Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
di
Disusun Oleh:
di
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperolch gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.
Disusun Olch:
ntgarm
O1OIKAM.A
Juni 2022
aeParpasi
GiSiASSumatera Utara
AKULTAS
0DI PENDIDt
Badang Irfan Husori, S.Si., M.Sc., Apt.
NIP19820411201221001
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Profesi (PKP)
Apoteker di Pedagang Besar Farmasi di PT. Indofarma Global Medika Cabang
Medan, yang berlokasi di Jalan SM Raja KM 10,8, Komp. ATC, Amplas, Medan,
Provinsi Sumatera Utara. Laporan ini ditulis berdasarkan teori dan hasil
pengamatan selama melakukan Praktik Kerja Profesi (PKP) Apoteker di PT
Indofarma Global Medika cabang Medan dan merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Dalam melaksanakan Praktik Kerja Profesi (PKP) Apoteker ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak berupa arahan, bimbingan dan
masukan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Ibu Khairunnisa, S.Si., M.Pharm., Ph.D., Apt.,
selaku Dekan Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat melaksanakan Praktik Kerja
Profesi (PKP) Apoteker, Bapak Dadang Irfan Husori S.Si., M.Sc., Apt. selaku
Ketua Program Studi Pendidikan profesi Apoteker Fakultas Farmasi, Universitas
Sumatera Utara, telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis dengan
penuh tanggung jawab selama Praktik Kerja Profesi Apoteker hingga selesainya
penulisan laporan ini, Ibu apt. Chemayanti Surbakti S.Farm., M.Si. selaku
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam Praktik Kerja
Profesi Apoteker hingga selesai. Penulis juga ucapkan terima kasih kepada Bapak
apt. Pardamean, S.Farm., selaku Apoteker Penanggung Jawab (APJ) Pedagang
Besar Farmasi di PT. Indofarma Global Medika Cabang Medan yang telah
membimbing penulis selama Praktik Kerja Profesi Apoteker dan kepada seluruh
karyawan di Pedagang Besar Farmasi di PT. Indofarma Global Medika Cabang
Medan atas kerja sama dan bantuan yang diberikan selama penulis melakukan
Praktik Kerja Profesi.
Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya tiada terhingga kepada orang tua dan teman teman
yang memberikan bantuan dan dukungan baik materi maupun motivasi serta doa
iii
yang tulus. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang Farmasi.
iv
DAFTAR ISI
v
2.10.9 Dokumentasi ........................................................................................................ 25
2.11 Ketentuan Khusus ................................................................................................ 26
2.11.1 Ketentuan Bahan Obat ......................................................................................... 26
2.11.3 Ketentuan Khusus Narkotika dan Psikotropika .................................................... 28
1 BAB III .................................................................................................................... 37
3.1 Sejarah, Visi dan Misi PT. Indofarma Global Medika ........................................... 37
3.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan PT. Indofarma Global Medika .................... 37
3.1.2 Visi dan Misi PT Indofarma Global Medika .......................................................... 38
3.2 Logo PT. Indofarma Global Medika ...................................................................... 38
3.3 Budaya PT. Indofarma Global Medika............................................................ 38
3.4 Mitra Usaha PT. Indofarma Global Medika ................................................... 40
3.5 Bangunan dan Peralatan ...................................................................................... 40
3.5.1 Letak dan Luas PT. Indofarma Global Medika ...................................................... 40
3.5.2 Pemetaan (Mapping) Suhu di PBF ....................................................................... 41
3.6 Operasional .......................................................................................................... 42
3.6.1 Kegiatan Operasional Perbekalan Farmasi PT. Indofarma Global Medika .......... 42
3.7 Inspeksi Diri .......................................................................................................... 46
3.8 Keluhan, Obat dan atau Bahan Obat Kembalian, Diduga Palsu dan Penarikan
Kembali ................................................................................................................ 47
3.9 Transportasi ......................................................................................................... 48
3.10 Fasilitas Distribusi Berdasarkan Kontrak .............................................................. 49
3.11 Dokumentasi ........................................................................................................ 49
3.12 Ketentuan Khusus Bahan Obat ............................................................................ 49
3.12.1 Ketentuan Khusus Produk Rantai Dingin ............................................................. 49
3.13 Ketentuan Khusus Psikotropika, dan Prekursor Farmasi ..................................... 50
3.14 Pemusnahan Barang ............................................................................................ 50
BAB IV................................................................................................................................ 52
4.1 Manajemen Mutu ............................................................................................... 52
4.2 Bangunan dan Peralatan ...................................................................................... 53
4.3 Operasional dan Inspeksi Diri............................................................................... 54
4.4 Penerimaan Obat Kembalian ............................................................................... 58
4.5 Ketentuan Obat Khusus ....................................................................................... 59
4.5.1 Ketentuan Obat Khusus Rantai Dingin ................................................................. 59
4.5.2 Ketentuan Obat Khusus Psikotropika dan Prekursor Farmasi ............................. 60
4.6 Pemusnahan......................................................................................................... 61
3 BAB V ..................................................................................................................... 62
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 62
5.2 Saran .................................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 63
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 64
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
RINGKASAN
Medan pada 18 April 2022 – 28 April 2022. Pelaksanaan PKPA ini bertujuan agar
calon apoteker dapat memahami peran, fungsi dan tanggung jawab Apoteker
viii
BAB I
PENDAHULUAN
2009 tentang Kesehatan yaitu keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secarasosial
dan ekonomis. Industri farmasi merupakan salah satu elemen pentingdalam rangka
yang berkualitas, aman, dan efektif. Semua industri farmasi harus berupaya agar
dipersyaratkan.
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan
yang hi-regulated. Salah satu regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah dalam
Besar Farmasi (PBF) dengan menerapkan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).
adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan,
sejak dari industry farmasi hingga fasilitas pelayanan kefarmasian seperti apotek,
instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik dan toko obat agar dapat sampai
ke tangan masyarakat, maka oleh sebab itu PBF wajib menerapkan Cara Distribusi
Obat yang Baik (CDOB) dalam setiap kegiatan distribusi (Kemenkes RI, 2011).
dan/atau bahan obat. Apoteker penanggung jawab harus memiliki izin sesuai
2
pengalaman praktis yang cukup, yang salah satunya dapat diperoleh melalui
Kerja Profesi dilaksanakan di PT. Indofarma Global Medika Cabang Medan, yang
Sumatera Utara. PBF PT. Indofarma Global Medika Cabang Medan merupakan
salah satu BUMN yang berdiri dibawah PT. Indofarma (Persero), Tbk.
1.2 Tujuan
Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Pedagang Besar Farmasi (PBF) ini
bertujuan:
langsung di PBF.
1.3 Manfaat
PBF.
3
1.4 Pelaksanaan Kegiatan
sampai 28 April 2022 di PT. Indofarma Global Medika Cabang Medan, yang
Sumatera Utara. Pratik Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan mulai pukul 08.30
- 16.00 WIB.
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
Makanan Nomor 9 tahun 2019, menyatakan bahwa Pedagang Besar Farmasi yang
penyaluran obat atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan
beberapa hal yang berkaitan dengan kegiatan Pedagang Besar Farmasi yaitu
mengenai:
1. Perbekalan farmasi adalah perbekalan yang meliputi obat, bahan obat dan alat
kesehatan.
obat, dan unit kesehatan lainnya yang ditetapkan Menteri Kesehatan, serta
pengecer lainnya.
PBF Cabang adalah cabang PBF yang memiiki pegakuan untuk melakukan
pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat/ atau bahan obat dalam jumlah besar
Setiap pendirian PBF harus memiliki izin dari Direktur Jendral. Direktur
Jendral yang dimaksud adalah Direktur Jendral pada Kementrian Kesehatan yang
tugas dan tanggung jawabnya di bidang pembinaan kefarmasian dan alat kesehatan.
Setiap PBF dapat mendirikan PBF Cabang, dan setiap pendirian PBF Cabang wajib
5
memperoleh pengakuan dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dimana PBF Cabang
berada. Izin PBF berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi
persyaratan.
distribusi atau penyaluran sediaan farmasi merupakan salah satu bagian dari
harus memenuhi Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), menetapkan Standar
dengan proses distribusi pada fasilitas distribusi atau penyaluran sediaan farmasi.
Menurut Pedoman Teknis CDOB tahun 2015, tugas dan kewajiban apoteker
mutu.
lanjutan mengenai CDOB untuk semua personil yang terkait dalam kegiatan
distribusi.
6
d. Mengkoordinasikan dan melakukan dengan segera setiap kegiatan penarikan
obat.
h. Turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi kontrak dan penerima
berada di tempat dalam jangka waktu tertentu dan menyimpan dokumen yang
Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian menjelaskan bahwa,
Apoteker merupakan Sarjana Farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
7
c. Didasarkan pada Standar Kefarmasian dan Standar Operasional
Bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada Apoteker yang telah
d. Mempunyai surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
profesi
Apoteker (SIKA). SIKA adalah surat izin praktek yang diberikan kepada Apoteker
fasilitas distribusi atau penyaluran. SIKA hanya diberikan untuk 1 (satu) tempat
fasilitas kefarmasian.
8
Untuk memperoleh SIKA, Apoteker mengajukan permohonan kepada Kepala
harus menerbitkan SIKA paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak surat
b. Surat pernyataan mempunyai tempat praktik profesi atau surat keterangan dari
atau distribusi/penyaluran.
Pencabutan Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) oleh Kepala Dinas Kesehatan
c. Apoteker yang bersangkutan tidak bekerja pada tempat yang tercantum dalam
surat izin
d. Yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan fisik dan mental untuk
KFN.
9
f. Melakukan pelanggaran hukum di bidang kefarmasian yang dibuktikan dengan
dilakukan dalam Sistem OSS yang disediakan oleh BKPM. (Pasal 167)
KPBPB melalui Sistem OSS. (Pasal 211 ayat (1) dan Pasal 215 ayat (1))
10
Sertifikat perizinan PBF dikeluarkan oleh lembaga OSS mengatasnamakan
menteri kesehatan dalam bentuk sertifikat elektronik yang dapat di print out. Izin
PBF berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan
dan pengakuan PBF Cabang berlaku mengikuti jangka waktu izin PBF pusat.
Prosedur penerbitan perizinan berusaha berbasis resiko untuk izin PBF pusat
KPBPB
ke Sistem OSS
Data Teknis
11
4. Pembayaran PNBP dan check kode billing
Output izin untuk permohonan perubahan izin PBF adalah Pembaruan Izin.
Izin PBF yang sudah diterbitkan melalui eLicensing (sesuai Permenkes No.
proses) sebelum pemberlakukan OSS RBA dapat dilanjutkan (dengan PNBP yang
berisi:
Cabang PMA.
12
c. Proses verifikasi pemenuhan persyaratan PBF Cabang PMDN dilakukan
PMDN ke sistem OSS, sebagai bagian dari Izin PBF Cabang yang
Pedagang Besar Farmasi menyatakan bahwa izin PBF berlaku 5 tahun dan dapat
apabila:
peraturan.
d. Tidak lagi menyampaikan informasi pedagang besar farmasi tiga kali berturut-
turut.
13
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.34 tahun
2014 tentang Pedagang besar farmasi menyatakan bahwa Pedagang Besar Farmasi
a. Pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat dan /atau bahan obat dalam
perundang-undangan.
c. PBF atau PBF Cabang yang melakukan pengubahan kemasan bahan obat dari
kemasan atau pengemasan kembali bahan obat dari kemasan aslinya wajib
dan/sesama PBF.
f. PBF hanya dapat melaksanakan pengadaan bahan obat dari industri farmasi,
g. Menurut Permenkes Nomor 30 Tahun 2017 Pasal 13 ayat 5, PBF Cabang dapat
h. PBF dan PBF Cabang dalam melaksanakan pengadaan obat atau bahan obat
14
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1148
Tahun 2011 Pasal 25 dan 26 yang menyatakan tentang gudang Pedagang Besar
Farmasi menjelaskan bahwa syarat dan ketentuan gudang Pedagang Besar Farmasi
a. Gudang dan kantor PBF atau PBF Cabang dapat berada pada lokasi yang
b. Dalam hal gudang dan kantor PBF atau PBF Cabang berada dalam lokasi yang
c. PBF dan PBF Cabang dapat melakukan penambahan gudang atau perubahan
melakukan penyimpanan dan penyaluran sebagai bagian dari PBF atau PBF
Cabang.
Kegiatan pemetaan suhu secara umum diatur oleh BPOM RI (2020) dalam
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020 tentang
Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik, Bab III tentang bangunan dan
15
bangunan. Area penyimpanan harus dipetakan pada kondisi suhu yang mewakili
prosedur tertulis. Pemetaan harus diulang sesuai dengan hasil kajian risiko atau jika
suhu. Peralatan pemantauan suhu harus ditempatkan sesuai dengan hasil pemetaan.
dan berkala kepada pihak yang berwenang seperti yang disebutkan dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No. 1148 tahun 2011 pasal 30 tentang Pedagang Besar Farmasi
yaitu:
Kepala Badan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM.
c. Setiap PBF dan PBF Cabang yang menyalurkan narkotika dan psikotropika
d. Laporan sebagai mana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dilakukan
komunikasi.
16
e. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) setiap saat harus dapat
terhadap semua ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dapat dikenai sanksi
Dalam hal PBF atau PBF Cabang diberikan sanksi administratif berupa
dilakukan jika PBF atau PBF Cabang telah membuktikan pemenuhan seluruh
Menteri
Peraturan Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan No. 6 tahun 2020
tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik menyatakan bahwa setiap
Farmasi, dan Industri Farmasi jika melanggar ketentuan penerapan Cara Distribusi
1. peringatan tertulis,
17
2.10 Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) harus diterapkan dalam setiap
Pedagang Besar Farmasi (PBF) sesuai dengan kebijakan pemerintah yaitu Peraturan
Kepala Badan POM Nomor 6 tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi
a. Menjamin penyebaran obat secara merata dan teratur agar dapat diperoleh yang
b. Terlaksananya pengamanan lalu lintas obat dan penggunaan obat tepat sampai
kepada pihak yang membutuhkan secara sah untuk melindungi masyarakat dari
c. Menjamin keabsahan dan mutu obat, agar obat yang sampai ke tangan konsumen
adalah obat yang efektif, aman, dan dapat digunakan sesuai dengan tujuan
penggunaannya.
tanggung jawab, proses dan langkah manajemen risiko terkait dengan kegiatan
yang dilaksanakan. Fasilitas distribusi harus memastikan bahwa mutu obat dan/atau
bahan obat dan integritas rantai distribusi dipertahankan selama proses distribusi.
Seluruh kegiatan distribusi harus ditetapkan dengan jelas, dikaji secara sistematis
dan semua tahapan kritis proses distribusi dan perubahan yang bermakna harus
18
divalidasi dan didokumentasikan. Sistem mutu harus mencakup prinsip manajemen
risiko mutu. Pencapaian sasaran mutu merupakan tanggung jawab dari penanggung
harus didukung oleh komitmen manajemen puncak. Sistem mutu harus memastikan
bahwa:
a. Obat dan/ atau bahan obat diperoleh, disimpan, disediakan, dikirimkan atau
c. Obat dan/ atau bahan obat dikirimkan ke penerima yang tepat dalam
d. Kegiatan yang terkait dengan mutu dicatat pada saat kegiatan tersebut
dilakukan;
diselidiki;
distribusi obat dan/ atau bahan obat yang benar sangat bergantung pada personil
yang menjalankannya. Harus ada personil yang cukup dan kompeten untuk
Tanggung jawab masing-masing personil harus dipahami dengan jelas dan dicatat.
mengikuti pelatihan dasar maupun pelatihan lanjutan yang sesuai dengan tanggung
19
jawabnya.Penanggung jawab (Apoteker Penanggung Jawab) harus menjaga
bahan obat palsu memasuki rantai distribusi. Harus diberikan pelatihan khusus
kepada personil yang menangani obat dan/atau bahan obat yang memerlukan
persyaratan penanganan yang lebih ketat seperti obat dan/atau bahan obat
dan sensitif terhadap suhu. Semua dokumentasi pelatihan harus disimpan, dan
perlindungan dan distribusi obat dan/ atau bahan obat meliputi gedung, gudang dan
b. Jika bangunan (termasuk sarana penunjang) bukan milik sendiri, maka harus
c. Harus ada area terpisah dan terkunci antara obat dan/ atau bahan obat yang
menunggu keputusan lebih lanjut mengenai statusnya, meliputi obat dan/ atau
bahan obat yang diduga palsu, yang dikembalikan, yang ditolak, yang akan
20
dimusnahkan, yang ditarik, dan yang kedaluwarsa dari obat dan/ atau bahan
pengendalian yang memadai untuk menjaga agar semua bagian terkait dengan
yang dipersyaratkan.
e. Harus tersedia kondisi penyimpanan khusus untuk obat dan/ atau bahan obat
f. Harus tersedia area khusus untuk penyimpanan obat dan/ atau bahan obat yang
dan keamanan.
kondisi cuaca, dan harus didesain dengan baik serta dilengkapi dengan
yang memiliki akses terhadap obat dan/ atau bahan obat di area penerimaan,
21
j. Bangunan dan fasilitas penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah
k. Ruang istirahat, toilet dan kantin untuk personil harus terpisah dari area
penyimpanan.
penyimpanan obat dan/ atau bahan obat harus di kalibrasi, serta kebenaran dan
yang tepat.
sedemikian rupa sehingga tidak mempengaruhi mutu obat dan/ atau bahan obat.
pencatat suhu dan kelembaban, unit pengendali udara dan peralatan lain yang
2.10.4 Operasional
Semua tindakan yang dilakukan oleh fasilitas distribusi harus dapat
memastikan bahwa identitas obat dan/atau bahan obat tidak hilang dan distribusinya
distribusi harus menggunakan semua perangkat dan cara yang tersedia untuk
22
memastikan bahwa sumber obat dan/atau bahan obat yang diterima berasal dari
industri farmasi dan/atau fasilitas distribusi lain yang mempunyai izin sesuai
Fasilitas distribusi juga harus memastikan bahwa obat dan/atau bahan obat
hanya disalurkan kepada pihak yang berhak atau berwenang untuk menyerahkan
pemisahan obat dan/atau bahan obat, pemusnahan obat dan/atau bahan obat,
kepatuhan terhadap pemenuhan CDOB dan sebagai bahan tindak lanjut untuk
dilaksanakan dalam jangka waktu yang ditetapkan dan mencakup semua aspek
prosedur tertulis. Inspeksi diri harus dilakukan dengan cara yang independen dan
rinci oleh personil yang kompeten dan ditunjuk oleh perusahaan dan semua
berpotensi rusak harus dikumpulkan, dikaji dan diselidiki sesuai dengan prosedur
23
berwenang. Obat dan/atau bahan obat yang akan dijual kembali harus melalui
Sedangkan untuk obat dan/atau bahan obat diduga palsu, penyalurannya harus
dihentikan, segera dilaporkan ke instansi terkait dan menunggu tindak lanjut dari
instansi yang berwenang. Setelah ada pemastian bahwa obat dan/atau bahan obat
tersebut palsu, maka harus segera ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi dari
instansi yang berwenang. Selain itu juga harus tersedia dokumentasi untuk setiap
2.10.7 Transportasi
Selama proses transportasi harus diterapkan metode transportasi yang
memadai. Obat dan/atau bahan obat harus diangkut dengan kondisi penyimpanan
sesuai dengan informasi pada kemasan. Metode transportasi yang tepat harus
digunakan mencakup transportasi melalui darat, laut, udara atau kombinasi di atas.
Adapun metode transportasi yang dipilih, harus dapat menjamin bahwa obat
dan/atau bahan obat tidak mengalami perubahan kondisi selama transportasi yang
Pengiriman obat dan/atau bahan obat harus aman dan dilengkapi dengan
harus dilaksanakan oleh semua personil yang terlibat dalam transportasi. Untuk
obat dan/atau bahan obat yang memerlukan kondisi khusus selama transportasi
khusus tersebut pada penandaan dan dimonitor serta dicatat. Transportasi dan
penyimpanan obat dan/atau bahan obat yang mengandung zat berbahaya lainnya
24
yang dapat menimbulkan risiko khusus dalam hal penyalahgunaan, kebakaran atau
disimpan dalam area terpisah dan aman, dan diangkut dalam kontainer dan
kendaraan yang aman, dengan desain yang sesuai. Disamping itu, harus memenuhi
kesepakatan internasional.
Pelanggan harus mendapatkan data suhu pada saat serah terima obat dan/atau
bahan obat. Jika diperlukan, pelanggan dapat memperoleh dokumen data suhu
untuk menunjukkan bahwa obat dan/atau bahan obat tetap dalam kondisi suhu
dan mutu obat dan/atau bahan obat meliputi: kontrak antar fasilitas distribusi,
kontrak antara fasilitas distribusi dengan pihak penyedia jasa antara lain
kegiatan kontrak harus tertulis antara pemberi kontrak dan penerima kontrak serta
setiap kegiatan harus sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik.
2.10.9 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan dokumen tertulis terkait dengan distribusi
dokumen lain yang terkait dengan pemastian mutu. Dokumentasi yang baik
harus jelas untuk mencegah kesalahan dari komunikasi lisan dan untuk
25
Dokumentasi terdiri dari semua prosedur tertulis, petunjuk, kontrak, catatan dan
data, dalam bentuk kertas maupun elektronik. Dokumentasi yang jelas dan rinci
Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Cara
Distribusi Obat yang Baik. Ketentuan ini termasuk tentang pengemasan dan
pelabelan ulang, penanganan bahan obat yang tidak sesuai beserta dokumentasinya.
cuaca ekstrim dan bahaya alamiah lainnya. Lokasi dijaga dari penumpukan debu,
produk rantai dingin yang akan dikirimkan pada kondisi suhu yang terjaga. Area
Produk rantai dingin harus dapat dipastikan disimpan dalam ruangan dengan
suhu terjaga, cold room / chiller (+2 s / d +8oC), freezer room / freezer (-25 s / d -15oC).
26
Ruangan dari produk rantai dingin dirancang agar dapat menjaga suhu sesuai persyaratan
dan dilengkapi dengan sistem auto-defrost yang tidak mempengaruhi suhu selama siklus
defrost. Ruangan juga harus dilengkapi dengan sistem pemantauan suhu secara terus-
menerus dengan menggunakan sensor pada tempat yang mewakili perbedaan suhu ekstrim.
Ruangan juga dilengkapi generator otomatis atau generator manual yang dijaga oleh
d. Nomor bets
e. Tanggal kadaluarsa
g. Kondisi Vaccine Vial Monitor (VVM) (Khusus untuk vaksin yang telah
dilengkapi VVM)
1 chiller atau cold room (suhu +20 s/d +80C), untuk menyimpan vaksin dan serum
2 freezer atau freezer room (suhu -15 s/d –250C) untuk menyimpan vaksin OPV.
1 FEFO (First Expire First Out), produk yang tanggal kedaluwarsanya lebih
27
2 FIFO (First In - First Out), produk yang lebih dulu diterima agar lebih dulu
didistribusikan.
3 Untuk vaksin yang memiliki indikator, misalnya vaksin dengan VVM (Vaksin
Vial Monitor) dan kondisi indicator sudah mengarah atau mendekati ke batas
layak pakai (atau posisi VVM menunjukkan warna lebih gelap), maka vaksin
masih panjang.
sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun. Validasi proses pengiriman perlu
perundang undangan.
peraturan perundang-undangan.
dikuasai oleh penanggung jawab fasilitas distribusi dan personil lain yang
28
d. Personil lain yang dimaksud pada butir 4 adalah Tenaga Teknis
2. Operasional
a. Kualifikasi Pemasok
b. Kualifikasi Pelanggan
lain yang memiliki ijin khusus penyalur narkotika, instalasi farmasi pemerintah,
apotek, klinik dan rumah sakit yang memiliki kewenangan menyalurkan atau
industri farmasi, fasilitas distribusi lain, apotek, rumah sakit, klinik dan
perundang-undangan.
3. Pengadaan
29
Pengadaan narkotika, psikotropika atau prekursor farmasi harus berdasarkan
a. sistem elektronik harus bisa menjamin otoritas penggunaan sistem hanya oleh
b. mencantumkan nama sarana sesuai izin (disertai nomor izin) dan alamat
angka dan huruf) dan isi kemasan (kemasan penyaluran terkecil atau tidak
yang dipesan;
e. mencantumkan nomor urut surat pesanan, nama kota dan tanggal dengan
kebenarannya pada saat pemeriksaan, baik oleh pihak yang menerbitkan surat
data pada saat dibutuhkan oleh pihak yang menerbitkan surat pesanan dan/atau
30
j. pesanan secara elektronik yang dikirimkan ke pemasok harus dipastikan
secara elektronik dari pihak pemasok bahwa pesanan tersebut telah diterima.
Apabila Surat Pesanan dibuat secara manual, maka Surat Pesanan harus:
dalam bentuk faksimili dan fotokopi. Dua rangkap surat pesanan diserahkan
kepada pemasok dan 1 (satu) rangkap sebagai arsip; Dua rangkap yang
jelas, dan nomor Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) sesuai ketentuan
perundang-undangan;
c. Mencantumkan nama sarana sesuai izin (disertai nomor izin) dan alamat
angka dan huruf) dan isi kemasan (kemasan penyaluran terkecil atau tidak
yang dipesan;
f. Diberikan nomor urut, nama kota dan tanggal dengan penulisan yang jelas;
31
Surat Pesanan sebagaimana dimaksud hanya dapat berlaku untuk masing
hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) jenis Narkotika. Surat Pesanan psikotropika
atau prekursor farmasi hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) atau beberapa jenis
4. Penerimaan
a. kebenaran nama, jenis, nomor bets, tanggal kedaluwarsa, jumlah dan kemasan
c. kebenaran nama, jenis, jumlah dan kemasan dalam surat pengantar / pengiriman
barang dan/atau faktur penjualan harus sesuai dengan arsip surat pesanan.
dan/atau faktur penjualan dan dibubuhi stempel fasilitas distribusi. Jika setelah
b) Apabila kondisi kemasan obat yang diterima dalam kondisi tidak baik atau
rusak maka obat yang diterima tersebut harus segera dikembalikan dengan
disertai bukti retur dan surat pesanan asli, dan segera meminta bukti terima
32
Selama menunggu proses pengembalian maka narkotika, psikotropika atau
tanggal kedaluwarsa dan jumlah antara fisik dengan dokumen pengadaan harus
pemasok.
5. Penyimpanan
bentuk obat jadi dilakukan secara aman berdasarkan analisis risiko dari masing-
masing fasilitas distribusi, antara lain penyimpanan dilakukan pada satu area dan
b. Kadaluwarsa;
c. Rusak; dan
ke pemasok
6. Pemusnahan
disaksikan oleh petugas Dinkes Provinsi dan/ atau Balai Besar/Balai POM
33
permohonan saksi pemusnahan tetap disampaikan kepada Dinas Kesehatan
Provinsi dan atau Balai POM tempat fasilitas distribusi berada dengan tembusan
Dinas Kesehatan Provinsi dan atau Balai POM tempat pelaksanaan pemusnahan.
Bila pemusnahan dilakukan oleh pihak ketiga, maka pihak ketiga termasuk
bagian dari saksi selain pemilik Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
dan saksi dari Dinas Kesehatan Provinsi dan atau Balai POM.
e) nama saksi-saksi.
7. Dokumentasi
dilakukan dengan tertib dan akurat. Pencatatan mutasi paling sedikit terdiri
atas:
34
- tanggal, nomor dokumen, dan sumber penerimaan
sekali.
c. Melakukan investigasi adanya selisih stok dengan fisik saat stock opname dan
distribusi lain, bukti retur dan/atau nota kredit, wajib diarsipkan menjadi satu
berdasarkan nomor urut atau tanggal penerimaan barang dan terpisah dari
dokumen lain.
f. Surat pesanan yang tidak dapat dilayani tetap diarsipkan dengan diberi tanda
35
g. Dokumen berita acara pemusnahan, berita acara kerusakan, berita acara
didokumentasikan, dipisahkan dari dokumen obat dan/atau bahan obat lain dan
h. Arsip kartu stok manual wajib disimpan secara terpisah dari kartu stok produk
lain dan disusun berdasarkan tanggal sehingga mudah ditampilkan dan dapat
perundang-undangan.
perundang-undangan.
36
10 BAB III
dengan 4 cabang di Pulau Jawa selama masa pengembangan distribusi. Tahun 1999,
di 22 cabang.
Indofarma (Persero) Tbk. Akhir tahun 2006, PT Indofarma Global Medika telah
cabang yang totalnya bertambah menjadi 30 cabang dan di tahun 2008, cakupan
(empat) Rumah Sakit Pemerintah (Kelas A). Tahun 2018 PT Indofarma Global
37
(SAP), pengaplikasian tagline baru perusahaan yaitu “Si Jempol”, menyiapkan dan
memproses Sertifikat “Cara Distribusi Obat yang Baik” (CDOB) dan 21 cabang PT
Indofarma Global Medika telah mendapat sertifikat CDOB, sedangkan yang lain
pelanggan, PT. IGM mempunyai core values perusahaan yaitu “AKHLAK” yang
dikutip dari situs resminya. Akhlak merupakan core values yang harus dimiliki oleh
Adapun kepanjangan dan makna dari core values “AKHLAK” ini adalah
sebagai berikut:
38
A : Amanah (Memegang teguh kepercayaan yang diberikan). Penjabaran perilaku
bertindak jujur dan berpegang teguh kepada nilai moral dan etika secara konsisten.
insan organisasi maupun masyarakat, selalu menghargai pendapat, ide atau gagasan
orang lain, menghargai kontribusi setiap orang dari berbagai latar belakang.
yang kuat untuk mencapai tujuan, bersedia berkontribusi lebih dan rela berkorban
melakukan inovasi secara konsisten untuk menghasilkan yang lebih baik, terbuka
terhadap perubahan, bergerak lincah, cepat dan aktif dalam setiap perubahan untuk
39
mendorong terjadinya sinergi untuk mendapatkan manfaat nilai tambah, bersinergi
Global Medika didukung oleh Tim Sales, Marketing, IT dan tenaga ahli
Medika juga melakukan mitra usaha dibidang obat-obatan, alat kesehatan dan
makanan.
a. Mitra usaha PT. Indofarma Global Medika adalah sebagai berikut : PT. Biofarma,
PT. Erela, PT. Etercon Pharma, PT. Ifars Pharmaceutical, PT. Indofarma, PT. Lucas
Djaya, PT. Marin Liza, PT. Novapharin, PT. Novell Pharmaceutical, PT. Otsuka
Widatra Farma, PT. Graha Farma, PT. Harsen, PT. Sanbe Farma, PT. Imfarmind
b. Mitra PT. Indofarma dibidang alat kesehatan adalah sebagai berikut : PT. Kirana,
PT. Rafa Topaz, PT. Permana Putra Mandiri, PT. Cendawan Medicatama
Indonesia, PT. Jaya Abadi Medika, PT. Medihop, PT. Muzamal Ventures
c. Mitra PT. Indofarma Global Medika di bidang makanan adalah sebagai berikut:
40
PT. Indofarma Global Medika Cabang Medan terletak di Jalan
Memiliki 2 Gedung utama, yaitu gedung perkantoran dan gedung yang dikhususkan
sebagai gudang untuk menyimpan sediaan farmasi dan alat kesehatan. Waktu
operasional dilakukan setiap hari Senin-Jum’at pukul 08.00- 17.00 WIB, serta pada
hari Sabtu pukul 08.00- 13.30 WIB. Denah dan luas bangunan dapat dilihat pada
Lampiran 4-5..
b. Digital Thermo Hygro Meter (BNQ HTC-1) sebanyak 1 buah, dan terdapat
pada titik 6.
Pemetaan suhu di Indofarma Global Medika dilakukan setiap satu tahun sekali.
41
b. Lakukan pencatatan hasil monitoring pada formulir pemantauan suhu secara
konsisten 3 x sehari
c. Setelah 7 hari dilakukan analisa data hasil mapping suhu, dimana suhu yang
3.6 Operasional
PT. Indofarma Global Medika sebagai Pedagang Besar Farmasi (PBF) dalam
melakukan kerja sama dengan pihak lain yaitu pemasok akan melakukan kualifikasi
dapat dilakukan dari Pedagang Besar Farmasi lain atau melalui Industri.
memiliki izin resmi, memiliki SIPA Apoteker Penanggung Jawab yang aktif, dan
memiliki sertifikat CDOB. Kualifikasi terhadap pemasok yang berasal dari industri
adalah industry tersebut wajib memiliki surat izin resmi, SIPA dari apoteker
penanggung jawab yang masih aktif, memiliki sertifikat CPOB dan memiliki
a. Make to Stock
42
b. Make to Order
Global Medika karena adanya permintaan tambahan dari outlet baik surat
surat Purchase Requistion yang akan ditandatangani oleh kepala gudang, apoteker
penanggung jawab dan kepala cabang dan kemudian akan diterima oleh PBF pusat
dan kemudian PBF pusat akan mengirimkan barang sesuai dengan surat pesanan.
2. Penerimaan
Barang yang telah dipesan oleh Indofarma Global Medika ke PBF Pusat akan
diterima dan akan dilakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh kepala gudang dan
apoteker penanggung jawab dari PBF. Pemeriksaan barang meliputi : Nama barang,
3. Penyimpanan
terhadap barang yang memiliki kondisi baik secara fisik dan sesuai dengan SPB
b. Suhu penyimpanan dari setiap obat berbeda-beda. Untuk obat vaksin disimpan
pada suhu 2-8˚C kecuali vaksin polio (-40 sampai -20˚C), obat sediaan injeksi
43
dan sediaan sirup disimpan pada suhu AC (15-25˚C). sediaan tablet, kapsul,
d. Jika ada barang retur, recall, reject diletakkan di ruang terpisah dan terkunci
(ruang karantina).
e. Jika ada barang kadaluwarsa disimpan di ruang terpisah dan terkunci (ruang
expired).
f. Penyusunan berdasarkan secara alfabetis dan sistem FEFO (First Expired First
Out) dimana produk yang mendekati kadaluwarsa akan keluar terlebih dahulu.
apotek, instansi pemerintah, toko obat dan sesama PBF. Prosedur penyaluran atau
distribusi obat golongan Bebas, Bebas terbatas dan Keras dilakukan dengan:
a. Sales akan mendatangi outlet dan menerima pesanan melalui surat pesanan atau
dapat melalui telephone disertakan foto bukti surat pesanan melalui chat
b. Surat pesanan akan dikaji oleh apoteker penanggung jawab PBF dan apabila
terdapat ketidaksesuaian maka surat pesanan akan ditolak dan apabila telah
c. Surat pesanan yang telah dikaji oleh apoteker dan telah sesuai, surat pesanan
Acknowledgement (SOA)
d. SOA akan diteruskan ke bagian gudang dan akan dicetak Packing List dan obat
44
e. Packing list akan diserahkan pada kepala gudang kemudian akan diterbitkan
f. SPB akan diverifikasi ulang dan ditanda tangani oleh apoteker penanggung
jawab PBF
h. SPB akan diterima dan dikaji kesesuaiannya dengan obat yang diterima lalu
oleh TTK
dari PBF dan Surat Pengiriman Barang tersebut akan diserahkan kepada bagian
Obat-Obat Tertentu yang dilakukan PT. Indofarma Global Medika adalah sebagai
berikut :
tertentu
c. Apoteker akan melakukan verifikasi terhadap surat pesanan khusus dan surat
45
d. SOA akan diteruskan ke bagian gudang dan akan dicetak Packing List dan obat
e. Packing list akan diserahkan pada kepala gudang kemudian akan diterbitkan
f. SPB akan diverifikasi ulang dan ditanda tangani oleh apoteker penanggung
jawab PBF
h. SPB akan diterima dan dikaji kesesuaiannya dengan obat yang didistribusikan
dan wajib ditandatangani dan distempel oleh apoteker penanggung jawab outlet
i. SPB akan dikembalikan ke gudang dan akan diserahkan kepada bagian Inkaso
pengumpulan data serta bukti, identifikasi akar masalah, penerapan solusi yang
terdiri atas badan audit internal yang terdiri atas badan audit pusat dari direkur
utama yang akan datang satu kali setahun dan badan audit cabang dari kepala
cabang yang akan datang dua kali setahun dan juga Badan audit eksternal yang
46
merupakan pihak ketiga akan melakukan pemeriksaan ke Indofarma Global Medika
3.8 Keluhan, Obat dan atau Bahan Obat Kembalian, Diduga Palsu dan
Penarikan Kembali
Keluhan, obat dan atau bahan obat kembalian, diduga palsu dan penarikan
kembali yang diterima indofarma global medika aka dikumpulkan, dikaji dan
harus sesuai dengan kriteria retur yang ditetapkan oleh PBF, yaitu:
b. Produk rusak
kadaluwarsa)
Obat yang diantar oleh pengantar barang, jika tidak sesuai maka outlet akan
kembali ke bagian gudang. Bagian gudang dari indofarma global medika akan
sementara ke dalam ruang karantina dan diberi label dan menunggu arahan terhadap
obat yang dikarantina Kepala gudang dari infofarma global medika akan
melakukan pemeriksaan obat yang dikarantina apakah obat masih layak jual atau
tidak layak jual. Obat layak jual akan dikembalikan ke stok, untuk yang tidak layak
47
a. Mandatori, diperintahkan oleh pihak berwenang (BPOM)
b. PBF pusat akan mengeluarkan surat perintah penarikan dari pusat ke daerah
(PBF Cabang)
d. Surat perintah ditandatangani oleh outlet, jika produk masih ada maka obat
ke PBF pusat.
3.9 Transportasi
Transportasi yang dilakukan oleh PBF dilakukan dengan menggunakan
transportasi yang disesuaikan dengan kondisi penyimpanan pada obat dan selalu
melalui tahap validasi dan dokumentasi. Transportasi yang digunakan dalam proses
distribusi sediaan obat terdiri atas dua mobil box, tiga motor dan apabila melakukan
diangkut dalam kendaraan yang aman dengan design yang sesuai dengan peraturan
CDOB. Kendaraan yang digunakan oleh Indofarma Global Medika akan dilakukan
pemantauan suhu dengan sistem control suhu yang sudah tervalidasi sehingga
menjamin kondisi penyimpanan obat atau bahan obat yang akan didistribusikan
48
3.10 Fasilitas Distribusi Berdasarkan Kontrak
Indofarma Global Medika dalam melaksanakan distribusi obat dilaksanakan
berdasarkan kontrak antara PBF dengan penyedia jasa lain seperti transportasi,
3.11 Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan di Indofarma Global Medika Cabang Medan
dilakukan secara manual dan elektronik dan dibuat secara rinci dan jelas.
dimengerti oleh seluruh personel dan tidak memiliki makna yang ganda.
tertulis, dokumen kontrak, catatan, data, dan dokumen lain yang terkait dengan
pemastian mutu.
di ruang khusus yaitu ruang penyimpanan Cold Chain Product yang memiliki suhu
ruangan yang terjaga dan selalu dilakukan pemantauan suhu dan kelembaban tiga
kali dalam sehari pada pagi siang dan sore hari. Dalam ruangan CCP, tersedia
dingin seperti vaksin dan insulin dan selalu dilakukan pemantauan suhu.
49
Pengiriman produk rantai dingin dilakukan dengan menggunakan cool box yang
didalamnya disediakan ice pack yang ditujukan untuk menjaga suhu dari kotak
pendingin. Cool box yang digunakan untuk pengiriman terlebih dahulu divalidasi.
Pada kotak pendingin disediakan data logger yang ditujukan untuk melakukan
pemantauan suhu selama masa pengiriman produk rantai dingin untuk menjamin
kualitas produk.
dan terpisah dan selalu dilakukan pemantauan terhadap suhu dan kelembapan
ruangan setiap tiga kali sehari pada pagi, siang dan sore hari. Kunci dari ruangan
penyimpanan hanya dipegang oleh penanggung jawab PBF dan personil yang telah
elektronik pada dua sistem, yaitu SIODIE dan E-report. SIODIE untuk pelaporan
bulan sebelum tanggal 10 dan E-Report untuk psikotropika dan prekursor yang
50
gudang penyimpanan. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai
dengan jenis dan bentuk sediaan. Untuk pemusnahan sediaan farmasi dilakukan
oleh apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan
barang secara sendiri dikarenakan tidak ada vendor untuk melakukan pemusnahan
51
BAB IV
Cabang Medan di Jalan Sisingamangaraja Km. 10,8 Komplek ATC Amplas, Kota
Medan, Sumatera Utara dilakukan selama 2 minggu (mulai dari 18 April-28 April
2022). Pelaksanaan PKPA ini bermanfaat bagi calon apoteker karena dapat melihat
Distribusi Obat Yang Baik, pelaksanaan dan pengelolaan sistem manajemen mutu
yang baik serta distribusi obat dan/atau bahan obat yang benar sangat bergantung
pada personil yang menjalankannya. Harus ada personil yang cukup dan kompeten
untuk melaksanakan semua tugas yang menjadi tanggung jawab fasilitas distribusi.
setiap personil dengan jelas dan dicatat. Semua personil harus memahami prinsip
CDOB dan harus menerima pelatihan dasar maupun pelatihan lanjutan yang sesuai
dengan tanggung jawabnya. Sejalan dengan itu, selain adanya SOP atau protap
yang jelas personil juga diberikan pelatihan khusus. Umumnya materi pelatihan
menangani obat.
dan fungsinya dengan baik sebagai tempat pengabdian profesi seorang Apoteker
52
yang telah mengucapkan sumpah jabatannya, melakukan perencanaan, pengadaan,
sarana penyalur perbekalan farmasi yang aman dan bermutu kepada masyarakat.
Global Medika Cabang Medan dilakukan secara berkala yang ditetapkan oleh
ditempat yang strategis, begitu pula dengan protap dilakukan pebaikan secara
berkala.
struktur organisasi.
Km. 10,8 Komplek ATC Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara, mudah dijangkau
oleh kendaraan umum, terletak di daerah perkotaan dan pemukiman penduduk yang
cukup padat, sehingga memungkin pendistribusian obat yang tanggap dan cepat.
dan peralatan yang menjamin perlindungan mutu obat. Bangunan dirancang dan
53
dipertahankan, masing-masing ruangan memiliki fasilitas pendukung penyimpanan
meliputi CCTV, Jalur Evakuasi dan APAR serta pengendali hama yang terdapat
pada ruangan-ruangan yang diberi penanandaan yang jelas. Ada area terpisah dan
terkunci antara obat yang menunggu keputusan lebih lanjut mengenai statusnya
yaitu area karantina. Penyimpanan khusus untuk obat CCP, obat psikotropika dan
Distribusi Obat Yang Baik, PBF dan PBF Cabang dalam menyelenggarakan
Medan telah memiliki sertifikat CDOB sejak tahun 2018. Pada tahun 2018, PT
Indofarma Global Medika Cabang Medan telah memiliki sertifikat CDOB dengan
sertifikat CDOB ini maka PT Indofarma Global Medika Medan telah memenuhi
1. Pengadaan
54
PT Indofarma Global Medika Cabang Medan memiliki dua metode
pengadaan yaitu metode Make to stock merupakan pengadaan sistem dropping dari
PBF pusat, dan yang menjadi kajiaanya adalah PBF pusat akan melakukan tinjauan
historis penjualan yang lalu dari PBF cabang dan metode Make to order merupakan
pengadaan yang terjadi oleh karena pada kondisi dimana adanya permintaan dari
outlet namun tidak dapat dipenuhi pada saat melakukan make to stock .
2. Penerimaan
melakukan sesuai prosedur yang ada dimana Produk dicocokkan dengan dokumen
SPB, dengan melakukan pemeriksaan spesifikasi produk. Jika tidak sesuai, maka
dibuat berita acara tentang ketidaksesuaian produk yang datang. Untuk produk yang
telah sesuai, maka produk disimpan sesuai tempatnya dan diinput ke dalam sistem
3. Penyimpanan
penyimpanan dari masing-masing obat yang terbagi dalam bagian suhu Non-AC
produk dan juga disimpan berdasarkan golongan obat yaitu psikotropika dan
55
Sediaan psikotropika disimpan diruang psikotropika yang terkunci dan
kuncinya dipegang oleh Apoteker. Sediaan obat-obat tersebut disusun rapi di dalam
rak dengan posisi no. batch dan tanggal kadaluarsa dihadapkan ke depan dengan
tujuan untuk memudahkan petugas gudang dalam mengambil barang yang dituju.
Sediaan obat diletakkan di atas palet sehingga sediaan tidak berkontak langsung
dengan lantai yang dapat menyebabkan kerusakan pada obat. Sebagai pemastian
dan Kelembaban pada setiap ruangan diamati tiga kali sehari pada pagi (pukul
08.00-09.00 WIB), siang (pukul 11.00 – 13.00 WIB) dan sore (14.00-16.00 WIB).
Jika terjadi penyimpangan dalam hal kondisi suhu penyimpanan maka dilakukan
Ada 9 ruang penyimpanan pada PT. Indofarma Global Medika Cabang Medan,
yaitu:
Penyimpan obat dalam jumlah kecil dengan suhu ruangan non AC (250C-300C)
- Ruang CCP
Penyimpanan produk rantai dingin. Terdiri dari 2 jenis yaitu chiller (20C – 80C) dan
- Ruang Psikotropika
- Ruang Sirup
Penyimpanan produk obat sediaan sirup suhu ruangan non AC (150C – 250C).
56
- Ruang Injeksi
- Ruang Prekursor
4. Distribusi
toko obat).
ke rumah sakit, apotek, instansi pemerintah, toko obat dan sesama PBF. Proses
penyaluran untuk obat bebas, bebas terbatas dank eras dilakukan dengan cara setiap
hari sales akan berkunjung ke outlet untuk menawarkan obat-obat PT. Indofarma
Global Medika, sales akan menerima pesanan dari outlet baik secara langsung
dengan menerima SP atau melalui telepon disertai dengan foto surat pesanan
terhadap SP dan apabila telah sesuai maka akan diteruskan ke fakturis akan
membuat SOA, SOA akan diserahkan ke bagian gudang, petugas gudang akan
packing list. Setelah obat diambil, petugas gudang akan menerbitkan SPB, SPB ini
57
akan diverifikasi oleh apoteker kembali dan ditandatangani berdasarkan SPB pihak
barang diantar ke outlet. SPB akan diterima oleh outlet yang akan di paraf dan di
menyerahkan SPB ke Inkaso, setelah itu Inkaso akan menerbitkan faktur penjualan
yang nantinya akan diserahkan ke kolektor untuk dilakukan penagihan. Untuk obat
psikotropika dan OOT apoteker akan mengeluarkan surat konfirmasi terhadap surat
pesanan dan SPB yang diserahkan ke outlet pemesan obat harus ditandatangani dan
Global Medika telah sesuai dengan CDOB dimana semua kegiatan telah
dengan melakukan stok opname harian dan stok opname bulanan. Stok opname
harian dilakukan terhadap beberapa item obat, tidak semua obat yang ada di
gudang. Stok opname bulanan dilakukan terhadap semua item obat, obat tersebut
dihitung mulai dari yang disimpan di rak dalam bentuk eceran sampai obat yang
masih disimpan di dalam kotak yang bersegel dan tersimpan di dalam ruang kolian.
kembalian yang sesuai dengan peraturan CDOB yang berlaku dan berdasarkan
PerKBPOM Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat
Yang Baik, Penerimaan obat dan/atau bahan obat kembalian harus berdasarkan
surat pengiriman barang dari sarana yang mengembalikan, serta jumlah dan
58
identifikasi obat dan/atau bahan obat kembalian harus dicatat dalam catatan
alasan kadaluarsa, rusak, recall, atau salah input. Penerimaan return barang dari
PT. Indofarma Global Medika Cabang Medan telah memenuhi persyaratan yang
terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 6 Tahun 2020 Bab XI tentang
ketentuan khusus produk rantai dingin dimana Indofarma Global Medika telah
ruang khusus CCP yang terpisah dengan lainnya yang memiliki cold room, chiller
dan freezer yang suhu nya selalu dipantau setiap tiga kali sehari pada pagi, siang
dan malam hari. Selain itu, ruangan dari CCP juga selalu dipantau suhu serta
kelembabannya setiap tiga kali sehari. Alat-alat pengukur suhu pada produk rantai
dingin selalu di kalibrasi dan di validasi. Sistem pengiriman produk rantai dingin
box yang akan diisi dengan ice pack yang suhu nya terjaga dan akan
59
tersebut, Indofarma Global Medika telah memenuhi persyaratan penanganan
produk rantai dingin yang terdapat dalam Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).
menangani produk khusus obat psikotropika dan prekursor farmasi yang dimana
psikotropika dan prekursor yang suhu dan kelembapannya selalu dipantau tiga kali
sehari setiap pagi, siang dan sore hari. Selain itu, ruangan psikotropika dan
prekursor farmasi selalu terkunci dan kunci hanya dipegang oleh apoteker
penanggung jawab dan satu personil lain yang sudah diberikan kuasa.
prekursor farmasi yang terdapat pada pasal 45 menyatakan bahwa Pedagang Besar
Farmasi dalam bentuk obat jadi wajib membuat, menyimpan, dan menyampaikan
dalam bentuk obat jadi setiap bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
a. SIODIE
tertentu, meliputi stok awal, barang masuk, barang keluar, dan sisa stok. Dilaporkan
b. E-Report
60
1. Obat psikotropika dan prekursor. Dilaporkan setiap bulannya.
Kegiatan pelaporan psikotropika dan prekursor yang dilakukan oleh PT. Indofarma
Global Medika Cabang Medan telah memenuhi persyaratan sebuah Pedagang Besar
Farmasi yang tercantum dalam Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).
4.6 Pemusnahan
Menurut PerKBPOM No 6 Tahun 2020, Pemusnahan dilaksanakan terhadap
obat dan/atau bahan obat yang tidak memenuhi syarat untuk didistribusikan. Proses
Sumatera Utara, sehingga semua barang akan dimusnahkan di gudang pusat. Selain
dengan kesepakatan.
61
12 BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktik kerja profesi apoteker yang dilaksanakan di PBF PT
CDOB.
5.2 Saran
Meningkatkan konsistensi dalam hal penyimpanan secara FEFO karena masih
62
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI. (2015). Petunjuk Pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik. Jakarta:
BPOM RI.
BPOM RI. (2020). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Cara
Distribusi Obat yang Baik. Jakarta: BPOM RI.
Departemen Kesehatan RI. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Menkes RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi. Jakarta:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Menkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi.
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Menkes RI. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan
Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi. Jakarta:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Menkes RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar
Farmasi. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Presiden RI. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun
2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Presiden Republik
Indonesia.
WHO. (2015). Suplement 8. Temperature Mapping of Storage Areas. Nomor 992
Annex 5. Switzerland: WHO Press
63
LAMPIRAN
PBF IGM Cabang akan menerima barang yang telah dipesan kepada IGM Pusat
dan akan dilakukan pemeriksaan oleh kepala gudang dan apoteker penanggung
jawab
( Meliputi : Nama barang, jumlah, nomor bets, tanggal kadaluwarsa)
Produk yang telah sesuai maka akan dilakukan penyimpanan pada tempat yang
sesuai dan diinput kedalam sistem disertai dengan dokumen Good Receipt
64
Lampiran 2. Bagan Alur Penyaluran Obat Bebas, Bebas Terbatas dan Keras
Sales mendatangi outlet setiap hari dan menerima surat pesanan secara langsung
atau melalui telephone disertakan foto SP melalui chat dan SP akan di kaji oleh
Apoteker Penanggung Jawab PBF Indofarma Global Medika
SP yang sudah sesuai akan diteruskan kepada bagian fakturis dan dicetak Sales
Order Acknowledgement (SOA)
SOA diteruskan ke bagian gudang dan dicetak Packing List dan disediakan obat
sesuai Packing List
Packing List diperiksa kepala gudang dan diterbitkan Surat Pengiriman Barang
(SPB)
SPB dan Obat akan diterima oleh apoteker penanggung jawab outlet atau TTK dan
diperiksa kesesuaiannya. Jika sesuai ditanda tangani dan di stempel
SPB dikembalikan kepada bagian gudang dan diserakan pada Inkaso untuk
diterbitkan faktur penjualan
65
Lampiran 3. Bagan Alur Penyaluran Obat Psikotropika, Prekursor dan OOT
Indofarma Global Medika akan menerima Surat Pesanan khusus dari Apoteker
Penanggung Jawab (APJ) Outlet
APJ Indofarma Global Medika akan mengkaji surat pesanan dan mengeluarkan
surat konfirmasi yang akan dikirimkan kepada APJ outlet dan akan dikirimkan
kembali kepada APJ Indofarma
SP yang telah disetujui APJ PBF akan diteruskan kepada fakturis dan akan
dicetak SOA. SOA akan diteruskan ke bagian gudang dan dicetak Packing List
dan disediakan obat sesuai Packing List
Packing List diperiksa kepala gudang dan diterbitkan Surat Pengiriman Barang
(SPB))
SPB dan Obat wajib diterima oleh apoteker penanggung jawab outlet dan
diperiksa kesesuaiannya. Jika sesuai ditanda tangani dan di stempel oleh APJ
Outlet
SPB dikembalikan kepada bagian gudang dan diserakan pada Inkaso untuk
diterbitkan faktur penjualan
66
Lampiran 4. Denah Lokasi PBF IGM Cabang Medan
67
Lampiran 5. Denah Bangunan PBF IGM Cabang Medan
68
Lampiran 6. Struktur Organisasi PBF IGM Cabang Medan
69
Lampiran 7. Surat Pengantar Barang PBF IGM Cabang Medan
70
Lampiran 8. Surat Pengiriman Barang PBF IGM Cabang Medan
71
Lampiran 9. Faktur Penjualan PBF IGM Cabang Medan
72
Lampiran 10. Goods Receipt PBF IGM Cabang Medan
73
Lampiran 11. Purchase Requisition PBF IGM Cabang Medan
74
Lampiran 12. Sales Order Acknowledgement PBF IGM Cabang Medan
75
Lampiran 13. Packing List PBF IGM Cabang Medan
76
Lampiran 14. Sertifikat CDOB PBF IGM Cabang Medan
77
Lanjutan Lampiran 14. Sertifikat CDOB PBF IGM Cabang Medan
78
Lanjutan Lampiran 14. Sertifikat CDOB PBF IGM Cabang Medan
79
Lanjutan Lampiran 14. Sertifikat CDOB PBF IGM Cabang Medan
80
Lampiran 15. Kartu Stok PBF IGM Cabang Medan
81