Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Anggun Fitriani

NIM : CKR0220085
KELAS : C
PRODI : SI Keperawatan

RESUME CARING KONSEP DASAR KEPERAWATAN


Perilaku caring perawat merupakan salah satu aspek penting dalam memenuhi kepuasan
pasien, hal ni menjadi salah satu indikator kualitas pelayanan disebuah rumah sakit. Caring perawat
memiliki nilai yang sangat tinggi dalam sebuah asuhan keperawatan, dimana sorang perawat yang
mengedepankan nilai-nilai caring, akan serta merata menggiring seorang perawat untuk
memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas yang menjunjung tinggi nilai-nilai
etika keperawatan yang profesional. Tuntunan masyarakat pelayanan kesehatan yang memadai
semakin meningkat sehingga memicu Rumah Sakit memberikan pelayanan yang terbaik. Perawat
dalam pelayanan kesehatan merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak jumlahnya dan paling
banyak berinteraksi dengan klien.
Pelayanan keperawatan menjadi salah satu tolok ukur pelayanan kesehatan di rumah sakit,
karena perawat yang melaksanakan tugas perawatan terhadap klien secara langsung. Kualitas
perawat ditentukan oleh kompetensi hard skills dan soft skills. Caring sebagai bagian dari soft skills
adalah esensi mendasar pada profesi perawat. Penilaian pasien mengenai soft skills caring perawat
adalah indikator dari kualitas pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian untuk mengembangkan
model pelatihan soft skills caring dan mengidentifikasi model tersebut terhadap kualitas
keperawatan dan kepuasan pasien.
Caring menurut Griffin (1983) membagi konsep caring ke dalam dua dominan utama. Salah
satu konsep caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat sementara konsep caring yang
lain terfokus pada aktifitas yang dilakukan perawat saat melaksanakan fungsi keperawatannya.
Sebagai seorang perawat kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan secara seimbang
sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Care merupakan komponen
penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Core merupakan dasar dari ilmu sosial yang terdiri dari
kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain. Sedangkan
cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan
secara total kepada klien, maka ketiga unsur ini harus dipadukan (Julia, 1995).
Caring menurut Marriner dan Tomey (1994) menyatakan bahwa caring merupakan
pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosopilkal Caring
bukan semata-mata perilaku. Caring aadalah tindakan nyata yang dilakukan seorang perawat yang
diberikan kepada kliennya. Tindakan-tindakan tersebut tentunya aka menentukan cara berfikir
seseorang, perbuatan dan perasaan seseorang, tentang bagaimana seseorang dapat menilai kita.
Caring merupakan suatu tindakan atau fenomena yang bersifat umum, karena pada dasarnya setiap
orang harus memiliki sifat care (peduli) terhadap sesama. Caring bukan semata mata memiliki
tinddakan peduli, yang memiliki makna dan memotivasitindaka. Dalam keperawatan, caring
merupakan bagian inti dalam praktik keperawatan. Teori caring tidak hanya berfokus kepada
tindakan keperawatannya, namun lenih jauh pada proses sebuah pengembangan impersonal, yang
memberikan rasa damai, ikhlas dan tulus pada individu yang membutuhkan baik dalam keadaan
sehat maupun sakit. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga
didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi
sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et al., 1999).
Caring menurut Poter & Perry merupakan suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang
lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dengan
perasaan cinta atau menyayangi. Caring dapat mempengaruhi cara berpikir seseotrang, perasaan dan
perbuatan orang lain disertai perasaan memiliki dan tanggung jawab (Swanson dalam Waston,
2005). Menurut K.M.Swanson (1991) menyatakan bahwa konsep caring dengan Middle Theory of
Caring yang terdiri dari lima asumsi diantaranya knowing, being with, doing for, enabling, dan
maintaining belief.
Proses keperawatan adalah serangkaian tindakan yang sistematis, berurutan berkelanjutan /
bekesinambungan dimulai dari pegumpulan data, menentukan masalah keperawatan, menyusun
desain rencana tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan dan atau menugaskan orang lain
untuk melaksanakan tindakan dan mengevaluasi keberhasilan. Proses keperawatan merupakan
metode yang digunakan dalam memberikan asuhan kepada pasien. Sasaran aspuan yang diberikan
dapat individu, kelompok, keluarga, masyarakat, baik sehat maupun sakit. Keperawatan merupakan
profesi unik yang memiliki fokus utama caring, yaitu bagaimana memberikan dan mengelola
asuhan yang dibutuhkan pasien. Hal ini menjadikan perawat memiliki. Pelayanan keperawatan yang
berkualitas dapat diwujudkan melalui pemberian asuhan keperawatan yang didasari oleh perilaku
caring perawat. Sebab, perilaku caring yang ditampilkan oleh seorang perawat dapat mempengaruhi
kepuasan pasien. Salah satu indikator klinik mutu pelayanan keperawatan adalah kepuasan pasien
terhadap pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara
kecerdasan emosional perawat dengan perilaku caring perawat pada praktek keperawatan di Ruang
Rawat Inap Ambun Suri RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.
Caring Islami adalah perilaku profesional yang dimiliki seorang perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan berdasarkan kemampuan intelektual yang akan diterapkan kepada pasien,
keluarga dan masyarakat dengan penuh perhatian, peduli, bersikap ramah, empati, sopan santun,
dengan menggunakan komunikasi terapeutik berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah. Mahasiswa
sebagai calon perawat merupakan pemberi asuhan yang paling dekat dengan pasien di didik untuk
memberikan pelayanan terbaik yakni perilaku caring. Penelitian ini bertujuan untuk menggali faktor
yang membangun perilaku caring Islami pada mahasiswa keperawatan. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif. Pengambilan data yang digunakan adalah dengan focus grup
discussion (FGD) dan wawancara mendalam.
Tindakan keperawatan ners diberikan pada individu, keluarga dan kelompok, tindakan
keperawatan ners spesialis dilakukan dengan pemberian latihan asertif (AT) dan psikoedukasi
keluarga (PEK). Metode yang digunakan yaitu analisis kasus. Analisis dilakukan pada 8 klien
perilaku kekerasan dalam kurun waktu 16 Februari – 18 April 2016. Hasil pelaksanaan pemberian
asuhan keperawatan di ruang akut rumah sakit jiwa menunjukan terjadinya penurunan tanda gejala
klien perilaku kekerasan, peningkatan kemampuan klien dalam mengatasi perilaku kekerasan, dan
peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan perilaku kekerasan di
ruang akut rumah sakit jiwa. Perilaku caring perawat dengan patient safety risiko jatuh memiliki
Hubungan yang signifikan, karena perilaku caring memberikan perawatan langsung, dan berespon
terhadap setiap kondisi pasien. Dengan penerapan budaya patient safety yang bersifat “Caring”
maka secara otomatis akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan keselamatan pasien
yang akan berdampak pada meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di lingkungan
rumah sakit. Semakin baik pelaksanaan caring, maka patient safety resiko jatuh semakin kecil.
Dengan demikian kualitas asuhan keperawatan semakin baik. Caring perawat merupakan kinerja
perawat yang mempengaruhi pelayanan keperawatan. Alat ukur caring perawat sangat penting
untuk mengevaluasi pelayanan keperawatan. Caring perawat terbentuk berdasarkan interaksi sosial,
maka konsep tersebut mempunyai variasi lintas budaya. Tujuan penelitian ini adalah membuat alat
ukur caring perawat yang valid dan reliable berdasarkan budaya. Kesimpulan dalam penelitian ini,
yaitu alat ukur caring perawat dapat disusun secara valid dan reliable dan dapat diterapkan
sesuai dengan budaya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai