Anda di halaman 1dari 21

1.

Proses Kerja Penulis Naskah

Penulis skrip (scripwritter) memiliki peran penting khususnya pada tahap

praproduksi. Seorang penulis skrip memberikan garis-garis besar cerita dan dalam

banyak hal mencantumkan struktur keseluruhan suatu produksi. Penulis naskah terlebih

dahulu menulis ringkasan awal suatu proyek produksi yang di sebut dengan treatment

yang menjadi dasar penulisan skrip. Suatu skrip memberikan penjelasan mengenai

lokasi, gerakan (action), dan dialog secara adegan demi adegan (detail). Dalam hal ini

skrip berfungsi sebagai cetak biru yang akan memandu produksi yang sebenarnya.

(Morissan, M.A. : 314).

Naskah syuting atau skenario, disebut juga shooting script, sangat penting untuk

mendapatkan gambaran konkret dan jelas sebagai cetak biru atau master plan. Skenario

sangat diperlukan bagi dokumenter bentuk penuturan sejarah, rekonstruksi, atau film

edukasi. (Gerzon R. Ayawaila : 66)

Naskah narasi atau naration script lebih merupakan susunan penulisan narasi yang

nantinya akan dibacakan secara voice over oleh narator ketika proses mixing.

Dokumenter sejarah atau biografi umumnya menggunakan narasi, sebagaimana juga

gaya dokumenter konvensional yang biasa ditayangkan di televisi. (Gerzon R. Ayawaila :

66)

Naskah editing atau editing script merupakan penentuan visualisasi struktur cerita.

Meskipun bentuk penulisannya tak begitu berbeda dengan shooting script, isinya dapat

saja berbeda dalam hal konstruksi shot, adegan (scene), dan sekuens (sequence). Tidak

aneh bila editing script dapat beberapa kali diubah karena proses editing atau penyunting

juga melalui beberapa tahapan hingga mencapai hasil akhir. (Gerzon R. Ayawaila : 66)

Ide merupakan jantung sebuah karya seni, konsep struktur, dan batasan dari isi

keseluruhan cerita. (Gerzon R. Ayawaila : 65)


Treatment atau storyline merupakan sketsa yang dapat memberikan gambaran

pendekatan dan keseluruhan isi cerita. Treatment dapat pula menjadi materi presentasi

untuk ditawarkan pada produser dan sponsor. Treatment mutlak diperlukan bagi

dokumenter, meskipun tak ada yang baku dalam penulisan bentuk atau gaya treatment.

(Gerzon R. Ayawaila : 65)

Dalam pembuatan karya tugas akhir program dokumenter televisi yang berjudul

“Secerah Anak Negri Jaya”, seorang penulis skrip adalah orang yang bertanggung

jawab terhadap yang di tulisnya, karena penulis naskah dokumenter menulis dari hasil

riset. Dan naskah adalah bahan referensi bagi semua orang yang terlibat di dalam

produksi. Karena, dengan skrip kita dapat mengkomunikasikan ide cerita ke seluruh

anggota crew. Dengan skrip dapat memudahkan orang yang membaca isi dari ide cerita,

agar lebih di pahami oleh para crew. Skrip juga dapat di jadikan gambaran ide kepada

para sutradara dan kameramen tentang peristiwa ataupun masalah teknis dalam kerja

kamera nantinya. Dan dengan skrip kita juga dapat mengetahui siapa-siapa saja yang

akan kita wawancarai sebagai narasumber dalam film kita, juga menjadi dasar pada saat

produksi kita akan mengetahui lokasi mana saja yang di perlukan, dan yang dibutuhkan,

serta riset apa saja yang di perlukan.

1.1 Pra Produksi

Riset adalah mengumpulkan data atau informasi melalui observasi mendalam

mengenai subjek, peristiwa, dan lokasi sesuai tema yag akan diketengahkan. (Gerzon

R. Ayawaila : 55 )

Pada saat Praproduksi penulis dan crew melakukan riset ke tempat yang akan

menjadi lokasi produksi. Penulis mencari data-data informasi tentang Sanggar Senja

Terjal, melakukan riset dengan melakukan analisis visi visual (gambaran untuk

pengembangan ide). Pada tahap Praproduksi penulis mulai membangun gagasan


dengan cara menonton dokumenter tv. Riset yang harus di perhatikan dalam peneliti

proses produksi adalah riset data, riset audio/visual, riset subjek, dan riset lokasi

tempat kejadian. Hasil riset akan menjadi titik berangkat pembentukan kerangka

global mengenali arah dan tujuan penuturan, serta subjek-subjek yang akan menjadi

tokoh (caracter) dalam film dokumenter.

Setelah melakukan riset penulis membuat TOR (Term Of Reference) yang

akan di jadikan bahan diskusi bimbingan konsultasi serta akan di jadikan fokus

pengambilan gambar.

1.2 Produksi

Seperti yang di tulis oleh (Gerzon R. Ayawaila, 2008 : 110) ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan sebelum melakukan wawancara, yakni:

 Harus tahu lebih dulu yang menjadi objeknya

 Harus tahu yang akan diangkat atau diungkap dalam wawancara

 Harus tahu cara mengarahkan wawancara agar yang ingin diungkap dapat

terpenuhi

Di dalam melakukan produksi film dokumenter, wawancara merupakan hal yang

sangat penting di dalam film dokumenter. Setelah melakukan kordinasi terhadap

narasumber, selanjutnya menentukan lokasi wawancara dan memperhatikan situasi

atau suasana di sekitar agar tidak mengganggu berlangsungnya perekaman gambar.

Penata kamera memperhitungkan posisi kamera sesuai estetika komposisi dan posisi

subjek yang di wawancarai, situasi wawancara adalah : posisi diam atau posisi

bergerak, posisi duduk atau berdiri.

1.3 Pasca Produksi

Pada saat Pasca Produksi penulis mengerjakan pengetikan ulang semua hasil

transkip wawancara pada saat produksi, dikarenakan dilm akan lebih hidup jika
mampu menempatkan statement secara baik. Sutradara dan penyunting gambar

bekerja sama melakukan pengecekan hasil gambar shooting sebelumnya. Selain itu

penulis membuat naskah editing atau outline naskah ini berfungsi sebagai panduan

penyunting gambar dalam memilih gambar, dalam hitungan yang sangat detail untuk

menjadi sebuah alur cerita.

1.4 Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah

Seorang penulis merasa dihadapkan pada dua hal, yaitu sesuatu yang nyata,

faktual (ada atau terjadi) dan esensial, cbernilai atau memiliki arti makna. Sebagai

penulis naskah sekaligus reporter pada produksi film dokumenter ini, penulis naskah

dituntut untuk memiliki kemampuan menghimpun data dan merangkainya, disisi lain

sebagai reporter harus memiliki kemampuan mendapatkan jawaban dari narasumber

sesuai dengan yang diharapkan , supaya film ini mampu bercerita berdasarkan fakta

yang ada.

Dalam tahap proses pra produksi penulis mempunyai peran dan tanggung

jawab yang cukup besar dalam produksi karya tugas akhir program dokumenter.

Walaupun di tahap produksi dan pasca produksi penulis naskah juga sangat penting

peran dan tanggung jawabnya. Peran penulis dalam pembuatan karya tugas akhir ini

mencari data-data atau informasi tentang narasumber, melakukan pendekatan kepada

narasumber, guna mendapatkan feel pada program dokumenter ini, membuat TOR

(Term Of Refrence)

a. Sebagai Reporter
1. Bersama dengan sutradara menyusun TOR ( Term of Reference ) yang berisi
permasalahan, fokus, angle, pertanyaan.
2. Mencari jawaban atas list pertanyaan kepada narasumber dan informasi lainnya
yang mendukung.
3. Bersama dengan sutradara dan penata gambar melakukan wawancara terhadap
narasumber.
4. Membuat catatan jika menemukan statement baru.
5. Melakukan review hasil wawancara untuk mengantisipasi kekurangan-
kekurangan.

b. Sebagai Penulis Naskah


6. Mencatat hasil dari wawancara.
7. Melakukan review gambar-gambar yang telah diambil oleh penata gambar.
8. Membuat outline atau struktur cerita.
9. memilih mana yang dapat dimuat ke dalam outline.

1.5 Proses Penciptaan Karya

Konsep Kreatif

Teori film yang mengatakan bahwa setiap penonton akan mengidentifikasikan

dirinya dengan salah satu tokoh dalam film. Hal ini terjadi karena simpati atau

semacam pengenalan diri ( identitas ) dari penonton itu sendiri yang sesungguhnya

tak disadari. Beranjak dari teori ini tidak ada salahnya mengunakan pendekatan

model ini dalam memilih tokoh karakter yang akan dimunculkan.

Maka hal yang harus dilakukan oleh penulis adalah mencoba mengajak

narasumber bercerita pada saat menjawab pertanyaan yang penulis ajukan, konsep

produksi. Pada saat produksi di lapangan penulis juga merangkap sebagai reporter

dalam karya dokumenter ini,sehingga penulis melakukan pendekatan kembali kepada

narasumber, supaya proses wawancara tidak kaku dan berjalan seperti apa yang

diharapkan oleh penulis. Melalui pendekatan yang baik mempengaruhi agar subjek

atau narasumber memberikan kepercayaan penuh nantinya pada saat pengambilan

gambar atau bahkan lebih rinci mengenai wajah dan suara.


Penulis menampilkan sisi dari kepedulian pemuda-pemudi terhadap

permasalahan lingkungan yang terjadi di kalangan anak-anak yang kurang beruntung

untuk mendapatkan fasilitas kegiatan belajar mengajar secara formal. Dan juga

penulis menampilkan aktifitas pendiri, relawan, dan anak-anak yang dilakukan di

dalam Sanggar dan sekitar Sanggar. Konsep yang digunakan oleh penulis akan

menggali lebih dalam informasi dan data-data dari narasumber dan kegiatan anak-

anak di Sanggar. Program dokumenter televisi yang berjudul SENJA TerJal, akan

memberikan penggambaran tentang kehidupan anak-anak yang kurang beruntung

untuk mendapatkan ilmu dengan kegiatan belajar mengajar secara formal yang di

sebabkan beberapa faktor yaitu kurangnya biaya serta tidak ada kepemilikan kartu

identitas kependudukan.

Penulis juga ingin memberikan informasi yang belum banyak diketahui orang

mengenai perjuangan narasumber dalam melakukan beberapa cara untuk

memperjuangkan anak-anak yang berada di Sanggar.

Pada saat wawancara sebisa mungkin penulis menggunakan bahasa yang mudah

dipahami oleh narasumber. Dalam hal ini penulis juga tidak hanya mengandalkan

poin-poin pertanyaan yang telah dibuat, namun harus bisa untuk mengembangkan

pertanyaan-pertanyan baru kepada narasumber.

2. Konsep Produksi

Sebelum tim turun ke lapangan untuk melakukan produksi program

dokumenter, penulis dan tim melakukan riset terlebih dahulu.

Tugas akhir program dokumenter televisi ini berdurasi 20 menit. Pada tahap

produksi penulis yang merangkap sebagai reporter melakukan wawancara dengan

narasumber utama, selain itu penulis juga menyiapkan salinan TOR (Term Of

Refrence) untuk dibagikan kepada crew yang bertugas sebagai acuan proses
pengambilan gambar. Selain itu penulis juga merekap kembali hasil wawancara ke

dalam transkrip wawancara.

3. Konsep Teknis

Dalam hal teknis melakukan wawancara, langkah awal yang penulis lakukan

adalah berdiskusi dengan sutradara terutama mencangkup komposisi gambar saat

melakukan wawancara, seperti menentukan lokasi wawancara serta posisi pada saat

wawancara.

3.1 Kendala Produksi dan Solusinya

 Pada saat melakukan riset untuk mendapatkan informasi serta ide, penulis dan

team susah menemukan lokasi yang di maksud, di karenakan lokasi yang tertera

pada blog adalah lokasi dahulu yang sekarang sudah berpindah ke lokasi lain

yang tidak jauh dari lokasi dahulu. Solusinya adalah bertanya ke warga setempat.

3.2 Lembar Kerja Penulis Naskah

a. Konsep Penulisan Naskah

Proses awal karya ini berawal dari penulisan ide film dokumenter yang akan di

ambil. Setelah menentukan beberapa ide, penulis dan team sepakat untuk memilih

ide yang berjudul “SENJA TerJal”.

Setelah melakukan pemilihan ide, penulis dan team sepakat untuk melakukan

bimbingan kepada dosen pembimbing. Setelah tim penulis melakukan bimbingan

mengenai ide-ide yang penulis ajukan bersama tim, lalu penulis mendapatkan

masukan dari pembimbing dan akhirnya ide di setujui untuk melakukan proses

produksi film dokumenter tv. Lalu penulis beserta sutradara melakukan riset

mendalam untuk mencari data-data lebih lengkap tentang Sanggar Senja Terjal.
AKADEMI KOMUNIKASI

BINA SARANA INFORMATIKA

TOR (Term Of Refrence)

Production : WH Production Produser : M. Irfan

Project Title : SENJA TerJal Sutradara : M. Rizky

Durasi : 20 Menit Penulis Naskah : Dezi

Masalah

Yang akan kami angkat dalam film dokumenter ini adalah, yang menginformasikan

“Sanggar Senja Terjal” adalah sebuah sanggar untuk anak-anak jalanan dan anak yatim

ataupun piatu. Sanggar ini dengan tujuan untuk memberikan nilai positif dengan mengaji dan

belajar serta mengangkat derajat anak jalanan agar tidak di pandang sebagai sampah, karena

anak jalanan tidak terdata kependudukannya oleh negara, sehingga untuk mencari ilmupun

mereka tidak bisa. Dengan sifat dan karakter serta masalah yang berbeda-beda menjadikan

Sanggar ini menjadi wadah untuk berdiskusi masalah yang sedang di hadapi oleh anak

jalanan tersebut. Segala usaha sudah di lakukan oleh pendiri, dari mengeluarkan anak jalanan

setelah tertangkap oleh satpol pp, mencari anak jalanan yang di culik oleh anak punk,

mengusahakan anak jalanan agar terdata kependudukannya,dll, sudah ia lakukan

semampunya. Di bantu oleh 8 orang relawan yang ikhlas untuk mengajar serta membantu

para anak jalanan yang ada di Sanggar Senja Terjal ini. Banyak pandangan negatif yang

mereka dapatkan, tapi tidak membuat mereka putus asa tentang tujuan mereka yaitu

meninggikan derajat serta mendidik moral anak jalanan ataupun anak yatim piatu agar lebih
baik lagi. Selain itu kami juga akan menampilkan aktifitas mereka di Sanggar Senja Terjal

yaitu mengaji, belajar, bermain musik kesenian, di luar aktifitas yang ada di Sanggar, mereka

beraktifitas di jalanan seperti mengamen. Lebih dari 75 anak jalanan bergabung di Sanggar

Senja Terjal ini, ada beberapa yang tinggal menetap di Sanggar, adapun yang pulang

kerumah masing-masing.

Topik

Yayasan Sanggar Senja Cibinong di bangun pada tanggal 27 Juli 2012 dan di sahkan

berdasarkan akta notaris No. 2 tanggal 26 Juni 2014 yang berlamat di Jl. Gg Al-Huda Rt.003

Rw.014, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Yayasan Sanggar Senja Cibinong mendirikan tempat yang di sebut Sanggar Senja.

Yang dimana tempat tersebut masih dalam kondisi seewa per-tahun. Kondisi Sanggar saat ini

adalah sebuah bangunan yang sangat sederhana dengan luas ukuran bangunan +30meter

persegi. Sanggar ini di gunakan untuk kegiatan-kegiatan belajar mengajar dan tempat tinggal

bagi anak-anak yang terlantar.

Film Dokumenter ini bertujuan untuk memotivasi anak-anak jalanan bahwa mereka

sangat di pedulikan oleh orang-orang yang berada di lingkungan sekitar, dan mereka berhak

untuk merasakan belajar mengajar meskipun tidak di lingkungan sekolah. Dan dengan film

dokumenter ini juga bertujuan untuk merubah pandangan negatif masyarakat kepada anak-

anak jalanan.

Fokus

Aktifitas anak jalanan yang dilakukan di dalam Sanggar atapun diluar sanggar,

pandangan positif terhadap Sanggar tersebut, serta lembaga pemerintahan yang ikut terkait

dengan masalah anak jalanan yang ada di Sanggar ini.


Angle

Anak-anak jalanan adalah anak-anak bangsa yang nasibnya sangat kurang beruntung,

mereka berhak mendapatkan fasilitas yang di janjikan oleh negara, mereka mempunyai cita-

cita hanya saja nasib yang tidak sejalan dengan cita-citanya. Serta untuk merasakan bangku

sekolahpun tidak mereka rasakan, di karenakan mereka tidak memiliki syarat seperti kartu

tanda kependudukan serta akte kelahiran. Sejak kecil mereka sudah terbiasa mencari rezeki

dan hidup di jalanan dengan cara mengamen dan memulung untuk mebantu kedua orantua

serta untuk menafkahi kehidupannya. Dan Sanggar Senja Terjal ini hadir atas dasar

kepedulian dan keprihatinan pemuda-pemudi setempat yang sadar akan permasalahan

lingkungan sosial masyarakat di Kabupaten Bogor Jawa Barat. Sanggar ini merupakan wadah

untuk membantu anak-anak yatim-piatu, anak jalanan, anak pemulung, anak pekerja kota,

serta para lansia dhuafa, dalam membantu kehidupan yang lebih baik dan sejahtera. Dengan

menyelenggarakan sekolah pendidikan gratis dan memberikan bantuan di bidang sosial

kemasyarakatan yang di bawah garis kemiskinan.

Sususan Pertanyaan dan Narasumber

1. Pendiri Sanggar Senja Terjal

Nama :

Umur :

 Sejak kapan Sanggar Senja Terjal ini didirikan ?

 Mengapa di namakan Sanggar Senja Terjal ?

 Apa motivasi dan tujuan mendirikan Sanggar Senja Terjal ini ?

 Berapa banyak anak jalanan yang bergabung ke dalam Sanggar Senja Terjal ini ?

 Berapa banyak relawan yang membantu untuk mengajar di Sanggar ini ?

 Kegiatan apa saja yang di lakukan di sanggar ini ?


 Kesan apa yang sudah dialami oleh Sanngar ini ?

 Bagaimana tanggapan lembaga tentang anak jalanan yang tidak terdata

kependudukannya ?

 Bagaimana pandangan warga sekitar terhadap Sanggar ini?

 Apa harapan kedepannya untuk anak jalanan dan Sanggar ini ?

2. Relawan

Nama :

Umur :

 Sejak kapan bergabung menjadi relawan di Sanggar ini ?

 Sebagai apa di Sanggar ini ?

 Apa alasan bergabung menjadi relawan di Sanggar ini ?

 Hal apa saja yang sudah dialami sejak bergabung di Sangga ini ?

 Bagaimana harapan kedepan untuk anak jalanan dan Sanggar ini ?

3. Anak-anak jalanan yang bergabung di Sanggar

Nama :

Umur :

 Sudah berapa lama kamu bergabung di Sanggar ini ?

 Kenapa kamu ingin bergabung di Sanggar ini ?

 Apa saja yang kamu lakukan di dalam Sanggar ini ?

 Aktifitas apa yang kamu paling suka di Sanggar ini ?


 Apa ada aktifitas lain yang di lakukan selain di dalam Sanggar ini ?

 Apa kamu pernah mengalami masalah di jalanan seperti tertangkap satpol pp atau ada

yang tidak suka terhadap kamu ?

 Bagaimana kesan kamu bergabung di Sanggar ini ?

4. Warga sekitar Sanggar

Nama :

Umur :

 Apa yang ibu/bapak ketahui tentang Sanggar ini ?

 Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang adanya Sanggar ini ?

5. RT Setempat

Nama :

Umur :

 Apa yang ibu/bapak ketahui tentang Sanggar ini ?

 Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang adanya Sanggar ini ?

 Apakah ada kegiatan Rt yang terkait denga Sanggar Senja ?

 Apakah ibu/bapak mengetahui bahwa beberapa warganya ada yang tidak terdata

kependudukannya ?

6. Lembaga (Kelurahan)

Nama :
Umur :

 Apa ibu/bapak mengetahui tentang Sanggar Senja Terjal ?

 Bagaimana menurut ibu/bapak tentang beberapa anak jalanan yang bergabung di Sanggar

itu tidak memiliki tanda kependudukan ?

 Apa solusi ibu/bapak untuk anak jalanan yang menetap didaerah ini yang tidak memiliki

data kependudukan ?

7. Lembaga (Badan Kesejahteraan Sosial)

Nama :

Umur :

 Apa tujuan Badan Kesejahteraan Sosial melakukan pembinaan terhadap anak-anak jalanan

 Bagaimana cara Badan Kesejahteraan Sosial melakukan pembinaan terhadap anak-anak

jalanan ?

 Bagaimana pandangan Badan Kesejahteraan Sosial terhadap anak-anak jalanan ?

 Bagaimana pandangan Badan Kesejahteraan Sosial terhadap anak-anak sebelum dan

sesudah di adakannya pembinaan ?

 Apakah Sanggar Senja memiliki peranan penting terhadap pembinaan anak-anak jalanan?

 Apakah Badan Kesejahteraan Sosial ada langkah-langkah kedepannya terhadap Sanggar

Senja ?

 Bagaimana harapan Badan Kesejahteraan Sosial terhadap anak-anak jalanan dan Sanggar

Senja ?
AKADEMI KOMUNIKASI

BINA SARANA INFORMATIKA

Naskah VO (Voice Over)

Production : WH Production Produser : M. Irfan

Project Title : SENJA TerJal Sutradara : M. Rizky

Durasi : 20 Menit Penulis Naskah : Dezi

Narasumber : Adi (Kepala Panti)

No Time Logging Statement Keterangan

1 00:06:47-00:07:26

2 00:07:26-00:07:54

3 00:17:45-00:18:10

4 00:18:10-00-18:30

5
AKADEMI KOMUNIKASI

BINA SARANA INFORMATIKA

TRANSKIP WAWANCARA

Production : WH Production Produser : M. Irfan

Project Title : SENJA TerJal Sutradara : M. Rizky

Durasi : 20 Menit Penulis Naskah : Dezi

Narasumber : Relawan
AKADEMI KOMUNIKASI

BINA SARANA INFORMATIKA

TRANSKIP WAWANCARA

Production : WH Production Produser : M. Irfan

Project Title : SENJA TerJal Sutradara : M. Rizky

Durasi : 20 Menit Penulis Naskah : Dezi

Narasumber : Anak Jalanan


AKADEMI KOMUNIKASI

BINA SARANA INFORMATIKA

TRANSKIP WAWANCARA

Production : WH Production Produser : M. Irfan

Project Title : SENJA TerJal Sutradara : M. Rizky

Durasi : 20 Menit Penulis Naskah : Dezi

Narasumber : Bapak Dedi (Ketua RT)


AKADEMI KOMUNIKASI

BINA SARANA INFORMATIKA

TRANSKIP WAWANCARA

Production : WH Production Produser : M. Irfan

Project Title : SENJA TerJal Sutradara : M. Rizky

Durasi : 20 Menit Penulis Naskah : Dezi

Narasumber : Kepala Badan Kesejahteraan Sosial


AKADEMI KOMUNIKASI

BINA SARANA INFORMATIKA

Naskah VO (Voice Over)

Production : WH Production Produser : M. Irfan

Project Title : SENJA TerJal Sutradara : M. Rizky

Durasi : 20 Menit Penulis Naskah : Dezi

No Visual Audio

Bars and Tone

Universal

Program ID

Logo BSI

1 Establish jalan raya 00:01:03-00:02:17 Cibinong adalah salah satu daerah di

Cibinong Kabupaten Kota Bogor, daerah yang sudah

mulai cukup ramai dengan padatnya

penduduk.

2 Jalan menuju Sanggar 00:02:18-00:03:01 Di daerah Cibinong ini tidak semua

Senja Terjal penduduknya memiliki kartu identitas

kependudukan. Ada yang sejak dahulu telah

memiliki dan ada yang sejak dahulu bertetap

di daerah ini hingga sekarang tidak memiliki


kartu identitas kependudukan.

3 Detail petunjuk arah 00:03:01-00:03:49 Dalam hal pendidikan, penduduk yang tidak

menuju Sanggar Senja memiliki kartu identitas kependudukan tidak

Terjal akan bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar

atau pendidikan secara formal. Karena kartu

identitas kependudukan adalah salah satu

syarat untuk bisa mengikuti kegiatan belajar

mengajar secara formal.

4 Sanggar SENJA TerJal 00:03:49-00:06:47 Sanggar SENJA TerJal, inilah wadah untuk

dan Judul “SENJA membantu anak-anak yang tidak memiliki

TerJal” identitas kependudukan agar bisa merasakan

kegiatan belajar mengajar. Membantu anak-

anak yatim piatu, anak jalanan, anak

pemulung, dan lansia dhuafa agar

mendapatkan kehidupan selayaknya sebagai

warga negara Indonesia. Dengan

menyelenggarakan program sekolah

pendidikan gratis dan memberikan bantuan-

bantuan di bidang sosial kemasyarakatan yang

di bawah garis kemiskinan. Beralamat di Jalan

Gg.Al Huda Rt.003 Rw.014 Kelurahan

Pabuaran, Kecamatan Cibinong, Kabupaten

Bogor.

CREADIT TITTLE

Anda mungkin juga menyukai