Anda di halaman 1dari 16

220

Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN BANJIR DAERAH ALIRAN SUNGAI


KARANGMUMUS

Purwanto
Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
Jl. Ir. H. Juanda Nomor 80 Samarinda
Email : Poer_ck@yahoo.com

ABSTRACT
The purpose of the research is to make the analysis of flood control system, and provides
information about flood control system with various scenarios planned.The research was
conducted for about four months at the Upstream Karangmumus sub-watershed located in Sei
Siring Urban-village of North Samarinda Sub District, Samarinda Municipality, East Kalimantan.
Generally, the scope of the research include: (1) conduct a field survey in detail, (2) identify the
factors that cause flooding, and (3) formulate recommendation for making a significant
contribution for the development program of environmentally sound to minimize the
environmental and social impacts that could occur.The research results showed that: (1) the most
dominant cause of the flooding problems naturally is the topographical conditions of flood prone
areas which is relatively low and flat, and it is an area of concentration of surface runoff from the
catchment area of the Karang Mumus river and Pampang river; (2) the drainage system is still face
problems either in the system, physical facilities/ structures and non structure constraints; (3) based
on the study of potential flood control, flood control systems at Upper zone of Karang Mumus
River could be applied both structural and nonstructural mechanisms; and (4) there are five
scenarios of existing flood control system. In such scenarios, the flood control system applied a
combination of existing conditions with some bendali and diversion. Apart of that, the flood
control system also applied the scenario with only normalizing the Pampang river.

Key words: Flood Control System, Karang Mumus Watershed

PENDAHULUAN banjir, tetapi upaya tersebut kalah cepat


dengan perkembangan kota. Oleh sebab itu
Kota Samarinda yang merupakan
diperlukan suatu penataan terpadu
Ibukota Provinsi Kalimantan Timur tengah
pengendalian banjir dengan menyusun
dilanda permasalahan yang cukup serius,
prioritas dan pembiayaan sesuai dengan
yaitu permasalahan banjir. Akhir-akhir ini
kondisi aktual serta prediksi
banjir sangat sering terjadi, sehingga sangat
perkembangannya.
mengganggu aktifitas warganya. Berbagai
Sebagian besar wilayah kota
upaya yang sudah dilakukan ternyata belum
optimal dalam mengatasi masalah banjir Samarinda yang bermasalah dengan banjir
tersebut. berlokasi di DAS Karangmumus (320 km2).
Selain itu terdapat dua sub sistem lain yang
Upaya yang telah dilakukan berupa
juga mempunyai masalah banjir yaitu DAS
pemeliharaan saluran drainase maupun
Karang Asam Besar (9,65 km2) dan DAS
sungai-sungai yang melintasi wilayah Kota
Karang Asam Kecil (16,25 km2). Sedangkan
Samarinda, berbagai studi dan pembangunan
untuk wilayah Samarinda Seberang daerah
sarana pengendali banjir serta beberapa
aturan telah dikeluarkan untuk pengendalian
221
Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

rawan banjir terletak di sekitar Loa Janan, memberikan informasi tentang sistem
sungai Rapak Dalam dan sungai Palaran. pengendalian banjir dengan berbagai
Daerah rawan banjir DAS skenario yang direncanakan.
Karangmumus tersebar mulai dari daerah
hulu, daerah tengah sampai dengan daerah METODE PENELITIAN
hilir. Daerah rawan banjir DAS
Waktu dan Lokasi
Karangmumus bagian hulu terletak di Studi dilaksanakan selama 4 bulan pada
Kelurahan Sei Siring, tepatnya di daerah Sub DAS Karangmumus hulu yang terletak di
Pampang. Di daerah ini setiap tahun selalu Kelurahan Sei Siring Kecamatan Samarinda
dilanda banjir. Peristiwa banjir besar terakhir Utara Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan
terjadi pada bulan April 2009 yang Timur.
merendam wilayah Pampang sedalam 1 – 1,5
meter dengan lama genangan lebih dari 3
Lingkup Studi
hari. Selama terjadi musibah banjir tersebut Secara garis besar ruang lingkup studi
aktivitas sosial ekonomi masyarakat mengenai pelaksanaan penelitian untuk
Pampang terhenti, karena akses jalan masuk menganalisis sistem pengendalian banjir
dan keluar wilayah Pampang terputus. Sungai Karangmumus Atas (Lempake) ini
Kejadian banjir saat itu selain disebabkan meliputi :
oleh curah hujan yang tinggi juga
1. Melakukan survey lapangan secara detail
terhambatnya aliran di sungai utama sebagai dasar perencanaan desain secara
Karangmumus dan dua anak sungainya spesifik dan mendetail mengenai kondisi
(Pampang Kiri dan Pampang Kanan). awal Sungai Karangmumus Atas
Kondisi saluran drainase di daerah rawan (Lempake) tersebut
banjir Pampang yang masih belum tertata 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang
dengan baik juga memberi kontribusi menyebabkan banjir
terhadap permasalahan banjir yang terjadi.
3. Memberikan kontribusi yang nyata dari
Saat ini di daerah Karangmumus Hulu program pembangunan yang
telah terjadi peningkatan pemanfaatan lahan berwawasan lingkungan untuk
dari lahan yang tidak produktif berupa semak meminimalkan dampak lingkungan dan
menjadi lahan perkebunan, selain itu juga sosial yang terjadi.
telah dimulainya pembangunan Bandara
Samarinda Baru yang berlokasi di Kelurahan
Sei Siring. Perubahan bentang lahan baik HASIL DAN PEMBAHASAN
secara vegetasi maupun secara topografi juga Sistem Pengendalian Banjir
terjadi di DAS Karangmumus Hulu dengan Untuk menangani genangan banjir di
telah beroperasinya perusahaan tambang kawasan Pampang dan sekitarnya diperlukan
batubara. Beberapa kegiatan tersebut tentu data informasi mengenai besaran genangan
akan mempunyai pengaruh baik secara yang meliputi : luasan, kedalaman/tinggi,
langsung maupun tidak langsung terhadap durasi dan frekuensi dan tingkat kerugian
siklus hidrologi mikro di lingkungan sekitar. yang diakibatkan oleh genangan banjir. Agar
Perubahan yang sering terjadi adalah pelaksanaan penanganan ini dapat maksimal
pengaruh terhadap laju limpasan permukaan perlu disusun suatu sistem pengendalian
dan erosi lahan. Pengaruh terhadap siklus banjir dengan mengacu pada parameter-
hidrologi mikro dapat dirasakan saat ini parameter tertentu guna menentukan suatu
maupun secara akumulatif pada masa yang jenis bangunan pengendali banjir.
akan datang. Sesuai dengan hasil survei dan
Tujuan dari penelitian adalah membuat investigasi bahwa untuk menangani masalah
analisis sistem pengendalian banjir, banjir di kawasan Pampang dan sekitarnya
222
Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

perlu dilakukan upaya-upaya untuk dan bantaran banjirnya. Berdasarkan hasil


pengendaliannya dengan menggunakan penelusuran diketahui bahwa kapasitas
pendekatan engineering aspect. Hasil survei saluran atau sungai yang ada sudah tidak
tersebut secara spesifik juga memberikan mampu menampung limpasan debit dari
alternatif mengenai sistem atau pola daerah tangkapan air yang ada. Mencermati
pengendalian banjir tersebut sesuai dengan kondisi ini diperlukan suatu desain yang ideal
kondisi karakteristik teknis maupun untuk menampung debit yang masuk ke
nonteknis dari DAS tersebut. dalam saluran agar dapat mengurangi
Untuk menentukan atau memilih limpasan dan menurunkan muka air banjir.
alternatif bangunan yang paling optimal Pada kondisi rencana analisis Hidrolika
untuk diterapkan di sungai Pampang dan dilakukan untuk desain kapasitas yang
sungai Karangmumus atas maka perlu mampu untuk mengalirkan banjir rencana.
dimasukkan parameter teknis maupun Perencanaan atau desain penampang sungai
nonteknis lainnya. Diharapkan dengan kajian meliputi perencanaan dimensi saluran,
tersebut maka pemilihan jenis bangunan yang kemiringan dasar saluran yang nantinya akan
paling optimal dari segi teknis, fungsi, menghasilkan desain tinggi muka air.
manfaat dan pembiayaannya dapat diketahui. Perencanaan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kapasitas optimal yang dapat
Analisis Pengendalian Banjir menampung debit aliran yang masuk ke
Untuk analisis pengendalian banjir dalam saluran atau sungai sehingga tidak
dilakukan berbagai tahapan dalam menyebabkan terjadinya limpasan di
melakukan perencanaan bangunan sepanjang jalur saluran atau sungai dan juga
pengendali banjir., yaitu melakukan untuk menurunkan muka air banjir.
perencanaan bangunan pengendali banjir a. Skenario permodelan pengendalian
melalui analisa dan routing banjir banjir
menggunakan program HEC RAS. Model Analisis hidrolika dilakukan pada
Hidrolika disusun untuk mengetahui proses sungai Pampang dengan panjang sungai total
masuknya banjir ke badan sungai dan hampir 6,5 Km dilakukan dengan
mengetahui elevasi muka air di sungai dan menggunakan debit banjir rerata (Q5) tahun
sekitarnya pada saat terjadinya banjir. Untuk dengan beberapa skenario sebagai berikut :
melakukan analisa model hidrolika sungai, Plan 00 : Kondisi eksisting yang ada saat
dipakai paket program Hec-RAS dari ini tanpa melakukan perubahan
Hydrologic Engineering Center (HEC) dari sistem di dalam daerah aliran
US Army Corps of Engineers. Paket sungai.
program ini dimungkinkan untuk Plan 01 : Kondisi eksisting Sungai
menganalisis aliran sungai pada kondisi Pampang dengan tambahan
aliran Unsteady Flow, dan juga Bendali di Sungai Karangmumus
memungkinkan dilakukan perhitungan Atas
hidrolis profil muka air sungai dengan Plan 02 : Kondisi eksisting Sungai
memperhatikan aliran lateral dan stage Pampang dengan tambahan
hidrograph waduk Lempake sebagai syarat Bendali Karangmumus Atas dan
batas. Bendali Sei Siring.
Simulasi pengendalian banjir Plan 03 : Kondisi Normalisasi Sungai
Untuk mengetahui kondisi banjir di Pampang
sepanjang alur sungai dilakukan penelusuran Plan 04 : Kondisi Eksisting Sungai
banjir lewat palung sungai. Penelusuran Pampang dengan tambahan
banjir dilakukan untuk kondisi saat ini Sudetan atau by pass.
berdasarkan data karakteristik alur sungai
223
Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

Plan 05 : Kondisi Eksisting Sungai Berikut ini adalah disajikan skema


Pampang dengan hidrograf Sungai Pampang sesuai dengan beberapa
reduksi 40% skenario yang telah di atas.

82.40 m3/dtk

13.70 m3/dtk
183.10 m3/dtk

49.61 m3/dtk

Keterangan
171.50 m3/dtk
Sub - DAS
Tampungan Eksisting
Tampungan Rencana
Saluran Drainasi Waduk Lempake
Sungai Alam
Diversion

Gambar Skematik Model Sungai Pampang Eksisting

Gambar 1. Skema pada Skenario 00

Rencana Bendali
Karangmumus

82.40 m3/dtk

13.7 m3/dtk

134.3 m3/dtk
59.83 m3/dtk

Keterangan

Sub - DAS 134.39 m3/dtk


Tampungan Eksisting
Tampungan Rencana
Saluran Drainasi
Sungai Alam Waduk Lempake
Diversion

Gambar Skematik Model Sungai Pampang Plan 01

Gambar 2. Skema pada Skenario 01


224
Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

Rencana Bendali
Karangmumus

82.40 m3/dtk

13.7 m3/dtk

74.2 m3/dtk
60.27 m3/dtk
Rencana Bendali
Sei Siring
Keterangan

Sub - DAS 108.14 m3/dtk


Tampungan Eksisting
Tampungan Rencana
Saluran Drainasi
Sungai Alam Waduk Lempake
Diversion

Gambar Skematik Model Sungai Pampang Plan 02

Gambar. 3 Skema pada Skenario 02

49.44 m3/dtk

8.22 m3/dtk

73.24 m3/dtk
48.11 m3/dtk

Keterangan

Sub - DAS 110.39 m3/dtk


Tampungan Eksisting
Tampungan Rencana
Saluran Drainasi
Sungai Alam Waduk Lempake
Diversion

Gambar Skematik Model Sungai Pampang Normalisasi

Gambar 4. Skema pada Skenario 03


225
Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

82.40 m3/dtk

13.70 m3/dtk
183.10 m3/dtk

64.78 m3/dtk

Keterangan
103.29 m3/dtk
Sub - DAS
Tampungan Eksisting
Tampungan Rencana
Saluran Drainasi Waduk Lempake
Sungai Alam
Diversion

Gambar Skematik Model Sungai Pampang Dengan Sudetan

Gambar 5. Skema pada Skenario 04

49.44 m3/dtk

8.22 m3/dtk

73.24 m3/dtk
36.66 m3/dtk

Keterangan

Sub - DAS 74.84 m3/dtk


Tampungan Eksisting
Tampungan Rencana
Saluran Drainasi
Sungai Alam Waduk Lempake
Diversion

Gambar Skematik Model Sungai Pampang Eksisting Reduksi 40%

Gambar 6. Skema pada Skenario 05


226
Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

Untuk permodelan hidrolika sungai


Pampang dengan program HEC-RAS
disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Model Geometrik Data sungai Pampang pada program HEC RAS

Sungai Pampang akan dikaji dan sungai, sehingga masukan pada model di
dievaluasi terhadap beberapa kondisi yang bagian tengah adalah inflow hidrograf dari
menyesuaikan dengan kondisi pada model beberapa anak sungai tersebut sedangkan
hidrologi ditambah dengan kondisi pada bagian downstream batas hilirnya
Normalisasi Sungai. Sebagai syarat batas berupa stage hidrograph waduk Lempake.
hulu adalah keluaran air dari Hulu Sungai Berikut adalah gambar batas batas
Pampang dan Sungai Karangmumus atas hidrograph banjir sungai Pampang (Gambar
pada bagian tengah masuk beberapa anak 8 dan 9).
227
Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

Gambar 8. Hidrograph Banjir Batas Hulu Sungai Pampang

Gambar 9. Hidrograph Banjir Batas Tengah Sungai Pampang

b. Keluaran model membandingkan kondisi yang ada saat ini


Berdasarkan dari simulasi sistem dan kondisi yang direncanalan (sistem
pengendalian banjir yang dilakukan dengan pengendalian banjir rencana) secara grafis
bantuan paket Program Hec – RAS ditampilkan profil muka air sepanjang alur
didapatkan profil muka air banjir di sungai yang ditinjau. Gambar 10 sampai 15
sepanjang alur sungai yang ditinjau. Untuk
228
Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

menunjukkan keluaran model profil muka air


dari berbagai skenario.

Gambar 10. Profil Muka Air Sungai Pampang Kondisi Eksisting (Plan 00)

Gambar 11. Profil Muka Air Sungai Pampang Kondisi Plan 01


229
Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

Gambar 12. Profil Muka Air Sungai Pampang Kondisi Plan 02

Gambar 13. Profil Muka Air Sungai Pampang Kondisi Plan 03


230
Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

Gambar 14. Profil Muka Air Sungai Pampang Kondisi Plan 04

Gambar 15. Profil Muka Air Sungai Pampang Kondisi Plan 05


231
Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

C. Normalisasi Sungai Pampang sungai. Selain itu diperlukan penataan


Sungai Pampang adalah anak sungai kawasan sempadan sungai yang diharuskan
Karangmumus, bagian hilir sungai adalah terbebas dari pemukiman, sehingga laju
Sungai Karangmumus. Dari hasil investigassi aliran air tidak terganggu.
lapangan dan analisis perhitungan dalam Dalam hal ini dikemukakan suatu
penelusuran banjir, diperoleh bahwa desain normalisasi sungai, dimana telah
kapasitas alir sungai Pampang sudah tidak dianalisis secara hidrolik untuk mendapatkan
memenuhi syarat untuk menampung debit desain ideal suatu penampang sungai yang
air. Untuk itu diperlukan suatu desain yang dibutuhkan dalam menurunkan muka air
ideal untuk menampung debit air dari hulu banjir. Berikut adalah data teknis normalisasi
agar kapasitas alir yang diperlukan dapat sungai Pampang hasil perhitungan dan
terpenuhi, sehingga dapat menurunkan muka simulasi.
air banjir/mengurangi limpasan air dari
PERHITUNGAN KAPASITAS DESAIN SUNGAI PAMPANG ( DOWN STREAM )
T

0.5 : m w

h Q=AxV

SKETSA DIMENSI SUNGAI

Perhitungan Luas Penampang Saluran


Lebar Dasar Saluran (B) = 12 m
Kemiringan Talud (m) = 0.50
Tinggi Jagaan ( w ) = 0.5 m
Kedalaman Air (h) = 4.000 m
Kedalaman Saluran(H) = 4.500 m = w+ h
Lebar Atas Saluran ( T ) = 16.000 m = B+ 2 x m x H
Perhitungan Kapasitas Debit Saluran ( Hidrolika )
3
Debit Banjir Renc ana (Q5) = 110.00 m /dt
Kemiringan Dasar Renc . (S) = 0.00089
Kekasaran Manning ( n ) = 0.025
Luas Penampang Basah ( A ) = B x h + 2 x 0,5 x (1 + m ) x h
2
= 56.000 m
Keliling Basah Saluran (P) = B + 2 x h ( 1 + m 2 )0,5
20.944 m
Jari-jari Hidrolik ( R ) = A/ P
= 2.674 m
Kec epatan Aliran = 1 / n x R2/3 x S0,5
= 2.299 m/dt
Kapasitas Alir Sal. (Q) = AxV
3
= 128.756 m /dt

Berikut ini disajikan profil muka air


hasil routing sungai Pampang pada kondisi
eksisting dan kondisi setelah normalisasi.
232
Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

Profil Muka air Sungai Pampang kondisi Eksisting dan Normalisasi


17.0
16.5
16.0
15.5
15.0
14.5
14.0
13.5
13.0
Elevasi ( meter)

12.5
12.0
11.5
11.0
10.5
10.0
9.5
9.0
8.5
8.0
7.5
7.0
6.5
6.0
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
1100
1200
1300
1400
1500
1600
1700
1800
1900
2000
2100
2200
2300
2400
2500
2600
2700
2800
2900
3000
3100
3200
3300
3400
3500
3600
3700
3800
3900
4000
4100
4200
4300
4400
4500
4600
4700
4800
4900
5000
5100
5200
5300
5400
5500
5600
5700
5800
5900
6000
6100
6200
6300
6400
6500
6600
6700
Jarak ( meter )

Elev.Dasar Elev. Tanggul Muka Air Existing Muka Air Desain Elv Desain Tanggul Desain

Gambar 16. Profil muka air sungai Pampang kondisi Eksisting dan Normalisasi

D. Sudetan Sungai Pampang di bagian middle stream Sungai Pampang


Banjir yang terjadi di bagian tengah yang mempunyai banyak meander, hal ini
(middle stream) Sungai Pampang adalah dimaksudkan untuk mengurangi debit air
akibat adanya antrian air di bagian bagian yang terkonsentrasi di lokasi-lokasi meander
sungai yang padat dengan meander- meander sungai Pampang. Sudetan Sungai Pampang
limpasan air ke permukaan. ini direncanakan dengan data teknis sebagai
Sudetan Sungai Pampang direncanakan berikut :
STA S O
untuk memotong jalur antrian airPERHITUNGAN
yang terjadiKAPASITAS SUDETAN LOA LAH
T

1:m w

Q=AxV h

SKETSA DIMENSI SUNGAI

Selanjutnya gambar 17 di bawah ini


adalah profil muka air sungai Pampang hasil
analisis perhitungan dan simulasi.
233
Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

Profil Muka air Sungai Pampang kondisi Eksisting ditambah Sudeetan


17.0
16.5
16.0
15.5
15.0
14.5
14.0
13.5
13.0
Elevasi ( meter)

12.5
12.0
11.5
11.0
10.5
10.0
9.5
9.0
8.5
8.0
7.5
7.0
6.5
6.0
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
1100
1200
1300
1400
1500
1600
1700
1800
1900
2000
2100
2200
2300
2400
2500
2600
2700
2800
2900
3000
3100
3200
3300
3400
3500
3600
3700
3800
3900
4000
4100
4200
4300
4400
4500
4600
4700
4800
4900
5000
5100
5200
5300
5400
5500
5600
5700
5800
5900
6000
6100
6200
6300
6400
6500
6600
6700
Jarak ( meter )

Elev.Dasar Elev. Tanggul Muka Air Existing Elv Desain Tanggul Desain Muka Air Sudetan

Gambar 17. Profil muka air sungai Pampang kondisi Eksisting dan Sudetan

Perhitungan Luas Penampang Saluran


Lebar Dasar Saluran (B) = 5m
Kem iringan Talud (m ) = 0.50
Tinggi Jagaan ( w ) = 0.5 m
Kedalam an Air (h) = 4.000 m
Kedalam an Saluran(H) = 4.500 m = w+ h
Lebar Atas Saluran ( T ) = 9.000 m = B+ 2 x m x H
Perhitungan Kapasitas Debit Saluran ( Hidrolika )
3
Debit Banjir Renc ana (Q5) = 85.00 m /dt
Kem iringan Dasar Renc . (S) = 0.002985
Kekasaran Manning ( n ) = 0.025
Luas Penam pang Basah ( A ) = B x h + 2 x 0,5 x (1 + m ) x h
2
= 28.000 m
Keliling Basah Saluran (P) = B + 2 x h ( 1 + m 2 )0,5
13.944 m
Jari-jari Hidrolik ( R ) = A/ P
= 2.008 m
Kec epatan Aliran = 1 / n x R2/3 x S0,5
= 3.478 m /dt
Kapasitas Alir Sal. (Q) = AxV
3
= 97.395 m /dt

Dengan menganalisis hasil model sehingga limpasan air permukaan dapat


hidrolika beberapa pernyataan yaitu sebagai tertampung pada alur sungai.
berikut : 2. Untuk membantu mereduksi limpasan
1. Dari hasil eksekusi penelusuran banjir permukaan di bagian sungai yang
lewat alur sungai dapat dicermati bahwa terdapat meander meander maka
untuk menampung debit banjir dari dilakukan penyudetan atau pembuatan
daerah hulu perlu dilakukan normalisasi, shortcut atau bypass sehingga tidak
234
Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

terjadi antrian alir yang mengakibatkan 1. Berdasarkan kondisi ini maka untuk
limpasan. mengurangi dampak banjir di Lempake
3. Untuk membantu mereduksi limpasan Atas program pengendalian banjir sedapat
permukaan dari daerah hulu, dimana saat mungkin segera diimplementasikan.
ini banyak di kembangkan pemukiman 2. Program pengendalian banjir yang telah
baru maka tampungan dalam skala kecil disusun harus dilakukan sosialisasi, baik
di pemukiman diperlukan seperti sumur itu kepada masyarakat maupun instansi
resapan. Dengan pembuatan sumur terkait. Selanjutnya pihak pemerintah
resapan maka akan sangat membantu melalui instansi terkait harus mempunyai
mengurangi limpasan ditingkat lokal komitmen dan konsisten dalam
pemukiman penduduk, sebelum pelaksanaan program yang telah
limpasan masuk ke saluran drainase. direncanakan tersebut.
3. Dari berbagai skenario model sistem
pengendalian banjir yang telah dikaji,
KESIMPULAN DAN SARAN kegiatan normalisasi sungai Pampang
merupakan kegiatan prioritas, sedangkan
Berdasarkan hasil analisis dan untuk menambah tingkat reduksi banjir
pembahasan dapat diambil kesimpulan yaitu perlu dikombinasi dengan bangunan
sebagai berikut : pengendali (Bendali Pampang dan
1. Penyebab permasalahan banjir secara Bendali Karangmumus). Khusus untuk
alam yang paling dominan adalah mengurangi beban banjir akibat limpasan
kondisi topografi daerah rawan banjir lokal di pemukiman diperlukan perbaikan
yang relatif rendah dan datar dan sistem drainase lingkungan.
merupakan daerah konsentrasi limpasan 4. Dilakukan revitalisasi fungsi 2 rawa besar
permukaan dari daerah tangkapan air yaitu di sub DAS Karangmumus dan sub
sungai Karang Mumus dan Sungai DAS Pampang Kanan., sehingga beban
Pampang. banjir maupun beban sedimen di waduk
2. Sistem drainase masih menghadapi Lempake dapat dikurangi.
permasalahan baik itu secara sistem, 5. Berdasar perkembangan pemukiman di
sarana fisik/struktur maupun kendala daerah hulu dengan cara melakukan
yang bersifat non struktur. pembukaan lahan di daerah perbukitan
3. Berdasarkan kajian potensi pengendali maka perlu dilakukan pengendalian laju
banjir, sistem pengendalian banjir sedimentasi seperti pembuatan cek dam
Sungai Karang Mumus Atas dapat dan membuat sumur resapan atau kolam-
dilakukan secara struktural maupun kolam retensi lokal di pemukiman
nonstruktural. tersebut.
4. Ada 5 buah skenario sistem 6. Kearifan lokal masyarakat Lempake Atas
pengendalian banjir yang ada. Dalam dalam hal pengembangan pemukiman
skenario tersebut dilakukan kombinasi dengan rumah panggung di daerah rawan
antara kondisi eksisting dengan beberapa banjir perlu untuk dilestarikan.
bendali dan sudetan. Sementara juga 7. Pengendalian secara struktural tidak akan
dilakukan skenario dengan hanya memberikan hasil yang nyata dan
melakukan normalisasi sungai Pampang. berkelanjutan tanpa didukung
pengendalian banjir dengan cara non
B. Saran struktural seperti kegiatan konservasi
Berdasarkan hasil penelitian ada DAS, penegakan peraturan/hukum serta
beberapa yang dapat dikemukakan yaitu partisipasi/peranserta masyarakat.
antara lain :
235
Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

DAFTAR PUSTAKA Riman, 2012. Evaluasi Kapasitas Tampung


Sungai di Daerah Aliran Sungai
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengolahan
Dalam Upaya Pengendalian Daya
Daerah Aliran Sungai. Gajah Mada
Rusak. Widya Teknik Vol 20 No.2
University Press, Yogyakarta.
ISSBN 1411-0660:49-55.
Hadisusanto, N. 2011. Aplikasi Hidrologi.
Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode
Jogja Media Utama, Malang.
Statistik untuk Analisis Data. Jilid 2,
Nova, Bandung.
Ikhsan, M. 2005. Perencanaan Sistem
Drainase pada Sungai Buntung
Sosrodarsono, S. dan M. Tominaga. 1994.
Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Neutron
Perbaikan dan Pengaturan Sungai.
Vol. 5 No.1 Februari 2005.
Pradnya Paramita, Jakarta.
Indarto. 2010. Hidrologi Dasar Teori dan
Model Hidrologi. Bumi Aksara, Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan
yang Berkelanjutan. Andi Offset,
Jakarta.
Yogyakarta.
Kodoatie. 2008. Pengelolaan Sumber Daya
Triatmodjo, B. 2010. Hidrologi Terapan.
Air Terpadu. Edisi Kedua. Andi
Beta Offset Yogyakarta.
Offset, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai