Anda di halaman 1dari 4
Nama :Irfan Qadhafi Nim :61190470 Arsitektur & Perkotaan Penerapan Urban Mobility di Singkawang Singkawang atau yang biasa disebut San Khew Jong yang berarti sebuah kota yang terletak di antara laut, muara, gunung dan sungai yang diambil menurut keyakinan orang-orang Tionghoa dari suku Hakka, Kota ini merupakan Kota parawisata yang terletak pada provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Sebagai kota pariwisata urban mobility tentu menjadi aspek yang patut diperhitungkan seiring penambahan penduduk dan turis yang datang ke Singkawang. Secara umum aksesibilitas destinasi wisata dapat ditingkatkan dengan mengembangkan jaringan infrastruktur transportasi atau dengan meningkatkan konektivitas antara jaringan dan fasilitas wisata (Van Truong dan Shimizu, 2017). Infrastruktur transportasi yang baik dan yang terkait aksesibilitas transportasi adalah prasyarat yang penting untuk pengembangan ekonomi daerah, karena aksesibilitas transportasi sering menjadi faktor yang memengaruhi pilihan tujuan wisata (Michniak et al., 2015), Urban Mobility merupakan sebuah konsep perencanaan yang diterapkan oleh otoritas lokal dan mendorong pergeseran untuk perencanaan mobilitas yang lebih strategis. Hal ini yang lebih berkelanjutan dan mendukung integrasi dan pengembangan yang seimbang, Dengan adanya Urban mobility tentunya pengembanganan sarana transportasi umum berbasis massal sangat penting untuk dikembangkan oleh pemerintah kota Singkawang, Seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk terhadap jasa layanan angkutan umum, prasarana dan sarana transportasi harus cukup dan memadai, mengikuti perkembangan permintaan akan prasarana dan sarana_transportasi (Tamin, 1997). Hal inilah yang harus disupport dengan pembangunan infrastruktur baru dan penambahan jumlah angkutan umum untuk membantu proses pengembangan transportasi ini dikarenakan Kota singkawang tidak memiliki sarana dan prasarana yang dapat mendukung hal ‘ersebut. Idealnya angkutan umum ini harus mampu bertahan secara finansial, dengan tarif dan biaya yang terjangkau (Lo et al., 2008). Hal ini dapat kita terapkan pada perbaikan fasilitas fasilitas angkutan umum seperti bus trans, bus sekolah, dil dan juga penambahan infrastruktur seperti jalur jjalur khusus bus, penempatan halte bus di posisi posisi yang strategis, dll. Tidak hanya itu pengembangan teknologi dapat juga dimanfaatkan untuk pengembangan sistem transportasi agar dapat memberikan kemudahan dan memberikan waktu yang lebih efisien bagi pengguna transportasi ini. Selain itu juga teknologi dapat membantu sektor sektor lain yang berhubungan dengan transportasi umum yakni manajemen lalu lintas (traffic management), transportasi hijau (green transport) yang ramah lingkungan, dan transportasi pintar (smart transport) yang praktis dan efisien. Akan tetapi hal tersebut tidak cukup untuk mempengaruhi perilaku manusia untuk menerapkan angkutan umum sebagai fasilitas transportasi utama, Hal yang juga patut diperhitungkan yaitu pembangunan jalur Pedestrian yang baik dan memenuhi standart disetiap sisi kotaHal ini dikarenakan ketika orang menggunakan transportasi umum jalur pedestrian adalah pilihan bagi orang agar dapat pergi ketempat tempat yang tidak tegapai oleh anggkutan umum. Jalur Pedes in adalah jalur yang terbuat terpisah dari jalur kendaraan umum, biasanya (Danisworo,1991). Jalur pedestrian merupakan clemen perancangan kota yang penting untuk membentuk keterhubungan antar aktivitas pada suatu Kawasan, Perencanaan pedestrian perlu mempertimbangkan keseimbangan interaksi antara pejalan kaki dan kendaraan umum, faktor keamanan, ruang yang cukup, fasilitas yang menawarkan kesenangan sepanjang area pedestrian, dan fasilitas publik yang menyatu dan menjadi elemen penunjang (Shirvani, 1985). Jalur pedes ian yang tidak layak seperti jalur sempit, berlubang, tidak memenuhi standar , diambil alih menjadi fungsi lain, dan tidak menjangkau seluruh wilayah kota, Terdapat faktor penting yang harus diperhatikan dan mempengaruhi panjangljarak orang berjalan kaki yaitu waktu, kenyamanan, ketersediaan kendaraan bermotor, dan pola tata guna lahan (Unterman, 1984), Standar yang perlu diperlu diperhitungkan yaitu berupa Jalur pedestrian Jalur pedestrian dengan lebar minimum yang disyaratkan sebesar 1,8 - 3 m dalam kawasan yang memiliki intensitas pedestrian yang tinggi, Jalaur Penyebrangan Kondisi jalur penyeberangan yang memenuhi standar Permen PU No. 03/PRT/M/2014 yang memiliki lebar minimum sebesar 1,5 m, dilengkapi marka yang terletak di persimpangan atau beberapa lokasi-lokasi keramaian, serta keberadaan timer penyeberangan jalan pada pelican cross, Tempat Duduk tempat duduk menurut standar Permen PU No. 03/PRT/M/2014, jalur perabot jalan dimanfaatkan sebagai jalur hijau yang berfungsi sebagai penyangga yang ditanami dengan pohon dan tanaman hias maka lebar minimalnya 1,50 meter. Jalur ini disebut jalur hijau karena dominasi elemen lansckapnya adalah tanaman yang pada umumnya berwarna hijau menurut standar Permen PU No. 03/PRT/M/2014,tempat sampah, lampu jalan, dan saran bekebutubian khusus hal hal ini merupakan standar yang harus diberikan dalam menyiapkan kenyamanan dan keaman pada pengguna pedestrian, Selain itu hal yang juga diperkukan dalam urban mobility di kota Singkawang yaitu rung publik ruang yang merupakan ruang milik bersama dimana publik dapat melakukan berbagai macam aktivitas dan tidak dikenakan biaya untuk memasuki area tersebut. Tujuan terciptanya fuang publik yaitu:Kesejahteraan masyarakat, pengembangan visual, pengembangan ekonomi, pengembangan lingkungan, pengembangan ekonomi, dan image enhancement (Carr, 1992).hal ini dapat menambah kenyamanan bagi pengguna pedestrian maupun pengguna transportasi umum sekaligus menambah destinasi wisata bagi turis yang datang ke daerah kota singkawang. Hal tersebut dapat membantu respon kota dalam menangani kemacetan,kebisingan, dan pencemaran tidak hanya itu hal ini juga dapat mengurangi penggunaan konsumsi energi yang berlebihan,dan pengurangan waktu berjalan rata-rata, tersedianya lebih banyak ruang publik, dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota dan masyarakat yang ada didalamnya. Oleh karena itu berdasarkan data diatas, penerapan urban mobility akan sangat membantu kota singkawang dalam mengembangkan sektor pariwisata dikarenakan majunya sarana dan prasarana yang ada pada kota singkawang kedepanya, Daftar Pustaka content Creswell, John W.(2012). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Shirvani, Hamid. (1985). The Urban Design Process. Van Nostrand Reinhold: New York. PERATURAN MENTERI PEKERIAAN UMUM NOMOR: 03/PRT/M/2014 Tamin, 0.2. 1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung: Institut Teknologi Bandung,

Anda mungkin juga menyukai