praproduksi. Seorang penulis skrip memberikan garis-garis besar cerita dan dalam
banyak hal mencantumkan struktur keseluruhan suatu produksi. Penulis naskah terlebih
dahulu menulis ringkasan awal suatu proyek produksi yang di sebut dengan treatment
yang menjadi dasar penulisan skrip. Suatu skrip memberikan penjelasan mengenai
lokasi, gerakan (action), dan dialog secara adegan demi adegan (detail). Dalam hal ini
skrip berfungsi sebagai cetak biru yang akan memandu produksi yang sebenarnya.
Naskah syuting atau skenario, disebut juga shooting script, sangat penting untuk
mendapatkan gambaran konkret dan jelas sebagai cetak biru atau master plan. Skenario
sangat diperlukan bagi dokumenter bentuk penuturan sejarah, rekonstruksi, atau film
Naskah narasi atau naration script lebih merupakan susunan penulisan narasi yang
nantinya akan dibacakan secara voice over oleh narator ketika proses mixing.
66)
Naskah editing atau editing script merupakan penentuan visualisasi struktur cerita.
Meskipun bentuk penulisannya tak begitu berbeda dengan shooting script, isinya dapat
saja berbeda dalam hal konstruksi shot, adegan (scene), dan sekuens (sequence). Tidak
aneh bila editing script dapat beberapa kali diubah karena proses editing atau penyunting
juga melalui beberapa tahapan hingga mencapai hasil akhir. (Gerzon R. Ayawaila : 66)
Ide merupakan jantung sebuah karya seni, konsep struktur, dan batasan dari isi
pendekatan dan keseluruhan isi cerita. Treatment dapat pula menjadi materi presentasi
untuk ditawarkan pada produser dan sponsor. Treatment mutlak diperlukan bagi
dokumenter, meskipun tak ada yang baku dalam penulisan bentuk atau gaya treatment.
Dalam pembuatan karya tugas akhir program dokumenter televisi yang berjudul
“Secerah Anak Negri Jaya”, seorang penulis skrip adalah orang yang bertanggung
jawab terhadap yang di tulisnya, karena penulis naskah dokumenter menulis dari hasil
riset. Dan naskah adalah bahan referensi bagi semua orang yang terlibat di dalam
produksi. Karena, dengan skrip kita dapat mengkomunikasikan ide cerita ke seluruh
anggota crew. Dengan skrip dapat memudahkan orang yang membaca isi dari ide cerita,
agar lebih di pahami oleh para crew. Skrip juga dapat di jadikan gambaran ide kepada
para sutradara dan kameramen tentang peristiwa ataupun masalah teknis dalam kerja
kamera nantinya. Dan dengan skrip kita juga dapat mengetahui siapa-siapa saja yang
akan kita wawancarai sebagai narasumber dalam film kita, juga menjadi dasar pada saat
produksi kita akan mengetahui lokasi mana saja yang di perlukan, dan yang dibutuhkan,
mengenai subjek, peristiwa, dan lokasi sesuai tema yag akan diketengahkan. (Gerzon
R. Ayawaila : 55 )
Pada saat Praproduksi penulis dan crew melakukan riset ke tempat yang akan
menjadi lokasi produksi. Penulis mencari data-data informasi tentang Sanggar Senja
Terjal, melakukan riset dengan melakukan analisis visi visual (gambaran untuk
proses produksi adalah riset data, riset audio/visual, riset subjek, dan riset lokasi
tempat kejadian. Hasil riset akan menjadi titik berangkat pembentukan kerangka
global mengenali arah dan tujuan penuturan, serta subjek-subjek yang akan menjadi
akan di jadikan bahan diskusi bimbingan konsultasi serta akan di jadikan fokus
pengambilan gambar.
1.2 Produksi
Seperti yang di tulis oleh (Gerzon R. Ayawaila, 2008 : 110) ada beberapa hal
Harus tahu cara mengarahkan wawancara agar yang ingin diungkap dapat
terpenuhi
Penata kamera memperhitungkan posisi kamera sesuai estetika komposisi dan posisi
subjek yang di wawancarai, situasi wawancara adalah : posisi diam atau posisi
Pada saat Pasca Produksi penulis mengerjakan pengetikan ulang semua hasil
transkip wawancara pada saat produksi, dikarenakan dilm akan lebih hidup jika
mampu menempatkan statement secara baik. Sutradara dan penyunting gambar
bekerja sama melakukan pengecekan hasil gambar shooting sebelumnya. Selain itu
penulis membuat naskah editing atau outline naskah ini berfungsi sebagai panduan
penyunting gambar dalam memilih gambar, dalam hitungan yang sangat detail untuk
Seorang penulis merasa dihadapkan pada dua hal, yaitu sesuatu yang nyata,
faktual (ada atau terjadi) dan esensial, cbernilai atau memiliki arti makna. Sebagai
penulis naskah sekaligus reporter pada produksi film dokumenter ini, penulis naskah
dituntut untuk memiliki kemampuan menghimpun data dan merangkainya, disisi lain
sesuai dengan yang diharapkan , supaya film ini mampu bercerita berdasarkan fakta
yang ada.
Dalam tahap proses pra produksi penulis mempunyai peran dan tanggung
jawab yang cukup besar dalam produksi karya tugas akhir program dokumenter.
Walaupun di tahap produksi dan pasca produksi penulis naskah juga sangat penting
peran dan tanggung jawabnya. Peran penulis dalam pembuatan karya tugas akhir ini
narasumber, guna mendapatkan feel pada program dokumenter ini, membuat TOR
(Term Of Refrence)
a. Sebagai Reporter
1. Bersama dengan sutradara menyusun TOR ( Term of Reference ) yang berisi
permasalahan, fokus, angle, pertanyaan.
2. Mencari jawaban atas list pertanyaan kepada narasumber dan informasi lainnya
yang mendukung.
3. Bersama dengan sutradara dan penata gambar melakukan wawancara terhadap
narasumber.
4. Membuat catatan jika menemukan statement baru.
5. Melakukan review hasil wawancara untuk mengantisipasi kekurangan-
kekurangan.
Konsep Kreatif
dirinya dengan salah satu tokoh dalam film. Hal ini terjadi karena simpati atau
semacam pengenalan diri ( identitas ) dari penonton itu sendiri yang sesungguhnya
tak disadari. Beranjak dari teori ini tidak ada salahnya mengunakan pendekatan
Maka hal yang harus dilakukan oleh penulis adalah mencoba mengajak
narasumber bercerita pada saat menjawab pertanyaan yang penulis ajukan, konsep
produksi. Pada saat produksi di lapangan penulis juga merangkap sebagai reporter
narasumber, supaya proses wawancara tidak kaku dan berjalan seperti apa yang
diharapkan oleh penulis. Melalui pendekatan yang baik mempengaruhi agar subjek
untuk mendapatkan fasilitas kegiatan belajar mengajar secara formal. Dan juga
dalam Sanggar dan sekitar Sanggar. Konsep yang digunakan oleh penulis akan
menggali lebih dalam informasi dan data-data dari narasumber dan kegiatan anak-
anak di Sanggar. Program dokumenter televisi yang berjudul SENJA TerJal, akan
untuk mendapatkan ilmu dengan kegiatan belajar mengajar secara formal yang di
sebabkan beberapa faktor yaitu kurangnya biaya serta tidak ada kepemilikan kartu
identitas kependudukan.
Penulis juga ingin memberikan informasi yang belum banyak diketahui orang
Pada saat wawancara sebisa mungkin penulis menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh narasumber. Dalam hal ini penulis juga tidak hanya mengandalkan
poin-poin pertanyaan yang telah dibuat, namun harus bisa untuk mengembangkan
2. Konsep Produksi
Tugas akhir program dokumenter televisi ini berdurasi 20 menit. Pada tahap
narasumber utama, selain itu penulis juga menyiapkan salinan TOR (Term Of
Refrence) untuk dibagikan kepada crew yang bertugas sebagai acuan proses
pengambilan gambar. Selain itu penulis juga merekap kembali hasil wawancara ke
3. Konsep Teknis
Dalam hal teknis melakukan wawancara, langkah awal yang penulis lakukan
melakukan wawancara, seperti menentukan lokasi wawancara serta posisi pada saat
wawancara.
Pada saat melakukan riset untuk mendapatkan informasi serta ide, penulis dan
team susah menemukan lokasi yang di maksud, di karenakan lokasi yang tertera
pada blog adalah lokasi dahulu yang sekarang sudah berpindah ke lokasi lain
yang tidak jauh dari lokasi dahulu. Solusinya adalah bertanya ke warga setempat.
Proses awal karya ini berawal dari penulisan ide film dokumenter yang akan di
ambil. Setelah menentukan beberapa ide, penulis dan team sepakat untuk memilih
Setelah melakukan pemilihan ide, penulis dan team sepakat untuk melakukan
mengenai ide-ide yang penulis ajukan bersama tim, lalu penulis mendapatkan
masukan dari pembimbing dan akhirnya ide di setujui untuk melakukan proses
produksi film dokumenter tv. Lalu penulis beserta sutradara melakukan riset
mendalam untuk mencari data-data lebih lengkap tentang Sanggar Senja Terjal.
AKADEMI KOMUNIKASI
Masalah
Yang akan kami angkat dalam film dokumenter ini adalah, yang menginformasikan
“Sanggar Senja Terjal” adalah sebuah sanggar untuk anak-anak jalanan dan anak yatim
ataupun piatu. Sanggar ini dengan tujuan untuk memberikan nilai positif dengan mengaji dan
belajar serta mengangkat derajat anak jalanan agar tidak di pandang sebagai sampah, karena
anak jalanan tidak terdata kependudukannya oleh negara, sehingga untuk mencari ilmupun
mereka tidak bisa. Dengan sifat dan karakter serta masalah yang berbeda-beda menjadikan
Sanggar ini menjadi wadah untuk berdiskusi masalah yang sedang di hadapi oleh anak
jalanan tersebut. Segala usaha sudah di lakukan oleh pendiri, dari mengeluarkan anak jalanan
setelah tertangkap oleh satpol pp, mencari anak jalanan yang di culik oleh anak punk,
semampunya. Di bantu oleh 8 orang relawan yang ikhlas untuk mengajar serta membantu
para anak jalanan yang ada di Sanggar Senja Terjal ini. Banyak pandangan negatif yang
mereka dapatkan, tapi tidak membuat mereka putus asa tentang tujuan mereka yaitu
meninggikan derajat serta mendidik moral anak jalanan ataupun anak yatim piatu agar lebih
baik lagi. Selain itu kami juga akan menampilkan aktifitas mereka di Sanggar Senja Terjal
yaitu mengaji, belajar, bermain musik kesenian, di luar aktifitas yang ada di Sanggar, mereka
beraktifitas di jalanan seperti mengamen. Lebih dari 75 anak jalanan bergabung di Sanggar
Senja Terjal ini, ada beberapa yang tinggal menetap di Sanggar, adapun yang pulang
kerumah masing-masing.
Topik
Yayasan Sanggar Senja Cibinong di bangun pada tanggal 27 Juli 2012 dan di sahkan
berdasarkan akta notaris No. 2 tanggal 26 Juni 2014 yang berlamat di Jl. Gg Al-Huda Rt.003
Yayasan Sanggar Senja Cibinong mendirikan tempat yang di sebut Sanggar Senja.
Yang dimana tempat tersebut masih dalam kondisi seewa per-tahun. Kondisi Sanggar saat ini
adalah sebuah bangunan yang sangat sederhana dengan luas ukuran bangunan +30meter
persegi. Sanggar ini di gunakan untuk kegiatan-kegiatan belajar mengajar dan tempat tinggal
Film Dokumenter ini bertujuan untuk memotivasi anak-anak jalanan bahwa mereka
sangat di pedulikan oleh orang-orang yang berada di lingkungan sekitar, dan mereka berhak
untuk merasakan belajar mengajar meskipun tidak di lingkungan sekolah. Dan dengan film
dokumenter ini juga bertujuan untuk merubah pandangan negatif masyarakat kepada anak-
anak jalanan.
Fokus
Aktifitas anak jalanan yang dilakukan di dalam Sanggar atapun diluar sanggar,
pandangan positif terhadap Sanggar tersebut, serta lembaga pemerintahan yang ikut terkait
Anak-anak jalanan adalah anak-anak bangsa yang nasibnya sangat kurang beruntung,
mereka berhak mendapatkan fasilitas yang di janjikan oleh negara, mereka mempunyai cita-
cita hanya saja nasib yang tidak sejalan dengan cita-citanya. Serta untuk merasakan bangku
sekolahpun tidak mereka rasakan, di karenakan mereka tidak memiliki syarat seperti kartu
tanda kependudukan serta akte kelahiran. Sejak kecil mereka sudah terbiasa mencari rezeki
dan hidup di jalanan dengan cara mengamen dan memulung untuk mebantu kedua orantua
serta untuk menafkahi kehidupannya. Dan Sanggar Senja Terjal ini hadir atas dasar
lingkungan sosial masyarakat di Kabupaten Bogor Jawa Barat. Sanggar ini merupakan wadah
untuk membantu anak-anak yatim-piatu, anak jalanan, anak pemulung, anak pekerja kota,
serta para lansia dhuafa, dalam membantu kehidupan yang lebih baik dan sejahtera. Dengan
Nama :
Umur :
Berapa banyak anak jalanan yang bergabung ke dalam Sanggar Senja Terjal ini ?
kependudukannya ?
2. Relawan
Nama :
Umur :
Hal apa saja yang sudah dialami sejak bergabung di Sangga ini ?
Nama :
Umur :
Apa kamu pernah mengalami masalah di jalanan seperti tertangkap satpol pp atau ada
Nama :
Umur :
5. RT Setempat
Nama :
Umur :
Apakah ibu/bapak mengetahui bahwa beberapa warganya ada yang tidak terdata
kependudukannya ?
6. Lembaga (Kelurahan)
Nama :
Umur :
Bagaimana menurut ibu/bapak tentang beberapa anak jalanan yang bergabung di Sanggar
Apa solusi ibu/bapak untuk anak jalanan yang menetap didaerah ini yang tidak memiliki
data kependudukan ?
Nama :
Umur :
Apa tujuan Badan Kesejahteraan Sosial melakukan pembinaan terhadap anak-anak jalanan
jalanan ?
Apakah Sanggar Senja memiliki peranan penting terhadap pembinaan anak-anak jalanan?
Senja ?
Bagaimana harapan Badan Kesejahteraan Sosial terhadap anak-anak jalanan dan Sanggar
Senja ?
AKADEMI KOMUNIKASI
1 00:06:47-00:07:26
2 00:07:26-00:07:54
3 00:17:45-00:18:10
4 00:18:10-00-18:30
5
AKADEMI KOMUNIKASI
TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber : Relawan
AKADEMI KOMUNIKASI
TRANSKIP WAWANCARA
TRANSKIP WAWANCARA
TRANSKIP WAWANCARA
No Visual Audio
Universal
Program ID
Logo BSI
penduduk.
3 Detail petunjuk arah 00:03:01-00:03:49 Dalam hal pendidikan, penduduk yang tidak
4 Sanggar SENJA TerJal 00:03:49-00:06:47 Sanggar SENJA TerJal, inilah wadah untuk
Bogor.
CREADIT TITTLE