Perilaku caring perawat merupakan salah satu aspek penting dalam memenuhi kepuasan pasien, hal ni menjadi salah satu indikator kualitas pelayanan disebuah rumah sakit. Caring perawat memiliki nilai yang sangat tinggi dalam sebuah asuhan keperawatan, dimana sorang perawat yang mengedepankan nilai-nilai caring, akan serta merata menggiring seorang perawat untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika keperawatan yang profesional. Tuntunan masyarakat pelayanan kesehatan yang memadai semakin meningkat sehingga memicu Rumah Sakit memberikan pelayanan yang terbaik. Perawat dalam pelayanan kesehatan merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak jumlahnya dan paling banyak berinteraksi dengan klien. Pelayanan keperawatan menjadi salah satu tolok ukur pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena perawat yang melaksanakan tugas perawatan terhadap klien secara langsung. Kualitas perawat ditentukan oleh kompetensi hard skills dan soft skills. Caring sebagai bagian dari soft skills adalah esensi mendasar pada profesi perawat. Penilaian pasien mengenai soft skills caring perawat adalah indikator dari kualitas pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian untuk mengembangkan model pelatihan soft skills caring dan mengidentifikasi model tersebut terhadap kualitas keperawatan dan kepuasan pasien. Caring menurut Griffin (1983) membagi konsep caring ke dalam dua dominan utama. Salah satu konsep caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat sementara konsep caring yang lain terfokus pada aktifitas yang dilakukan perawat saat melaksanakan fungsi keperawatannya. Sebagai seorang perawat kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan secara seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Care merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Core merupakan dasar dari ilmu sosial yang terdiri dari kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain. Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total kepada klien, maka ketiga unsur ini harus dipadukan (Julia, 1995). Caring menurut Marriner dan Tomey (1994) menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosopilkal Caring bukan semata-mata perilaku. Caring aadalah tindakan nyata yang dilakukan seorang perawat yang diberikan kepada kliennya. Tindakan-tindakan tersebut tentunya aka menentukan cara berfikir seseorang, perbuatan dan perasaan seseorang, tentang bagaimana seseorang dapat menilai kita. Caring merupakan suatu tindakan atau fenomena yang bersifat umum, karena pada dasarnya setiap orang harus memiliki sifat care (peduli) terhadap sesama. Caring bukan semata mata memiliki tinddakan peduli, yang memiliki makna dan memotivasitindaka. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti dalam praktik keperawatan. Teori caring tidak hanya berfokus kepada tindakan keperawatannya, namun lenih jauh pada proses sebuah pengembangan impersonal, yang memberikan rasa damai, ikhlas dan tulus pada individu yang membutuhkan baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et al., 1999). Caring menurut Poter & Perry merupakan suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dengan perasaan cinta atau menyayangi. Caring dapat mempengaruhi cara berpikir seseotrang, perasaan dan perbuatan orang lain disertai perasaan memiliki dan tanggung jawab (Swanson dalam Waston, 2005). Menurut K.M.Swanson (1991) menyatakan bahwa konsep caring dengan Middle Theory of Caring yang terdiri dari lima asumsi diantaranya knowing, being with, doing for, enabling, dan maintaining belief. Proses keperawatan adalah serangkaian tindakan yang sistematis, berurutan berkelanjutan / bekesinambungan dimulai dari pegumpulan data, menentukan masalah keperawatan, menyusun desain rencana tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan dan atau menugaskan orang lain untuk melaksanakan tindakan dan mengevaluasi keberhasilan. Proses keperawatan merupakan metode yang digunakan dalam memberikan asuhan kepada pasien. Sasaran aspuan yang diberikan dapat individu, kelompok, keluarga, masyarakat, baik sehat maupun sakit. Keperawatan merupakan profesi unik yang memiliki fokus utama caring, yaitu bagaimana memberikan dan mengelola asuhan yang dibutuhkan pasien. Hal ini menjadikan perawat memiliki. Pelayanan keperawatan yang berkualitas dapat diwujudkan melalui pemberian asuhan keperawatan yang didasari oleh perilaku caring perawat. Sebab, perilaku caring yang ditampilkan oleh seorang perawat dapat mempengaruhi kepuasan pasien. Salah satu indikator klinik mutu pelayanan keperawatan adalah kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara kecerdasan emosional perawat dengan perilaku caring perawat pada praktek keperawatan di Ruang Rawat Inap Ambun Suri RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Caring Islami adalah perilaku profesional yang dimiliki seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan kemampuan intelektual yang akan diterapkan kepada pasien, keluarga dan masyarakat dengan penuh perhatian, peduli, bersikap ramah, empati, sopan santun, dengan menggunakan komunikasi terapeutik berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah. Mahasiswa sebagai calon perawat merupakan pemberi asuhan yang paling dekat dengan pasien di didik untuk memberikan pelayanan terbaik yakni perilaku caring. Penelitian ini bertujuan untuk menggali faktor yang membangun perilaku caring Islami pada mahasiswa keperawatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengambilan data yang digunakan adalah dengan focus grup discussion (FGD) dan wawancara mendalam. Tindakan keperawatan ners diberikan pada individu, keluarga dan kelompok, tindakan keperawatan ners spesialis dilakukan dengan pemberian latihan asertif (AT) dan psikoedukasi keluarga (PEK). Metode yang digunakan yaitu analisis kasus. Analisis dilakukan pada 8 klien perilaku kekerasan dalam kurun waktu 16 Februari – 18 April 2016. Hasil pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan di ruang akut rumah sakit jiwa menunjukan terjadinya penurunan tanda gejala klien perilaku kekerasan, peningkatan kemampuan klien dalam mengatasi perilaku kekerasan, dan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan perilaku kekerasan di ruang akut rumah sakit jiwa. Perilaku caring perawat dengan patient safety risiko jatuh memiliki Hubungan yang signifikan, karena perilaku caring memberikan perawatan langsung, dan berespon terhadap setiap kondisi pasien. Dengan penerapan budaya patient safety yang bersifat “Caring” maka secara otomatis akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan keselamatan pasien yang akan berdampak pada meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di lingkungan rumah sakit. Semakin baik pelaksanaan caring, maka patient safety resiko jatuh semakin kecil. Dengan demikian kualitas asuhan keperawatan semakin baik. Caring perawat merupakan kinerja perawat yang mempengaruhi pelayanan keperawatan. Alat ukur caring perawat sangat penting untuk mengevaluasi pelayanan keperawatan. Caring perawat terbentuk berdasarkan interaksi sosial, maka konsep tersebut mempunyai variasi lintas budaya. Tujuan penelitian ini adalah membuat alat ukur caring perawat yang valid dan reliable berdasarkan budaya. Kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu alat ukur caring perawat dapat disusun secara valid dan reliable dan dapat diterapkan sesuai dengan budaya. DAFTAR PUSTAKA
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu