PURWANTO
PURWANTO
Purwanto
Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
Jl. Ir. H. Juanda Nomor 80 Samarinda
Email : Poer_ck@yahoo.com
ABSTRACT
The purpose of the research is to make the analysis of flood control system, and provides
information about flood control system with various scenarios planned.The research was
conducted for about four months at the Upstream Karangmumus sub-watershed located in Sei
Siring Urban-village of North Samarinda Sub District, Samarinda Municipality, East Kalimantan.
Generally, the scope of the research include: (1) conduct a field survey in detail, (2) identify the
factors that cause flooding, and (3) formulate recommendation for making a significant
contribution for the development program of environmentally sound to minimize the
environmental and social impacts that could occur.The research results showed that: (1) the most
dominant cause of the flooding problems naturally is the topographical conditions of flood prone
areas which is relatively low and flat, and it is an area of concentration of surface runoff from the
catchment area of the Karang Mumus river and Pampang river; (2) the drainage system is still face
problems either in the system, physical facilities/ structures and non structure constraints; (3) based
on the study of potential flood control, flood control systems at Upper zone of Karang Mumus
River could be applied both structural and nonstructural mechanisms; and (4) there are five
scenarios of existing flood control system. In such scenarios, the flood control system applied a
combination of existing conditions with some bendali and diversion. Apart of that, the flood
control system also applied the scenario with only normalizing the Pampang river.
rawan banjir terletak di sekitar Loa Janan, memberikan informasi tentang sistem
sungai Rapak Dalam dan sungai Palaran. pengendalian banjir dengan berbagai
Daerah rawan banjir DAS skenario yang direncanakan.
Karangmumus tersebar mulai dari daerah
hulu, daerah tengah sampai dengan daerah METODE PENELITIAN
hilir. Daerah rawan banjir DAS
Waktu dan Lokasi
Karangmumus bagian hulu terletak di Studi dilaksanakan selama 4 bulan pada
Kelurahan Sei Siring, tepatnya di daerah Sub DAS Karangmumus hulu yang terletak di
Pampang. Di daerah ini setiap tahun selalu Kelurahan Sei Siring Kecamatan Samarinda
dilanda banjir. Peristiwa banjir besar terakhir Utara Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan
terjadi pada bulan April 2009 yang Timur.
merendam wilayah Pampang sedalam 1 – 1,5
meter dengan lama genangan lebih dari 3
Lingkup Studi
hari. Selama terjadi musibah banjir tersebut Secara garis besar ruang lingkup studi
aktivitas sosial ekonomi masyarakat mengenai pelaksanaan penelitian untuk
Pampang terhenti, karena akses jalan masuk menganalisis sistem pengendalian banjir
dan keluar wilayah Pampang terputus. Sungai Karangmumus Atas (Lempake) ini
Kejadian banjir saat itu selain disebabkan meliputi :
oleh curah hujan yang tinggi juga
1. Melakukan survey lapangan secara detail
terhambatnya aliran di sungai utama sebagai dasar perencanaan desain secara
Karangmumus dan dua anak sungainya spesifik dan mendetail mengenai kondisi
(Pampang Kiri dan Pampang Kanan). awal Sungai Karangmumus Atas
Kondisi saluran drainase di daerah rawan (Lempake) tersebut
banjir Pampang yang masih belum tertata 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang
dengan baik juga memberi kontribusi menyebabkan banjir
terhadap permasalahan banjir yang terjadi.
3. Memberikan kontribusi yang nyata dari
Saat ini di daerah Karangmumus Hulu program pembangunan yang
telah terjadi peningkatan pemanfaatan lahan berwawasan lingkungan untuk
dari lahan yang tidak produktif berupa semak meminimalkan dampak lingkungan dan
menjadi lahan perkebunan, selain itu juga sosial yang terjadi.
telah dimulainya pembangunan Bandara
Samarinda Baru yang berlokasi di Kelurahan
Sei Siring. Perubahan bentang lahan baik HASIL DAN PEMBAHASAN
secara vegetasi maupun secara topografi juga Sistem Pengendalian Banjir
terjadi di DAS Karangmumus Hulu dengan Untuk menangani genangan banjir di
telah beroperasinya perusahaan tambang kawasan Pampang dan sekitarnya diperlukan
batubara. Beberapa kegiatan tersebut tentu data informasi mengenai besaran genangan
akan mempunyai pengaruh baik secara yang meliputi : luasan, kedalaman/tinggi,
langsung maupun tidak langsung terhadap durasi dan frekuensi dan tingkat kerugian
siklus hidrologi mikro di lingkungan sekitar. yang diakibatkan oleh genangan banjir. Agar
Perubahan yang sering terjadi adalah pelaksanaan penanganan ini dapat maksimal
pengaruh terhadap laju limpasan permukaan perlu disusun suatu sistem pengendalian
dan erosi lahan. Pengaruh terhadap siklus banjir dengan mengacu pada parameter-
hidrologi mikro dapat dirasakan saat ini parameter tertentu guna menentukan suatu
maupun secara akumulatif pada masa yang jenis bangunan pengendali banjir.
akan datang. Sesuai dengan hasil survei dan
Tujuan dari penelitian adalah membuat investigasi bahwa untuk menangani masalah
analisis sistem pengendalian banjir, banjir di kawasan Pampang dan sekitarnya
222
Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136
82.40 m3/dtk
13.70 m3/dtk
183.10 m3/dtk
49.61 m3/dtk
Keterangan
171.50 m3/dtk
Sub - DAS
Tampungan Eksisting
Tampungan Rencana
Saluran Drainasi Waduk Lempake
Sungai Alam
Diversion
Rencana Bendali
Karangmumus
82.40 m3/dtk
13.7 m3/dtk
134.3 m3/dtk
59.83 m3/dtk
Keterangan
Rencana Bendali
Karangmumus
82.40 m3/dtk
13.7 m3/dtk
74.2 m3/dtk
60.27 m3/dtk
Rencana Bendali
Sei Siring
Keterangan
49.44 m3/dtk
8.22 m3/dtk
73.24 m3/dtk
48.11 m3/dtk
Keterangan
82.40 m3/dtk
13.70 m3/dtk
183.10 m3/dtk
64.78 m3/dtk
Keterangan
103.29 m3/dtk
Sub - DAS
Tampungan Eksisting
Tampungan Rencana
Saluran Drainasi Waduk Lempake
Sungai Alam
Diversion
49.44 m3/dtk
8.22 m3/dtk
73.24 m3/dtk
36.66 m3/dtk
Keterangan
Gambar 7. Model Geometrik Data sungai Pampang pada program HEC RAS
Sungai Pampang akan dikaji dan sungai, sehingga masukan pada model di
dievaluasi terhadap beberapa kondisi yang bagian tengah adalah inflow hidrograf dari
menyesuaikan dengan kondisi pada model beberapa anak sungai tersebut sedangkan
hidrologi ditambah dengan kondisi pada bagian downstream batas hilirnya
Normalisasi Sungai. Sebagai syarat batas berupa stage hidrograph waduk Lempake.
hulu adalah keluaran air dari Hulu Sungai Berikut adalah gambar batas batas
Pampang dan Sungai Karangmumus atas hidrograph banjir sungai Pampang (Gambar
pada bagian tengah masuk beberapa anak 8 dan 9).
227
Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136
Gambar 10. Profil Muka Air Sungai Pampang Kondisi Eksisting (Plan 00)
0.5 : m w
h Q=AxV
12.5
12.0
11.5
11.0
10.5
10.0
9.5
9.0
8.5
8.0
7.5
7.0
6.5
6.0
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
1100
1200
1300
1400
1500
1600
1700
1800
1900
2000
2100
2200
2300
2400
2500
2600
2700
2800
2900
3000
3100
3200
3300
3400
3500
3600
3700
3800
3900
4000
4100
4200
4300
4400
4500
4600
4700
4800
4900
5000
5100
5200
5300
5400
5500
5600
5700
5800
5900
6000
6100
6200
6300
6400
6500
6600
6700
Jarak ( meter )
Elev.Dasar Elev. Tanggul Muka Air Existing Muka Air Desain Elv Desain Tanggul Desain
Gambar 16. Profil muka air sungai Pampang kondisi Eksisting dan Normalisasi
1:m w
Q=AxV h
12.5
12.0
11.5
11.0
10.5
10.0
9.5
9.0
8.5
8.0
7.5
7.0
6.5
6.0
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
1100
1200
1300
1400
1500
1600
1700
1800
1900
2000
2100
2200
2300
2400
2500
2600
2700
2800
2900
3000
3100
3200
3300
3400
3500
3600
3700
3800
3900
4000
4100
4200
4300
4400
4500
4600
4700
4800
4900
5000
5100
5200
5300
5400
5500
5600
5700
5800
5900
6000
6100
6200
6300
6400
6500
6600
6700
Jarak ( meter )
Elev.Dasar Elev. Tanggul Muka Air Existing Elv Desain Tanggul Desain Muka Air Sudetan
Gambar 17. Profil muka air sungai Pampang kondisi Eksisting dan Sudetan
terjadi antrian alir yang mengakibatkan 1. Berdasarkan kondisi ini maka untuk
limpasan. mengurangi dampak banjir di Lempake
3. Untuk membantu mereduksi limpasan Atas program pengendalian banjir sedapat
permukaan dari daerah hulu, dimana saat mungkin segera diimplementasikan.
ini banyak di kembangkan pemukiman 2. Program pengendalian banjir yang telah
baru maka tampungan dalam skala kecil disusun harus dilakukan sosialisasi, baik
di pemukiman diperlukan seperti sumur itu kepada masyarakat maupun instansi
resapan. Dengan pembuatan sumur terkait. Selanjutnya pihak pemerintah
resapan maka akan sangat membantu melalui instansi terkait harus mempunyai
mengurangi limpasan ditingkat lokal komitmen dan konsisten dalam
pemukiman penduduk, sebelum pelaksanaan program yang telah
limpasan masuk ke saluran drainase. direncanakan tersebut.
3. Dari berbagai skenario model sistem
pengendalian banjir yang telah dikaji,
KESIMPULAN DAN SARAN kegiatan normalisasi sungai Pampang
merupakan kegiatan prioritas, sedangkan
Berdasarkan hasil analisis dan untuk menambah tingkat reduksi banjir
pembahasan dapat diambil kesimpulan yaitu perlu dikombinasi dengan bangunan
sebagai berikut : pengendali (Bendali Pampang dan
1. Penyebab permasalahan banjir secara Bendali Karangmumus). Khusus untuk
alam yang paling dominan adalah mengurangi beban banjir akibat limpasan
kondisi topografi daerah rawan banjir lokal di pemukiman diperlukan perbaikan
yang relatif rendah dan datar dan sistem drainase lingkungan.
merupakan daerah konsentrasi limpasan 4. Dilakukan revitalisasi fungsi 2 rawa besar
permukaan dari daerah tangkapan air yaitu di sub DAS Karangmumus dan sub
sungai Karang Mumus dan Sungai DAS Pampang Kanan., sehingga beban
Pampang. banjir maupun beban sedimen di waduk
2. Sistem drainase masih menghadapi Lempake dapat dikurangi.
permasalahan baik itu secara sistem, 5. Berdasar perkembangan pemukiman di
sarana fisik/struktur maupun kendala daerah hulu dengan cara melakukan
yang bersifat non struktur. pembukaan lahan di daerah perbukitan
3. Berdasarkan kajian potensi pengendali maka perlu dilakukan pengendalian laju
banjir, sistem pengendalian banjir sedimentasi seperti pembuatan cek dam
Sungai Karang Mumus Atas dapat dan membuat sumur resapan atau kolam-
dilakukan secara struktural maupun kolam retensi lokal di pemukiman
nonstruktural. tersebut.
4. Ada 5 buah skenario sistem 6. Kearifan lokal masyarakat Lempake Atas
pengendalian banjir yang ada. Dalam dalam hal pengembangan pemukiman
skenario tersebut dilakukan kombinasi dengan rumah panggung di daerah rawan
antara kondisi eksisting dengan beberapa banjir perlu untuk dilestarikan.
bendali dan sudetan. Sementara juga 7. Pengendalian secara struktural tidak akan
dilakukan skenario dengan hanya memberikan hasil yang nyata dan
melakukan normalisasi sungai Pampang. berkelanjutan tanpa didukung
pengendalian banjir dengan cara non
B. Saran struktural seperti kegiatan konservasi
Berdasarkan hasil penelitian ada DAS, penegakan peraturan/hukum serta
beberapa yang dapat dikemukakan yaitu partisipasi/peranserta masyarakat.
antara lain :
235
Media Sains, Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136