Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang

dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan untuk

menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Penyelidikan

intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai

suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang bagi

penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini juga digunakan untuk

menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subyek

tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode

ilmiah. Kata ini diserap dari kata bahasa Inggris research yang diturunkan dari

bahasa Perancis yang memiliki arti harfiah "menyelidiki secara tuntas.

Dalam penelitian sering kita temukan variabel yang digunakan oleh

peneliti dalam melakukan penelitiannya. Variabel adalah semua keadaan,

faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil

eksperimen (Sutrisno Hadi (1982:437). Banyak hal yang dilakukan peneliti

untuk mempengaruhi suatu variabel salah satunya adalah mengontrol dan

memanipulasi variabel.

Berdasarkan uraian diatas perlunya mengetahui cara-cara

mempengaruhi suatu variabel maka diperlukan teknik-teknik mengontrol dan

1
memanipulasi variabel. Pada makalah ini akan lebih menitiberatkan pada

teknik-teknik mengontrol dan memanipulasi variabel.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis mempunyai rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Apa tujuan memanipulasi dan mengontrol variable dalam penelitian?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi validitas eksternal?

4. Bagaimana cara untuk menyamakan kelompok eksperimen dan kelompok

pengontrol?

C. Tujuan

Dalam pembahasan kali ini pemakalah mempunyai tujuan sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui tujuan memanipulasi dan mengontrol variable dalam

penelitian.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi validitas eksternal.

4. Untuk mengetahui cara menyamakan kelompok eksperimen dan kelompok

pengontrol.

D. Manfaat

2
Dalam pembahasan kali ini pemakalah mempunyai manfaat sebagai

berikut:

1. Dapat mengetahui tujuan memanipulasi dan mengontrol variable dalam

penelitian.

2. Dapat menegetahui faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal.

3. Dapat mengetahui mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi validitas

eksternal.

4. Dapat mengetahui cara menyamakan kelompok eksperimen dan kelompok

pengontrol.

3
BAB II

KERANGKA BERPIKIR DALAM PENULISAN

A. Metode Penulisan

Metode penulisan dalam makalah ini adalah dengan menggunakan metode

Pustaka. Metode Pustaka adalah metode yang dilakukan dengan mempelajari dan

mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dangan alat, baik berupa

buku juga informasi dari internet.

B. Ruang Lingkup Kajian dan Pembahasan

Ruang lingkup kajian dan pembahasan pada makalah Teknik Memanipulasi

dan Mengontrol Variabel Dalam Penelitian ini meliputi faktor-faktor dari

Validitas internal dan eksternal, faktor seleksi, faktor history, dan faktor

instrument.

C. Sumber Data dan Informasi

Sumber data dan informasi dalam penyusunan makalah ini diperoleh dari

buku-buku tentang memanipulasi dan mengontrol variabel, artikel terkait materi

dan internet.

D. Teknik Pengumpulan dan Penyajian Data dan Informasi

4
Teknik pengumpulan data pada makalah ini dengan studi dokumenter

yaitu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis buku-

buku baik tertulis maupun elektronik, dokumen atau buku yang telah diperoleh

kemudian diuraikan, dibandingkan dan dipadukan (sintesis) guna membentuk

satu hasil kajian yang sistematis.

Penyajian data informasi pada makalah ini menggunakan penyajian data

verbal. Penyajian data verbal itu sendiri merupakan penyajian dengan

menggunakan kata-kata atau kalimat berupa narasi, dengan memperhatikan hal-

hal seperti penggunaan bahasa yang tajam, tegas dan jelas.

E. Peta Konsep Kajian dan Pembahasan

Faktor-faktor validitas internal dan eksternal

Teknik
Memanipulasi Faktor seleksi dan Faktor histori
dan Mengontrol
Variabel
Penelitian

Faktor Instrumen

Gambar 1. Peta Konsep Kajian dan Pembahasan

5
BAB III

PEMBAHASAN

A. Memanipulasi dan Mengontrol Variabel Dalam Penelitian

Salah satu karakteristik penelitian yang bersifat experimental ialah

memungkinkan bagi peneliti melakukan manipulasi dan mengontrol variabe yang

tidak dapat dilakukan dalam jenis-jenis penelitian deskriptif ataupun eksploratori.

Manipulasi variable mempunyai arti peneliti memberikan suatu perlakuan (treatment)

tertentu terhadap variable bebas yang akan diukur pengaruhnya terhadap variabel

tergantung. Tujuan memanipulasi suatu variabel bebas ialah peneliti ingin melihat

sebesar apa pengaruh pemberian perlakuan yang berbeda variable bebas terhadap

variable tergantung yang dipengaruhinya. Dengan melakukan manipulasi variable

bebas, maka peneliti akan dapat mengetahui perlakuan yang mana yang paling efektif

hasilnya. Mengontrol variable mempunyai arti peneliti melakukan pengendalian

sedemikian rupa sehingga peneliti dapat menghilangkan pengaruh variable tersebut

agar tidak mempengaruhi proses pengukuran pengaruh variable-variabel yang diteliti.

Tujuan mengontrol variable ialah untuk menghilangkan bias yang kemungkinan akan

muncul karena pengaruh variebl tersebut yang tidak dikehendaki oleh peneliti. Di

bawah ini akan dibahas teknik-teknik memanipulasi dan mengontrol variable.

1. Kelompok Pengendali (Control Group)


Salah satu teknik dalam melakukan manipulasi dan mengontrol variable
ialah dengan cara membuat kelompok pengendali (atau pembanding) dengan

6
adanya kelompok pengendali maka peneliti akan dapat mengontrol kemungkinan
munculnya factor-faktor yang dapat mempengaruhi proses penilaian yang valid
terhadap efek kondisi perlakuan yang dikenakan pada kelompok atau obyek yang
sedang diteliti (Bungin, 2003:58).

B. Faktor-Faktor Validitas Internal

Validitas internal disebut pula sebagai validitas butir. Validitas internal

memperlihatkan seberapa jauh hasil ukur butir tersebut konsisten dengan hasil ukur

instrumen secara keseluruhan. Validitas internal (validitas butir) termasuk kelompok

validitas kriteria yang merupakan validitas yang diukur dengan besaran yang

menggunakan tes sebagai suatu kesatuan (keseluruhan butir) sebagai kriteria untuk

menentukan validitas butir dari tes itu. Dengan demikian validitas internal

mempermasalahkan validitas butir dengan menggunakan hasil ukur tes tersebut

sebagai suatu kesatuan sebagai kriteria, sehingga biasa juga disebut validitas butir.

Validitas internal diperlihatkan oleh seberapa jauh hasil ukur butir tersebut konsisten

dengan hasil ukur tes secara keseluruhan. Oleh karena itu, validitas butir tercermin

pada besaran koefisien korelasi antara skor butir dan skor total instrumen. Jika

koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen positif dan signifikan,

maka butir tersebut dapat dianggap valid berdasarkan ukuran validitas internal.

Bryman mengungkapkan bahwa “internal validity is common to refer to the factor

that has a causal impact as the independent variable and the effect as the dependent

7
variable.” Validitas internal pada umumnya merujuk pada faktor yang memiliki

pengaruh sebab sebagai variabel bebas dan akibat sebagai variabel terikat.

Koefisien korelasi yang tinggi antara skor butir dengan skor total

mencerminkan tingginya konsistensi antara hasil ukur keseluruhan tes dengan hasil

ukur butir tes atau dapat dikatakan bahwa butir tes tersebut konvergen dengan butir-

butir lain dalam mengukur suatu konsep atau konstruk yang hendak diukur.

Dalam penelitian eksperimental, jika tidak dilakukan pengontrolan akan

mempengaruhi apa yang disebut dengan validitas internal. Variable-variabel eksternal

yang dapat mempengaruhi validitas internal akan dibahas di bawah ini, diantaranya:

1. History

Faktor history mengacu pada kejadian-kejadian yang sedang terjadi di

lingkungan pada waktu yang sama ketika variable yang sedang dibuat

eksperimen sedang diuji atau dilakukan pengukuran. Hal ini dapat dipahami

dengan menggunakan contoh sbb: jika anggota suatu kelompok sedang

mengalami suatu masalah psikologis ataupun adanya tekanan eksternal

diikutsertakan dalam suatu penelitian misalnya pengujian kurikulum baru

terhadap kelompok tersebut, maka hasil mengukuran tes ekesperimental

mungkin tidak akan mencerminkan masalah pengujian penterapan kurikulum

baru tetapi mencerminkan faktor kejadian luar atau disebut “external

historical event”

8
2. Seleksi

Proses seleksi yang tidak baik akan mengakibatkan dalam suatu kelompok

yang sedang dilakukan pengetesan terdapat perbedaan dalam kemampuan

menerima, merespon, umur, jenis pekerjaan dan lain sebagainya. Akibatnya

terjadi respon yang berbeda terhadap perlakuan yang sedang diujikan. Proses

seleksi anggota kelompok yang diteliti secara tidak benar akan menghasilkan

kesimpulan yang salah atau bias.

3. Maturasi

Maturasi mempunyai pengertian bahwa adanya proses perubahan yang terjadi

pada obyek yang sedang diteliti (responden) pada saat mereka sedang

berpartisipasi dalam penelitian eksperimen. Biasanya hal ini terjadi pada

penelitian yang memerlukan waktu panjang. Orang-orang yang dijadikan

obyek penelitian atau responden secara terus menerus berubah baik secara

fisik maupun mental. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri responden

ini dapat mengakibatkan bias pada hasil pengukurannya

4. Testing

Testing mengacu pada efek-efek yang terjadi karena adanya pra-test yang

mendahului test yang sebenarnya yang akan dikenakan pada para responden.

Kegiatan pra-test ini akan mempengaruhi para responden dalam mengerjakan

test yang sebenarnya. Terdapat kemungkinan adanya kecenderungan bagi

individu yang sudah melakukan pra-test akan lebih baik hasilnya dalam

mengerjakan test yang sebenarnya.

9
5. Instrumentasi

Instrumentasi mempunyai pengertian bahwa perubahan-perubahan yang

terjadi pada pengukuran atau prosedur observasi selama eksperimen

berlangsung. Prosedur tersebut diantaranya ialah test, instrumen pengukuran

yang bersifat mekanik, petugas yang melakukan observasi atau yang

melakukan penilaian. Salah satu bentuk ancaman yang dapat mempengaruhi

validitas internal misalnya: jika petugas observasi, penilai atau pewawancara

baik secara disengaja atau tidak disengaja melakukan pencocokkan terhadap

hipotesa penelitian yang diinginkan. Kejadian ini memungkinkan para petugas

tersebut mengarahkan responden dalam hipotesa yang diinginkan.

6. Mortalitas Eksperimental

Dalam suatu penelitian yang membutuhkan data post-test dari semua

responden yang semula diikutkan dalam studi karena para responden yang

mengundurkan diri dari studi ekeperimen berbeda dengan responden yang

masih aktif dalam kelompok tersebut; maka perbedaan status ini akan

memunculkan apa yang disebut dengan bias pasca test (post-test bias) atau

bias karena tidak adanya validitas internal berdasarkan pada mortalitas.

Contoh, dalam suatu penelitian ekperimen, peneliti menggunakan para lulusan

dari dua kelompok disiplin ilmu yang berbeda, karena alasan tertentu

beberapa anggota dari kelompok masing-masing tidak hadir atau mundur

sehingga salah satu dari kelompok tersebut kehilangan anggotanya lebih

10
banyak dari kelompok lain. Karena jumlah kedua kelompok menjadi tidak

sama, maka akan menimbulkan bias.

7. Stabilitas

Yang dimaksud dengan bias stabilitas ialah hasil temuan penelitian tidak

dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (unreliable). Bias ini dapat diuji

dengan menggunakan penghitungan statistik.

8. Kombinasi Interaktif dari Beberapa Faktor

Ada kemungkinan pula terjadinya hasil penelitian yang validitas internalnya

tidak ada disebabkan oleh beberapa factor kombinasi secara bersamaan,

misalnya sumber kehilangan validitas internal karena interaksi kombinasi

faktor seleski dan maturasi. Dalam menentukan / seleksi kelompok yang

didasarkan pada umur, maka beberapa anggota ada yang sudah dewasa /

matang (mature) sementara anggota lain masih pada tahap perubahan fisik

atau mental.

9. Pengharapan

Yang dimaksud dengan factor pengharapan ialah adanya pengharapan pihak

peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian tertentu yang sesuai dengan

keinginannya. Agar tujuannya tercapai, maka peneliti secara sadar ataupun

tidak sadar berusaha mempengaruhi proses penelitian dan obyek yang sedang

ditelitinya. Tindakan seperti ini dapat mengakibatkan hilangnya factor

validitas internal.

11
C. Faktor-Faktor Validitas Eksternal

Validitas eksternal dapat berupa hasil ukur tes baku atau tes yang dianggap

baku dapat pula berupa hasil ukur lain yang sudah tersedia dan dapat dipercaya

sebagai ukuran dari suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Validitas

eksternal diperlihatkan oleh suatu besaran yang merupakan hasil perhitungan

statistika. Jika kita menggunakan basil ukur tes yang sudah baku sebagai kriteria

eksternal, maka besaran validitas eksternal dari tes yang kita kembangkan didapat

dengan jalan mengkorelasikan skor hasil ukur tes yang dikembangkan dengan skor

hasil ukur tes baku yang dijadikan kriteria. Makin tinggi koefisien korelasi yang

didapat, maka validitas tes yang dikembangkan juga makin baik. Kriteria yang

digunakan untuk menguji validitas eksternal digunakan nilai r-tabel.

Jika koefisien korelasi antara skor hasil ukur tes yang dikembangkan dengan

skor hasil ukur tes baku lebih besar daripada r-tabel maka tes yang dikembangkan

adalah valid berdasarkan kriteria eksternal yang dipilih (hasil ukur instrumen baku).

Jadi keputusan ujivaliditas dalam hal ini adalah mengenai valid atau tidaknya tes

sebagai suatu kesatuan, bukan valid atau tidaknya butir tes seperti pada validitas

internal.

12
Validitas eksternal mempunyai arti adanya generalibitas atau kemampuan

mewakili (populasi) hasil penelitian. Hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam

konteks waktu, tempat dan kelompok orang (obyek penelitian) yang berbeda. Hanya

penelitian yang mempunyai validitas eksternal yang hasil dapat dikatakan

mencerminkan populasi.

Di bawah ini akan dibahas beberapa factor yang dapat mempengaruhi ada dan

tidaknya validitas eksternal pada penelitian yang sedang dijalankan.

1. Dampak Reaktif Suatu Testing

Jika peneliti mengenakan kegiatan pretest yang dapat mempengaruhi para

responden yang sedang diteliti dalam suatu penelitian eksperimental, maka

dampak perlakuan dapat dipengaruhi oleh sebagian kegiatan pretest tersebut.

Jika tidak pretest tidak dilakukan, maka dampak perlakukan tidak akan sama.

2. Efek Interaksi Bias Seleksi

Jika peneliti membuat kesalahan dalam penarikan sample yang

mengakibatkan sample tersebut tidak mewakili populasi yang lebih besar,

maka peneliti akan mengalami kesulitan dalam menggeneralisasi penemuan-

penemuan studinya dari tingkatan sample ke populasi. Contoh: jika peneliti

mengambil sample dari suatu bagian kota A, maka hasilnya tidak akan valid

jika diterapkan kebagian yang lain di kota tersebut.

13
3. Efek Reaktif Pengaturan Eksperimen

Peneliti dalam melakukan pengaturan eksperimen secara sengaja atau tidak

sengaja dapat menciptakan suatu kondisi yang bersifat dibuat-buat untuk

membatasi kemungkinan hasil penelitian yang dapat digeneralisasi dalam

pengujian suatu perlakuan yang bukan eksperimen.

4. Inferensi Perlakuan Jamak

Dalam melakukan studi peneliti memberikan beberapa perlakuan secara

bersamaan kepada para responden dimana perlakuan-perlakuan tersebut dapat

berupa perlakukan yang bersifat eksperimental atau bukan eksperimental;

perlakuan-perlakuan tersebut dapat berinteraksi dengan berbagai cara

sehingga dapat menyebabkan keterwakilan dampak perlakukan tersebut

berkurang.

D. Menyamakan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Pengontrol.

Untuk mendapatkan hasil eksperimen yang baik, peneliti perlu memilih

anggota kelompok pengontrol (control group) yang mempunyai kemiripan

karakteristik dengan anggota kelompok eksperimen (experiment group). Dengan

melakukan proses seleksi tersebut, maka kemungkinan hilangnya validitas seleksi

14
akan berkurang. Di bawah ini akan diberikan contoh beberapa cara untuk

menyamakan kelompok eksperimen dan kelompok pengontrol.

1. Randomisasi

Teknik randomisasi merupakan suatu prosedur untuk mengontrol variable-

variabel seleksi dengan tanpa mengidentifikasinya terlebih dahulu. Tujuannya

ialah untuk menghindari kemungkinan munculnya perbedaan tipe orang yang

dipilih sebagai anggota terdapat dalam kelompok pengontrol ataupun

kelompok pengendali

2. Teknik Pasangan yang Cocok

Sebelum menggunakan teknik pasangan yang cocok, peneliti harus terlebih

dahulu menentukan variable kontrol mana yang dapat diaplikasikan kepada

individu-individu yang berbeda. Biasanya variabel yang digunakan ialah jenis

kelamin, umur, status sosio-ekonomi, I.Q, prestasi; sedang pada variable

tergantung, peneliti bisanya menggunakan nilai-nilai pretest. Dalam

menentukan anggota pasangan, misalnya peneliti membuat pasangan antara

satu anggota yang beumur 30 tahun dengan anggota lain yang mempunyai

umur sama. Semua anggota yang dijadikan obyek penelitian dibuat

berpasang-pasangan. Sehinggan jika peneliti membutuhkan 50 anggota maka

akan menjadi 25 pasangan. Kemudian dengan melakukan pemilihan secara

15
random satu anggota setiap pasangan akan dijadikan sebagai anggota dalam

kelompok eksperimental, sedang anggota yang lain akan dijadikan sebagai

anggota kelompok pengontrol.

3. Teknik Kelompok yang Cocok

Menggunakan teknik kelompok yang cocok dapat dilakukan dengan cara yang

sama dengan teknik pasangan yang cocok. Pada kelompok eksperimen dipilih

anggota tertentu dengan menggunakan variable yang sama, misanya umur;

maka pada kelompok pengontrol dilakukan pemilihan dengan menggunakan

variabel yang sama.

4. Membatasi Populasi

Sampel peneletian pada dasarnya diambil dari populasi. Dengan membatasi

karakteristik populasi maka secara otomatis peneliti akan dapat membatasi

karakteristik sample. Misalnya peneliti ingin melakukan penelitian dengan

menggunakan obyek mahasiswa perguruan tinggi, sebaiknya dilakukan

pembatasan, misalnya hanya mahasiswa universitas, kemudian dibatasi lagi

hanya mahaisiswa universitas jurusan teknik. Pembatasan ini akan

menghasilkan karakteristik yang sama pada populasi dan jika dari populasi

tersebut ditarik sample, maka sample akan mempunyai karakteristik yang

sama.

16
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tujuan memanipulasi suatu variabel bebas ialah peneliti ingin melihat

sebesar apa pengaruh pemberian perlakuan yang berbeda variable bebas

terhadap variable tergantung yang dipengaruhinya. Tujan mengontrol

variable ialah menghilangkan bias yang kemungkinan akan muncul karena

pengaruh variebl tersebut yang tidak dikehendaki oleh peneliti.

2. Faktor-faktor Validitas internal adalah histori, maturasi, testing, seleksi,

instrumen, stabilitas, moralitas eksperimental, kombinasi interktif dari

beberapa faktor, pengharapan.

3. Sedangkan fator-faktor Validitas eksternal adalah dampak reaktif suatu

testing, efek interaksi bias seleksi, efek reaktif dan pengaturan eksperimen,

dan inferensi perlakuan jamak.

17
4. Beberapa cara untuk menyamakan kelompok eksperimen dan kelompok

pengontrol randomisasi, teknik pasangan yang cocok, teknik kelompok yang

cocok, dan membatasi populasi.

B. Saran

Peningkatan cara manipulasi dan mengontrol variable dalam penelitian dapat

membantu peneliti dalam melakukan penelitian sehingga tidak terjadi

kesalahan dalam melakukan penelitian.

18
DAFTAR PUSTAKA

Suwarjo, Sri. 2011. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian.


Universitas Negeri Jakarta. Jakarta.
I Matondang, Zulkifli. 2009. Validitas dan Reliabiltas Suatu Instrumen
Penilaian. PPS UNIMED. Medan.
Rachmadi, Triyo. 2011. Teknik Mengontrol dan Memanipulasi Variabel.
http://triyo-rachmadi.blogspot.co.id/2011/08/teknik-teknik-
memanipulasi-dan.html. Diakses pada tanggal 5 Maret 2016 pukul
18:35 wita.

19

Anda mungkin juga menyukai