Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

STUDI DAN HASIL DATA

4.1 Pengaruh Perubahan Arus Saluran Terhadap Temperatur Penghantar

Temperatur pada penghantar dipengaruhi oleh temperatur sekeliling (Ambient


Temperature) dan rugi - rugi listrik (Losess). Temperatur sekeliling pada simulasi ini
diambil 35°C dan kecepatan angin dianggap tetap sebesar 0.6 m/detik, Berikut salah satu
hasil dari perhitungan arus saluran dengan penghantar ACSR Dove dengan menggunakan
temperatur maksimum di suhu 90°C, untuk suhu maksimum penghantar yang lain akan
diberikan dalam perhitungan tersendiri (Lampiran B1 dan B2).

4.1.1. Penghantar ACSR Dove


4.1.1.1. Kondisi Kuat Hantar Arus – ACSR Dove

Kondisi karakteristik penghantar yang dipakai dalam perhitungan kuat hantar


arus ini meliputi beberapa hal antara lain:
Tahanan DC Penghantar Pada 20°C (Maks) 0,1027 /km
Kecepatan Angin (v) 0,6 m/s
Intensitas Radiasi Sinar Matahari (Si) 1000 W/m²
Koeffisien Penyerapan Sinar Matahari () 0,5 -
Koeffisien Emisitas (ke) 0,6 -
Temperatur Suhu Ruangan (T1) 35 °C
Temperature Penghantar (T2) 90 °C
Frekuensi (f) 50 Hz
Diameter Penghantar (Approx.) (D) 23,55 mm
Jumlah Kawat 1 (Aluminium) 26 Pcs
Diameter Kawat 1 (Aluminium) 3,72 mm
Jumlah Kawat 2 (Steel) 7 Pcs
Diameter Kawat 2 (Steel) 2,89 mm

43
4.1.1.2. Perhitungan Kuat Hantar Arus ACSR Dove

Perhitungan kuat hantar arus menggunakan persamaan dari 3.3 pada bab
sebelumnya seperti persamaan berikut ini,

Imax = [(Prad + Pconv - Psol)/RT]0.5


RT = 0.001317 Ohm/m
Dimana:

Prad = s  D Ke (T24 - T14)


= 5.67x10-8 x 3.14 x 0.02355 x 0.6 ( (90+273)4 – (35+273)4)
= 21.04 W
Re = 1.644 x 109 v D [T1 + 0.5(T2 - T1)]-1.78
= 1.644x109x0.6x0.02355 ((35+273)+0.5 ((90+273)-(35+273)))-1.78
= 741.84
Nu = 0.65 Re0.2 + 0.23 Re0.61
= 0.65 (741.84) 0.2 + 0.23 (741.84) 0.61
= 15.29

Pconv =  Nu (T2 - T1) 


= 0.02585 x 15.29 x ((90+273) – (35+273)) x 3.14
= 68.27 W

Psol =  D Si
= 0.5 x 0.02355 x 1000
= 11.78 W /m

Imax = [(Prad + Pconv - Psol)/RT]0.5


= (21.04 + 68.27 – 11.78) / 0.0001317) 0.5
= 767 A
Jadi Kuat hantar Arus yang diperoleh sebesar 767 Ampere

44
4.1.2. Penghantar ACCC Lisbon
4.1.2.1. Kondisi Kuat Hantar Arus – ACCC Lisbon

Kondisi karakteristik penghantar yang dipakai dalam perhitungan kuat hantar


arus ini meliputi beberapa hal antara lain:
Tahanan DC Penghantar Pada 20°C (Maks) 0,0896 /km
Kecepatan Angin 0,6 m/s
Intensitas Radiasi Sinar Matahari (Si) 1000 W/m²
Koeffisien Penyerapan Sinar Matahari () 0,5 -
Koeffisien Emisitas (ke) 0,6 -
Temperatur Suhu Ruangan (T1) 35 °C
Temperatur Penghantar (T2) 175 °C
Frekuensi (f) 50 Hz
Diameter Penghantar (Approx.) (D) 21,8 mm
Jumlah Kawat 1 (Aluminium) 16 Pcs
Tinggi Kawat 1 (Aluminium) 3,67 mm
Jumlah Kawat 2 (Komposit) 1 Pcs
Diameter Kawat 2 (Komposit) 7,11 mm

4.1.2.2. Perhitungan Kuat Hantar Arus ACCC Lisbon

Perhitungan kuat hantar arus menggunakan persamaan dari 3.3 pada bab
sebelumnya seperti persamaan berikut ini,

Imax = [(Prad + Pconv - Psol)/RT]0.5


RT = 0.001456 Ohm/m

Dimana:

Prad = s  D Ke (T24 - T14)


= 5.67x10-8 x 3.14 x 0.02180 x 0.6 ( (175+273)4 – (35+273)4)
= 72.85 W

45
Re = 1.644 x 109 v D [T1 + 0.5(T2 - T1)]-1.78
= 1.644x109x0.6x0.02180 ((35+273)+0.5 ((175+273)-(35+273)))-1.78
= 555.36
Nu = 0.65 Re0.2 + 0.23 Re0.61
= 0.65 (555.36) 0.2 + 0.23 (555.36) 0.61
= 13.06

Pconv =  Nu (T2 - T1) 


= 0.02585 x 13.06 x ((175+273) – (35+273)) x 3.14
= 148.45 W

Psol =  D Si
= 0.5 x 0.02180 x 1000
= 10.90 W/m

Imax = [(Prad + Pconv - Psol)/RT]0.5


= (72.85 + 148.45 – 10.90) / 0.0001456) 0.5
= 1,202 A
Jadi Kuat hantar Arus yang diperoleh sebesar 1,202 Ampere

Hal ini terjadi karena arus yang mengalir dalam penghantar akan menimbulkan
rugi - rugi listrik berupa energi panas yang besarnya berbanding dengan kuadrat
arusnya. Dengan batas suhu kerja maksimal pada penghantar ACSR Dove sebesar
90°C dan penghantar ACCC Lisbon sebesar 175°C, maka arus maksimal yang
diijinkan pada penghantar ACSR Dove adalah 767 Ampere dan ACCC Lisbon
sebesar 1202 Ampere.
Berdasarkan dari diameter penghantar dan berat penghantar serta tahanan dari
penghantar ACSR Dove bukan pembanding ideal untuk ACCC Lisbon akan tetapi
dengan memperoleh nilai arus yang masih memungkinkan untuk digunakan maka
ACCC Lisbon dapat direkomendasikan untuk mengganti ACSR Dove (Yang idealnya
setara dengan penghantar ACCC Amsterdam yang mempunyai nilai arus lebih besar
dibanding ACCC Lisbon).

46
Dari perhitungan diatas maka dapat hasil perhitungan arus saluran seperti
tercantum dalam Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Data Hasil Perhitungan Arus Saluran


Temperatur Penghantar *) ACSR Dove ACCC Lisbon
No
( C)
0
(Ampere) (Ampere)
1 50 333 352
2 60 493 518
3 70 605 634
4 80 693 726
5 90 767 803
6 100  - 869
7 110  - 927
8 120  - 980
9 130  - 1027
10 140  - 1071
11 150  - 1111
12 160  - 1149
13 170  - 1185
14 175  - 1202
*) Suhu kerja maksimum ACSR Dove sebesar 90°C dan ACCC Lisbon sebesar 175°C.

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Arus Saluran Dengan Temperatur Penghantar


4.2 Pengaruh Perubahan Arus Saluran Terhadap Panjang Penghantar

47
Kenaikan arus saluran akan mengakibatkan kawat penghantar bertambah
panjang/terjadi pemuluran sebagaimana terlihat pada Tabel 4.2 berikut.
Maka perubahan panjang penghantar akan dihitung sesuai dengan persamaan 3.18
pada bab sebelumnya.

lt = lo (1 +  t) (3.18)

Dimana:
lo Panjang penghantar tidak ditegang pada suhu 20°C
Panjang yang diukur adalah panjang Span 400 m
lt Panjang penghantar tidak ditegang pada suhu t°C
 Koefisien muai panjang
ACSR Dove : 18,9/°C dan ACCC Lisbon : 19,1/°C
t Temperatur penghantar °C

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Arus Saluran Dengan Pertambahan Panjang


Penghantar

48
Sedangkan pertambahan panjang penghantar setelah dilakukan penarikan atau
penegangan dapat dihitung dengan perhitungan persamaan 3.19.

Lt = lo (1 +  t) (1 + f2/E) (3.19)

Dimana:
lo Panjang penghantar tidak ditegang pada suhu 20°C
Panjang yang diukur adalah panjang Span 400 m
Lt Panjang penghantar ditegang pada suhu t°C
 Koefisien muai panjang
ACSR Dove : 18,9/°C dan ACCC Lisbon : 19,1/°C
E Modulus elatisitas penghantar
t Temperatur penghantar °C
t Tegangan tarik spesifik initial

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Arus Saluran Dengan Pertambahan Panjang


Penghantar Setelah Ditegangkan

49
Dari hasil perhitungan yang dilakukan menunjukan bahwa penghantar ACCC
Lisbon mempunyai panjang penghantar yang lebih pendek walaupun sangat kecil
pada saat arus saluran sama, Hal ini disebabkan penghantar ACCC Lisbon
mempunyai karakteristik tegangan tarik yang lebih besar dan berat penghantar yang
lebih ringan dibanding dengan penghantar ACSR Dove sehingga dalam pemasangan
tidak memerlukan andongan yang terlalu besar dan panjang penghantar akan menjadi
lebih pendek.

4.3 Pengaruh Perubahan Arus Saluran Terhadap Tegangan Tarik


Penghantar

Dengan terjadinya pemuaian/pemuluran pada Penghantar akan menyebabkan


regangan (strain) pada kawat penghantar turun sehingga tegangan tarik penghantar
juga akan menurun.

Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Perubahan Arus Saluran Terhadap


Tegangan Tarik Penghantar

Temperatur Penghantar *) ACSR Dove ACCC Lisbon


(0C) (kg) (kg)
50 1942 1778
60 1871 1707
70 1806 1643
80 1744 1585
90 1690 1532
100  - 1484
110  - 1440
120  - 1400
130  - 1360
140  - 1325
150  - 1290
160  - 1260
170  - 1230
175  - 1220
*) Suhu kerja maksimum ACSR Dove sebesar 90°C dan ACCC Lisbon sebesar 175°C.

50
Sehingga terlihat pada Gambar 4.4 bahwa kenaikan arus saluran pada penghantar
akan mengakibatkan menurunya tegangan tarik penghantar. Hasil perhitungan
memperlihatkan bahwa pada saat harga arus saluran sama maka penghantar ACCC
Lisbon memiliki tegangan tarik yang lebih rendah dari pada penghantar ACSR Dove,
hal in disebabkan penghantar ACCC Lisbon memiliki kekuatan tarik nominal yang
lebih kecil. Sesuai degan karakteristik masing – masing penghantar, tegangan tarik
spesifik permulaan (Initial spesific tension) untuk penghantar ACCC Lisbon adalah 5,44
kg/mm2 dan ACSR Dove sebesar 6,27 kg/mm2, Tetapi seharusnya nilai tegangan tarik
penghantar jenis ACCC akan memiliki tegangan tarik yang lebih tinggi dari pada
penghantar jenis ACSR karena memiliki kekuatan tarik yang lebih besar.

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Arus Saluran Dengan Tegangan Tarik Penghantar

51
4.4 Pengaruh Perubahan Arus Saluran Terhadap Andongan Penghantar

Perubahan arus saluran akan menyebabkan berubah-nya andongan kawat penghantar,


dengan terjadinya pemuaian/pemuluran akan mengakibatkan kawat penghantar
bertambah panjang sehingga andongan akan berubah menjadi lebih besar, seperti
yangditunjukkan pada gambar 4.5. Jika pada kedua jenis Penghantar tersebut dibebani
oleh arus yang sama besar maka andongan pada Penghantar ACCC Lisbon lebih
kecil dibanding dengan Penghantar ACSR Dove, hal ini disebabkan Penghantar
ACCC Lisbon mempunyai karakteristik tegangan tarik yang lebih besar, berat kawat
yang lebih ringan dibanding Penghantar ACSR Dove sehingga dalam
pemasangannya tidak memerlukan andongan yang terlalu besar (Perhitungan lihat
lampiran C1 dan C2).

4.4.1. Penghantar ACSR Dove


4.4.1.1. Kondisi Karakteristik Penghantar ACSR Dove

Diameter Penghantar (Approx.) d 23,55 mm


Berat Penghantar (Approx.) Wc 1,141 kg/m
Kecepatan Angin v 0,6 m/s
Tekanan Angin Pw 0,225 kg/m2
Luas Area Penghantar Total A 328,4 mm2
Modulus Elastis Penghantar E 7700 kg/mm2
Koefisien Muai Panjang  18,9 x10-6/°C 0,0000189
Tegangan Tarik Penghantar 20%UTS T 2060 kg
Jarak Span antara Tower S 400 m
Temperatur Suhu Ruangan t0 35 °C
Temperatur Penghantar t1 90 °C

4.4.1.2. Perhitungan Tegangan Tarik dan Andongan ACSR Dove

Berat Udara (Ww)


Ww = Pw x d
= 0.225 x 0.02355

52
= 0.005 kg/m
Berat Resultan (W)
W = SQRT (Wc² + Ww²)
= SQRT (1.141² + 0.005²)
= 1.141 kg/m

Berat Total Spesifik Penghantar


s = Wc / A
= 1.141 / 328.4 = 0.003 kg/mm²
q1 = W / Wc
= 1.141 / 1.141 = 1.00001 kg/m
q2 = 1

Tegangan Tarik Spesifik Awal (f1)


f1 = T/A
= 2,060 / 328.4
= 6.27 kg/mm²

K = f1 - ((s2 q12 S2 E ) / ( 24 f12 ))

= 6.27 – ((0.003²x1.00001²x400²7700) / (24x6.27²))


= -9.47
M = ((s2 q22 S2 E ) / 24)
= ((0.003²x1²x400²x7700) / 24)
= 619.68
Tegangan Tarik Spesifik pada Suhu t1 (f2)
f2² { f2 – [ K – ( aDt E )]} = M
Dicari dengan cara iterasi (Perhitungan terbalik pada program MS Excel)
f2 = 5.22 kg/mm²

Tegangan Tarik pada Suhu t1 (Th)


Th = f2 A
= 5.22 x 328.4

53
= 1715.8 kg

Andongan pada Suhu t1 (D)


S1 = S ( 1 + at ) ( 1 + f2 / E)
= 400 ( 1+18.9x10-6x(90-35)) x (1+5.22/7700)
= 400.8 m
D = W S2 / 8 Th
= 1.141 x 400.8² / 8x1715.8
= 13.6 m

Jadi Andongan pada penghantar sebesar 13.6 m pada tegangan tarik 1715.8 kg
dikondisi temperature 90°C.

4.4.1.3. Penghantar ACCC Lisbon


4.4.2.1. Kondisi Karakteristik Penghantar ACCC Lisbon

Diameter Penghantar (Approx.) d 21,80 mm


Berat Penghantar (Approx.) Wc 0,957 kg/m
Kecepatan Angin v 0,6 m/s
Tekanan Angin Pw 0,225 kg/m2
Luas Area Penghantar Total A 349,3 mm2
Modulus Elastis Penghantar E 7500 kg/mm2
Koefisien Muai Panjang  19,1 x10-6/°C 0,0000189
Tegangan Tarik Penghantar 20%UTS T 1900 kg
Jarak Span antara Tower S 400 m
Temperatur Suhu Ruangan t0 35 °C
Temperatur Penghantar t1 175 °C

4.4.2.2. Perhitungan Tegangan Tarik dan Andongan ACCC Lisbon

Berat Udara (Ww)


Ww = Pw x d

54
= 0.225 x 0.02180
= 0.005 kg/m

Berat Resultan (W)


W = SQRT (Wc² + Ww²)
= SQRT (0.957² + 0.005²)
= 0.957 kg/m

Berat Total Spesifik Penghantar


s = Wc / A
= 0.957 / 349.3 = 0.003 kg/mm²
q1 = W / Wc
= 0.957 / 0.957 = 1.00001 kg/m
q2 = 1

Tegangan Tarik Spesifik Awal (f1)


f1 = T/A
= 1,900 / 349.3
= 5.44 kg/mm²

K = f1 - ((s2 q12 S2 E ) / ( 24 f12 ))

= 5.44 – ((0.003²x1.00001²x400²7500) / (24x5.44²))


= -7.24
M = ((s2 q22 S2 E ) / 24)
= ((0.003²x1²x400²x7500) / 24)
= 375.32
Tegangan Tarik Spesifik pada Suhu t1 (f2)
f2² { f2 – [ K – ( aDt E )]} = M
Dicari dengan cara iterasi (Perhitungan terbalik pada program MS Excel)
f2 = 3.49 kg/mm²

Tegangan Tarik pada Suhu t1 (Th)

55
Th = f2 A
= 3.49 x 349.3
= 1219.5 kg

Andongan pada Suhu t1 (D)


S1 = S ( 1 + at ) ( 1 + f2 / E)
= 400 ( 1+19.1x10-6x(175-35)) x (1+3.49/7500)
= 401.4 m
D = W S2 / 8 Th
= 0.957 x 401.4² / 8x1219.5
= 15.8 m

Jadi Andongan pada penghantar sebesar 15.8 m pada tegangan tarik 1219.5 kg
dikondisi temperature 175°C.

Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan Perubahan Arus Saluran Terhadap


Andongan Penghantar
*)
Temperatur Penghantar *) ACSR Dove ACCC Lisbon
(0C) (m) (m)
50 11,8 10,8
60 12,3 11,2
70 12,7 11,7
80 13,2 12,1
90 13,6 12,5
100  - 12,9
110  - 13,4
120  - 13,8
130  - 14,1
140  - 14,5
150  - 14,9
160  - 15,3
170  - 15,6
175  - 15,8
Suhu kerja maksimum ACSR Dove sebesar 90°C dan ACCC Lisbon sebesar 175°C.

56
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Arus Saluran Dengan Andongan Penghantar

Untuk perhitungan kapasitas daya yang dapat dialirkan melalui penghantar ini
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
P = √3 x I x V (4.1)

Untuk penghantar ACSR Dove didapat daya sebesar:


P = √3 x 676 x 150 kV
= 176 MVA
Untuk penghantar ACCC Lisbon didapat daya sebesar:
P = √3 x 1202 x 150 kV
= 312 MVA

57
Sehingga mengalami peningkatan lebih dari 78% dari kondisi sekarang ini.

58

Anda mungkin juga menyukai