PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang bagi
penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini juga digunakan untuk
tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode
ilmiah. Kata ini diserap dari kata bahasa Inggris research yang diturunkan dari
memanipulasi variabel.
1
memanipulasi variabel. Pada makalah ini akan lebih menitiberatkan pada
B. Rumusan Masalah
berikut:
pengontrol?
C. Tujuan
berikut:
penelitian.
pengontrol.
D. Manfaat
2
Dalam pembahasan kali ini pemakalah mempunyai manfaat sebagai
berikut:
penelitian.
eksternal.
pengontrol.
3
BAB II
A. Metode Penulisan
Pustaka. Metode Pustaka adalah metode yang dilakukan dengan mempelajari dan
mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dangan alat, baik berupa
Validitas internal dan eksternal, faktor seleksi, faktor history, dan faktor
instrument.
Sumber data dan informasi dalam penyusunan makalah ini diperoleh dari
dan internet.
4
Teknik pengumpulan data pada makalah ini dengan studi dokumenter
buku baik tertulis maupun elektronik, dokumen atau buku yang telah diperoleh
Teknik
Memanipulasi Faktor seleksi dan Faktor histori
dan Mengontrol
Variabel
Penelitian
Faktor Instrumen
5
BAB III
PEMBAHASAN
tertentu terhadap variable bebas yang akan diukur pengaruhnya terhadap variabel
tergantung. Tujuan memanipulasi suatu variabel bebas ialah peneliti ingin melihat
sebesar apa pengaruh pemberian perlakuan yang berbeda variable bebas terhadap
bebas, maka peneliti akan dapat mengetahui perlakuan yang mana yang paling efektif
Tujuan mengontrol variable ialah untuk menghilangkan bias yang kemungkinan akan
muncul karena pengaruh variebl tersebut yang tidak dikehendaki oleh peneliti. Di
6
adanya kelompok pengendali maka peneliti akan dapat mengontrol kemungkinan
munculnya factor-faktor yang dapat mempengaruhi proses penilaian yang valid
terhadap efek kondisi perlakuan yang dikenakan pada kelompok atau obyek yang
sedang diteliti (Bungin, 2003:58).
memperlihatkan seberapa jauh hasil ukur butir tersebut konsisten dengan hasil ukur
validitas kriteria yang merupakan validitas yang diukur dengan besaran yang
menggunakan tes sebagai suatu kesatuan (keseluruhan butir) sebagai kriteria untuk
menentukan validitas butir dari tes itu. Dengan demikian validitas internal
sebagai suatu kesatuan sebagai kriteria, sehingga biasa juga disebut validitas butir.
Validitas internal diperlihatkan oleh seberapa jauh hasil ukur butir tersebut konsisten
dengan hasil ukur tes secara keseluruhan. Oleh karena itu, validitas butir tercermin
pada besaran koefisien korelasi antara skor butir dan skor total instrumen. Jika
koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen positif dan signifikan,
maka butir tersebut dapat dianggap valid berdasarkan ukuran validitas internal.
that has a causal impact as the independent variable and the effect as the dependent
7
variable.” Validitas internal pada umumnya merujuk pada faktor yang memiliki
pengaruh sebab sebagai variabel bebas dan akibat sebagai variabel terikat.
Koefisien korelasi yang tinggi antara skor butir dengan skor total
mencerminkan tingginya konsistensi antara hasil ukur keseluruhan tes dengan hasil
ukur butir tes atau dapat dikatakan bahwa butir tes tersebut konvergen dengan butir-
butir lain dalam mengukur suatu konsep atau konstruk yang hendak diukur.
yang dapat mempengaruhi validitas internal akan dibahas di bawah ini, diantaranya:
1. History
lingkungan pada waktu yang sama ketika variable yang sedang dibuat
eksperimen sedang diuji atau dilakukan pengukuran. Hal ini dapat dipahami
historical event”
8
2. Seleksi
Proses seleksi yang tidak baik akan mengakibatkan dalam suatu kelompok
terjadi respon yang berbeda terhadap perlakuan yang sedang diujikan. Proses
seleksi anggota kelompok yang diteliti secara tidak benar akan menghasilkan
3. Maturasi
pada obyek yang sedang diteliti (responden) pada saat mereka sedang
obyek penelitian atau responden secara terus menerus berubah baik secara
4. Testing
Testing mengacu pada efek-efek yang terjadi karena adanya pra-test yang
mendahului test yang sebenarnya yang akan dikenakan pada para responden.
individu yang sudah melakukan pra-test akan lebih baik hasilnya dalam
9
5. Instrumentasi
6. Mortalitas Eksperimental
responden yang semula diikutkan dalam studi karena para responden yang
masih aktif dalam kelompok tersebut; maka perbedaan status ini akan
memunculkan apa yang disebut dengan bias pasca test (post-test bias) atau
dari dua kelompok disiplin ilmu yang berbeda, karena alasan tertentu
10
banyak dari kelompok lain. Karena jumlah kedua kelompok menjadi tidak
7. Stabilitas
Yang dimaksud dengan bias stabilitas ialah hasil temuan penelitian tidak
didasarkan pada umur, maka beberapa anggota ada yang sudah dewasa /
matang (mature) sementara anggota lain masih pada tahap perubahan fisik
atau mental.
9. Pengharapan
tidak sadar berusaha mempengaruhi proses penelitian dan obyek yang sedang
validitas internal.
11
C. Faktor-Faktor Validitas Eksternal
Validitas eksternal dapat berupa hasil ukur tes baku atau tes yang dianggap
baku dapat pula berupa hasil ukur lain yang sudah tersedia dan dapat dipercaya
sebagai ukuran dari suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Validitas
statistika. Jika kita menggunakan basil ukur tes yang sudah baku sebagai kriteria
eksternal, maka besaran validitas eksternal dari tes yang kita kembangkan didapat
dengan jalan mengkorelasikan skor hasil ukur tes yang dikembangkan dengan skor
hasil ukur tes baku yang dijadikan kriteria. Makin tinggi koefisien korelasi yang
didapat, maka validitas tes yang dikembangkan juga makin baik. Kriteria yang
Jika koefisien korelasi antara skor hasil ukur tes yang dikembangkan dengan
skor hasil ukur tes baku lebih besar daripada r-tabel maka tes yang dikembangkan
adalah valid berdasarkan kriteria eksternal yang dipilih (hasil ukur instrumen baku).
Jadi keputusan ujivaliditas dalam hal ini adalah mengenai valid atau tidaknya tes
sebagai suatu kesatuan, bukan valid atau tidaknya butir tes seperti pada validitas
internal.
12
Validitas eksternal mempunyai arti adanya generalibitas atau kemampuan
konteks waktu, tempat dan kelompok orang (obyek penelitian) yang berbeda. Hanya
mencerminkan populasi.
Di bawah ini akan dibahas beberapa factor yang dapat mempengaruhi ada dan
Jika tidak pretest tidak dilakukan, maka dampak perlakukan tidak akan sama.
mengambil sample dari suatu bagian kota A, maka hasilnya tidak akan valid
13
3. Efek Reaktif Pengaturan Eksperimen
berkurang.
14
akan berkurang. Di bawah ini akan diberikan contoh beberapa cara untuk
1. Randomisasi
kelompok pengendali
satu anggota yang beumur 30 tahun dengan anggota lain yang mempunyai
15
random satu anggota setiap pasangan akan dijadikan sebagai anggota dalam
Menggunakan teknik kelompok yang cocok dapat dilakukan dengan cara yang
sama dengan teknik pasangan yang cocok. Pada kelompok eksperimen dipilih
4. Membatasi Populasi
menghasilkan karakteristik yang sama pada populasi dan jika dari populasi
sama.
16
BAB IV
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
testing, efek interaksi bias seleksi, efek reaktif dan pengaturan eksperimen,
17
4. Beberapa cara untuk menyamakan kelompok eksperimen dan kelompok
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19