Anda di halaman 1dari 33

Partus Lama Kala 1

Pendahuluan

Salah satu Iaktor yang sering menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada ibu bersalin adalah
partus lam. Partus lama teriadi apabila persalinan berlangsung lebih dari 28 iam pada primipara
dan lebih dari 18 iam pada multipara.

Partus lama akan menyebabkan inIeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, kadang dapat
teriadi pendarahan postpartum yang dapat menyebabkan kematian pada ibu. Pada ianin akan
teriadi inIeksi, cedera dan asIiksia yang dapat meningkatkan kematian bayi.
Masalah kesehatan di indonesia salah satunya adalah masih tingginya Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan survey demograIi dan kesehatan
indonesia (SDKI) pada tahun 2008 iumlah AKI sebanyak 248 per 100.000 kelahiran hidup
sedangkan iumlah AKB sebanyak 35 per 1000.kelahiran.

Prinsip-Prinsip Dasar
Komplikasi
- Fase laten lebih dari 8 iam.
- Persalinan telah berlangsung 12 iam atau lebih bayi belum lahir.
- Dilatasi serviks di kanan garis waspada pada persalinan Iase aktiI.

Penatalaksanaan Umum
- Nilai secara cepat keadaan umum wanita hamil tersebut termasuk tanda vital dan tingkat
hidrasinya. Apakah ada masalah medic lain atau hal-hal yang mengancam iiwanya ?. Apakah ia
kesakitan ? Gelisah ? Jika iya, pertimbangkan pemberian analgetik.
- Tentukan apakah pasien berada dalam persalinan?. Tentukan keadaan ianin : 1. Periksa denyut
iantung ianin selama atau segera sesudah his. Hitung Irekuensinya sekurang kurangnya sekali
dalam 30 menit selama Iase aktiI. Jika terdapat gawat ianin, lakukan seksio sesaria kecuali iika
syarat-syaratnya dipenuhi, lakukan ekstraksi vakum atau Iorceps. 2. Jika ketuban sudah pecah,
air ketuban hehiiau-hiiauan atau bercampur darah, pikirkan kemungkinan gawat ianin. 3. Jika
tidak ada ketuban yang mengalir setelah selaput ketuban pecah, pertimbangkan adanya indikasi
iumlah air ketuban yang mungkin menyebabkan gawat ianin. Perbaiki keadaan umum dengan:
memberikan dukungan emosi.
Bila keadaan masih memungkinkan aniurkan bebas bergerak, duduk dengan posisi yang berubah
( sesuaikan dengan penanganan persalinan normal ), berikan cairan baik secara oral atau parental
dan upayakan buang air kecil ( hanya perlu kateterisasi bila memang diperlukan ). 4. Bila
penderita merasakan nyeri yang sangat berikan analgetik; tramadol atau pethidin 25 mg dinaikan
sampai maksimum 1 mg/kg atau morIin 10 mg IM. Lakukan pemeriksaan vaginal untuk
menentukan kala persalinan. Lakukan penilaian Irekuensi dan lamanya kontraksi berdasarkan
partograI.

PENILAIAN KLINIK
pada prinsipnya partus lama dapat di sebabkan oleh :
- his tidak eIisien
- Iaktor ianin ( malpresentasi, malposisi, ianin besar).
- Iaktor ialan lahir ( panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor ).
Tanda dan Geiala kelainan pada partus lama kala 1. pembukaan serviks tidak membuka ( kurang
dari 3 cm ). tidak didapatkan kontraksi uterus. belum in partu, Iase labor. pembukaan serviks
tidak melewati 3cm sesudah 8 iam in partu. pembukaan serviks melewati garis waspada
partograI..
- Irekuensi dan lamanya kontraksi kurang dari 3 kontraksi per 10 menit dan kurang dari 40 detik.
- secondary arrest oI dilatalion atau arrest oI descent.
- secondary arrest oI dilatation dan bagian terendah dengan kaput, terdapat moulase hebat, edema
serviks, tanda rupture uteri imminens, Ietal dan maternal distress.
- kelainan presentasi ( selain vertes )
- inersia uteri
- disproporsi seIalopelvik
- obstruksi
- malpresentasi.

hLLp//fanlsLa87bloaspoLcom/2009/10/parLuslamakala1hLml
A81uS LAMA

A ueflnlsl
arLus lama adalah fase laLen leblh darl 8 [am ersallnan Lelah berlanasuna 12 [am aLau leblh bavl
belum lahlr ullaLasl servlks dl kanan aarls waspada persallnan akLlf (Svalfuddln A8 2002)

8 enllalan kllnlk
ada prlnslpnva persallnan lama dapaL dlsebabkan oleh
2 Pls Lldak eflslen (adekuaL)
3 lakLor [anln (malpresensLasl malposlsl [anln besar)
4 lakLor [alan lahlr (panaaul semplL kelalnan servlks vaalna Lumor0 lakLorfakLor lnl serlna sallna
berhubunaan
C enanaanan umum
1 ersallnan palsu/belum ln parLu (lase labor)
8lla hls belum LeraLur dan porslo maslh LerLuLup paslen boleh pulanaerlksa adanva lnfeksl saluran
kenclna keLuban pecah dan blla dldapaLkan adanva lnfeksl obaLl secara adekuaL 8lla Lldak ada paslen
boleh rawaL [anln
2 lase laLen meman[ana (rolonaed laLenL phase)
ulaanosls fase laLen vana meman[ana dlbuaL secara reLropekfekLlf 8lla hls berhenLl dlsebuL persallnan
palsu aLau belum lnparLu 8llamana konLraksl makln LeraLur dan pembukaan berLambah sampal 3 cm
paslen klLa sebuL masuk fase laLen
Apablla lbu berada dalam fase laLen leblh darl 8 [am dan Lak ada kema[uan lakukan pemerlksaan
denaan [alan melakukan pemerlksaan servlks
8lla Lldak ada perubahan penlplsan dan pembukaan servlks serLa Lak dldapaLkan Landa aawaL [anln
ka[l ulana dlaanoslsnva kemunaklnan lbu belum dalam keadaan ln parLu
8lla dldapaLkan perubahan dalam penlplsan dan pembukaan servlks lakukan drlp okslLosln denaan 3
unlL dalam 300 cc deksLrose aLau naCl mulal denaan 8 LeLes per menlL seLlap 30 menlL dlLambah 8 LeLes
sampal hls adekuaL (makslmum 40 LeLes/menlL) aLau dlberlkan preparaL prosLaaladln Lakukan penllalan
ulana seLlap 4 [am 8lla lbu Lldak masuk fase akLlf seLelah dllakukan pemberlan okslLosln lakukan sekslo
sesarea
ada daerah vana prevalansl Plv Llnaal dlan[urkan memblarkan keLuban LeLap uLuh selama pemberlan
okslLosln unLuk menauranal kemunaklnan Ler[adl penularan Plv
8lla dldapaLkan Landa adanva amnlonlLls berlkan lnduksl denaan okslLosln 3 u dalam 300 cc deksLore
aLau naCl mulal 8 LeLes per menlL seLlap 13 menlL dlLambah 4 LeLes sampal hls adekuaL (makslmum 40
LeLes/menlL) aLau dlberlkan preparaL prosLaalandln serLa obaLl lnfeksl denaa amplsllln 2 ar lv sebaaal
dosls awal dan l dan lv seLlap 6 [am dan aenLamlsln 2 x 80 ma



3 lase akLlf vana meman[ana (rolonaed acLlve phase)
8lla Lldak dldapaLkan Landa adanva Cu aLau adanva obsLruksl
8erlkan penanaanan umum vana kemunaklnan akan memperbalkl dan mempercepaL kema[uan
persallnan
8lla keLuban lnLak pecahkan keLuban
8lla kecepaLan pembukaan servlks pada wakLu fase akLlf kurana darl 1 cm per [am lakukan penllalan
konLraksl uLerusnva
4 konLraksl uLerus adekuaL
8lla konLraksl uLerus adekuaL ( 3 dalam 10 menlL dan lamanva leblh darl 40 deLlk) perLlmbanakan adanva
kemunaklnan Cu obsLruksl malposlsl aLau malpresenLasl
3 ulsproporsl sefalopelvlk
Cu Ler[adl karena bavl Lerlalu besar aLau pelvls kecll 8lla dalam persallnan Ler[adl Cu akan dldapLkan
persallnan vana maceL Cara penllalan pelvls vana balk adalah denaan melakukan parLus percobaan (Lrlal
of labor) keaunaan pelvlmeLrl kllnls LerbaLas
8lla dlaanosls Cu dlLeaakkan lahlrkan bavl denaan sekslo sesarea
8lla bavl maLl lakukan kranloLaml aLau embrloLoml (blla Lldak munakln lakukan sekslo sesarea)
6 arLus MaceL (CbsLruksl)
8lla dlLemukan LandaLanda obsLruksl
8avl hldup lahlrkan sekslo sesarea
8avl maLl lahlrkan denaan kranloLoml embrloLoml
7 Malposlsl dan mal presenLasl
8lla dldapaLkan adanva malposlsl aLau malpresenLasl llhaL bab malposlsl/ malpresenLasl
8 konLraksl uLerus Lldak adekuaL (lnersla uLerl)
8lla konLraksl uLerus Lldak adekuaL dan dlsproporsl aLau obsLruksl blsa dlslnaklrkan penvebab pallna
banvak parLus lama adalah konLraksl uLerus vana Lldak adekuaL (MaLernal neonaLal 2002)

rosedur persallnan menuruL An valLu
l MellhaL Landa dan ae[ala kala ll
1) MenaamaLl Landa dan ae[ala persallnan kala ll
lbu mempunval kelnalnan unLuk meneran
lbu merasakan Lekanan vana semakln menlnakaL pada rekLum dan vaalnanva
erlneum menon[ol
vulva vaalna dan sflnaLer anl membuka
ll Menvlapkan perLolonaan persallnan
2) MemasLlkan perlenakapan bahan dan obaLobaLan esenslal slap dlaunakan MemaLahkan ampul
okslLosln 10 ul dan menempaLkan Labuna sunLlk sekall pakal dl dalam parLus seL
3) MenempaLkan ba[u penuLup aLau celemek plasLlk vana berslh
4) Melepaskan semua perhlasan Mencucl kedua Lanaan denaan sabun dan alr berslh vana menaallr dan
menaerlnakan Lanaan denaan handuk saLu kall pakal/ prlbadl vana berslh
3) Memakal saruna Lanaan dlslnfeksl LlnakaL Llnaal aLau sLerll unLuk semua pemerlksaan dalam
6) Menahlsap okslLosln 10 ul ke dalam Labuna sunLlk (denaan memakal saruna Lanaan dlslnfeksl LlnakaL
Llnaal aLau sLerll) dan meleLakkannva kemball ke parLus seL/wadah dlslnfeksl LlnakaL Llnaal aLau sLerll
Lanpa menakonLamlnasl Labuna sunLlk
lll MemasLlkan pembukaan lenakap dan keadaan [anln balk
7) Memberslhkan vulva dan perlneum menvekannva denaan haLlhaLl darl depan ke belakana denaan
menaaunakan kapas aLau kasa vana sudah dlbasahl alr dlslnfeksl LlnakaL Llnaal !lka muluL vaalna
perlneum aLau anus LerkonLamlnasl oleh koLoran lbu memberslhkannva denaan seksama denaan cara
menveka darl depan ke belakana Membuana kapas aLau kasa vana LerkonLamlnasl dalam wadah besar
MenaaanLl saruna Lanaan [lka LerkonLamlnasl (meleLakkan kedua saruna Lanaan LersebuL denaan benar
dl dalam laruLan dekonLamlnasl)
8) uenaan menaaunakan Leknlk asepLlk melakukan pemerlksaan dalam unLuk memasLlkan bahwa
pembukaan servlks sudah lenakap
SelapuL keLuban sudah pecah warna [ernlh dan pembukaan sudah lenakap
9) MendekonLamlnasl saruna Lanaan denaan cara mencelupkan Lanaan vana maslh memakal saruna
Lanaan koLor ke dalam laruLan klorln 03 dan kemudlan melepaskannva dalam keadaan Lerballk serLa
merendamnva dl dalam laruLan klorln 03 selama 10 menlL Mencucl kedua Lanaan
10) Memerlksa denvuL [anLuna [anln (u!!) seLelah konLraksl berakhlr memasLlkan bahwa u!! dalam baLas
normal (120160 kall per menlL)
Menaambll Llndakan vana sesual [lka u!! Lldak normal
MendokumenLaslkan hasllhasll pemerlksaan dalam u!! dan semua hasllhasll penllalan serLa asuhan
lalnnva pada parLoaraf
lv Menvlapkan lbu dan keluaraa unLuk membanLu proses plmplnan meneran
11) MemberlLahu lbu pembukaan sudah lenakap dan keadaan [anln balk MembanLu lbu berada dalam
poslsl vana nvaman sesual kelnalnannva
Menunaau hlnaaa lbu mempunval kelnalnan unLuk meneran Melan[uLkan pemanLauan kesehaLan dan
kenvamanan lbu serLa [anln sesual denaan pedoman persallnan akLlf dan mendokumenLaslkan Lemuan
Lemuan
Men[elaskan kepada anaaoLa keluaraa baaalmana mereka dapaL mendukuna dan memberl semanaaL
kepada lbu saaL lbu mulal meneran
12) MemlnLa banLuan keluaraa unLuk menvlapkan poslsl lbu unLuk meneran (pada saaL ada hls banLu
lbu dalam poslsl seLenaah duduk dan pasLlkan la merasa nvaman)
13) Melakukan plmplnan meneran saaL lbu mempunval doronaan vana kuaL unLuk meneran
Memblmblna lbu unLuk meneran saaL mempunval kelnalnan unLuk meneran
Mendukuna dan memberl semanaaL aLas usaha lbu unLuk meneran
MembanLu lbu menaambll poslsl vana nvaman sesual plllhannva (Lldak memlnLa lbu berbarlna
LerlenLana)
Menaan[urkan lbu unLuk berlsLlrahaL dl anLara konLraksl
Menaan[urkan keluaraa unLuk mendukuna dan memberl semanaaL pada lbu
Menaan[urkan asupan calran per oral
Menllal u!! seLlap konLraksl melemah
!lka bavl belum lahlr aLau kelahlran bavl belum akan Ler[adl seaera dalam wakLu 120 menlL (2 [am)
meneran unLuk lbu prlmlpara aLau 60 menlL (1 [am) unLuk lbu mulLlpara meru[uk seaera



v erslapan perLolonaan kelahlran bavl
14) !lka kepala bavl Lelah membuka vulva denaan dlameLer 3 6 cm leLakkan handuk berslh dl aLas
peruL lbu menaerlnakan bavl
13) MeleLakkan kaln vana berslh dlllpaL 1/3 baalan dl bawah bokona lbu
16) Membuka parLus seL
17) Memakal saruna Lanaan u11 aLau sLerll pada kedua Lanaan

vl Menolona kelahlran bavl
Lahlrnva kepala
18) SaaL kepala bavl membuka vulva denaan dlameLer 36 cm llndunal perlneum denaan saLu Lanaan
vana dllaplsl kaln Ladl LeLakkan Lanaan vana laln dl kepala bavl dan lakukan Lekanan vana lembuL dan
Lldak menahambaL pada kepala bavl memblarkan kepala keluar perlahanlahan Menaan[urkan lbu
unLuk meneran perlahanlahan aLau bernafas cepaL saaL kepala lahlr
!lka ada mekonlum dalam calran keLuban seaera hlsap muluL dan hlduna bavl seLelah kepala lahlr
menaaunakan penahlsap lendlr uee Lee dlslnfeksl LlnakaL Llnaal aLau sLerll aLau bola kareL penahlsap
vana baru dan berslh
19) uenaan lembuL menveka muka muluL dan hlduna bavl denaan kaln aLau kasa vana berslh
20) Memerlksa llllLan Lall pusaL dan menaambll Llndakan vana sesual [lka hal lLu Ler[adl dan kemudlan
meneruskan seaera proses kelahlran bavl
!lka Lall pusaL mellllL leher [anln denaan lonaaar lepaskan lewaL baalan aLas kepala bavl
!lka Lall pusaL mellllL leher bavl denaan eraL menaklemnva dl dua LempaL dan memoLonanva
21) MenunLun hlnaaa kepala bavl melakukan puLaran paksl luar secara sponLan


Lahlrnva bahu
22) SeLelah kepala melakukan puLaran paksl luar LempaLkan kedua Lanaan dlmaslnamaslna slsl muka
bavl Menaan[urkan lbu unLuk meneran saaL konLraksl berlkuLnva uenaan lembuL menarlknva ke arah
bawah dan ke arah luar hlnaaa bahu anLerlor muncul dl bawah arkuspubls dan kemudlan denaan lembuL
menarlk ke arah aLas dan ke arah luar unLuk melahlrkan bahu posLerlor
Lahlrnva badan dan Lunakal
23) SeLelah kedua bahu dllahlrkan menelusurkan Lanaan mulal kepala bavl vana berada dl baalan bawah
ke arah perlneum Lanaan memblarkan bahu dan lenaan posLerlor lahlr ke Lanaan LersebuL
Menaendallkan kelahlran slku dan Lanaan bavl saaL melewaLl perlneum aunakan lenaan baalan bawah
unLuk menvanaaa Lubuh bavl saaL dllahlrkan Menaaunakan Lanaan anLerlor (baalan aLas) unLuk
menaendallkan slku dan Lanaan anLerlor bavl saaL keduanva lahlr
24) SeLelah Lubuh dan lenaan lahlr menelusurkan Lanaan vana ada dl aLas (anLerlor) darl punaauna ke
arah kakl bavl unLuk menvanaaanva saaL punaauna dan kakl lahlr Memeaana kedua maLa kakl bavl dan
denaan haLlhaLl membanLu kelahlran kakl
vll enanaanan bavl baru lahlr
23) Menllal bavl denaan cepaL kemudlan meleLakkan bavl dl aLas peruL lbu denaan poslsl kepala bavl
sedlklL leblh rendah darl Lubuhnva (blla Lall pusaL Lerlalu pendek meleLakkan bavl dl LempaL vana
memunaklnkan)
26) Seaera menaerlnakan bavl membunakus kepala dan badan bavl kecuall baalan Lall pusaL
27) Men[eplL Lall pusaL menaaunakan klem klraklra 3 cm darl pusaL bavl melakukan uruLan pada Lall
pusaL mulal darl klem ke arah lbu dan memasana klem kedua 2 cm darl klem perLama ( kearah lbu)
28) Memeaana Lall pusaL denaan saLu Lanaan mellndunal bavl darl aunLlna dan memoLona Lall pusaL dl
anLara dua klem LersebuL
29) MenaaanLl handuk vana basah dan menvellmuLl bavl denaan kaln aLau sellmuL vana berslh dan
kerlna menuLupl baalan kepala memblarkan Lall pusaL Lerbuka !lka bavl menaalaml kesullLan bernafas
menaambll Llndakan vana sesual
30) Memberlkan bavl kepada lbunva dan menaan[urkan lbu unLuk memeluk bavlnva dan memulal
pemberlan ASl

ANDASAN TEORI

Dengan latar belakang budaya tertentu, masyarakat saat ini masih ada yang
mempercayakan proses persalinan dengan dukun, terutama pada masyarakat pedesaan.
Persalinan yang ditolong oleh dukun tidak selamanya berlangsung dengan lancar, terkadang iuga
mengalami beberapa komplikasi seperti :
1. Persalinan lama
2. Retensio plasenta
3. Inversio uteri
4. Rupture uteri
5. Atonia uteri
6. Perdarahan post partum

Dalam hal ini, penulis membahas mengenai persalinan lama. Sebelum penulis membahas
mengenai partus lama, penulis akan membahas sedikit mengenai persalinan yang normal.
Menurut WHO (1998) dan Mayles (1996) persalinan adalah serangkaian keiadian yang
berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan 37-42 minggu, lahir spontan, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun ianin, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput ianin
dari tubuh bayi.

A. Tahapan Dalam Persalinan
Menurut Sarwono Prawirohardio (2002), tahapan dalam persalinan di bagi meniadi 3 kala
yaitu :
1. Kala I (kala pembukaan)
Dimulainya dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap 10 cm. Proses ini dibagi meniadi 2
Iase yaitu :
a. Fase laten (8 iam), servik membuka sampai 3 cm
b. Fase aktiI (7 iam) servik, membuka dari 4 cm sampai 10 cm
Fase aktiI dibagi meniadi 3 Iase, yaitu :
elerasi : berlangsung selama 2 iam, pembukaan meniadi 4 cm
tasi maksimal : berlangsung selama 2 iam, berlangsung cepat dari 4 cm meniadi 9 cm
elerasi : berlangsung lambat dalam waktu 2 iam, pembukaan meniadi 10 cm (lengkap)

2. Kala II (kala pengeluaran)
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir, berlangsung selama 2 iam untuk primi dan 1
iam untuk multi.

3. Kala III (kala uri)
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30
menit.
Tanda-tanda lepasnya plasenta :
a. Uterus terdorong ke atas
b. Tali pusat bertambah paniang
c. Teriadinya perdarahan tiba-tiba
d. Uterus meniadi bundar

4. Kala IV (kala pengawasan)
Dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 iam post partum.

. Etiologi atau Penyebab Persalinan
Berdasarkan Buku Obstetri Fisiologi Fakultas Kedokteran UNPAD (1985). apa yang
menyebabkan teriadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanya merupakan teori-
teori yang kompleks antara lain dikemukakan Iaktor-Iaktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi
rahim, pengaruh tekanan pada syaraI dan nutrisi.
1. Teori penurunan hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai teriadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Progesteron bekeria sebagai penanganan otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan
kekeiangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron menurun.
2. Teori plasenta meniadi tua
Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekeiangan
pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan kontraksi
3. Teori distensi rahim
Rahim yang meniadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga
mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
4. Teori iritasi mekanik
Dibelakang servik terletak ganglion servikale (Ileksus Irankenhauser) bila ganglion ini digeser
dan ditekan, misalnya oleh kepala ianin akan timbul kontraksi uterus
5. Induksi partus (induction oI labour)
Partus dapat pula ditimbulkan dengan ialan :
gang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tuiuan merangsang Ileksus
Irankenhauser
niotomi : pemecahan ketuban
itosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan per inIus

. Gejala atau Tanda-Tanda Persalinan
Sebelum teriadi persalinan, sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki
bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage oI
labor). Memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul, terutama
pada primigravida dan pada multi begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, Iundus uteri turun
3. Perasaan sering-sering atau sulit kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah
ianin
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus,
kadang-kadang disebut 'Ialse labor pains.
5. Serviks meniadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah, bisa bercampur darah
(bloody show)

D. Tanda - Tanda Inpartu
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
2. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks.
3. Kadang-kadang pecah dengan sendirinya
4. Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pembukaan telah ada seperti telah dikemukakan
terdahulu. Faktor-Iaktor yang berperan dalam persalinan adalah:
a. Kekuatan mendorong keluar (power)
1) His (kontraksi uterus)
2) Kontraksi otot-otot dinding perut
3) Kontraksi diaIragma
4) Dan ligamentous actiou terutama ligamentum rotundum
b. Faktor ialan lahir (passage)
Pada waktu partus akan teriadi perubahan-perubahan pada uterus, servik, vagina dan dasar
panggul.
c. Faktor ianin (passenger)

Persalinan lama merupakan masalah besar di Indonesia, karena seperti kita ketahui bahwa
80 dari persalinan terutama di daerah pedesaan masih di tolong oleh dukun. Baru sedikit sekali
dari dukun beranak ini yang telah ditatar sekedar mendapat kursus dukun, karenanya kasus-kasus
partus lama masih banyak diiumpai, dan keadaan ini memaksa kita untuk berusaha menurunkan
angka kematian ibu maupun anak. Yang sangat ideal tentunya bagaimana mencegah teriadinya
partus lama. Persalinan pada primi biasanya lebih lama 5-6 iam dari pada multi. Bila persalinan
berlangsung lama, dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi, baik terhadap ibu mupun
terhadap anak dan dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak.

A. Definisi
Menurut ProI. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998), pengertian dari partus lama adalah
persalinan yang berlangsung lebih dari 24 iam pada primigravida dan lebih dari 18 iam pada
multigravida. Dilatasi serviks di kanan garis waspada persalinan Iase aktiI.

. Etiologi
Sebab-sebab teriadinya persalinan lama ini adalah multikomplek dan tentu saia
bergantung pada pengawasan selagi hamil, pertolongan persalinan yang baik dan
penatalaksanaannya. Faktor-Iaktor penyebabnya antara lain :
1. Kelainan letak ianin
2. Kelainan-kelainan panggul
3. Kelainan kekuatan his dan mengeian
4. Pimpinan persalinan yang salah
5. Janin besar atau ada kelainan kongenital
6. Primi tua primer dan sekunder
7. Perut gantung, grandemulti
8. Ketuban pecah dini ketika servik masih menutup, keras dan belum mendatar
9. Analgesi dan anestesi yang berlebihan dalam Iase laten
10. Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan dengan orang tua yang menemaninya ke rumah
sakit merupakan calon partus lama.

. Gejala Klinik
Menurut ProI. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998) geiala klinik partus lama teriadi pada
ibu dan iuga pada ianin.
1. Pada ibu
Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat dan
meteorismus. Di daerah lokal sering diiumpai: Ring v/d Bandle, oedema serviks, cairan ketuban
berbau, terdapat mekonium.
2. Pada ianin :
a. Denyut iantung ianin cepat atau hebat atau tidak teratur bahkan negariI, air ketuban
terdapat mekonium, kental kehiiau-hiiauan, berbau.
b. Kaput succedaneum yang besar
c. Moulage kepala yang hebat
d. Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK)
e. Kematian Janin Intra Parental (KJIP)

Menurut ProI. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG (1998), geiala utama yang perlu
diperhatikan pada partus lama antara lain :
1. Dehidrasi
2. Tanda inIeksi : temperatur tinggi, nadi dan pernapasan, abdomen meteorismus
3. Pemeriksaan abdomen : meteorismus, lingkaran bandle tinggi, nyeri segmen bawah rahim
4. Pemeriksaan lokal vulva vagina : edema vulva, cairan ketuban berbau, cairan ketuban bercampur
mekonium
5. Pemeriksaan dalam : edema servikalis, bagian terendah sulit di dorong ke atas, terdapat kaput
pada bagian terendah
6. Keadaan ianin dalam rahim : asIiksia sampai teriadi kematian
7. Akhir dari persalinan lama : ruptura uteri imminens sampai ruptura uteri, kematian karena
perdarahan atau inIeksi.

D. Klasifikasi Partus Lama
Harry Oxorn dan Willian R. Forte (1996) mengklasiIikasikan partus lama meniadi
beberapa Iase, yaitu :
1. Fase laten yang memaniang
Fase laten yang melampaui waktu 20 iam pada primigravida atau waktu 14 iam pada
multipara merupakan keadaan abnormal. Sebab-sebab Iase laten yang paniang mencakup :
a. Serviks belum matang pada awal persalinan
b. Posisi ianin abnormal
c. Disproporsi Ietopelvik
d. Persalinan disIungsional
e. Pemberian sedatiI yang berlebihan
Serviks yang belum matang hanya memperpaniang Iase laten, dan kebanyakan serviks
akan membuka secara normal begitu teriadi pendataran. Sekalipun Iase laten berlangsung lebih
dari 20 iam, banyak pasien mencapai dilatasi serviks yang normal ketika Iase aktiI mulai.
Meskipun Iase laten itu meniemukan, tapi Iase ini tidak berbahaya bagi ibu atau pun anak.

2. Fase aktiI yang memaniang pada primigravida
Para primigravida, Iase aktiI yang lebih paniang dari 12 iam merupakan keadaan
abnormal, yang lebih penting daripada paniangnya Iase ini adalah kecepatan dilatasi serviks.
Pemaniangan Iase aktiI menyertai :
a. Malposisi ianin
b. Disproporsi Ietopelvik
c. Penggunaan sedatiI dan analgesik secara sembrono
d. Ketuban pecah sebelum dimulainya persalinan
Keadaan ini diikuti oleh peningkatan kelahiran dengan Iorceps tengah, secsio caesarea
dan cedera atau kematian ianin. Periode aktiI yang memaniang dapat dibagi meniadi dua
kelompok klinis yang utama, yaitu kelompok yang masih menuniukkan kemaiuan persalinan
sekalipun dilatasi servik berlangsung lambat dan kelompok yang benar-benar mengalami
penghentian dilatasi serviks.

3. Fase aktiI yang memaniang pada multiparas
Fase aktiI pada multipara yang berlangsung lebih dari 6 iam (rata-rata 2,5 iam) dan laiu
dilatasi serviks yang kurang dari 1,5 cm per iam merupakan keadaan abnormal. Meskipun partus
lama pada multipara lebih iarang diiumpai dibandingkan dengan primigravida, namum karena
ketidakacuhan dan perasaan aman yang palsu, keadaan tersebut bisa mengakibatkan malapetaka.
Kelahiran normal yang teriadi di waktu lampau tidak berarti bahwa kelahiran berikutnya
pasti normal kembali. Pengamatan yang cermat, upaya menghindari kelahiran pervaginam yang
traumatik dan pertimbangan secsio caesarea merupakan tindakan penting dalam penatalaksanaan
permasalahan ini. Berikut ini ciri-ciri partus lama pada multipara :
a. Insedensinya kurang dari 1
b. Mortalitas perinatalnya lebih tinggi dibandingkan pada primigravida dengan partus lama
c. Jumlah bayi besar bermakna
d. Malpresentasi menimbulkan permasalahan
e. Prolapsus Iuniculi merupakan komplikasi
I. Perdarahan postpartum berbahaya
g. Rupture uteri teriadi pada grande multipara
h. Sebagian besar kelahirannya berlangsung spontan pervaginam
i. Ekstraksi Iorceps tengah lebih sering dilakukan
i. Angka secsio caesarea tinggi, sekitar 25

E. ahaya Partus Lama
ProI. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998), menielaskan mengenai bahaya partus lama bagi
ibu dan ianin, yaitu :
1. Bahaya bagi ibu
Partus lama menimbulkan eIek berbahaya baik terhadap ibu maupun anak. Beratnya
cedera meningkat dengan semakin lamanya proses persalinan, resiko tersebut naik dengan cepat
setelah waktu 24 iam. Terdapat kenaikan pada insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan,
inIeksi, kelelahan ibu dan shock. Angka kelahiran dengan tindakan yang tinggi semakin
memperburuk bahaya bagi ibu.

2. Bahaya bagi ianin
Semakin lama persalinan, semakin tinggi morbiditas serta mortalitas ianin dan semakin
sering teriadi keadaan berikut ini :
a. AsIiksia akibat partus lama itu sendiri
b. Trauma cerebri yang disebabkan oleh penekanan pada kepala ianin
c. Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan Iorceps yang sulit
d. Pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran. Keadaan ini mengakibatkan terinIeksinya cairan
ketuban dan selaniutnya dapat membawa inIeksi paru-paru serta inIeksi sistemik pada ianin.
Sekalipun tidak terdapat kerusakan yang nyata, bayi-bayi pada partus lama memerlukan
perawatan khusus. Sementara pertus lama tipe apapun membawa akibat yang buruk bayi anak,
bahaya tersebut lebih besar lagi apalagi kemaiuan persalinan pernah berhenti. Sebagian dokter
beranggapan sekalipun partus lama meningkatkan resiko pada anak selama persalinan, namun
pengaruhnya terhadap perkembangan bayi selaniutnya hanya sedikit. Sebagian lagi menyatakan
bahwa bayi yang dilahirkan melalui proses persalinan yang paniang ternyata mengalami
deIisiensi intelektual sehingga berbeda ielas dengan bayi-bayi yang lahir setelah persalinan
normal.
F. Penatalaksanaan Pada Partus Lama
Menurut Harry Oxorn dan Willian R. Forte (1996), penatalaksanaan partus lama antara
lain :
1. Pencegahan
a. Persiapan kelahiran bayi dan perawatan prenatal yang baik akan mengurangi insidensi
partus lama.
b. Persalinan tidak boleh diinduksi atau dipaksakan kalau serviks belum matang. Servik
yang matang adalah servik yang paniangnya kurang dari 1,27 cm (0,5 inci), sudah
mengalami pendataran, terbuka sehingga bisa dimasuki sedikitnya satu iari dan lunak
serta bisa dilebarkan.

2. Tindakan suportiI
a. Selama persalinan, semangat pasien harus didukung. Kita harus membesarkan hatinya
dengan menghindari kata-kata yang dapat menimbulkan kekhawatiran dalam diri pasien.
b. Intake cairan sedikitnya 2500 ml per hari. Pada semua partus lama, intake cairan
sebanyak ini di pertahankan melalui pemberian inIus larutan glukosa. Dehidrasi, dengan
tanda adanya acetone dalam urine, harus dicegah
c. Makanan yang dimakan dalam proses persalinan tidak akan tercerna dengan baik.
Makanan ini akan tertinggal dalam lambung sehingga menimbulkan bahaya muntah dan
aspirasi. Karena waktu itu, pada persalinan yang berlangsung lama di pasang inIus untuk
pemberian kalori.
d. Pengosongan kandung kemih dan usus harus memadai. Kandung kemih dan rectum yang
penuh tidak saia menimbulkan perasaan lebih mudah cidera dibanding dalam keadaan
kosong.
e. Meskipun wanita yang berada dalam proses persalinan, harus diistirahatkan dengan
pemberian sedatiI dan rasa nyerinya diredakan dengan pemberian analgetik, namun
semua preparat ini harus digunakan dengan biiaksana. Narcosis dalam iumlah yang
berlebihan dapat mengganggu kontraksi dan membahayakan bayinya.
I. Pemeriksaan rectal atau vaginal harus dikeriakan dengan Irekuensi sekecil mungkin.
Pemeriksaan ini menyakiti pasien dan meningkatkan resiko inIeksi. Setiap pemeriksaan
harus dilakukan dengan maksud yang ielas.
g. Apabila hasil-hasil pemeriksaan menuniukkan adanya kemaiuan dan kelahiran
diperkirakan teriadi dalam iangka waktu yang layak serta tidak terdapat gawat ianin
ataupun ibu, tetapi suportiI diberikan dan persalinan dibiarkan berlangsung secara
spontan.

3. Perawatan pendahuluan
Penatalaksanaan penderita dengan partus lama adalah sebagai berikut :
a. Suntikan Cortone acetate 100-200 mg intramuskular
b. Penisilin prokain : 1 iuta IU intramuskular
c. Streptomisin 1 gr intramuskular
d. InIus cairan :
1) Larutan garam Iisiologis
2) Larutan glukose 5-100 pada ianin pertama : 1 liter/iam
e. Istirahat 1 iam untuk observasi, kecuali bila keadaan mengharuskan untuk segera
bertindak

4. Pertolongan
Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi Iorsep, manual aid pada letak
sungsang, embriotomi bila ianin meninggal, seksio sesarea dan lain-lain.
ASUHAN KEIDANAN PATOLOGIS PADA IU ERSALIN
DENGAN PARTUS LAMA TERHADAP Ny. ~S
DI PS HALIDA HANIM ANWAR SUKADANA
LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2007

I. PENGUMPULAN DATA DASAR
A. IDENTITAS
Nama : Ny. SaIira Nama suami : Tn. Rizal
Umur : 25 tahun umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku : Jawa Suku : Lampung
Pekeriaan : IRT Pekeriaan : Wiraswasta
Alamat : Jln. Jend. Sudirman Alamat : Jln. Jend. Sudirman
No. 210 Sukadana No. 210 Sukadana
Lampung Timur Lampung Timur


. ANAMNESA
Tanggal 11 November 2007 pukul 14.00 WIB oleh Bidan Halida
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan hamil anak pertama usia kehamilan 9 bulan mengeluh perutnya mulas bagian
bawah dan menialar sampai ke pinggang seiak pukul 10.00 WIB, terdapat pengeluaran
pervaginam lendir bercampur darah.
2. Tanda-tanda persalinan
His : ada, seiak tanggal 11 November 2007, pukul 10.00 WIB dengan Irekuensi 3 x setiap 10
menit, lamanya 40 detik. Ibu merasa sakit pada perut bagian bawah menialar sampai ke pinggang
3. Pengeluaran pervaginam
Ibu mengatakan sudah mengeluarkan darah bercampur lendir
4. Masalah-masalah khusus
Tidak ada masalah-masalah khusus yang dapat mempengaruhi persalinan.
5. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 5 Februari 2007
TP : 12 November 2007
Haid bulan sebelumnya : teratur, lamanya 7-8 hari, siklus : 28 hari
ANC : teratur, Irekuensi 5 x di BPS Halida Hanim Umar
6. Riwayat imunisasi
Ibu mengatakan sudah mendapat imunisasi TT
1
dan TT
2
lengkap pada usia kehamilan 4 bulan
dan 6 bulan oleh bidan.
7. Pergerakan ianin dalam 24 iam terakhir
Ibu mengatakan gerakan ianin yang dirasakan 10 x dalam 24 iam
8. Makan dan minum terakhir
Ibu mengatakan makan terakhir pada pukul 11.00 WIB dan minum terakhir pada pukul 13.00
WIB
9. Pola eliminasi
Ibu BAB terakhir pada pukul 07.00 WIB dan BAK terakhir pada pukul 12.15 WIB
10. Pola istirahat
Ibu mengatakan tidur siang 1-2 iam dan tidur malam 8 iam
11. Psikologi
Ibu mengatakan cemas menanti kelahiran anak pertamanya





. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2. Status emosional : cemas menghadapi persalinan
3. Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37
o
C
RR : 20 x/menit
4. Pemeriksaan Iisik
but : bersih, tidak ada ketombe, tidak mudah rontok
iah : simetris, tidak ada oedema
ta : bentuk simetris, koniungtiva pucat, merah muda, sklera tidak ikterik, kelopak mata normal.
ung : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip, penciuman ibu baik
lut dan gigi : lidah dan geraham bersih, gigi tidak ada lubang dan tidak ada caries
nga : bentuk simetris, bersih, Iungsi pendengaran baik
er : tidak ada pembesaran keleniar thyroid dan vena iugularis
eniar getah bening : tidak ada pembesaran
a:
1) Jantung : tidak ada mur-mur
2) Paru : tidak ada wheezing dan ronchi.


3) Payudara :
Pembesaran : ada pembesaran
Simetris : kanan dan kiri
Pengeluaran : kolostrum ada
Puting susu : menoniol
Beniolan/tumor : tidak ada
Rasa nyeri : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
ggung dan pinggang
1) Posisi tulang belakang : lordosis
2) Pinggang (nyeri ketuk) : tidak ada
tremitas atas dan bawah :
1) Oedema : tidak ada
2) Kemerahan : tidak ada
3) Kekakuan sendi dan otot : tidak ada
4) Varices : tidak ada
5) ReIleks patella : ada ()
omen :
operasi : tidak ada, pembesaran perut sesuai usia kehamilan
: lunak, beniolan : tidak ada
liver : tidak ada, kandung kemih : kosong
eriksaan kebidanan :
a. Palpasi uterus
1) TFU : Px-pusat (34 cm)
2) Kontraksi : ada



3) Fetus :
Letak : memaniang
Posisi : puka
Pergerakan : aktiI
4) Presentasi : bokong
5) Frekuensi : 3x dalam 10 menit, intensitas 20-40 x/menit
6) Presentasi : kepala
7) Leopold :
Leopold I : bagian Iundus teraba bulat, lunak, tidak melenting
Usia kehamilan menurut Mc. Donald:
TFU (cm)

34 cm
3,5 3,5
9,7
9 bulan 7 hari
Taksiran Berat Janin (TBJ) TFU (cm) 11 x 155
(34 11) x 155
3565 gr
3,6 Kg
Leopold II : bagian kanan ibu terasa datar, lebar, bagian kiri teraba ekstremitas
Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting
Leopold IV : bagian terendah ianin sudah masuk PAP H
II

Kandung kemih : kosong
b. Auskultasi
Denyut iantung ianin 120x/menit dan teratur
Punctum maximum : bawah pusat sebelah kanan
c. Genetalia :
Inspeksi : vulva dan vagina tidak ada varises, tidak ada luka, tidak ada kemerahan, terdapat pengeluaran
berupa lendir bercampur darah, ketuban utuh, pada perineum tidak ada bekas luka
Rectum : ibu mengatakan hari ini sudah BAB, keadaan rectum kosong, perineum kaku
d. Pemeriksaan dalam pada pukul 15.00 WIB
Vulva atau perineum tidak ada varises, bisul ataupun oedema, serviks mendatar dan tipis,
pembukaan 2 cm, selaput ketuban (), bagian terendah: presentasi kepala UUK kiri depan. Tali
pusat tidak teraba.



Tabel pengawasan kala I
Tgl Waktu
Pemb.
Servik
Kondisi Ibu Kondisi Janan
TD
(mmHg)
Pols
(x/m`)
RR
(x/m`)
Temp
(
0
C)
Obat cairan
yg diberikan

Kontraksi
uterus/His
DJJ
Penurunan
Kepala
Ketuban /
Penyusupan
11-11-07 15.00

2 cm 120/70 80 24 36,5 - Kekuatan
sedang, his 3x
dalam 10
menit lama
20 detik
124
x/mnt
()
4/5 /O
11-11-07 15.30



84 22

- Kekuatan
sedang, his 3x
dalam 10
menit lama
20 detik
128
x/mnt
()
-

11-11-07 16.00

82 22

- Kekuatan
sedang, his 3x
dalam 10
menit lama
20 detik
130
x/mnt
()
-

11-11-07 16.30

86 20

- Kekuatan
sedang, his 3x
dalam 10
menit lama
20 detik
132
x/mnt
()
-

11-11-07 17.00

90 24

- Kekuatan
sedang, his 3x
dalam 10
menit lama
20 detik
128
x/mnt
()
-

11-11-07 17.30

88 24

- Kekuatan 130 -

sedang, his 3x
dalam 10
menit lama
20 detik
x/mnt
()
11-11-07 18.00

85 22

- Kekuatan
sedang, his 3x
dalam 10
menit lama
20 detik
130
x/mnt
()
-

11-11-07 18.30

83 20

- Kekuatan
sedang, his 3x
dalam 10
menit lama
20 detik
134
x/mnt
()
-

11-11-07 19.00 3 cm 120/70 82 22 37 - Kekuatan
sedang, his 3x
dalam 10
menit lama
20 detik
130
x/mnt
()
3/5 /0
11-11-07 19.30

84 26

Kekuatan
sedang, his 3x
dalam 10
menit lama
20 detik
132
x/mnt
()

11-11-07 20.00

86 24

Kekuatan
sedang, his 3x
dalam 10
menit lama
20 detik
130
x/mnt
()

11-11-07 20.30

84 24

Kekuatan
sedang, his 3x
dalam 10
menit lama
20 detik
134
x/mnt
()

11-11-07 21.00

82 26

Kekuatan
sedang, his 3x
dalam 10
menit lama
20 detik
137
x/mnt
()

11-11-07 21.30

80 22

Kekuatan
sedang, his 3x
dalam 10
menit lama
20 detik
140
x/mnt
()

11-11-07 22.00

84 24

Kekuatan
sedang, his 3x
dalam 10
menit lama
20 detik
138
x/mnt
()

11-11-07 22.30

84 22

Kekuatan
sedang, his 3x
dalam 10
menit lama
20 detik
132
x/mnt
()

11-11-07 23.00 5 cm 120/70 82 20 37

Kekuatan;ebih
kuat dan
nyeri, his 3x
dalam 10
menit lama
20 detik
128
x/mnt
()
3/5 /0

eriksaan laboratorium
Darah : Hb : 11 gr
Urine Protein : (-)
Glukosa: (-)

II. IDENTIFIKASI MASALAH. DIAGNOSA DAN KEUTUHAN
1. Diagnosa
Ibu G
1
P
0
A
0
hamil 38 minggu, ianin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala. Ibu inpartu
kala I Iase laten
Dasar : ibu mengatakan hamil anak pertama, HPHT 5 Februari 2007, DJJ 126 x/menit, pada
pemeriksaan dalam pembukaan 2 cm, ketuban (), presentasi kepala
2. Masalah :
Nyeri adanya his
Dasar : ibu mengatakan nyeri dan sakit pada saat his datang

3. Kebutuhan
a. Penyuluhan tentang pemenuhan cairan dan nutrisi bagi ibu
Dasar : untuk memenuhi kebutuhan energi bagi ibu dan mencegah dehidrasi
b. Persiapan Iisik dan mental ibu serta penyuluhan cara mengurangi rasa nyeri
Dasar : agar ibu tenang dan tidak merasa takut dalam menghadapi persalinan


III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Potensial teriadi partus lama
Dasar : Inpartu kala I
Ibu hamil anak pertama

IV. IDENTIFIKASI KEUTUHAN TINDAKAN SEGERA DAN KOLAORASI
Kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan bila ada komplikasi pada kala I dan proses
persalinan

V. RENANA TINDAKAN
1. a. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
b. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis
c. Observasi kala I menggunakan partograI dan kolaborasi bila ada keluhan
d. Siapkan ruang bersalin, alat, kebutuhan Iisik dan psikologis ibu serta persiapan bidan
2. Penyuluhan cara mengedan yang eIektiI
a. Jelaskan manIaat mengeian eIektiI
b. Aiarkan ibu cara mengeian eIektiI
c. Observasi cara mengeian eIektiI
3. Penyuluhan mengatasi rasa nyeri
a. Jelaskan penyebab nyeri
b. Aiarkan cara mengatasi nyeri
4. Pemenuhan nutrisi
a. Beri ibu makan iika lapar
b. Beri ibu minuman manis sebagai penambah tenaga



VI. PELAKSANAAN
1. a. Menielaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini, bahwa ibu telah memasuki kala I persalinan
b. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis
c. Melakukan observasi kala I menggunakan partograI, mengenai DJJ, penurunan kepala,
pembukaan serviks, Irekuensi his dan tanda vital
d. Persiapan persalinan:
1) Ruangan bersalin
2) Menyiapkan alat persalinan
Partus set
Heating set
Radian warmer
3) Menyiapkan alat resusitasi
Slym zuinger
4) Menyiapkan pakaian bayi
Memantau kemaiuan persalinan
PartograI
PD setiap 4 iam atau indikasi inpartu
5) Menyiapkan alat penanganan syok dan perdarahan
6) Memenuhi kebutuhan Iisik ibu
Makan dan minum
BAB dan BAK
7) Memenuhi kebutuhan psikologi ibu
Memberikan dukungan persalinan
8) Menyiapkan alat-alat untuk bidan
Mitela Skort Kacamata
Masker Handscone Sepatu boot
9) Melakukan penyuluhan cara mengeian eIektiI
Menielaskan manIaat mengeian eIektiI pada ibu, apabila ibu mengeian dengan baik dapat
membantu mempercepat penurunan kepala dan pengeluaran bayi.
Mengaiarkan ibu cara mengeian eIektiI, mengeian dilakukan pada saat his dan telah memasuki
kala II persalinan, sehingga diaIragma berIungsi lebih baik. Badan ibu dilengkungkan dengan
dagu ibu di dada, kaki ditarik kearah badan sehingga lingkungan badan dapat membantu
mendorong ianin
Mengobservasi cara mengeian ibu
2. Melakukan penyuluhan cara mengatasi rasa nyeri
a. Menielaskan pada ibu penyebab nyeri. Nyeri disebabkan karena adanya kontraksi pada dinding
rahim yang akan membantu mendorong ianin untuk turun
b. Mengaiarkan cara mengatasi nyeri. Ibu disuruh untuk berialan-ialan bisa masih bisa, kemudian
menganiurkan ibu untuk tidur dengan posisi miring kiri, agar pembukaan serviks lebih cepat

VII. EVALUASI
1. Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini
2. Hasil pengawasan kala I dengan partograI
DJJ : 128 x/menit
Penurunan kepala : Hodge II
Tanda-tanda vital :
TD : 120/70 mmHg
Pols : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
Temp : 37,5
0
C


Frekuensi his : 3 x dalam 10 menit, teratur, lebih kuat dan nyeri, lamanya kurang dari 20 detik
Pembukaan serviks 5 cm
Ibu berkemih sebanyak 200 ml

Kala II pukul 05.00 WI
S : Ibu mengatakan perutnya mulas-mulas seperti ingin BAB dan keluar air dari kemaluannya
O : 1. Dilakukan PD pada pukul 05.00 dengan hasil
a. Dinding vagina tidak terdapat kelainan
b. Perineum kaku, konsistensi portio lunak, tipis, eIIacement 90
c. Pembukaan serviks 10 cm
d. Presentasi kepala, penurunan bagian terendah di Hodge IV kanan depan
e. DJJ : 134 x/menit, teratur
I. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 120/70 mmHg RR : 22 x/menit
Pols : 80 x/menit Temp : 37
0
C
g. Perineum menoniol, vulva membuka, ada tekanan dari anus

A : 1. Diagnosa
a. Ibu G
1
P
0
A
0
inpartu kala II dengan partus lama
Dasar :
1) Kontraksi uterus 4x dalam 10 menit, lama 45 detik
2) Pembukaan lengkap
3) Portio tidak teraba, ketuban (-), perineum menoniol, anus dan vulva membuka.
4) DJJ 134 x/menit

b. Potensial teriadi pemaniangan kala I Iase aktiI
Dasar :
Ibu hamil anak pertama
Pembukaan 10 cm, perineum kaku, ketuban (-)
Kala II berlangsung selama 8 iam

2. Masalah
Ibu cemas menghadapi persalinan
Dasar :
1) Ibu memasuki kala II persalinan
2) Ibu hamil anak pertama

3. Kebutuhan
1) Pemenuhan cairan dan nutrisi bagi ibu
2) Penyuluhan cara relaksasi
3) Pertolongan persalinan

P : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini sudah memasuki Iase persalinan
2. Lakukan pengawasan kala II menggunakan partograI, pantau tenaga ibu, kontraksi uterus, pantau
penurunan, presentasi kepala ianin dan DJJ setelah kontraksi dan vital sign
3. Aniurkan ibu mengeian iika ada his
4. lakukan episiotomi pada puncak his karena perineum kaku dan agar tidak teriadi robekan yang
lebih lebar dan teratur
5. Lakukan pertolongan persalinan, lahirkan kepala, bahu dan tubuh bayi kemudian lakukan
resusitasi
6. Periksa ianin tunggal atau kembar
7. Observasi perdarahan pervaginam
8. Libatkan keluarga dalam memberikan motivasi dan dukungan pada ibu

9. Bayi lahir pukul 05.30 WIB
BB : 3500 gr Jenis kelamin : laki-laki
Apgar score : 8/9 PB : 50 cm
Anus : ()

Kala III pukul 05.45 WI
S : Ibu mengatakan perutnya terasa mulas
O : 1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg RR : 25 x/menit
Pols : 84 x/menit Temp : 36,5
0
C
3. TFU 2 iari di bawah pusat
4. Abdomen : kontraksi uterus baik, uterus teraba bulat dan keras
5. Semburan darah, tali pusat memaniang

A : 1. Diagnosa
a. Ibu G
1
P
0
A
0
inpartu kala III
Dasar :
1) Uterus teraba bulat dan keras, TFU 2 iari di bawah pusat
2) Plasenta belum lahir
b. Potensial teriadi retensio plasenta
Dasar : plasenta belum lahir

2. Masalah
Nyeri pada perut bagian bawah
Dasar :
a. Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
b. Plasenta belum lahir
c. Kontraksi uterus baik
d. TFU 2 iari di bawah pusat

3. Kebutuhan
Pemenuhan nutrisi dan cairan
Dasar : ibu tampak lemah

P : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini
2. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
3. Lakukan manaiemen aktiI kala III
a. Pemberian oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 bawah paha kanan sebelah luar, selambat-
lambatnya 2 menit setelah bayi lahir.
b. Lakukan peregangan tali pusat terkendali dengan dorso kranial
c. Massase Iundus uteri selama 15 detik secara sirkuler
4. Lahirkan plasenta dengan hati-hati
Plasenta lahir lengkap pukul 05.45 WIB
a. Kotiledon dan selaput utuh
b. Paniang plasenta : 20 cm
c. Lebar plasenta : 15 cm
d. Berat plasenta : 500 gram
e. Tebal plasenta : 2 cm
I. Inserse : marginal
5. Setelah 15 detik lakukan masase Iundus secara sirkular
6. Lakukan vulva hygiene pada ibu
7. Observasi adanya laserasi luka episiotomi
8. Siapkan heating set dan lakukan peniahitan luka perineum
Deraiat II dengan cara ieluiur dan subkutikular



Kala IV pukul 06.00 WI
S : Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas
O : 1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/menit
Pols : 80 x/menit Temp : 37
0
C
3. Keadaan kandung kemih : kosong
4. TFU 2 iari di bawah pusat
5. Kontraksi uterus baik
6. Perdaharan pervaginam : 150 cc
7. Keadaan iahitan laserasi deraiat II baik

A : 1. Diagnosa
a. Ibu P
1
A
0
partus spontan pervaginam partus kala IV
Dasar :
1) Ibu partus spontan pervaginam pukul 05.30 WIB
2) Robekan perineum deraiat II
3) Pengeluaran lochea rubra
4) TFU 2 iari bawah pusat
b. Potensial teriadi perdarahan pervaginam
Dasar :
1) Plasenta lahir pukul 05.45 WIB
2) Perdarahan pervaginam berupa lochea rubra
3) Terdapat robekan perineum deraiat II

2. Masalah
Gangguan rasa nyaman


3. Kebutuhan
Personal Hygiene
Pemenuhan cairan dan nutrisi

P : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini
2. Periksa tanda vital ibu, TFU, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit dalam satu iam
pertama dan 30 menit dalam satu iam kedua
3. Penyuluhan personal hygiene
Mandi
Vulva hygiene
4. Pemenuhan mobilisasi ibu
Miring kanan atau miring kiri
Ibu boleh berialan setelah 6 iam
5. Pemenuhan nutrisi ibu
Makanan dan minuman
6. Pemenuhan istirahat
Tidur
7. Lakukan perawatan luka perineum
Perawatan luka dengan menggunakan kasa steril
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohadio, S., 2002, Pelavanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal Edisi I, Yayasan Bina Pustaka,
Jakarta.

Ikatan Bidan Indonesia (IBI), 2007, Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Jakarta

Fakultas Kedokteran UNPAD, 1985, Obstetri Fisiologi, Bandung

Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obstetri . Obstetri Fisiologi. Obstetri Patologis Jilid I, EGC, Jakarta

Oxorn, Harry, R. Forte, Willian, 1996, Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yayasan Essentia Medica,
Jakarta

Manuaba, IBG, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai