dan etik dapat diterima di dalam masyarakat yang lebih luas. Kebalikannya adalah suatu
keputusan yang dikatakan tidak etis adalah yang secara hukum atau etik tidak dapat diterima
di dalam masyarakat yang lebih luas
Keputusan etis dipengaruhi oleh faktor situasional individual yang disebut intensitas etis dan
situasional organisasional yang didasarkan pada pertimbangan individu-individu karena
berada pada situasi kepentingan masing-masing di dalam suatu organisasi yang melakukan
pengambilan keputusan etis. Faktor situasional yang umumnya mempengaruhi keputusan etis
adalah pemberian penghargaan dan sanksi, penerapan kode etik dan terciptanya iklim etis
(Ford & Richardson, 1994; Kohlberg, 1968; dan Ross & Robertson, 2003).
https://www.academia.edu/19198146/KEPUTUSAN_ETIS
Pada saat menjalankan bisnis ataupun suatu tugas diperlukan adanya rasa tanggung jawab dan
sebuah aturan untuk mengatur tindakan-tindakan yang akan dilakukan. Hal tersebut menjadi
pendorong bagi sebuah bisnis untuk menuju arah yang lebih baik atau lebih sering disebut
dengan kesuksesan.
Etika bisnis merupakan suatu pengetahuan tentang tata cara ideal dalam pengaturan dan
pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal.
Ini merupakan aturan tidak tertulis mengenai cara menjalankan bisnis secara adil, sesuai
dengan hukum yang berlaku dan tidak tergantung pada kedudukan individu atau pun
organisasi di masyarakat.
Dalam perusahaan, etika bisnis dapat membentuk suatu nilai, norma dan perilaku karyawan
serta pimpinan untuk menciptakan suasana hubungan yang adil dan sehat baik itu dengan
sesama rekan kerja maupun konsumen. Dari etika bisnis itulah secara tidak langsung akan
mendorong adanya sikap tanggung jawab dalam menjalankan bisnis sehingga segala aktivitas
bisnis dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Bagi sebuah perusahaan, etika bisnis merupakan hal penting dalam membangun bisnis.
Dalam membangun dan memperluas kiprah perusahaan menjadi lebih baik, tentunya tidak
mudah untuk dilakukan.
Praktik bisnis yang tidak mengikuti aturan dan kewajiban yang sudah menjadi ketentuan
hukum pemerintah atau kelaziman bisnis yang berEtika, bisa berakibat tidak langgengnya
bisnis itu sendiri. Selain pelanggaran etika, ketidaksuksesan sebuah bisnis juga dapat
disebabkan oleh sangsi formal, di dalam bisnis juga akan berakibat pada runtuhnya reputasi
atau kepercayaan, baik secara eksternal maupun internal perusahaan.
Perilaku bisnis yang tidak berEtika ini secara eksternal akan menjatuhkan kredibilitas
perusahaan. Dalam jangka panjang tentu akan berakibat lanjut pada kekhawatiran rekanan
bisnis terhadap kemungkinan akan terseret dalam kasus hukum atau dirugikan secara
ekonomi dan secara internal, akan terjadi hilangnya rasa hormat (respect) dari karyawan
terhadap atasan (eksekutif). Akibatnya ethos kerja karyawan menurun karena ketidak-hadiran
panutan beretika dari pimpinan. Butuh waktu dan biaya besar untuk memulihkan kepercayaan
publik dan karyawan terhadap perbaikan kualitas etika bisnis perusahaan Yang tidak lain
merupakan bagian dari profesionalitas dan kepedulian sosial perusahaan, serta landasan yang
tidak untuk ditawar, apalagi ditinggalkan, namun untuk dijalankan.
Memang, begitu penting arti etika bisnis untuk keberlangsungan sebuah perusahaan. Sebagai
pelaku bisnis harus memiliki etika dan tanggung jawab dalam menjalankan bisnis.
Untuk itu pelaku bisnis dapat mulai mempelajari etika dalam berbisnis dan cara
menumbuhkan adanya etika saat berbisnis. Harapannya saat meraih kesuksesan bukan
menjadi persoalan yang begitu berat di kemudian hari.
Dewasa ini kalangan bisnis sudah memiliki kesadaran akan pentingnya Etika Bisnis dalam
operasi bisnis. Bahkan dalam perkembangannya Etika Bisnis tidak lagi menjadi beban yang
terpaksa harus dilaksanakan perusahan melainkan sudah menjadi salah satu strategi
pengembangan perusahaan.
Pengertian Etika Bisnis
Menurut Muslich, etika bisnis adalah suatu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan
dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara
universal (2004:9).
Prinsip-prinsip Etika Bisnis
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang bertujuan memberikan acuan cara yang harus
ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya, Sonny Keraf (1998). Prinsip-prinsip
etika bisnis tersebut adalah sebagai berikut :
a. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, dan tanggung jawab. Orang
yang mandiri berarti orang yang dapat mengambil suatu keputusan dan melaksanakan
tindakan berdasarkan kemampuan sendiri sesuai dengan apa yang diyakininya, bebas dari
tekanan, hasutan, dan ketergantungan kepada pihak lain.
b. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah apa yang dikatakan,
dan apa yang dikatakan adalah yang dikerjakan. Prinsip ini juga menyiratkan kepatuhan
dalam melaksanakan berbagai komitmen, kontrak, dan perjanjian yang telah disepakati.
c. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk memperlakukan semua pihak secara adil, yaitu
suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari berbagai aspek baik dari aspek ekonomi,
hukum, maupun aspek lainnya.
d. Prinsip saling Menguntungkan
Prinsip saling menguntungkan menanamkan kesadaran bahwa dalam berbisnis perlu
ditanamkan prinsip win-win solution, artinya dalam setiap keputusan dan tindakan bisnis
harus diusahakan agar semua pihak merasa diuntungkan.
e. Prinsip Integritas Moral
Prinsip integritas moral adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam segala
keputusan dan tindakan bisnis yang diambil. Prinsip ini dilandasi oleh kesadaran bahwa
setiap orang harus dihormati harkat dan martabatnya.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etika Bisnis
Ada tiga faktor utama yaitu :
1. Perbedaan Budaya.
Perilaku bisnis orang Indonesia tentu saja berbeda dengan negara lain. Hal yang sama, daerah
atau kota tertentu berbeda perilaku bisnisnya dengan daerah lain.
2. Pengetahuan.
Semakin banyak hal yang diketahui dan semakin baik seseorang memahami suatu situasi,
semakin baik pula kesempatannya dalam membuat keputusan-keputusan yang etis.
Ketidaktahuan bukanlah alasan yang dapat diterima dalam pandangan hukum, termasuk
masalah etika.
3. Perilaku Organisasi.
Dasar etika bisnis adalah bersifat kesadaran etis dan meliputi standar-standar perilaku.
Banyak organisasi menyadari betul perlunya menetapkan peraturan-peraturan perusahaan
terkait perilaku dan menyediakan tenaga pelatih untuk memperkenalkan dan memberi
pemahaman tentang permasalahan etika.
Manfaat Etika Bisnis Untuk Perusahaan
Beberapa manfaat yang biasa didapatkan dari etika bisnis bagi perusahaan diantaranya yaitu:
· Dapat Meningkatkan Kredibilitas Perusahaan
Etika bisnis sangat penting bagi perusahaan, terutama perusahaan besar yang dimana
memiliki banyak sekali karyawan yang tidak saling mengenal. Setiap karyawan pada
perusahaan akan terikat dengan peraturan standar etis yang sama, maka jika ada suatu kasus
yang timbul maka akan mengambil keputusan yang sama.
· Perusahaan Dapat Menjelaskan Bagaimana Menilai Tanggung Jawab Sosialnya
Dengan biasa menjelaskan tanggung jawab sosial atau dengan menggunakan pendekatan
sosial perusahaan tidak hanya mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi saja, tapi
mendapatkan keuntungan dari segi sosial juga. Jika perusahaan telah bertanggung jawab dari
segi sosial maka usaha akan berjalannya secara baik, sehingga secara tidak langsung
perusahaan akan terhindar dari konflik sosial yang dapat merugikan.
· Dapat Mengatur Dirinya Sendiri (Self Regulatioan)
Hal ini disebut juga dengan “self regulation” merupakan suatau proses dimana individu dapat
mengatur pencapainnya sendiri. Dapat menentukan target mereka, melakukan evaluasi
terhadap kesuksesan mereka ketika telah tercapainya target tersebut dan memberikan
penghargaan kepada diri mereka sendiri karena mereka telah mencapai target yang
diinginkannya.
· Dapat Membantu Menghilangkan Grey Area Pada Bidang Etika
Misalnya kesetaraan penerimaan gaji, penggunaan tenaga kerja dibawah umur dan kewajiban
perusahaan dalam menjaga lingkungan hidup, sehingga perusahaan memiliki batasan-batasan
dalam menjalankan bisnisnya.
· Dapat Meningkatkan Daya Saing Perusahaan
Memiliki daya saing saat ini sudah menjadi keharusan bagi setiap perusahaan, karena jika
suatu perusahaan tidak memiliki daya saing, usahanya tidak akan bertahan lama. Jika suatu
usaha atau bisnis memiliki etika yang baik, maka bisnisnya akan mengalami perkembangan
dan semakin meningkatkan daya saing maupun kemampuannya untuk bersaing di pasaran
dengan perusahaan atau pembisnis lain.
· Dapat Meningkatkan Kepercayaan Investor Pada Perusahaan
Bagi perusahaan yang sudah go public maka akan mendapatkan manfaat berupa
meningkatnya kepercayaan para investor untuk berinvestasi, jika terjadi kenaikan harga
saham maka biasanya akan menarik minat investor untuk berinvestasi atau membeli saham
perusahaan.
· Dapat Membangun Citra Positif Perusahaan
Etika bisnis juga dapat membangun citra yang baik tentang perusahaan dimata para mitra
bisnis maupun para konsumen. Maka dengan citra yang baik akan menjaga kelangsungan
hidup perusahaan tersebut.
Hubungan Etika Bisnis dengan Corporate Social Responsibility (CSR)
Sebagian orang mungkin menganggap antara etika bisnis (Bussines Ethic) dengan CSR
(Corporate Social Responsibility) tidak memiliki hubungan, namun dalam kenyataannya
keduanya itu saling berhubungan. Hubungan antara etika bisnis dengan CSR yaitu bisa
diibaratkan etika bisnis itu adalah sebagai dasar atau jiwa dari pelaksanaan suatu unit
usaha, dan CSR merupakan manifestasinya. Artinya, “Etika bisnis berbicara mengenai nilai,
apakah sebuah perusahaan tersebut menganut nilai yang baik atau buruk. Kalau memang
memiliki nilai yang baik dalam berbisnis, maka perusahaan tersebut akan menjalankan CSR
yang memang menjadi tanggung jawab suatu perusahaan”.
Contoh Pelanggaran Etika Bisnis
Volkswagen (VW) :
Skandal emisi Volkswagen terbuka pada September 2015 ketika mereka mengakui
kecurangan dalam tes emisi di Amerika Serikat (AS). Sekitar 600.000 unit di AS dan 11 juta
unit mobil berbahan bakar disel di seluruh dunia yang terkena selama kecurangan itu terjadi
enam tahun. Kasus ini bukan sekadar recall karena cacat komponen. Para pakar otomotif
menyebut skandal ini sebagai kegagalan sistemik yang disengaja. Departemen Perlindungan
Lingkungan Hidup AS (Environmental Protection Agency) dan California Air Resources
Board menyatakan Volkswagen menggunakan software yang dirancang untuk mengelabui
hasil tes emisi di AS selama hampir satu dekade. VW juga mengakui bahwa mereka
melakukan hal yang sama untuk 11 juta unit mobil di seluruh dunia. Kerugian VW sebagai
produsen mobil terbesar kedua di dunia ini jika dihitung dari turunnya nilai saham mencapai
US$ 29 miliar. Kepercayaan konsumen AS diduga merosot tajam.
Kesimpulan
Etika bisnis merupakan hal yang penting dalam suatu perusahaan untuk membentuk nilai-
nilai, norma, dan perilaku di dalam perusahaan. Perusahaan harus menjalankan bisnis yang
beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan
kaidah-kaidah etika yang sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Disamping itu
dengan adanya etika bisnis ini, perusahaan akan terus berjalan sesuai dengan visi dan misi
perusahaan itu sendiri. Dengan adanya etika bisnis ini, diharapkan akan memberikan dampak
dan manfaat yang baik pada perusahaan. Bisnis merupakan aktivitas yang memerlukan
tanggung jawab moral dalam pelaksanaannya, bisnis tanpa etika akan membuat praktik bisnis
menjadi tidak terkendali dan justru merugikan tujuan utama dari bisnis itu sendiri.