Anda di halaman 1dari 12

IR-2021

Prog. Studi Teknik SIPIL

MATERIAL ASPAL
TEKNOLOGI BAHAN
Pengetahuan KONSTRUKSI
Umum

Aspal adalah campuran yang terdiri dari bitumen dan mineral, material aspal
bersifat termoplastis, melunak dan menjadi cair jika dipanaskan dan kental
kembali menjadi padat jika didinginkan.
Bitumen adalah bahan yang berwarna coklat dan kehitaman yang bersifat
fisik keras hingga cair, larut dalam CS2 dan CCI1 dengan sempurna dan
mempunyai sifat berlemak serta tidak larut dalam air.
Secara kimia, bitumen terdiri dari gugusan aromat, naphten dan alkan
sebagai bagian–bagian terpenting dan secara kimia fisika merupakan
campuran koloid, dimana butir-butir yang merupakan bagian yang padat
(asphaltene) berada dalam fase cairan yag disebut malten.
Asphaltene terdiri dari campuran gugusan aromat, naphtene dan alkan
dengan berat molekul yang tinggi, antara 1.800 hingga 140.000.
Maltene terdiri dari campuran gugusan aromat, naphtene dan alkan dengan
berat molekul yang lebih rendah antara 370 hingga 710.
Ter merupakan bahan cair berwarna hitam, tidak larut dalam air, larut
sempurna dalam CS2 dan CCI4, yang mengandung zat organik yang terdiri
dari gugusan aromat dan mempunyai sifat lekat.
Aspal adalah bahan pengikat dan bahan penutup lapis perkerasan ( jalan
raya atau landasan pacu) dari pengaruh air (lapisan berasapal bersifat
kedap air).
Kendaraan yang melaju di atas permukaan jalan aspal akan membebani
struktur lapisan pengerasan di bawahnya. Lapis permukaan jalan aspal yaitu
bagian yang paling bersentuhan dengan roda kendaraan. Lapis permukaan
jalan aspal dapat dibuat dua lapis atau satu lapis saja. Jika dibuat dua lapis
saja maka maka lapis permukaan terdiridari lapis aus atau wearing
coursedan lapis struktural ataubinder course.Namun, apabila dibuat menjadi
satu lapis maka seluruh lapisan tersebut berfungsi struktural artinya harus
mampu mendukung beban roda kendaraanlapis aus dirancang demi
membentuk permukaan jalan rata dan tidak licin (kesat) sehingga tidak

Teknologi Bahan Konstruksi | Material Aspal 1


IR-2021
Prog. Studi Teknik SIPIL

mempunyai daya struktural. Sedangkan lapis structuralmemang dirancang


untuk mendukung beban lalulintas yang membebani jalan. Tetapi baik lapis
aus maupun lapis structural tersusun atas agregat dan aspal.
Pelaksana kerja konstruksi jalan dipengaruhi oleh beberapa faktor
lingkungan. Contohnya, saat hujan tiba, maka pekerjaan penghamparan dan
pemadatan aspal harus dihentikan. Hal ini ini dikarenakan butiran air hujan
dapat membuat dingin suhu campuran aspal sehingga berada dibawah suhu
prasyarat. Sedangkan masuknya air hujan antara campuran aspal dengan
agregat yang belum padat, bisa merusak kekuatan ikatan antara aspal-
agregat.Oleh sebab itu, pengetahuan tentang karakteristik aspal sangat perlu
dikuasai dan dipahami, sehingga pelaksanaan pekerjaan untuk
menghasilkan kinerja jalan yang optimal selama masa
pelayananpengaspalan dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.

Gambar. Lapisan konstruksi jalan aspal

Komposisi Aspal
Sifat-sifat aspal mempengaruhi komposisi aspal. Dua komponen utama yaitu
asphaltenes dan maltenese. Asphaltenes merupakan komponen padat
(solids) komponen cair aspal di sebut dengan ma/tense. Ma/tense terdiri dari
oils dan resin. Resinadalah cairan berwarna kuning-coklat tua,
mudahmenguap dan memberi sifat adhesi aspal. Kualitas aspal cukup
beragam hal ini dipengaruhi oleh proporsi komponen-komponen aspal yang
berbeda menurut proses produksi aspal dan asalnya.

Teknologi Bahan Konstruksi | Material Aspal 2


IR-2021
Prog. Studi Teknik SIPIL

Jenis Aspal
Aspal yang digunakan pada bahan konstruksi jalan mempunyai jenis aspal
alam dan aspal buatan.
1. Aspal Alam
Aspal alam ditemukan di Pulau Buton (Sulawesi Tenggara Indonesia),
Perancis, Swiss, dan Amerika Latin.
Menurut sifat kekerasannya aspal tersebut di atas dapat diperingkat
sebagai berikut:
- BATUAN (rock asphalt), aspal gunung = contoh aspal buton, (butas)
sebagai bahan lapis keras.
- PLASTIS ( Trinidad Lake Aspalt-TLA) = aspal danau
- CAIR ( Bermuda Lake Ashalt-BLA)
Menurut tingkat kemurniannya, dapat diperingkat sbb :
- MURNI dan HAMPIR murni (BLA)
- TERCAMPUR dengan mineral (Rock Asphalt Buton, TLA, Prancis dan
Swiss).
Penggunaan aspal alam perlu mendapat perhatian khusus, mengingat
tidak mempunyai mutu yang tetap dan seragam.

2. Aspal Buatan
Proses aspal buatan dapat dijelaskan dengan proses penyulingan
minyak bumi
Proses pembuatan aspal :

Teknologi Bahan Konstruksi | Material Aspal 3


IR-2021
Prog. Studi Teknik SIPIL

Gambar : Produk hasil olahan minyak bumi, Bahan Bakar Minyak (BBM)

Berdasar kegunaan, aspal dibagi dalarn beberapa jenis antara lain :


a. Aspal panas/keras (AC)
Penetrasi aspal keras berkisar 40/50,60/70,80/100,120/150,200/300
(keras- lunak)
b. Aspal cair/dingin (cut back asphalt)
Digunakan dengan tambahan bahan pelarut. Macamnya adalah:
RC (AC+ Benzeen), MC(AC+ Kerosene), SC (AC + minyak berat)
c. Aspal emulsi (emulsion asphalt)
Digunakan dengan tambahan bahan pengemulsi Aspal ini terdiri dari 2
jenis yaitu :

Teknologi Bahan Konstruksi | Material Aspal 4


IR-2021
Prog. Studi Teknik SIPIL

Emulsi cathionic yang bermuatan (+) dan merupakan campuran


AC+air+larutan basa
Emulsi anionic yang bermuatan (-) dan merupakan campuran
AC+air+ larutan asam)

Semakin aspal itu mengalami percepatan pengerasan, maka semakin cepat


lapisan permukaan jalan yang dibentuknyaagar lalulintas lebih efisien dalam
beroperasi seperti biasa.Penggunaanaspal emulsi yang lazim adalah
sebagai lapis kegiatan perawatan rutin atau permukaan non struktural.
Pengguna aspal emulsi mendapat keuntungan seperti:
1. Tidak ada bahaya kebakaran, karena merupakan campuran dingin.
2. Tidak ada polusi.
3. Sesuai untuk pekerjaan kecil (unskilled labour)
4. Dapat digunakan pada kondisi agregat kering atau basah.
Namun aspal emulsi memiliki kelemahan yakni baru dapat berfungsi setelah
air menguap dan lapis permukaan struktural tidak bisa menggunakan aspal
emulsi ini.

Zat-zat Aditif Aspal


Aspal pada kondisi khusus misalnya cuaca / lalu lintasberatyang panas
biasanya memerlukan treatment atau perawatan khusus. Perawatan ini
bertujuan agar sifat-sifat teknis aspal menjadi lebih baik. Perawatan tersebut
berupa pemberian bahan tambah aspal yang dapat memperbaikisifat teknis
dari si aspal ini, seperti pemberian sifat adhesi dan kepekaan terhadap suhu
disebut juga asphalt modifier atau zat-zat aditif aspal Ada pula bahan tambah
yang tidak meningkatkan sifat teknis aspal tetapi bisa mengisi rongga dalam
campuran beraspal sehingga stabilitas campuran beraspal secara
keseluruhan meningkat.terdapat 1O jenis bahan tambah yaitu karet,
antistrip,extender, polimer ,bahan pengisi (fillet;, kombinasi karet dan
polimer, serat, hidrokarbon, oxidantdan antioxidant.

Teknologi Bahan Konstruksi | Material Aspal 5


IR-2021
Prog. Studi Teknik SIPIL

Aspal dan Sifat - Sifat Fisiknya


Ada beberapa produksi dan kinerja campuran aspal seperti :
1) Durabilitas
Merupakan kemampuan aspal untuk menghambat laju penuaan.
Pengujian yang bertujuan mengetahui seberapa baik aspal hendak
mempertahankan sifat -sifat awalnya setelah proses penuaan.faktor lain
yang menentukan aspal dengna durabilitas yang baik dapat
menghasilkan campuran dengan kinerja baik pula. Pengujian kuantitatif
untuk mengetahui durabilitas aspal adalah pengujian penetrasi, titik
lembek, kehilangan berat dan daktilitas. Pengujian di lakukan pada
benda uji yang telah mengalami Rolling Thin Film Oven Test (RTFOT),
Thin Film Oven Test (TFOT), Presure Aging Vassel ( PAV). Terakhir
kedua proses penuaan merupakan proses penuaan yang banyak di
gunakan demi mengetahui durabilitas aspal. Sifat aspal yang utama yaitu
Viskositas dan penetrasi dimana ini akan berubah jika aspal mengalami
pemanasan atau penuaan. Aspal dengan durabilitas yang baik cuma
mengalami perubahan.
2) Kohesi dan Adesi
Adesi merupakan kemampuan partikel aspal untuk melekat satu dengan
yang lain, sedangkan kohesi sendiri yaitu kemampuan aspal untuk melekat
kemdian mengikat agregat. Sifat adesi dan kohesi aspal sangat penting
diketahui pada mix campuran aspal Karena dapat mempengaruhi
kemampuan dan daya tahan campuran itu sendiri. Uji daktilitas aspal
adalah pengujian kualitatif yang tidak langsung dapat dilakukan demi
mengetahui tingkat adesifnes atau daktalitas aspal yang keras. Aspal
keras dengna nilai daktilitas yang rendah adalah aspal yang mempunyai
daya adesi kurang baik jika dibandingkan pada aspal yang memiliki nilai
daktalitas tinggi.
Pengujian penyelimutan aspal terhadap batuan yaitu pengujianyang
berguna untuk mengetahui daya lekat atau kohesi aspal terhadap batuan.
Pada eksperimen ini, agregat yang sudah terselimuti oleh film aspal
direndam ke dalam air dan biarkan 24 jam boleh dengan pengadukan

Teknologi Bahan Konstruksi | Material Aspal 6


IR-2021
Prog. Studi Teknik SIPIL

atau tanpa pengadukan. Akibat kombinasi air bersama gaya mekanik


yang diberikan, pemukaan agregat yang terselimuti aspal bisa
kembaliterkelupas. Gaya kohesi aspal yang kuat membuat agregat
melekat di permukaannya, oleh karenanya pengelupasan tejadi akibat
kombinasi atau pengaruh air dengan gaya mekanik sangat kecil dan
sama sekali tidak ada.
3) Penuaan serta pengerasan aspal
Penuaan aspal merupakan suatu tolak ukur yang baik untuk mengetahui
daya tahan dari suatucampuran beraspal. Penuaan ini disebabkan oleh
dua faktor utama seperti penguapan fraksi minyak yang ada dalam aspal
dan oksidasi penuaan jangka pendek dan oksidasi penuaan jangka
panjang (progresif). Oksidasi sendiri adalah faktor penting sebagai
penentu kecepatan penuaan.
4) Kepekaan aspal terhadap temperatur
Semua aspal memiliki sifat termoplastik yakni menjadi lebih keras bila
temperature menurun dan melunak apabila temperature meningkat.
Kepekaan aspal dapat berganti sifat dikarenakan perubahan temperatur
dari hal ini kemudian di kenal dengan sebutan kepekaan aspal terhadap
temperatur.

Kegunaan Aspal
Dalam dunia konstruksi aspal sering digunakan pada infrastruktur jalan
dengan fungsi sebagai berikut :
a) Sebagai bahan pelapis sekaligus perekat agregat.
b) Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus
dan filler.
c) Sebagai lapis resap pengikat atau prime coat adalah lapisan tipis aspal
cair yang diletakan di atas lapis pondasi sebelum lapis berikutnya.
d) Sebagai lapis pengikat atau tack coat adalah lapis aspal cair yang
diletakan di atas jalan yang telah beraspal sebelum lapis berikutnya
dihampar hal ini berfungsi sebagai pengikat antara keduanya.
e) Sebagai pengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan yang di
sebabkan oleh lalu lintas seperti water proofing, dan protect terhadap
erosi.

Teknologi Bahan Konstruksi | Material Aspal 7


IR-2021
Prog. Studi Teknik SIPIL

Aspal keras/aspal panas, yaitu aspal yang digunakan harus memenuhi


persyaratan/test terlebih dahulu yaitu :

1. Penetrasi, tingkat kekerasan aspal


Tujuannya adalah untuk memeriksa tingkat kekerasan aspal. Di
laboratorium menggunakan penetrometer dan dilakukan dengan
memasukkan jarum penetrasi berdiarneter 1 mm dengan beban seberat
50 gram sehingga diperoleh beban gerak 100 gram selama 5 detik pada
tenperatur 25°C.
Dalam pelaksanaan berhubungan dengan lokasi penggunaan aspal serta
jenis, macam konstruksi yang ditangani.
2. Titik lembek
Merupakan suhu pada saat aspal dalam cincin yang diletakkan dalam
air/gliserin muiai lembek karena pembebanan tertentu (bola 3,5 gram).
Titik lembek bervariasi 30 - 2000C dan dibaca saat aspal berikut bola
menyentuh plat dasar yang berjarak kira-kira 1 inch di bawahnya.
Aspal dengan penetrasi yang sama belum tentu mempunyai titik lembek
yang sama. Semakin tinggi titik lembek, semakin baik sebagai bahan
pengikat. Di lapangan, bersama dengan penetrasi berperan dalam
percampuran, penghamparan dan pemadatan. Selain itu suhu luar juga
berpengaruh terhadap titik lembek.
3. Titik nyala dan titik bakar
Titik nyala adalah suhu saat aspal mulai menyala sekurang-kurangnya 5
detik. Pemeriksaan dilakukan dengan eleveland open cup, dan perlu
diketahui untuk memperkirakan suhu maksimum pemanasan sehingga
aspal tidak terbakar. Hasil pemeriksaan dipengaruhi oleh tiupan angin
dan kecepatan kenaikan suhu. Sehingga untuk membedakan titik nyala
dan titik bakar perlu dilakukan di ruang gelap.
4. Kehilangan berat akibat pemanasan (Thick film oven test)
Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak zat-zat yang hilang akibat
pemanasan pada suhu 163°C selama 5 jam menurut cara yang
ditentukan. Pemanasan dilakukan dengan oven listrik yang mempunyai
ketelitian 0,l°C. Dan oven dilengakpi dengan meja yang berputar serta

Teknologi Bahan Konstruksi | Material Aspal 8


IR-2021
Prog. Studi Teknik SIPIL

lubang-lubang ventilasi untuk memungkinkan uap zat-zat tersebut


dibawa udara yang berputar bebas.
Sifat ini mempengaruhi sifat mekanis aspal diantaranya penetrasi, titik
lembek dan daktilitas.
5. Kelarutan zat CS2/CCL4
Aspal murni larut dalam zat ini, sedangkan aspal yang tidak murni tidak
seluruhnya larut. Disyaratkan bitumen untuk perkerasan jalan
mempunyai kemurnian > 99%. Hubungan dengan pekerjaan adalah
menjamin keamanan dan gangguan lain misalnya kebakaran dan
pembusaan oleh zat-zat tidak terlarut.
6. Ductility/pemuluran
Pemeriksaan aspal ini untuk mengetahui sifat kohesi dalam aspal. Sifat
ini dipengaruhi oleh sifat kimia. Aspal yang mempunyai daktilitas lebih
besar mengikat butir agregat dengan baik tetapi lebih peka terhadap
perubahan temperatur. Sehingga performance kurang baik.
Pemeriksaan lab. Dilakukan dengan mengukur jarak terpanjang yang
dapat ditarik antara 2 cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus,
pada suhu dan kecepatan tarik tertentu.
7. Berat jenis
Berat jenis aspal adalah perbandingan antara berat aspal dan berat air
suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu 25 atau 15,6°C. Berat
jenis aspal diperlukan dalam perhitungan analisa campuran. Berat jenis
ditentukan dengan rumus:
(C-A)
Berat jenis aspal =
(B-A)-(D-C)

dimana:
A = Berat piknometer-penutup
C = Berat piknorneter berisi aspal
B = Berat pikometer terisi air
D = Berat piknometer berisi aspal dan air
8. Viscositas
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa kekentalan aspal yang
dilakukan pada temperatur 60°C, sebagai temperatur maksimum

Teknologi Bahan Konstruksi | Material Aspal 9


IR-2021
Prog. Studi Teknik SIPIL

perkerasan selama masa layan dan 135°C yang merupakan suhu


umumnya proses pencampuran dan penyemprotan dilakukan.
Viskositas kinematik adalah waktu yang dibutuhkan larutan dengan isi
tertentu mengalir, dalam kapiler di dalam viskometer kapiler padã suhu
tertentu atau faktor kalibrasi viskometer.
Atau dengan rumus :

Viskositas Kinematik = t. C centistokes.

TABEL III
PERSYARATAN ASPAL KERAS

Teknologi Bahan Konstruksi | Material Aspal 10


IR-2021
Prog. Studi Teknik SIPIL

Gambar : Aspal Cair Dalam Drum

Gambar : Proses Pengaspalan Jalan

Gambar : Lapisan Aspal

Teknologi Bahan Konstruksi | Material Aspal 11


IR-2021
Prog. Studi Teknik SIPIL

Gambar : Penggunaan Aspal

Teknologi Bahan Konstruksi | Material Aspal 12

Anda mungkin juga menyukai