Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)


PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
DI MADARASAH IBTIDAIYAH (MI) ISLAMIYAH

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Penyelesaian


Praktik Pengalaman Lapangan.

Disusun Oleh:
YENI NUR INDAHSARI
19020034

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)


PRINGSEWU LAMPUNG
2022
TIM PPL MAHASISWA STIT PRINGSEWU
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
DI MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) ISLAMIYAH

Dosen Pembimbing Lapangan : Amrulloh Khoirul Ma’arif, M.Pd.

Ketua : Muhtarom, M.Sc

Sekretaris : Selvi Ratna Sari, S.Pd

Bendahara : Evi Gusliana, M.Pd.I

Anggota : 1. Dr. Moh Masrur, M.Pd.I

2. Syeh Al Ngarifin, M.Pd.I

3. Nurhadi Kusuma, M.M.

4. Salamun, M.Pd. I

5. Dr. Adhar Al Mursyid, M.Pd. I

6. Feri Wahyudi, M.Pd.I

7. Ruly Nadian Sari, S.Pd., M.Pd.I


PENGESAHAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
DI MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) ISLAMIYAH

Mengesahkan

Guru Pamong Dosen Pembimbing Lapangan

ERNAWATI, S.Pd ERI PURWANTI, M.Pd


NIDN.19810705 200501 2 010 NIDN 2125029101

Mengetahui,

Ketua STIT Pringsewu Kepala SDN 1 Wonosari

DWI ROHMADI MUSTOFA, M.Pd DARMAIN, S.Pd


NIDN. 2114077201 NIP. 19640413 198412 1 002
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan puji syukur khadirat allah SWT, yang telah
melimpahkan taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat melaksanakan tugas
praktik pengalaman lapangan (PPL) di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah
dengan baik dan lancar.atas rahmad dan ridhonya pula, laporan akhir PPL ini
dapat teseleaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Sholawat teriring salam
selalu terceruhkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, yang menjadi
suri tauladan bagi kita semua, dan mudah-mudan kita semua kelak mendapatkan
syafaatnya dihari kiamat. Amin.

Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktik yang dilaksanakan di


Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah terhitung mulai tanggal 16 oktober sampai
dengan 17 Desember 2022. Bersama Laporan ini penulis lampirkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dan lain-lain, dalam pelaksanaan tugas PPL hingga
selesainya laporan ini, dalam hal ini penulis menyadari bahwa penulis banyak
sekali mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik tenaga, materi maupun
Fikiran, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dr. KH. Abdul Hamid, M.Pd.I., Alhafiz selaku Ketua Yayasan Startech
2. Dwi Rohmadi Mustofa,M.Pd., selaku Ketua STIT Pringsewu.
3. Dr. Moh. Masrur,M.Pd.I.,selaku Wakil Ketua I STIT Pringsewu.
4. Evi Guslina, M.Pd.I selakuWakil Ketua II STIT Pringsewu
5. Syeh Al Ngarifin, M.Pd.I,selaku Wakil Ketua III STIT Pringsewu.
6. Eri Purwanti, M.Pd., Selaku Ketua Prodi PGMI STIT Pringsewu dan
Sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan Praktik Pengalaman Lapangan
7. Sukirno, S.Pd,S.d., Selaku Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Islamiyah
8. Efti Elsiyana, S.Pd., Selaku Guru Pamong
9. Kepada semua pihak yang telah membantu Selama proses Praktik
Pengalaman Lapangan
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan-
kekurangan yang terdapat didalamnya, untuk itu penulis sngat mengharapkan
adanya kritikan dan maskan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini.

Sidomulyo, 15 Desember 2022


Penyusun

YENI NUR INDAHSARI


NIM. 19020034
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................i

TIM PPL STIT PRINGSEWU...........................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................iii

KATA PENGANTAR.........................................................................iv

DAFTAR ISI........................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Urgensi Praktik Pengalaman Lapangan.....................................1


B. Gambaran Umum Sekolah.........................................................2

BAB II ORIENTASI KAMPUS/ PEMBEKALAN (COACHING)

A. Waktu dan Tempat.....................................................................4


B. Tujuan.........................................................................................4

BAB III OBSERVASI LINGKUNGAN SEKOLAH

A. Deskripsi Umum Sekolah...........................................................5


B. Observasi Pembelajaran Model .................................................9

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK PEMBELAJARAN

A. Praktik Pembelajaran dikelas....................................................12


B. Praktik Administrasi dan manajemen sekolah .........................20
C. Pengelolaan Sumber Belajar ....................................................21
D. Kendala Pelaksanaan PPL ........................................................22

BAB V PENUTUP

A. Simpulan....................................................................................24
B. Saran..........................................................................................25

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A . Urgensi Praktik Pengalaman Lapangan

Seiring dengan perkemabngan zaman yang semakin maju dan dunia


pendidikan pun tengah ikut andil didalamnya, mengisi dan mempengaruhi
terhadap kemajuan zaman, terutama dalam dunia pendidikan. Perkembangan
dalam dunia pendidikan telah mulai tampak diberbagai lembaga-lembaga
pendidikan yang ada pada saat ini, terutama diindonesia. Mulai dari lembaga
pendidikan Sekolah Dasar sampai kejenjang perhuruan tinggi baik swasta maupun
negeri. Perkembangan ini meliputi manajemen sekolah yang tertata, sistem-sistem
pendidikan yang diterapkan disekolah, Perkembangan ini dimaksudkan agar
peserta didik diindonesia benar-benar menjadi generasi muda yang memilki
intelektual tinggi, berbudi luhur, berkpribadian baik, akhlak mulia, mampu
mengikuti perkembangan zaman serta mampu menghadapi tantangan global . hal
ini sesuai dengan UU BAB II Pasal 3 Tentang tujuan sistem pendidikan nasional ,
sebagai berikut:

“ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa bertujuan untuk berkemabngnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
tuhan yang maha esa, Berakhlak mulia, sehat, Berlmu, Kreatif, cakap, mandiri,
dan menjadiwarga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena
itu STIT Pringsewu mengadakan Praktik Pengalaman Lapangan STIT Pringsewu
merupakan salah satu kegiatanyang harus ditangani bersama-sama anatara
lembaga perguruan tinggi dan kanwil Kementrian agama serta lembaga sekolah
dimana PPL ini dilaksanakan. Program PPL ini merupakan bagian integral dalam
keseluruhan kurikulum program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan
juga merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh ahasiswa STIT
Pringsewu .
B. Gambaran Umum Sekolah

1. Bangunan Fisik

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah terletak dijalan raya Raden intan


wonosari Kecamatan gading rejo Kabupaten Pringsewu. SDN 1 Wonosari berada
diatas lahan seluas 152 m

Bangunan fisik Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah terdiri dari 6 Ruang


kelas yaitu 1 ruang kelas I, 1 ruang kelas II, 1 ruang kelas III, 1 ruang kelas IV, 1
ruang kelas V dan 1 ruang kelas VI. SDN 1 Wonosari mempunyai 1 ruang kantor
guru, 1 ruang TU, ruang kepala sekolah, ruang UKS,Perpustakaan, Lapangan.

2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah yaitu: Ruang


kelas sebanyak 6 Ruang, ruang kantor, ruang kepala sekolah, ruang UKS,
Lapangan.

3. Guru dan Siswa

a. Guru

Keadaan atau guru di SDN 1 Wonosari tercatat dengan jumlah keseluruhan


sebanyak 9 orang. Dengan latar belakang minimal S1, dimana masing-masing
guru mengampu mata pelajaran sesuai dengan latar belakang pendidikannya
( spesialis ilmu yang dimiliki masing-masing).

b. Siswa

Pada tahun ajaran 2020/2021 SDN 1 Wonosari memiliki jumlah siswa


sebanyak 92 siswa yang terdiri dari:

1. Kelas I : 20 siswa (9 laki-laki dan 11 perempuan)


2. Kelas II : 12 siswa (8 laki-laki dan 4 perempuan)
3. Kelas III : 12 siswa (4 laki-laki dan 8 perempuan)
4. Kelas IV : 15 siswa (8 laki-laki dan 7 perempuan)
5. Kelas V : 18 siswa (8 laki-laki dan 10 perempuan)
6. Kelas VI : 15 siswa (3 laki-laki dan 12 perempuan)

Jadi jumlah total siswa SDN 1 Wonosari pada tahun 2020/2021 adalah
sebanyak 92 siswa , 40 siswa laki-laki dan 52 siswa perempuan
BAB II
ORIENTASI KAMPUS/ PEMBEKALAN (COACHING)
A. Waktu dan Tempat
Orientasi kampus /pembekalan merupakan bagian yang sangat urgen
untuk dilaksanakan dan diikuti oleh mahasiswa yang akan melaksanakan
PPL. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 12 oktober 2020.
Kegiatan ini dihadiri oleh ketua PPL dan beberapa dosen pembimbing
lapangan.
B. Tujuan
Adapun tujuan diselengarakannya kegiatan pembekalan ini tidak lain
hanyalah untuk memberikan pembekalan terkait strategi PPL kepada para
mahasiswa yang akan melakukan PPL dimasing-masing tempat lembaga
pendidikan yang sudah ditentukan, dengan harapan agar mahasiswa yang
akan melakukan PPL mendapatkan pengertian yang matang terkait
Strategi PPL dan pada akhirnya mahasiswa dapat melaksanakan PPL
dengan baik dan maksimal tanpa ada kendala dan kesalahan sedikit pun.
BAB III
OBSERVASI LINGKUNGAN SEKOLAH

A. Deskripsi Umum Sekolah

1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah
2 NPSN : 60705872
Jenjang
3 : SD/MI
Pendidikan
4 Status Sekolah : Swasta
KH. Bustamil Karim, Komplek PON-PES
5 Alamat Sekolah :
RAHUMY
Kode Pos : 35375
Kelurahan : Sidomulyo
Kecamatan : Negeri Katon
Kabupaten/Kota : Pesawaran
Provinsi : Lampung
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : Lintang
Bujur
2. Data Pelengkap
SK Pendirian
7 : Kementrian Agama Kabupaten Pesawaran
Sekolah
Tanggal SK
8 : 18 Oktober 2010
Pendirian
Status
9 : Milik Swasta
Kepemilikan
SK Izin
10 : Kd.08.11./2/PP.00.4/219/2010
Operasional
Tgl SK Izin
11 : 18 Oktober 2010
Operasional
Kebutuhan
12 Khusus :
Dilayani
Cabang
15 : Pesawaran
KCP/Unit
Luas Tanah
18 : 1200 m2
Milik (m2)
3. Daftar nama siswa SDN 1 Wonosari

N Tanggal
Nama Lengkap NISN JK
o Lahir

315900667
1 FERLIANDO JOVANSYAH 7 L 2015-05-07 SIDOMULYO
315653203
2 AYU DIAH PRATIWI 9 P 2015-05-17 ROWOREJO
315359509
3 ADAM FAI'S AL ARKHAN 4 L 2015-01-24 SIDOMULYO
315915561
4 FAHRI ZAHFRAN KHAIRY 2 L 2015-05-16 SIDOMULYO
315902825
5 DAFFA ABYAS JUANSYAH 1 L 2015-04-11 KARAWANG
315533745
6 AZKA MAULANA YUSUF 5 L 2015-03-05 PONCOKRESNO
315958937
7 GHAZIYA AZZALFA 8 P 2015-05-13 ROWOREJO
315910693
8 IMAM KURNIAWAN 8 L 2015-03-18 AIR KUBANG
ARVIN GAOZHAN 316443388
9 ABDULLAH 1 L 2016-05-16 BANDAR LAMPUNG
315324649
10 ABRAHAM ALEXI PRATAMA 7 L 2015-10-21 SIDOMULYO
315609912
11 AHMAD ALZAM ARSYAD 3 L 2015-06-19 SIDOMULYO
315496508
12 ARSEN ISAL ELFREDA 1 L 2015-04-03 SIDOMULYO
13 AL BAIHAQI ZUFAR 315851133
AMRULLOH 9 L 2015-05-27 SIDOMULYO
315099054
14 ALFARIDZI RAFFIANDRA 9 L 2015-05-09 SIDOMULYO
315420478
15 AL MEIRA DZAHNIYAH 9 P 2015-05-06 SIDOMULYO
315821784
16 RADIT AHMAD EFENDI 0 L 2015-07-26 SIDOMULYO
315297315
17 ALIFIANDO RAMADHANI 2 L 2015-07-07 PEKANBARU
315900472
18 AL GHIFARI WITJAKSONO 6 L 2015-04-01 SUKOHARJO
315941133
19 ADIBA ZULFA SALSABILA 7 P 2015-09-15 PRINGSEWU
316219498
20 DIRGA PANGESTU 7 L 2016-02-20 LAMPUNG BARAT
DHAFITA AZKADINA 015885873
21 MARYAM 8 P 2015-12-23 MAJALENGKA
015842748
22 BUNGAMAHARANI 5 P 2015-04-24 METRO
315324697
23 NADIFAH AQILA ZAHRANI 0 P 2015-01-02 SIDOMULYO
315547894
24 M. FATIH AL BADAWI 3 L 2015-06-30 SIDOMULYO
316178858
25 ZIDAN ADNAN NAWAWI 7 L 2016-12-06 SUMANDA
315332492
26 RAFA CARDOFA 5 L 2015-03-10 SIDOMULYO
315068123
27 NAURA LATIFAH 0 P 2015-10-03 SIDOMULYO
315577343
28 RASYA AL GHIFARI UKAIL 2 L 2015-03-07 SIDOMULYO
315737241
29 MUJAHIDAH AULIYA SHIBA 1 P 2015-11-30 PONCOKRESNO
315232757
30 SYAHIR HAMIM RAIS 8 L 2015-11-17 SIDOMULYO
315929017
31 M. GALIH PAMUNGKAS 0 L 2015-05-17 SIDOMULYO
315722562
32 KEVIN DIAN PRASETYO 3 L 2015-03-15 SIDOMULYO
RAKHSANDRINA KAISA 315904346
33 SYIFA 7 P 2015-04-02 SIDOMULYO
RIFATUL ASSYIFHA 315616164 BUMI DIPASENA
34 RAHMADANI 0 P 2015-07-11 AGUNG
316831402
35 SABIQ SHOFIA CAHYANI 2 P 2016-01-31 SIDOMULYO
315891307
36 AFNAN ALFADLI 4 L 2015-09-10 SIDOMULYO
315258664
37 KEJORA ARZIKI VIERENDRA 9 L 2015-11-04 KOTA JAWA
315726340
38 FATHANIA KAMILA 5 P 2015-09-26 SIDOMULYO
MUHAMMAD CHIKO 315046457
39 L 2015-07-28 SIDOMULYO
SAPUTRA 5
315079047
40 CYNTIA DAINUR HAFIZA 2 P 2015-06-09 SIDOMULYO
315489616
41 ALIKA NAILA PUTRI 6 P 2015-08-19 PRINGSEWU
315754500
42 VIONA INDRIATI KHAMID 2 P 2015-03-29 SIDOMULYO
315150529
43 RENDRA AL ABDULLOH 0 L 2015-06-14 SIDOMULYO
315514617
44 AVISA DINA RAMADHANI 6 P 2015-06-22 SIDOMULYO
315158565
45 ANDIEN AL THABINA ZHAIN 6 P 2015-12-09 SIDOMULYO
315314486
46 AQSA ATA AL MAKKI. MB 7 L 2015-12-26 PONCOKRESNO
313514358
47 AZWA DEFANI AZZAHRA 7 P 2013-02-16 SIDOMULYO
013891680 TANJUNG MAS
48 LAILA KHOIRINA 0 P 2013-03-17 MAKMUR
315348731
49 ALIFAH KHERINA 5 P 2015-12-31 SIDOMULYO

50 SOHIBUL KAROMAH   L 2016-03-07 TANGGAMUS


51 MUHAMMAD ABDULLAH
KAFABIH AL KHASNI   L 2016-05-15 SERANG

52 NADIYA ALLYSA   P 2016-03-01 PURWOSARI

4. Daftar nama tenaga pendidik SDN 1 Wonosari


No Nama Guru JK Tempat Lahir Tanggal Lahir NIP
1 Darmain L Bambang 1964-04-13 196404131984121002
2 Arini Eka Putri P Tegal Sari 1997-02-26 199702262019022002
3 Efti Elsiyana P Purworejo 1998-07-23
4 Endrowati P Wonosari 1969-01-13 196901132007012014
5 Ernawati P Gadingrejo 1981-07-05 198107052005012010
6 Rambat Basuki L Sleman 1963-07-19 196307191984031004
7 Rizqi Amaliyah P Wonodadi 1991-04-27
8 Sarwi Cahyonowati P Tri Harjo 1973-08-13 197308131996022001
9 Singgih Widodo L Tulung Rejo 1963-08-05 196308051989011002
B. Observasi Pembelajaran Model
Observasi dikategorikan sebagai salah satu model pembelajaran
kontekstual – aktual. Pelaksanaan observasi memberikan gambaran secara
nyata situasi dan kondisi tertentu. Observasi pembelajaran di kelas memberikan
tambahan wawasan bagi observer mengenai praktek pembelajaran belajar
mengajar di sekolah.

Telah disebutkan di bagian pendahuluan laporan ini, metode observasi


yang digunakan oleh kelompok observer adalah dengan partisipate
observation, yakni dengan berbaur dalam situasi belajar. Selama kegiatan
observasi berlangsung, kelompok observer melakukan pencatatan proses
pembelajaran serta melakukan kegiatan pendokumentasian pembelajaran.
Pencatatan bertujuan untuk menangkap segala aspek dalam proses
pembelajaran. Pendokumentasian pembelajaran dilakukan dengan cara
merekam proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan kamera foto dan
dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen pembelajaran, seperti
perangkat pembelajaran, hand-out materi (yang diperoleh dengan mem-foto
copy buku peganggan siswa), dan daftar presensi siswa.

Berikut adalah pelaksanaan observasi yang dilakukan oleh kelompok


observer:
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Observasi.
Obsevasi dilaksanakan di SDN 1 Wonosari Kec Gadingrejo kab
Pringsewu. Kelas yang di observasi adalah kelas IV (empat) , dengan
jumlah siswa 15 anak.
Observasi dilaksanakan pada senin, 19 Oktober 2020 sampai 20 Oktober
2020, pada jam pelajaran yakni pada pukul 09.00 – 10.00 .
2. Aspek-aspek yang berkaitan dengan observasi.
a. Guru Wali kelas IV.
Adapun identitas Guru Pengampu kelas IV SDN 1 Wonosari,
Kecamatan gadingejo kabupaten Pringsewu adalah sebagai berikut :
Guru wali kelas : ERNAWATI, S.Pd
NIP :-
Pangkat/Golongan/Jabatan : PNS
Pendidikan Terakhir/Jurusan : UT/ PGSD
Mata pelajaran yang Diampu : Guru Kelas IV
b. Model Pembelajaran di Kelas
Diakui pula oleh guru wali kelas IV mata pelajaran kelas IV
SDN 1 Wonosari, kecamatan Gadingrejo kabupaten Pringsewu,
bahwa model pembelajaran yang digunakan selama masa Pandemi
ini adalah model Pembelajaran tatap muka langsung dan Daring
yaitu model pembelajaran di mana guru mentransformasikan
informasi atau keterampilan secara langsung kepada peserta didik,
pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru.
Adapun hasil interview observer dengan Guru Wali kelas IV
adalah sebagai berikut : “Bahwasannya saya dalam proses belajar
mengajar banyak menggunakan model pembelajaran langsung
misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab. Karena
lingkungan Proses Belajar Mengajar tidak sesuai dengan strategi
yang berpusat pada peserta didik atau ketika saya tidak memiliki
waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada peserta
didik. Bukan hanya itu saja dari aspek peserta didik itu sendiri
banyak yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki
keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan informasi, banyak
dari peserta didik yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak
memiliki pengetahuan yang cukup sehingga dalam hal ini mereka
tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi dan dipermalukan dalam
Proses Belajar Mengajar “.
Adapun Pendekatan dalam model pembelajaran ini berpusat
pada guru, dalam hal ini guru menyampaikan isi materi pelajaran
dalam format yang sangat terstruktur, mengarahkan kegiatan para
peserta didik, dan mempertahankan fokus pencapaian akademik hal
tersebut menjadikan pembelajaran kurang efektif dan efisien karena
penyampaian materi sangat membosankan bagi peserta didik. Di
sebutkan pula, bahwa peserta didik mengalami kesulitan belajar
manakala tujuan pembelajaran pada tatap muka sebelumnya belum
tercapai.
Kelemahan pembelajaran langsung menurut Depdiknas
(Sudrajat ,2011) yaitu :
1) Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan
siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan
mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua
siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih
harus mengajarkannya kepada siswa.
2) Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi
perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat
pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan
siswa.
3) Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat
secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
4) Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini,
kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image
guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri,
antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan
perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
5) Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan
kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang
menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat
berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah,
kemandirian, dan keingintahuan siswa.
6) Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya
komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung
menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model
pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk
menampilkan banyak perilaku komunikasi positif.
7) Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau
abstrak, model pembelajaran langsung mungkin tidak dapat
memberi siswa kesempatan yang cukup untuk memproses dan
memahami informasi yang disampaikan.
8) Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang
guru mengenai bagaimana materi disusun dan disintesis, yang
tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa. Siswa
memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.
9) Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan
siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan
hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan.
10) Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung
akan membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu
mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan
menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran
mereka sendiri.
11) Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak
komunikasi satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan
balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa
tidak paham atau salah paham.
12) Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan
siswa. Sayangnya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik
sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru
Berdasarkan Identifikasi permasalahan diatas Penulis selaku
Observer merasa tertarik dan terinspirasi untuk menggunakan Metode
Pembelajaran Ceramah dan Metode Pembelajaran Diskusi.
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTIK PEMBELAJARAN
DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

Berawal dari beberapa persiapan yang telah ditempuh oleh mahasiswa


PPL masa selanjutnya adalah berkoordinasi kepala SDN 1 Wonosari dengan
ditunjuk ke guru pamong Kelas IV (empat), mengenai batasan materi pelajaran
yang telah disampaikan guru sebelumnya dilanjutkan oleh masing-masing
mahasiswa PPL, kemudian dibuat program skenario pembelajaran dan perangkat
mata pelajaran yang akan diperaktekkan atau diajarkan oleh mahasiswa PPL.

A. Praktik Pembelajaran Di Kelas


Peraktik Pembelajaran di Kelas dengan pembuatan program Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian
pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP
disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

Pengertian program rencana pembelajaran adalah program pembelajaran


mengenai satu kesatuan bahasan tertentu yang merupakan bahasan atau
kesatuan program yang di pergunakan guru dalam proses belajar mengajar
yang terdiri dari:

1. Program Tahunan (Prota)

Dalam pengertian program tahunan terdapat beberapa pendapat


yang menjelaskan tentang pengertian tersebut. Program tahunan adalah
rencana penetapan alokasi waktu satu tahun untuk mencapai tujuan (SK
dan KD) yang telah ditetapkan, penetapan alokasi waktu diperlukan agar
seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat
dicapai oleh peserta didik. penentuan alokasi waktu ditentukan pada
jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku
serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh peserta didik.

Program Tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran


untuk setiap kelas, berisi tentang garis-garis besar yang hendak dicapai
dalam satu tahun dan dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh
guru sebelum tahun pelajaran dimulai, karena merupakan pedoman bagi
pengembangan program-progran berikutnya, yakni program semester,
mingguan dan harian serta pembuatan silabus dan sistem penilaian
komponen-komponen program tahunan meliputi identifikasi (satuan
pendidikan, mata pelajaran, tahun pelajaran) standart kompetensi,
kompetensi dasar, alokasi waktu dan keterangan.

Program Tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran


untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan program ini telah dipersiapkan dan dikembangkan oleh
guru mata pelajaran sebelum tahun ajaran karena merupakan pedoman
bagi pengembangan program-program berikutnya.

SDN 1 Wonosari berlaku bagi semua guru wajib membuat prota


ini. Prota ini diserahkan kepada kepala sekolah bersamaan dengan
perangkat pembelajaran yang lainnya. Seperti Silabus, Program
Semester, Program Bulanan, dan Mingguan, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Setiap satu mata pelajaran dalam tingkatan kelas wajib
menyerahkan semua komponen perangkat pembelajaran di atas tanpa
terkecuali, baik Guru PNS ataupun Guru Honorer. Komponen perangkat
itu dijilid dijadikan satu dan nantinya harus ditandatangani oleh kepala
sekolah dan guru mata pelajaran yang bersangkutan.
2. Program Semester (Promes)

Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal


yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program
semester ini merupakan penjabaran dari program tahunan.

3. Silabus

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


No. 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah menjelaskan bahwa silabus merupakan acuan penyusunan
kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus
dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola
pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan
sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah adalah sebagai
berikut :

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan


pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.

RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan


pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar
(KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun
RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP
disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan
atau lebih.

Dengan memperhatikan prosedur pembuatan RPP, maka penulis


membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan mata
pelajaran yangsesuai dengan mata pelajaran yang diambil dan kemudian
siap untuk didemonstrasikan melalui proses interaksi belajar dan
mengajar di dalam kelas.

Pembelajaran sebenarnya dapat di laksanakan dengan baik, guna


untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu guru sedapat mungkin
mampu memanfaatkan waktu, sumber belajar secara efektif. Keefektifan
dalam pembelajaran dapat memberikan dampak positif bagi hasil
pembelajaran.

Dengan cara memilih model pembelajaran, perubahan paradigma


pembelajaran dan hal lain yang dipandang perlu. Hal ini sangat
bergantung pada kompetensi guru dalam berinovasi dalam pembelajaran.
Di dalam pengelolaan kelas juga di tekankan pada aspek pengaturan
(management) lingkungan pembelajaran yaitu yang berkaitan dengan
pengaturan orang (siswa) dan barang (fasilitas).

a. Pengertian Metode Ceramah

Menurut Winarno Surahmad, M.Ed, ceramah adalah penerangan


dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan
peranan murid mendengarkan dengan teliti, serta mencatat yang
pokok dari yang dikemukakan oleh guru. Metode ceramah menurut
Gilstrap dan Martin 1975 : ceramah berasal dari bahasa latin yaitu
Lecturu, Legu ( Legree, lectus) yang berati membaca kemudian
diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru
menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan
mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku.

Metode ceramah dalam penerapannya di dalam proses belajar


mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara
lain :
Kelemahan :
a) Yang visual menjadi rugi, dan yang auditif (mendengarkan)
yang benar-benar menerimanya.
b) Bila selalu digunakan dan terlalu digunakan dapat membuat
bosan.
c) Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada siapa yang
menggunakannya.
d) Cenderung membuat siswa pasif
Kelebihan :
a) Guru mudah menguasai kelas.
b) Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas.
c) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
d) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
e) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
f) Lebih ekonomis dalam hal waktu.
g) Memberi kesempatan pada guru untuk menggunakan
pengalaman, pengetahuan dan kearifan.
h) Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas
i) Membantu siswa untuk mendengar secara akurat, kritis, dan
penuh perhatian.
j) Jika digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan
dan meningkatkan keinginan belajar siswa dalam bidang
akademik.
k) Dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa
sumber lain
Langkah–Langkah Metode Ceramah Di Kelas III SDN 1
Wonosari Kecamatan gadingrejo Kabupaten Pringsewu

Pelaksanaan pembelajaran pada hari Rabu tanggal 21 Oktober


2020., pada perbaikan pembelajaran ini peneliti bertindak sebagai
guru dan guru pamong bertindak sebagai pengamat peneliti. Dengan
bantuan guru pamong peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran
sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran yang baik.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam


mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:
a) Langkah Persiapan
Persiapan yang dimaksud disini adalah menjelaskan kepada
siswa tentang tujuan pelajaran dan pokok-pokok masalah yang
akan dibahas dalam pelajaran tersebut. Disamping itu, guru
memperbanyak bahan appersepsi untuk membantu mereka
memahami pelajaran yang akan disajikan.
b) Langkah Penyajian
Pada tahap ini guru menyajikan bahan yang berkenaan dengan
pokok-pokok masalah.
c) Langkah Generalisasi
Dalam hal ini unsur yang sama dan berlainan dihimpun untuk
mendapatkan kesimpulan-kesimpulan mengenai pokok-pokok
masalah.
d) Langkah Aplikasi Penggunan
Pada langkah ini kesimpulan yang diperoleh digunakan dalam
berbagai situasi sehingga nyata makna kesimpulan itu.

b. Pengertian Metode Diskusi


Metode diskusi dalam belajar adalah suatu cara penyajian/
penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan
kepada para siswa/ kelompok-kelompok siswa yang mengadakan
pembicaraan Ilmu guna mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu
masalah.

Forum diskusi dapat diikuti oleh seluruh siswa di dalam kelas,


dapat pula dibentuk kelompok-kelompok kecil. Yang perlu
diperhatikan adalan hendaknya para siswa berpartisipasi secara aktif
dalam setiap forum diskusi. Semakin banyak siswa terlibat dan
menyumbangkan pikirannnya, semakin banyak pula yang dapat
mereka pelajari. Perlu pula diperhatikan peran guru. Apabila campur
tangan dan main perintah dari guru, niscaya siswa tidak akan dapat
belajar banyak.

Bentuk-Bentuk Diskusi

Metode diskusi dalam belajar memiliki beberapa bentuk, yaitu:


a) The social problem meeting
Dalam bentuk diskusi ini, para siswa berbincang-bincang
memecahkan masalah sosial di kelas atau di sekolahnya dengan
harapan, bahwa setiap siswa akan merasa terpanggil untuk
mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan kaidah-kaidah
yang berlaku.
b) The open-endet meeting
Para siswa berbincang-bincang mengenai masalah apa saja yang
berhubungan dengan kehidupan mereka sehari, kehidupan
mereka di sekolah, dengan segala sesuatu yang terjadi di
lingkungan di sekitar mereka.
c) The educational-diagnosis meeting
Para siswa berbincang-bincang mengenai pelajaran di kelas
dengan maksud untuk saling mengoreksi pemahaman mereka
atas pelajaran yang telah diterimanya agar masing-masing
anggota memperoleh pemahaman yang lebih baik.

Langkah–langkah Metode Diskusi di Kelas III SDN 1 Wonosari


Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu

Dilanjutkan pelaksanaan proses pembelajaran pada tindakan


akhir pembelajaran ini peneliti bertindak sama sebagai guru dan guru
pamong bertindak sebagai pengamat peneliti. Dengan bantuan guru
pamong peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai
dengan rencana langkah-langkah pembelajaran yang baik.

Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan metode diskusi ini


yaitu:
a) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan
memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara
pemecahannya.
b) Dengan pimpinan guru, siswa membentuk kelompok diskusi,
memilih pemimpin diskusi (ketua, sekretaris/ pencatat, pelapor
dan sebagainya (bila perlu)), mengatur tempat duduk, ruangan
sarana dan sebagainya.
c) Para siswa berdiskusi di kelompoknya masing-masing
sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok
yang lain untuk menjaga serta memberi dorongan dan bantuan
sepenuhnya agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif
supaya diskusi bejalan dengan lancar.
d) Kemudian tiap kelompok diskusi melaporkan hasil diskusinya.
Hasil-hasil diskusi yang dilaporkan ditanggapi oleh semua siswa
(terutama bagi kelompok lain). Guru memberi ulasan dan
menjelaskan tahap-tahap laporan-laporan tersebut.
e) Para siswa mencatat hasil diskusi tersebut, dan para guru
mengumpulkan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok, sesudah
siswanya mencatat untuk fail kelas.

Dalam proses diskusi ini guru harus memberikan penekanan-


penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta peserta didik lain
untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan
peserta didik mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam
pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa
peserta didik telah menguasai indikator yang telah ditetapkan.
a) Kesimpulan / rangkuman
Di akhir pembelajaran, guru bersama peserta didik mengambil
kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran
b) Dan seterusnya.
c) Guru memberikan reward kepada “peserta didik terbaik” yang
mengungkapkan kandungan ayat dan hadits dengan baik dan
benar.

Kelebihan Dan Kelemahan Metode Diskusi

Dalam setiap model pembelajaran tentu ada kelebihan dan


kekurangannya, kelebihan dan kelemahan metode diskusi adalah:
a) Kelebihan metode diskusi
- Metode diskusi melibatkan siswa secara langsung dalam proses
belajar.
- Setiap siswa dapat menguji pengetahuan dan penguasaan bahan
pelajarannya masing-masing.
- Metode diskusi dapat menumbuh dan mengembangkan cara
berpikir dan sikap ilmiah.
- Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam
diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh
kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri.
- Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan
sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.
b) Kelemahan metode diskusi
- Suatu diskusi tidak dapat diramalkan sebelumnya mengenai
bagaimana hasil sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa
dan partisipasi anggota-anggotanya.
- Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu
yang belum pernah dipelajari sebelumnya.
- Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa
siswa yang menonjol.
- Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, akan tetapi
hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat
didiskusikan.
- Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak. Siswa
tidak boleh merasa dikejar-kejar waktu.
- Perasaan dibatasi waktu menimbulkan kedangkalan dalam
diskusi sehingga hasilnya tidak bermanfaat.
- Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani
mengemukakan pikiran mereka maka biasanya sulit untuk
membatasi pokok masalahnya.
- Sering terjadi dalam diskusi murid kurang berani
mengemukakan pendapatnya.
- Jumlah siswa di dalam kelas yang terlalu besar akan
mempengaruhi setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya

B. Praktik Administrasi Dan Manajemen Sekolah

1. Administrasi

Kata “administrasi” berasal dari kata latin yang terdiri atas kata
“ad” dan “ministrare”, kata “ad” mempunyai arti “to” dalam bahasa
inggris, yang berarti “ke”, dan ministare sama artinya dengan kata “to
serve” yang berarti melayani, membantu, mengatur, memelihara dan
mengerjakan.

Menurut The Liang Gie dan Sutarto lebih tegas lagi


mengemukakan perbedaan manajemen dan administrasi di kemukakan
bahwa manajemen kegiatan atau usaha untuk, membantu, melayani,
mengarahkan atau megatur semua kegiatan dalam mencapai tujuan
administrasi yang dimaksud dalam hal ini adalah administrasi pendidikan
yaitu suatu proses keseluruhan, kegiatan bersama dalam bidang
pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan dengan
menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personel
atau matrial maupun spiritual, untuk mencapai tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien.

Haji Nawawi mengatakan administrasi pendidikan adalah


rangkaian dari beberapa batasan di atas dapat disimpulkan bahwa admi
istrasi pendidikan adalah tindakan mengkordinasikan pelaku manusia
dalam pendidikan, agar semua daya yang ada dapat di tata sebaik
mungkin, sehingga tujuan pendidikan dapat di capai secara produktif.

Dari beberapa pendapat di atas secara garis besarnya bahwa


administrasi perencanaan, melayani, mengatur, memelihara, pelaporan
untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

2. Manajemen Sekolah

Konsep Manajemen Sekolah Manajemen dalam arti luas adalah


perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Sedangkan, manajemen
dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/madrasah yang meliputi:
perencanaan program sekolah/madrasah, pelaksanaan program sekolah/
madrasah, kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, pengawas/evaluasi,
dan sistem informasi sekolah/ madrasah.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus mampu
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
Potensi tersebut meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Manajemen sekolah merupakan proses mengelola sekolah melalui


perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sekolah
agar mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Kepala sekolah
sebagai manajer sekolah menempati posisi yang telah ditentukan di
dalam organisasi sekolah.

C. Pengelolaan Sumber Belajar

Pengelolaan sumber belajar yakni berupa cara kita untuk mengelola


sebuah hal yang akan kita capai. Sedangkan sumber belajar merupakan sebuah
konsep yang akan memudahkan dalam menunjang kegiatan belajar mengajar,
jadi pengelolaan sumber belajar merupakan cara kita memanajemen sumber
belajar sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan apa yang diajarkan.

Pembelajaran dikelas dan guru kelas merupakan suatu masalah yang


kompleks karena setiap siswa memiliki ciri yang unik dalam belajar. Hal ini
terutama disebabkan oleh efisiensi penerimanya dan kemampuan
tanggapannya. Seorang siswa yang normal akan dapat memperoleh pengertian
dengan cara mengolah rangsangan dari luar yang ditanggapi oleh inderanya,
baik indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa maupun peraba.

Proses pembelajaran di kelas yang menggunakan media, diharapkan


siswa yang belajar tidak hanya sekedar meniru, mencontoh atau melakukan apa
yang diberikan kepadanya, tetapi bagaimana siswa secara aktif ada upaya
untuk berbuat. Pada mulanya media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat
bantu visual dalam kegiatan pembelajaran yaitu sebagai sarana untuk
mendorong motivasi belajar siswa, memperjelas dan mempermudah konsep
yang abstrak dan mempertinggi daya serapnya. Kemudian dengan adanya
pengaruh teknologi lahirlah berbagai alat peraga audio visual yang
menekankan pada penggunaan pengalaman yang konkrit untuk menghindari
verbalisme atas dasar keyakinannya.

Alat-alat peraga yang berupa media pembelajaran disebut juga dengan


sumber belajar, baik berupa cetak, non cetak atau elektronik harus diorganisir
dengan baik oleh sekolah, agar mempermudah proses penggunaan oleh peserta
didik (siswa), proses ini kemudian dipusatkan dalam suatu tempat yang disebut
pusat sumber belajar.

Proses pengembangan pembelajaran akan berlangsung secara efektif dan


efisien apabila ditunjang dengan sumber belajar yang dikelola dengan baik
lewat pusat sumber belajar. Pemanfaatan pusat sumber belajar diharapkan
mampu untuk melayani sagala keinginan dan harapan siswa dalam proses
pembelajaran. Termasuk di dalamnya proses pembelajaran mata pelajaran di
kelas.

D. Kendala Pelaksanaan PPL

1. Permasalahan

Permasalahan secara khusus merupakan permasalahan yang


dialami oleh setiap guru peraktek di kelas ini tidak memiliki masalah
yang begitu serius dalam proses belajar.

Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari


Guru praktikkan:
a. Peserta didik masih banyak yang malas mencatat pelajaran,
sedangkan minat bacanyapun kurang, menghadapi masalah ini
alternatif pemecahannya adalah dengan memberi nilai terhadap
catatan pelajaran mereka.
b. Tingginya tingkat kenakalan peserta didik didalam kelas seperti
peserta didik kurang disiplin dan rapi (melanggar peraturan dikelas ).
Hal ini dialami pada saat pertama kali melakukan proses
pembelajaran di kelas. Maka untuk mengatasi hal tersebut guru
praktik mengambil alternatif dengan melakuakan penertiban peserta
didik serta memberikan saran terhadap beberapa hal diatas sebelum
melangsungkan proses pembelajaran serta memilih model
pembelajaran dan bantuan metode yang sifatnya melibatkan
keaktifkan seluruh peserta didik.
c. Masih ada peserta didik yang tidak memperhatikan guru mejelaskan
pelajaran didepan kelas, ketika guru menjelaskan pelajaran, peserta
didik tersebut tidak memberi perhatian terhadap penjelasan guru,
bahkan ada beberapa orang dari mereka asyik ngobrol di bangku
belakang. Menghadapi peserta didik yang demikian, alternatif
pemecahannya adalah memberi perhatian kepadanya, baik melalui
pertanyaan, teguran dan sebagainya. Dan perlu pula diadakan
pendekatan terhadapnya, sehingga ia merasa diperhatikan dan diberi
perhatian oleh gurunya kemudian perlu juga diketahui latar belakang
peserta didik tersebut melalui konsultasi atau dialog langsung
dengan peserta didik itu sendiri.

2. Alternatif Pemecahan Masalah

a. Diharapkan lebih disiplin lagi dalam membuat peraturan izin keluar


masuk sekolah.
b. Hendaknya guru guru dapat meningkatkan kreativitas dalam
menggunakan metode pengajaran sehingga peserta didik menjadi
lebih antusias dan tertarik mengikuti pelajaran.
c. Hendaknya guru dan pihak sekolah bisa memotivasi peserta didik
untuk memanfaatkan fasilitas sekolah dengan baik.
d. Hendaknya guru memiliki kreativitas dalam menggunakan model
pembelajaran yang aktif dan bervariasi untuk meningkatkan minat
belajar peserta didik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program PPL di SDN 1 Wonosari alhamdulilah dapat dilaksanakan
dengan baik dan lancar. Adapaun kendala yang lahir ditengah perjalanan
hanyalah sebuah dinamika keharusan dari sebuah dialektika yang diterima
dan harus disikapi dengan arif dan bijaksana. Hal tersebut semata demi
mencari formulasi yang tepat dalam memecahkan problematika yang
ditemui.
PPL selama 1 bulan ini adalah program yang sangat penting dan berarti
bagi mahasiswa dan masyarakat sekolah dengan adanya kegiatan ini maka
menjadi ilmu yang telah diterima dan dapat dijadikan sebagai bekal oleh
mahasiswa. Ketika teori saja yang diterima oleh mahasiswa sementara
tidak pernah mengenal lingkungan pendidikan yang sebenarnya Ada
keterputusan antar teori dan rill yang terjadi. sehingga dengan PPL benar-
benar dapat mengantarkan mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) untuk mampu memperkuat kompetensinya (Pedagogik,
Profesional, Personal, sosial) dan kedepan akan menciptakan intelektua-
intelektual yang mampu melakukan perubahan. Berasarkan hasil analisis
dan pengalaman yang didapat selama PPL dalam waktu 1 bulan, dapat
penulis simpulkan beberapa hal, diantaranya yaitu :
1. PPL merupakan suatu yang urgen untuk dilaksanakan oleh mahasiswa
PGMI STIT Pringsewu Lampung yang merupakan kegiatan yang
meliputi praktik pengalaman mengajar dan penelitian yang
dikembangkan.
2. PPL merupakan wahana latihan bagi sesorang calon pendidik atau
guru untuk lebih mengenal dunia yang dijalaninya, setelah selesai
pendidikan diharapkan menjadi pendidik yang handal dan profesional
dibidangnya.
3. Guru diharpkan kreatif dan fleksibel dalam artian memberikan materi
kepada siswa harus sesuai kapasitas fisik dan psikis serta tingkat daya
serap siswa dan harus sesuai dengan kurikulum yang ada.
4. Bagi berbagai perguruan tinggi yang mempunyai program studi
keguruan, praktik pengalaman lapangan merupakan sebuah wahana
dan media tolak ukur tingkat keberhasilan perguruan tersebut untuk
menghasilkan guru-guru yang berkualitas.
5. Memahami berbagai kendala dan masalah siswa sangat diperlukan
guna terealisasikannya tujuan pendidikan.
B. Saran
Selain hal-hal positif yang banyak penulis temui dalam PPL ini, ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rangka perbaikan untuk
PPL yang akan datang. Demi kemjuan bersama penulis memberikan
beberapa saran:
1. Bagi Panitia PPL
a. Dalam persiapan harus lebih dioptimalisasikan dan lebih
dimatangkan, agar para praktikum dapat maksimal dalam
melaksankan PPL sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
b. Dalam pelaksanaan PPl hendaknya ada interaksi dan komunikasi
dan penjelasan yang lebih rinci dan lebih baik anatar panitia,
mahasiswa praktikan dan pihak lembaga sekolah.
2. Bagi Mahasiswa PPL
a. Melalui pelaksanan PPL diharapkan mahasiswa praktikan dapat
lebh mengetahui kadar kemampuannya sehingga kemudian ingin
membenahi diri dengan membekali dirinya sendiri dengn berbagai
ilmu dan keterampilan mendidik sehingga menjadi lebih baik.
b. Beranilah untuk memulai dari diri sendiri, melaksanakan
kewajiban tanpa harus menggu perintah.
3. Bagi peserta didik SDN 1 Wonosari
a. Tingkatkanlah pretasi dan Kahlak mulia, hormati orang tua dan
bapak ibu guru kalian serta taatilah peraturan sekolah.
b. Belajar yang rajin, gemarlah membaca, jangan mebenci sejarah,
( sosialitas dan individualitas) kalian

Anda mungkin juga menyukai