Disusun Oleh :
OKTARIAN
AL-AZHAR
SRI NENI
RUDY SAPUTRA
STIKES DHARMASRAYA
T.A 2013/2014
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Defenisi
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap
coptes scabiei var hominis dan produknya.
Skabies adalah penyakit kulit yang mudah menular. Orang jawa sering menyebutnya
gudig. Penyebabnya adalah Sarcoptes scabei. Cara penularan penyakit ini adalah melalui
kontak langsung dengan penderita atau tidak langsung melalui alat-alat yang dipakai
penderita, misal : baju, handuk, dll.Gejala klinis yang sering menyertai penderita adalah :
Gatal yang hebat terutama pada malam hari sebelum tidur, Adanya tanda : papula
(bintil), pustula (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas garukan), bekas-bekas lesi yang
berwarna hitam, Dengan bantuan loup (kaca pembesar), bisa dilihat adanya kunikulus
atau lorong di atas papula (vesikel atau plenthing/pustula).
Scabies merupakan penyakit kulit menular yang disebabkan oleh seekor tungau
(kutu/mite) yang bernama Sarcoptes scabei, filum Arthopoda , kelas Arachnida, ordo
Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia oleh S. scabiei var homonis, pada babi
oleh S. scabiei var suis, pada kambing oleh S. scabiei var caprae, pada biri-biri oleh S.
scabiei var ovis.
Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal Sarcoptes
scabei, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli atau
terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter. Kecil ukurannya,
hanya bisa dilihat dibawah lensa mikroskop, yang hidup didalam jaringan kulit penderita,
hidup membuat terowongan yang bentuknya memanjang dimalam hari. Itu sebabnya rasa
gatal makin menjadi-jadi dimalam hari, sehingga membuat orang sulit tidur.
Dibandingkan penyakit kulit gatal lainnya, scabies merupakan penyakit kulit dengan rasa
gatal yang lebih dibandingkan dengan penyakit kulit lain.
B. Etiologi
Sarcoptes scabies termasuk filum arthropoda, kelas arachnida, ordo ackarima, super
famili sarcoptes.
Pada manusia menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3
milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai
jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya.
Telurnya akan menetas, biasanya Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman
Sercoptes scabei varian hominis. Sarcoptes scabieiini termasuk filum Arthopoda, kelas
Arachnida, ordo Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei
var hominis. Kecuali itu terdapat scabies yang lainnya pada kambing dan babi. Secara
morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian
perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata.
Ukurannya yang betina berkisar antara 330 - 450 mikron atau 250 - 350 mikron,
sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200 - 240 mikron atau 150 - 200 mikron. Bentuk
dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang longlegs di depan sebagai alat-alat untuk
melekat dan 2 pasang longlegs kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan
pada yang jantan pasangan longlegs ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir
dengan alat perekat. Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi
(perkawinan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih
dapat hidup dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah
dibuahi dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva
ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar.
Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan
betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk
dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari. Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3-
4 hari, kemudian larva meninggalkan terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut.
Selanjutnya larva berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit dewasa. Tungau
betina akan mati setelah meninggalkan telur, sedangkan tungau jantan mati setelah
kopulasi. Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama lebih
kurang 7-14 hari.Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, contohnya
lipatan kulit pada orang dewasa. Pada bayi, karena seluruh kulitnya masih tipis, maka
seluruh badan dapat terserang penyakit skabies ini.
C. Manifestasi klinis
1. Pruritus noktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada
suhu yang lembab dan panas.
2. Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seliruh
anggota keluarga.
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih
atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1cm, pada
uung menjadi pimorfi (pustu, ekskoriosi). Tempat predileksi biasanya daerah dengan
stratum komeum tpis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar,
siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae dan lipat glutea,
umbilicus, bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah.
4. Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostk. Dapat ditemukan satu atau
lebih stadium hidup tungau ini.
Pada pasien yang selalu menjaga hygiene, lesi yang timbul hanya sedikit
sehingga diagnosis kadang kala sulit ditegakkan. Jia penyakit berlangsung lama, dapat
timbul likenifikasi, impetigo, dan furunkulsis
D. Patofisiologi
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga oleh
penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga
terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal
yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang
memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit
menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel, dan urtika. Dengan garukan
dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang
terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.
- Tungau scabies penderita sendiri dan di garut
- Kontak kulit kuat.
- Bersalaman bergandengan
- Timbul lesi
- Pergelangan tangan gatal
- Sensitivitas terhadap secret
- Waktu 1 bulan setelah infestasi.
E. Penatalaksanaan Scebies
Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak
menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai
pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah
1. Jenis obat :
a. Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Pada
bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan
efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena
tidak efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian dan dapat
menimbulkan iritasi.
b. Emulsi benzyl-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap
malam selama 3 kali. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-
kadang makin gatal setelah dipakai.
c. Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% daam bentuk krim atau losio,
termasuk obat pilihan arena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan,
dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianurkan pada anak dibawah umur 6
tahun dan wanta hamil karena toksi terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya
cup sekali dalam 8 jam. Jika masihada gejala, diulangi seminggu kemudian.
d. Krokamiton 10% dalamkrim atau losio mempunyaidua efek sebagai antiskabies
dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim( eurax) hanya
efetif pada 50-60% pasien. Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan
dbersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir.
e. Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman arena sangat
mematikan untuk parasit S.scabei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia.
f. Pemberian antibitika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya
bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, alat kelamin) akibat garukan.
F. Komplikasi
Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul dermatitis
akibat garukan.Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, sellulitis, limfangitis, dan
furunkel.Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang scabies dapat
menimbulkan komplikasi pada ginjal.Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan
preparat anti skabies yang berlebihan, baik pada terapi awal ataupun pemakaian yang
terlalu sering.
1. Urtikaria
Urtikaria adalah reaksi dari pembuluh darah berupa erupsi pada kulit yang
berbatas tegas dan menimbul (bentol), berwarna merah, memutih bila ditekan, dan
disertai rasa gatal.Urtikaria dapat berlangsung secara akut, kronik, atau berulang.
Urtikaria akut umumnya berlangsung 20 menit sampai 3 jam, menghilang dan
mungkin muncul di bagian kulit lain.
2. Folikulitis
Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel). Pada kulit
yang terkena akan timbul ruam, kemerahan dan rasa gatal. Di sekitar folikel rambut
tampak beruntus-beruntus kecil berisi cairan yang bisa pecah lalu mengering dan
membentuk keropeng.
3. Furunkel
Furunkel (bisul) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan
jaringan subkutaneus di sekitarnya.Paling sering ditemukan di daerah leher,
payudara, wajah dan bokong.Akan terasa sangat nyeri jika timbul di sekitar hidung
atau telinga atau pada jari-jari tangan.Furunkel berawal sebagai benjolan keras
bewarna merah yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan berfluktasi dan
ditengahnya menjadi putih atau kuning (membentuk pustula). Bisul bisa pecah
spontan atau mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung sedikit darah.
4. Eksema infantum
Eksema atau Dermatitis atopik atau peradangan kronik kulit yang kering dan
gatal yang umumnya dimulai pada awal masa kanak-kanak.Eksema dapat
menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur.
G. Gejalah Klinis
1. Pruritus nokturna
Artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini lebih
tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas. Penyakit ini menyerang manusia
secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga
terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya,
sebagian besar tetangga yang berdekatan akan di serang oleh tungau tersebut. Dikenal
keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena. Walaupun
mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejalah. Penderita ini bersifat
sebagai pembawa. Adanya terowongan ( kunikulus ) pada tempat-tempat predileksi
yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata
panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul
infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimort ( pustul ekskoreasi dan lain lain ).
Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis
yaitu : sela sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat
katiak bagian depan, areola mame ( wanita ), umbilikus, bokong, genetalia eksterma
( pria ), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan
telapak kaki. Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik dapat
ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
BAB II
1. Pengkajian
Riwayat Kesehatan Sekarang
Klain masuk ruang interne pada tanggal 10 Mei 2015 pada pukul 10.20 WIB
kiriman dari IGD dengan di antar oleh perawat dan keluarganya.Klain
mengatakan dia mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi
bengkak karena garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat.Klain juga
menggarut garut sehingga sampai lecet lecet di sekitar daerah yang di garutnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga klain mengatakan pernah masuk rumah sakit karena alergi.Sekitar 1
tahun yang lalu keluarga klain mengatakan,klien mengeluh karena gatal gatal
sampai mengeluarkan nanah di kedua sela jari tangan yang terasa nyeri.
Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit seperti yang klien alami
yaitu kurap, kudis.
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi di sela jari tangan, pergelangan tangan, lengan bawah, bawah perut dan
ketiak tampak papul, eritema, erosi, ekskoriasi, krusta, dan didapatkan pula
kanalikuli. Pada batang penis dan skrotum terdapat nodul. Pada kedua sela jari
tangan terdapat pustule.
Keadaan umum
Kesadaran compos mentis.
3. Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit atau jaringan.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan tingkat kenyamanan yang tidak efektif
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan destruksi lapisan kulit.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal informasi.
4. Perencanaan Keperawatan(NCP)
Kaji keluhan nyeri.
Lihat lokasi dan intensitas khusus (0-10).
Catat faktor- faktor yang meningkatkan dan menghilangkan nyeri
Berikan pilihan tindakan rasa nyaman.
Dorong teknik relaksasi, dan aktivitas hiburan.
5. Implementasi Keperawatan
Mengkaji keluhan nyeri
Melihat lokasi dan intensitas khusus (0-10)
Mencatat faktor faktor yang meningkatkan menghilangkan nyeri.
Berikan pilihan tindakan rasa nyaman.
Mendorong teknik relaksasi dan aktivitas hiburan.
6. Evaluasi
Rasa nyeri dapat segera teratasi.
Rasa gatal berkurang sehingga istirahat tidur dapat terpenuhi.
Pengetahuan tentang penyakit meningkat sehingga cemas berkurang.
Konsep diri terjaga dan ditingkatkan.
Integritas kulit dapat dipertahankan.
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. D
Umur : 22 Th
Nomor MR : 223091
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Kawin
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan : Perguruan Tinggi
Alamat : Koto Baru
2. Keluhan Utama
SMRS : Klien merasakan gatal-gatal
Saat Pengkajian : Klien merasakan gatal-gatal
3. Pemeriksaan fisik
a.Tanda Tanda Vital
TD : 120/80
S : 38c
N : 75 x/i
RR : 23x/i
b.kepala
insfeksi : Warna rambut hitam, kebersihan terjaga, bentuk kepala bulat
g.mulut
insfeksi : bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut
tidak ada
palpasi : Nafas berbau
h. Pola aktivitas latihan
i. Pola eliminasi
Klien mengatakan BAB 1x sehari, dengan konsiten warna kuning jernih,warna
kuning bau khas.sedangkan BAK 4-5x sehari bau khas.
B. Analisa Data
DO:
-klien tampak gelisah
-kilen tampak cemas
4. DS: Tidak mengenal Kurang Pengetahuan
Klien mengatakan dia tidak informasi
banyak mengetahui
pengetahuan tentang hal
seperti ini
DO:
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN(NCP)
- -Meningkatkan rasa
- -Libatkan
control pasien dan
pasien dalam
kekuatan mekanisme
penentuan
koping.
jabwal aktivitas,
pengobatan,
pemberian obat. - -Membantu
mengurangi
konsentrasi nyeri
- -Berikan
yang dialami dan
aktivitas
memfokuskan
terapeutik tepat
kembali perhatian.
untuk usia/
kondisi. -Kekurangan tidur
dapat meningkatkan
persepsi nyeri/
kemampuan koping
- -Tingkatkan
menurun.
periode tidur .
2. Gangguan pola tidur Setelah - -Restorasi pola -Peningkatan
berhubungan dengan dilakukan umum adalah stimulun eksternal
tingkat kenyamanan tindakan prioritas pada dan meningkatkan
yang kurang efektif keperawatan pemakai relaksasi
selama 1x 24 stimulan yang diprioritaskan pada
jam, diharapkan kurang. waktu tidur ;
pola tidur klien mendorong
kembali normal dilakukannya rutinitas
dengan - -Pasien sebelum tidur, mis :
KH: mungkin perlu mandi air hangat
- Gatal berkurang ditenangkan minum susu hangat,
dan hilang. untuk dapat peregangan.
- Lecet, eritema, tetap
krusta berkurang beristirahat.
- -Meningkatkan ras
dan hilang. Sediakan
mengantuk/keinginan
kesempatan
untuk tidur.
untuk
menghirup udara
segar, latihan
- -Memberikan
ringan, minum
situasi kondusif untuk
tanpa kafein,
tidur.
lingkungan yang
dapat ditoleransi
pasien. -Dapat merasa takut
jatuh karena
perubahan ukuran dan
tinggi tempat tidur.
- -Kurangi
Pagar tempat tidur
kebisingan dan
memberikan
lampu.
keamanan.
- -Gunakan pagar
tempat tidur
sesuai indikasi;
rendahkan
tempat tidur bila
mungkin.
N-----Nutrisi optimal
T---Tekankan
meningkatkan
pentingnya
regenerasi jaringan
melanjutkan
dan penyembuhan
pemasukan diet
umum kesehatan.
tinggi protein
kalori/protein.
-
K----Kaji ulang
Pe------Pengulangan
pengobatan,
memungkinkan
termasuk tujuan,
kesempatan untuk
dosis, rute, dan
bertanya dan
efek samping
meyakinkan
yang diharapkan
pemahaman yang
atau dapat
akurat.
dilaporkan.
E. IMPLEMENTASI/EVALUASI
- -Memberikan aktivitas
terapeutik tepat untuk usia/
kondisi.
A: Masalah sebagian
teratasi.
P: Intervensi
dilanjutkan
4 Ka-Mengkaji ulang prognosis dan S: Setelah diberitahu
harapan yang akan datang. tentang pelayanan
kesehatan kepada
Kk--Mengkaji ulang perawatan kulit pasien,pasien sudah
dan graf kulit. Identifikasi mengetahuinya tentang
sumber yang tepat untuk apa itu penyakit
perawatan klien rawat jalan dan scabies.
bahannya.
O: Klain telah
P: intervensi
T---Menekankan pentingnya
dihentikan
melanjutkan pemasukan diet
tinggi protein kalori/protein.
-
Mengkaji ulang pengobatan,
termasuk tujuan, dosis, rute, dan
efek samping yang diharapkan
atau dapat dilaporkan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal
sarcoptes scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum,
membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai
1,2 centimeter.
Akibatnya, penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema yang
disebabkan oleh garukan. Kutu betina dan jantan berbeda. Kutu betina panjangnya
0,3 sampai 0,4 milimeter dengan empat pasang kaki, dua pasang di depan dengan
ujung alat penghisap dan sisanya di belakang berupa alat tajam. Sedangkan, untuk
kutu jantan, memiliki ukuran setengah dari betinanya. Dia akan mati setelah kawin.
Bila kutu itu membuat terowongan dalam kulit, tak pernah membuat jalur yang
bercabang.
Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak
menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau
mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.
DAFTAR PUSTAKA
Defka. 2010. Asuhan Keperawatan Skabies. (http://defkanurse.wordpress.com/2010/08/06/
asuhan-keperawatan-skabies/, diakses tanggal 18 Januari 2011).
Mansjoer, Arif., Suprohaita, Wardhani, W.A., dan Setiowulan, wiwiek │Eds.│. Kapita
Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Auscalapius.