bayi.............................................................................10

2.6 Perawatan Bayi Baru Lahir.........................................................................11

2.7 Periode Neonatus.........................................................................................12

BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................14

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................18

4.1 Data Subjektif..........................................................................................18

4.2 Data Objektif............................................................................................18

4.3 Analisa.....................................................................................................18

4.4 Penatalaksanaan.......................................................................................18

ii
BAB V PENUTUP.................................................................................................19

5.1 Kesimpulan..............................................................................................19

5.2 Saran...........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah
memberikan saya kemudahan serta kelancaran dalam menyelesaikan laporan
ilmiah asuhan kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada
By. Ny. S Usia 1 Jam Post Partum Jenis Kelamin Perempuan Fase Tidur” dapat
selesai sesuai waktu yang telah saya rencanakan. Tersusunnya Laporan Ilmiah ini
tentunya tidak lepas dari peran serta dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materi dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dosen Pengampu Poltekkes Kemenkes Semarang Kampus IV Blora
2. Pembimbing Institusi Ibu Dina Dewi Anggraini, S.ST.Keb, M.Kes
3. Pembimbing Lahan Ibu Sri Hariyanti, S.ST
4. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
Laporan Ilmiah ini dapat saya selesaikan
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik
yang tulus dan ikhlas kepada semua pihak yang penulis sebutkan di atas. Tak ada
gading yang tak retak, untuk itu saya sebagai penulis menyadari bahwa Laporan
Ilmiah yang telah saya susun masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan
baik dari segi teknis maupun non-teknis.Untuk itu penulis berharap kepada semua
pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi
penyempurnaan penulisan mendatang. Dan apabila di dalam Laporan Ilmiah ini
terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca mohon di
maafkan.

Blora , 2022

Penulis

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28
hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi baru lahir umur 0-4 minggu
sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut
adalah bayi berusia 7-28 hari. Terjadi penyesuaian sirkulasi dengan keadaan
lingkungan, mulai bernafas dan fungsi alat tubuh lainnya. Berat badan dapat
turun sampai 10% pada minggu pertama kehidupan yang dicapai lagi pada hari
ke-14 (Muslihatun, 2014).
Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2015 di Indonesia sebanyak
22,23/1000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016). Kematian neonatal
paling banyak asfiksia (51%), BBLR (42,9%), SC (18,9%), prematur (33,3%),
kelainan kongenital (2,8%) dan sepsi (12%) (Riskerdas, 2015).

Saat ini 40% kematian balita terjadi pada 1 bulan pertama kehidupan
bayi. Pemberian ASI akan mengurangi 22% kematian bayi dibawah umur 28
hari, demikian juga kematian bayi dan balita dapat dicegah melalui pemberian
ASI ekslusif yang diberikan sedini mungkin sejak bayi dilahirkan atau diawal
kehidupannya ( Roesli : 2012). Kurangnya asupan ASI ekslusif merupakan
salah satu faktor penyebab kekurangan gizi pada anak balita.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian diatas penulis merasa tertarik melakukan
asuhan kebidanan pada persalinan “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada
Ny. S Usia 1 Jam Post Partum Jenis Kelamin Fase Tidur”
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran nyata dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan
Bayi Baru Lahir pada Ny. S Usia 1 Jam Post Partum Jenis Kelamin Fase
Tidur.
b. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian data subyektif secara komprehensif pada klien
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Ny. S Usia 1 Jam Post
Partum Jenis Kelamin Fase Tidur.
2) Melakukan pengkajian data obyektif secara komprehensif pada klien
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Ny. S Usia 1 Jam Post
Partum Jenis Kelamin Fase Tidur.
3) Dapat menentukan dan mengidentifikasi masalah (analisa) yang
muncul Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Ny. S Usia 1 Jam
Post Partum Jenis Kelamin Fase Tidur.
4) Dapat menentukan perencanaan intervensi dalam Asuhan Kebidanan
Bayi Baru Lahir pada Ny. S Usia 1 Jam Post Partum Jenis Kelamin
Fase Tidur.

1.4 Manfaat
a. Pendidikan
Dapat menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengambil
langkah-langkah asuhan kebidanan dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan kebidanan khususnya asuhan kebidanan pada BBL fisisologis.
b. Penulis
Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta dapat mengembangkan
teori asuhan kebidanan pada BBL dan mengaplikasikannya di lapangan
kerja.

2
c. Bagi Profesi Kebidanan
Mendapatkan pengetahuan dan pemecahan masalah dalam asuhan
kebidanan pada BBL agar dapat mengaplikasikan dalam praktik pelayanan
kesehatan di Bidan Praktik Mandiri maupun Puskesmas.
d. Klien
Klien dapat menerima asuhan yang profesional dan berkualitas dari tenaga
kesehatan, serta klien dapat mengetahui asuhan yang di berikan sesuai atau
tidak.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Bayi Baru Lahir Normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
Aterm dengan berat lahir 2500-4000 gram (Sondakh, 2013). Bayi baru lahir
(Neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0-28
hari. Bayi tersebut memerlukan penyelesuaian fisiologis berupa maturasi,
adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterin) dan toleransi bagi bayi baru lahir untuk dapat hidup dengan baik
(Marmi dan Rahardjo, 2015).
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28
hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi baru lahir umur 0-4 minggu
sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut
adalah bayi berusia 7-28 hari. Terjadi penyesuaian sirkulasi dengan keadaan
lingkungan, mulai bernafas dan fungsi alat tubuh lainnya. Berat badan dapat
turun sampai 10% pada minggu pertama kehidupan yang dicapai lagi pada
hari ke-14 (Muslihatun, 2014).
Menurut Depkes RI (2005), bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir
2500 gram sampai 4000 gram. Sedangkan menurut Kosim (2007) dalam
Marmi dan Rahardjo (2015), bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara
2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada
kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat.

2.2 Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir


Menurut Yanti (2009) adaptasi bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
1) Pernafasan
Bayi baru lahir (BBL) normal petama kali bernafas pada 30 detik
setelah lahir, pada menit pertama ± 80 x/menit disertai dengan pernafasan
cuping hidung. Pernafasan ini timbul karena akibat dari aktivitas normal

4
sistem saraf pusat dan perifer yang di bantu oleh beberapa rangsangan
lainnya. Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk
mengeluarkan cairan dari dalam paru-paru dan mengembangkan jaringan
alveolus paru-paru untuk pertama kalinya.
2) Sistem Sirkulasi
Berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan oksigen di dalam
alveoli meningkat dan tekanan karbondioksida turun. Hal ini
mangakibatkan resistensi pembuluh darah paru paru turun sehingga cairan
ke alat tersebut meningkat yang menyebabkan darah dari arteri pulmonalis
mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus menutup. Menciutnya arteri
dan vena umbilikalis yang diikuti terpotongnya tali pusat maka atrium kiri
menerima darah dari paru - paru, sehingga tekanan pada atrium kiri Iebih
tinggi dan atrium kanan, hal ini mengakibatkan foramen oval menutup
sehingga sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang
hidup di luar tubuh ibu. Bunyi jantung pada menit pertama 180x/menit
yang semakin Iama akan menurun, dan pada menit ke 30 menjadi 120-
140x/menit.
3) Traktus digestivus
Pada Neonatus traktus digestivus mengandung mekonium yang
telah terbentuk sejak 16 minggu kehamilan. Mekonium tersebut akan
keluar dalam 10 jam pertama, dan pada usia 4 hari biasanya BAB bayi
sudah berbentuk dan berwarna pada umumnya.
4) Metabolisme
Pada Neonatus metabolisme basal per kg BB lebih besar dari pada
orang dewasa, pada jam-jam pertama energi didapatkan dari pembakaran
karbohidrat, pada hari kedua berasal dan pembakaran lemak dan pada hari
ke 6 energi 60% diperoleh dari lemak dan 40% diperoleh dari karbohidrat,
karena pada masa ini bayi sudah mendapatkan susu.

5
5) Hati
Selama periode neonatus hati menunjukan perubahan biokimia dan
morfologinya, sehingga menyebabkan peningkatan kadar protein dan
penurunan kadar lemak serta oksigen. Hati juga mengontrol kadar bilirubin
tak terkonjugasi yang bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan
dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel darah merah. Enzym hati
belum aktif sepenuhnya dan daya detokshikasi hati juga belum sempurna.
6) Suhu
Suhu Iuar lebih rendah daripada suhu di dalam kandungan. Untuk
itu bayi harus beradaptasi dengan suhu di Iuar kandungan. Bila tidak
disesuaikan dengan suhu di Iingkungan maka BBL akan kehilanga kalon
melalui:
a) Evaporasi
Proses penghilangan panas melalui penguapan, disebabkan karena suhu
Iingkungan lebih rendah dari suhu tubuh.
b) Konduksi
Dimana proses hilangnya panas tubuh melalui kontak Iangsung dengan
benda yang mempunyai suhu lebih rendah.
c) Konveksi
Proses penyesuaian tubuh melalui sirkulasi udara terhadap Iingkungan.
d) Radiasi
Proses hilangnya panas tubuh bayi jika diletakkan berdekatan dengan
benda yang suhunya lebih rendah dari suhu tubuhnya. Untuk itu
pertahankan suhu tubuh bayi supaya tetap hangat dan tidak mengalami
hipotermi.
7) Keseimbangan Asam dan Basa
Akibat karena glikolisis anaerobic menyebabkan PH darah saat
Iahir menjadi rendah. Dalam 24 jam neonatus telah mengkompensasi
asidosis ini.

6
8) Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Tubuh mengandung banyak air dan kadar Kalium lebih banyak dan
Natrium. Hal ini menandakan bahwa ruang ekstra selluler Iuas. Sedangkan
fungsi ginjal sendiri belum sempurna karena jumlah nefron belum
sebanyak orang dewasa, ketidakseimbangan yang terjadi antara luas
permukaan giomerolus dan volume tubulus proximal, dan renal blood
fiour lebih sedikit dari orang dewasa.
9) Kelenjar Endokrin
Selama dalam kandungan bayi mendapatkan hormon dari ibunya,
Setelah bayi lahir hormon tersebut masih berfungsi, pada bayi iaki-Iaki
terlihat pembesaran kelenjar susu dan pada bayi perempuan ditambah
pengeluaran darah dari vagina. Pada waktu lahir kelenjar adrenal lebih
banyak daripada orang dewasa, sedangkan kelenjar timid sudah sempurna
dan berfungsi.
10) Susunan Syaraf pusat
Pada waktu bayi lahir motorik utama yaitu subkortial. Setelah lahir
jumlah cairan pada otak berkurang sedangkan lemak dan protein
bertambah. Perubahan konsentrasi DNA di dalam otak dapat diketahui
bahwa penambahan sel berlangsung sampai anak berusia 1 tahun.
11) Refleks
Menurut Yanti (2009), bayi mempunyai sejumlah refleks yang
bersifat permanen dan refleks sementara.
a) Refleks Permanen
Refleks permanen adalah reflek yang tidak akan hilang, meliputi
Refleks urat achialis yaitu kontraksi urat daging kempal, apabila urat
tersebut dipukul, refleks urat pateliar yaitu kontraksi urat daging kaki
atas bila ada pukulan bawah kulit, selanjutnya yaitu refleks pupil yakni
mengecilnya pupil bila ada pencahayaan.
b) Refleks Sementara
Refleks ini bersifat sementara dan akan menghilang setelah usia 4-6
bulan. Refleks-refleks tersebut meliputi:

7
(1) Refleks Moro
Disebut juga refleks terkejut, yaitu bayi kaget apabila
mendengar suara keras. Biasanya ada pada saat bayi baru lahir
dan hilang 3-4 bulan.
(2) Refleks Rooting
Disebut juga refleks mencari, bayi akan mencari arah stimulasi
ketika di raba di sekirat mulut. Reflek ini biasanya hilang pada
usia 7 bulan.
(3) Tonick Neck Refleks
Disebut juga refleks otot leher, yaitu kepala bayi akan ikut
Refleksi apabila bayi diangkat kedua tangannya. lni dapat di
amati pada usia 3-4 bulan.
(4) Refleks Sucking
Disebut juga refleks menghisap, bayi akan menghisap apabila
di stimulasi dengan memasukan ujung jari pada mulutnya.
(5) Refleks Grasping
Disebut juga refleks menggenggam, selain itu juga disebut
dengan refleks palmer, bila jari diletakkan pada telapak tangan
bayi maka akan di genggam. Berlangsung sampai usia 34
bulan.
(6) Refleks Babinsky
Bila ada rangsangan pada telapak kaki ibu jari akan ekstensi
dan jari yang Iain akan fleksi. Akan menghilang setelah 1
tahun
(7) Refleks Steping
Disebut juga refleks melangkah, jika bayi diposisikan berdiri
maka akan ada gerakan kaki melangkah walaupun belum bisa
berjalan. Biasanya berlangsung sampai usia 3-4 bulan.
(8) Reflek Glabela
Bayi akan berkedip ketika diketuk 4 atau 5 ketuk pertama pada
batang hidung saat mata membuka.

8
(9) Reflek Galant
Ketika bayi tengkurap goresan pada punggung menyebabkan
pelvis membongkok ke samping. Jika punggung merespon
dengan membengkokkan badan kearah goresan. Reflek ini
akan berkurang pada usia 2-3 bulan.
(10) Reflek Bauer
Reflek ini tampak ketika bayi tengkurap. Bayi merangkak
dengan menggunakan lengan dan tungkainya. Reflek ini
menghilang pada usia 6 minggu.

2.3 Perlindungan Termal (Termoregulasi)


Perlindungan dapat dilakukan dengan pencegahan kehilangan panas.
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir, belum
berfungsi sempurna. Oleh karena itu jika tidak dilakukan upaya pencegahan
kehilangan panas tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalami hipotermia.
bayi dengan hipotermia, sangat berisiko tinggi untuk mengalami kesakitan
berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang
tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti
walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat (Pusdiknakes 2003).

2.4 APGAR Score


Menurut Sondakh (2013) penilaian keadaan umum bayi di mulai pada
satu menit setelah lahir, penilaian berikutnya pada menit ke lima dan ke
sepuluh yang bertujuan untuk menilai apakah bayi mengalami astiksia atau
tidak. Dikatakan asiksia ringan apabila nilai APGAR Score 7-9, dikatakan
asiksia sedang apabila nilai APGAR Score 4-6 ,dan dikatakan asiksia berat
jika nilai APGAR Score < 3 (Yanti, 2009).

9
Tabel 2.4. Penilaian keadaan umum bayi berdasarkan APGAR Score
0 1 2
Appearance Seluruh tubuh Warna kulit tubuh Warna kulit seluruh
(warna kulit) bayi berwarna normal tetapi tubuh normal
kebiruan tangan dan kaki
berwarna
kebiruan
Pulse (frekuensi nadi) Denyut jantung Denyut jantung < Denyut jantung lebih
tidak ada 100 kali per menit dari 100 kali per
menit

Grimance (Rangsangan) Tidak ada wajah meringis Meringis, menarik,


respons saat di stimulasi batuk atau bersin
terhadap saat stimulasi
stimulasi
Activity (tonus otot) Lemah, tidak Lengan dan kaki  Bergerak aktif dan
ada gerakan dalam posisi  spontan
fleksi dengan
sedikit gerakan
Respiration (pernafasan) Tidak bernafas, Menangis lemah, Menangis kuat,
pernafasan terdengar seperti pernafasan baik dan
lambat dan merintih teratur
tidak teratur
Sumber: (Damayanti dkk, 2014)

2.5 Tanda Bahaya Pada Bayi


Menurut Sondakh (2009) tanda bahaya pada bayi yaitu meliputi warna
kulit bayi kuning terutama pada 24 jam pertama, biru atau pucat, tali pusat
bengkak, merah, keluar cairan dan berbau busuk, serta terjadinya infeksi yang
di tandai dengan suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, keluar cairan, bau
busuk dan sulit bernafas. Selain itu juga tidak berkemih selama 24 jam, feses
Iembek, reviel, kejang dan tidak bisa tenang.

10
2.6 Perawatan Bayi Baru Lahir
Menurut Sondakh (2013) perawatan bayi baru lahir meliputi
perawatan pada saat bayi lahir, perawatan mata, perawatan tali pusat, dan
perawatan bayi sehari - hari.
1) Perawatan pada saat bayi baru lahir
Tindakan yang dilakukan yaitu membersihkan dan menghangatkan bayi,
serta meletakannya pada dada ibu untuk melakukan inisiasi menyusui dini
(IMD). Ekaristi (2017), menyebutkan bahwa bayi yang diberi kesempatan
meIakukan inisiasi menyusui dini (IMD) didapati memberikan ASI
eksklusif dua kali Iebih berhasil dalam menyusu secara
eksklusif.Keberhasilan IMD pada satu jam pertama melahirkan sangat
menunjang proses Iancarnya pengeluaran ASI di masa yang akan datang.
2) Perawatan tali pusat
Setelah pemotongan tali pusat, maka bekas pemotongan tersebut akan
mempunyai potensi lebih besar untuk terjadinya infeksi, untuk itu
perawatan tali pusat perlu diIakukan untuk mencegah adanya infeksi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dwi Sogi Sri Redjeki, dan Husain
(2012) yang dalam penelitian ini membedakan cara perawatan tali pusat
untuk mengetahui Iama pelepasan tali pusat. Cara perawatan tali pusat
disini dibedakan menjadi dua yaitu menggunakan kasa steril dan kasa
alkohol 70%. Dari hasil penelitian di dapatkan untuk perawatan tali pusat
yang menggunakan kasa steril rata-rata Iama puputnya (Iepasnya) adalah
5,53 hari, sedangkan perawatan menggunakan kasa alkohol 70% rata-rata
puputnya (Iepasnya) adalah 6,93 hari.
3) Perawatan Bayi sehari –hari
Perawatan bayi sehari-hari yaitu meliputi pemberian ASI sesuai kebutuhan
setiap 2 jam, Menjaga bayi tetap bersih dan hangat, menjaga tali pusat
dalam keadaan bersih dan kering, serta menjemur bayi pada pagi hari
antara jam 7-9 supaya kebutuhan vitamin D tercukupi.

11
2.7 Periode Neonatus
a. Periode Transisional
Periode transisional mencakup tiga periode, meliputi periode
pertama reaktivitas, fase tidur dan periode kedua reaktivitas. Karakterisitik
masing-masing periode memperlihatkan kemajuan bayi baru lahir. Beberapa
saat dan beberapa jam dari awal kehidupan ekstrauterin bayi baru lahir
merupakan keadaan yang paling dinamis. Pada saat kelahiran bayi berubah
dari keadaan ketergantungan sepenuhnya kepada ibu menjadi tidak
tergantung secara fisiologis, perubahan proses yang kompleks ini dikenal
sebagai transisi.
1. Reaktivitas I (The First Period Of Reactivity)
Dimulai pada masa persalinan dan berakhir setelah 30 menit.
Karakteristik bayi pada masa ini meliputi detak jantung cepat dan pulsasi
tali pusat jelas, fluktuasi warna dari merah jambu pucat ke sianosis,
memiliki sedikit jumlah mukus, menangis dan bereflek isap yang kuat,
frekuensi nadi apikal yang cepat dengan irama yang tidak teratur dan
frekuensi pernafasan mencapai 80z/ menit dengan irama tidak teratur.
2. Fase Tidur Berlangsung selama 30 menit sampai 2 jam persalinan.
Tingkat tarif pernafasan menjadi lebih lambat. Bayi dalam keadaan tidur,
suara usus muncul tapi berkurang. Jika mungkin bayi tidak diganggu
untuk pengujian utama dan jangan memandikannya. Selama masa tidur
memberikan kesempatan pada bayi untuk memulihkan diri dari proses
persalinan dan periode transisi ke kehidupan di luar uterine.
3. Reaktivitas II (The Secod Period Of Reaktivity
Berlangsung selama 2 sampai 6 jam setelah persalinan. Jantung bayi labil
dan terjadi perubahan warna kulit yang berhubungan dengan stimulus
lingkungan. Tingkat pernafasan bervariasi tergantung pada aktivitas.
Neonatus mungkin membutuhkan makanan dan harus menyusu.
Pemberian Makan awal penting dalam pencegahan hipoglikemia dan
stimulasi pengeluaran kotoran dan pencegahan penyakit kuning.
Pemberian makan awal juga menyediakan kolonisasi bakteri isi perut

12
yang mengarahkan pembentukan vitamin K oleh traktus intestinal.
(Marmi dan Rahardjo, 2015)
b. Periode Pascatransisional
Pada saat bayi telah melewati periode transisi, bayi dipindah ke
ruang bayi normal/rawat gabung bersama ibunya. Asuhan bayi baru lahir
normal umumnya mencakup: pengkajian tanda-tanda vital (suhu aksila,
frekuensi pernafasan, denyut nadi apikal setiap 4 jam, pemeriksaan fisik
setiap 8 jam, pemberian ASI on demand, mengganti popok serta menimbang
berat badan setiap 24 jam. Selain asuhan pada periode transisional dan
pascatransisional, asuhan bayi baru lahir juga diberikan pada bayi berusia 2-
6 hari, serta bayi berusia 6 minggu pertama (Muslihatun, 2014).

13
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL


PADA BY. NY. S JENIS KELAMIN PEREMPUAN USIA 1 JAM POST
PARTUM FASE TAKING IN
DI PUSKESMAS NGAWEN

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 12 Maret 2022
Waktu : 18.30 WIB
Tempat : Puskesmas Ngawen

II. IDENTITAS
a. Identitas bayi
Nama : By. Ny. S
Tanggal/Jam lahir : 12 Maret 2022/ 17.15 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
b. Identitas orang tua
Identitas Pasien Penanggung Jawab : Suami
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. S
Umur : 27 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Trembul 2/2 Alamat : Trembul 2/2

III. DATA SUBYEKTIF


1. Riwayat kehamilan ibu
a. Umur kehamilan : 37 minggu.
b. Riwayat penyakit dalam hamil : Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit menurun seperti hipertensi, asma, diabetes milletus (DM), tidak

14
pernah menderita penyakit menular sesperti hepatitis, tuberculosis (TBC),
Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome
(HIV/AIDS), serta tidak pernah menderita penyakit menaun seperti ginjal
dan jantung.
c. Kebiasaan selama hamil :
Merokok : Tidak
Konsumsi alcohol : Tidak
Jamu-jamuan, narkoba, maupun obat-obatan bebas : Tidak
d. Riwayat Natal :
Tanggal Lahir : 13 Maret 2022
PB : 3600 gram
BB : 51 cm
Jenis Kelamin : Perempuan
Tunggal/Gemeli : Tunggal
Lama persalinan kala I, kala II : 4 jam 15 menit
Komplikasi persalinan : Tidak ada
e. Riwayat Perinatal : Penilaian Apgar Score

Appearance Pulse Grimace Activity Respiratory Score

1 Menit 2 2 2 2 1 9

5 Menit ke-1 2 2 2 2 1 9

5 Menit ke-2 2 2 2 2 2 10

2. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Pola Nutrisi : Ibu mengatakan bayinya sudah mulai menyusu
dengan kuat.

b. Pola Eliminasi : Ibu mengatakan bayinya sudah BAK dan BAB.

c. Pola Istirahat : Ibu mengatakan bayinya sudah tidur dengan


nyenyak.

d. Pola Aktivitas : Ibu mengatakan baynya sudah bergerak aktif.

15
IV. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis

Vital sign :N = 130x/mnt


RR = 51x/mnt
T = 36,6oC
Pengukuran antropometri :
BB : 3600 gram
PB : 51cm
Lingkar Kepala : 35cm
Lingkar dada : 36cm
Lingkar lengan: 12cm
2. Status Present
Kepala : Mesochepal, tidak cepalhematom, kulit kepala bersih.
Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
Hidung : Bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
Mulut : Simetris, bibir lembab, bibir merah muda, tidak labioskisis
maupun labiopalatoskisis.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, dan vena
jugularis.
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, ronchi, maupun
wheezing.
Jantung : Tidak ada kelainan.
Abdomen : Simetris dan tidak ada nyeri tekan.
Genetalia : Bersih dan tidak ada kelainan.
Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang dan tidak ada bekas
luka.
Anus : Tidak atresia ani.
Ekstermitas : Simetris, jari lengkap, turgor kulit baik, tidak oedema,

16
kapiler refil baik.
Kulit : Tidak pucat dan tidak ada kelainan.
Reflek :

- Rooting : Bayi dapat mencari putting ketika dirangsang pada mulut.


- Sucking : Bayi dapat menghisap dengan baik.
- Grasp : Bayi dapat meggenggam dengan baik.
- Moro : Bayi terkejut saat ketika mendengar suara tiba - tiba.
- Tonic nect : Bayi dapat melakukan fleksi dan ekstensi kepala.
- Babinski : Kaki bayi dapat melakukan ekstensi ketik digesek.

V. ANALISA
Bayi Ny. S jenis kelamin perempuan usia 1 jam post partum fase tisur.

VI. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 12 Maret 2022
Jam : 18.45 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi ibu normal.
Hasil : Ibu merasa lega dengan hasil pemeriksaan.
2. Menganjurkan ibu untuk memberi ASI Eksklusif atau hanya memberi ASI selama
6 bulan penuh tanpa makanan tambahan lain dan menyusui secara on demanda
tau minimal setiap jam sekali.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia memberi ASI Eksklusif.
3. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk selalu menjaga kehangatan tubuh bayi
karena bayi mudah kehilangan panas atau mudah kedinginan.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia menjaga kehangatan tubuh bayi.
4. Memberi pedidikan kesehatan tentang tanda bahaya bayi seperti pernafasan tidak
teratur, suhu tubuh >38oC, kulit bayi berwarna kuning atau biru, bayi pucat, dan
tal pusat berwarna merah, mengelurkan nanah, dan berbau busuk, serta
menganjurkan ibu untuk segera datang ke pelayanan kesehatan terdekat jika
terjadi hal tersebut.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia datang jika ada keluhan tersebut.
5. Mengajarkan ibu cara perawatan bayi yang benar.

17
Hasil : Ibu mengerti dan paham cara perawatan bayi yang benar.

18
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data Subjektif


Pengkajian yang dilakukan pada By. Ny. S jenis kelamin perempuan, lahir
pada tanggal 12 Maret 2022 pukul 17.15 WIB. Bayi sudah menyusu, sudah
BAB dan BAK, bergerak aktif. Pada penilaian APGAR score dengan total 10
menandakan By. Ny.N usia 0 jam dalam keadaan normal.

4.2 Data Objektif


Dalam kasus ini didapatkan bahwa keadaan umum pasien baik, kesadaran
composmentis, tanda-tanda vital yang meliputi, nadi 130 kali/menit, respiratori
51 kali/menit dan suhu 36,60C hal ini menandakan pasien dalam keadaan
normal. Pemeriksaan Antropometri pada By. Ny. N telah dilakukan dengan
hasil BB 3600 gram dan PB 51 cm, hal ini menandakan BB dan PB bayi dalam
keadaan normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan semua normal. Bayi
sedang tertidur pulas.

4.3 Analisa
Analisa dari kasus By. Ny. S Usia 1 Jam Jenis Kelamin perempuan fase tidur.
Hal ini dapat disimpulkan dari data subjektif dan objektif yang didapatkan dari
hasil anamnesa dan pemeriksaan pasien. Tidak ada kesenjangan antara teori
dan lahan praktik.

4.4 Penatalaksanaan
Dari penatalaksanaan sesuai dengan teori dimana sudah dilakukan intervensi
seperti pemberian penkes mengenai ASI Ekslusif, pola menyusui, cara
perawatan bayi, serta cara perawatan talipusat bayi.

19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bayi Baru Lahir Normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
Aterm dengan berat lahir 2500-4000 gram (Sondakh, 2013). Bayi baru lahir
(Neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0-28
hari. Bayi tersebut memerlukan penyelesuaian fisiologis berupa maturasi,
adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterin) dan toleransi bagi bayi baru lahir untuk dapat hidup dengan baik
(Marmi dan Rahardjo, 2015).
Periode transisional mencakup tiga periode, meliputi periode pertama
reaktivitas, fase tidur dan periode kedua reaktivitas. Karakterisitik masing-
masing periode memperlihatkan kemajuan bayi baru lahir. Beberapa saat dan
beberapa jam dari awal kehidupan ekstrauterin bayi baru lahir merupakan
keadaan yang paling dinamis. Pada saat kelahiran bayi berubah dari keadaan
ketergantungan sepenuhnya kepada ibu menjadi tidak tergantung secara
fisiologis, perubahan proses yang kompleks ini dikenal sebagai transisi.
Pada saat bayi telah melewati periode transisi, bayi dipindah ke ruang
bayi normal/rawat gabung bersama ibunya. Asuhan bayi baru lahir normal
umumnya mencakup: pengkajian tanda-tanda vital (suhu aksila, frekuensi
pernafasan, denyut nadi apikal setiap 4 jam, pemeriksaan fisik setiap 8 jam,
pemberian ASI on demand, mengganti popok serta menimbang berat badan
setiap 24 jam.
Dalam tinjauan kasus yang dilakukan pada By. Ny. S usia 1 jam post
partum fase tidur, penegakan diagnosa dan pemberian intervensi yang
dilakukan sudah sesuai standart operasional bidan.

20
5.2 Saran
1) Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan
Diharapkan akan berkoordinasi dengan rekan sejawat khususnya bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien, agar pasien tau apa saja
yang harus diperhatikan, khususnya pada kasus bayi baru lahir. Bidan
diharapkan dapat memberikan pelayanan professional.
2) Bagi Institusi Pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas dan
profesional.
3) Bagi Penulis
Di harapkan akan menjadi bahan pembelajaran bersama yang sesuai dengan
evidance based.
4) Bagi Klien
Di harapkan klien dapat mengerti asuhan yang di berikan oleh tenaga
kesehatan khususnya pertumbuhan dan berkembangan balita.

21
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti Putri Ika, SST., M.Kes. dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Komrehensif Pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta:
Deepublish, 2014.

Departemen Kesehatan RI. Pedoman PWS KIA. Jakarta: Departemen Kesehatan


RI; 2009.

Diana Sulis, M.Kes., Erfiani Mail, M.Kes., & Zulfa Rufaida, M.Sc. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Surakarta: CV Oase
Group, 2019.

Hariyanto, Eva Febriana. Perbedaan lama pelepasan tali pusat berdasarkan


perawatan tali pusat pada bayi baru lahir. Jurnal Delima Harapan. Agustus
2017- Januari 2018. Vol.9. No.8.

Jannah,N. Konsep dokumentasi kebidanan.Yogyakarta:Ar-Ruzz media; 2011.

JNPK-KR. Asuhan Persalinan Normal, Asuhan Esensial Bagi Ibu Bersalin dan Bayi
Baru Lahir serta Penatalaksanaan Komplikasi Segera Pasca Persalinan dan
Nifas; 2014.

22

Anda mungkin juga menyukai