MATERIAL ASPAL
TEKNOLOGI BAHAN
Pengetahuan KONSTRUKSI
Umum
Aspal adalah campuran yang terdiri dari bitumen dan mineral, material aspal
bersifat termoplastis, melunak dan menjadi cair jika dipanaskan dan kental
kembali menjadi padat jika didinginkan.
Bitumen adalah bahan yang berwarna coklat dan kehitaman yang bersifat
fisik keras hingga cair, larut dalam CS2 dan CCI1 dengan sempurna dan
mempunyai sifat berlemak serta tidak larut dalam air.
Secara kimia, bitumen terdiri dari gugusan aromat, naphten dan alkan
sebagai bagian–bagian terpenting dan secara kimia fisika merupakan
campuran koloid, dimana butir-butir yang merupakan bagian yang padat
(asphaltene) berada dalam fase cairan yag disebut malten.
Asphaltene terdiri dari campuran gugusan aromat, naphtene dan alkan
dengan berat molekul yang tinggi, antara 1.800 hingga 140.000.
Maltene terdiri dari campuran gugusan aromat, naphtene dan alkan dengan
berat molekul yang lebih rendah antara 370 hingga 710.
Ter merupakan bahan cair berwarna hitam, tidak larut dalam air, larut
sempurna dalam CS2 dan CCI4, yang mengandung zat organik yang terdiri
dari gugusan aromat dan mempunyai sifat lekat.
Aspal adalah bahan pengikat dan bahan penutup lapis perkerasan ( jalan
raya atau landasan pacu) dari pengaruh air (lapisan berasapal bersifat
kedap air).
Kendaraan yang melaju di atas permukaan jalan aspal akan membebani
struktur lapisan pengerasan di bawahnya. Lapis permukaan jalan aspal yaitu
bagian yang paling bersentuhan dengan roda kendaraan. Lapis permukaan
jalan aspal dapat dibuat dua lapis atau satu lapis saja. Jika dibuat dua lapis
saja maka maka lapis permukaan terdiridari lapis aus atau wearing
coursedan lapis struktural ataubinder course.Namun, apabila dibuat menjadi
satu lapis maka seluruh lapisan tersebut berfungsi struktural artinya harus
mampu mendukung beban roda kendaraanlapis aus dirancang demi
membentuk permukaan jalan rata dan tidak licin (kesat) sehingga tidak
Komposisi Aspal
Sifat-sifat aspal mempengaruhi komposisi aspal. Dua komponen utama yaitu
asphaltenes dan maltenese. Asphaltenes merupakan komponen padat
(solids) komponen cair aspal di sebut dengan ma/tense. Ma/tense terdiri dari
oils dan resin. Resinadalah cairan berwarna kuning-coklat tua,
mudahmenguap dan memberi sifat adhesi aspal. Kualitas aspal cukup
beragam hal ini dipengaruhi oleh proporsi komponen-komponen aspal yang
berbeda menurut proses produksi aspal dan asalnya.
Jenis Aspal
Aspal yang digunakan pada bahan konstruksi jalan mempunyai jenis aspal
alam dan aspal buatan.
1. Aspal Alam
Aspal alam ditemukan di Pulau Buton (Sulawesi Tenggara Indonesia),
Perancis, Swiss, dan Amerika Latin.
Menurut sifat kekerasannya aspal tersebut di atas dapat diperingkat
sebagai berikut:
- BATUAN (rock asphalt), aspal gunung = contoh aspal buton, (butas)
sebagai bahan lapis keras.
- PLASTIS ( Trinidad Lake Aspalt-TLA) = aspal danau
- CAIR ( Bermuda Lake Ashalt-BLA)
Menurut tingkat kemurniannya, dapat diperingkat sbb :
- MURNI dan HAMPIR murni (BLA)
- TERCAMPUR dengan mineral (Rock Asphalt Buton, TLA, Prancis dan
Swiss).
Penggunaan aspal alam perlu mendapat perhatian khusus, mengingat
tidak mempunyai mutu yang tetap dan seragam.
2. Aspal Buatan
Proses aspal buatan dapat dijelaskan dengan proses penyulingan
minyak bumi
Proses pembuatan aspal :
Gambar : Produk hasil olahan minyak bumi, Bahan Bakar Minyak (BBM)
Kegunaan Aspal
Dalam dunia konstruksi aspal sering digunakan pada infrastruktur jalan
dengan fungsi sebagai berikut :
a) Sebagai bahan pelapis sekaligus perekat agregat.
b) Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus
dan filler.
c) Sebagai lapis resap pengikat atau prime coat adalah lapisan tipis aspal
cair yang diletakan di atas lapis pondasi sebelum lapis berikutnya.
d) Sebagai lapis pengikat atau tack coat adalah lapis aspal cair yang
diletakan di atas jalan yang telah beraspal sebelum lapis berikutnya
dihampar hal ini berfungsi sebagai pengikat antara keduanya.
e) Sebagai pengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan yang di
sebabkan oleh lalu lintas seperti water proofing, dan protect terhadap
erosi.
dimana:
A = Berat piknometer-penutup
C = Berat piknorneter berisi aspal
B = Berat pikometer terisi air
D = Berat piknometer berisi aspal dan air
8. Viscositas
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa kekentalan aspal yang
dilakukan pada temperatur 60°C, sebagai temperatur maksimum
TABEL III
PERSYARATAN ASPAL KERAS