Anda di halaman 1dari 8

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Nama : Lilis Setianingrum, S. Pd.


NO UKG : 201698504994

Judul Modul 5. Listrik Magnet

Judul kegiatan Belajar Mandiri (KB) 1. Listrik Statis


2. Rangkaian Arus Searah
3. Medan Magnet dan Induksi Elektromagnetik
4. Rangkaian Arus Bolak Balik

No. Butir Refleksi Respon/Jawaban


1. Garis besar materi yang KB 1
dipelajari  Muatan listrik sebagai materi yang tersusun
dari atom-atom terdiri dari inti atom (proton
dan neutron). Dalam keadaan netral jumlah
proton dan jumlah electron sama/netral.
Apabila atom kehilangan satu/beberapa
electron maka bermuatan positif, namun jika
mendapat tambahan electron bermuatan
negative
 Gaya Coulomb sebagai gaya interaksi (gaya
aksi-reaksi) antara dua muatan, muatan sejenis
tolak-menolak sedangkan muatan tak sejenis
tarik-menarik. Besar gaya Coulomb
Q1 Q2
F 12=F 21 =k 2
r
 Medan listrik merupakan ruangan disekitar
muatan yang mengalami gaya Coulomb. Jika
terdapat suatu titik P didekat muatan uji, maka
muatan uji tersebut mengalami gaya Coulomb
qQ
F=k 2
r
Gaya persatuan muatan disuatu titik disebut kuat
medan listrik
F
E=
q
Medan listrik merupakan besaran vector yang
arahnya ditetapkan, jika muatan (+) arah medan
listriknya menjauhi muatan sedangkan jika muatan
(-) arah medan listriknya mendekati muatan

 Fluks medan listrik adalah jumlah garis medan


listrik yang menembus secara tegak lurus
luasan. Makin rapat garis medan maka makin
besar E, sebaliknya makin renggang garis
medan makin kecil kuat medan.
 Hukum gauss dipakai untuk menghitung kuat
medan akibat suatu muatan yang terhadapnya
dapat dibuat luasan Gauss yang istimewa.
Apabila dalam luasan tertutup terdapat muatan
q maka:
Φ=∮ ¿ ¿
 Energi potensial listrik suatu muatan q yang
berada pada jarak r dari muatan Q sebesar
Qq
EP=k
r
 Potensial listrik merupakan besaran scalar
Q
dimana V =k , jika terdapat 2 titik yang
r
berjarak rA dan rB maka selisih potensial
Q Q
V A −V B =V AB=k −k
rA rB
 Hubungan potensial dengan energi potensial
EP
adalah V = , sedangkan hubungan selisih/
q
beda potensial dengan usaha adalah W =q Δ V
 Kapasitor merupakan 2 pelat konduktif yang
dipisahkan dengan isolator pada jarak yang
sangat kecil untuk menyimpan muatan.
q
Kapasitas kapasitor C=
V
Energi dalam kapasitor bermuatan
2
E=½ C( ΔV )

Rangkaian kapasitor ada 2 yaitu seri dan parallel


Rangkaian seri Rangkaian Paralel
1 1 1 1 Cp = C1+C2+C3
= + +
Cs C 1 c 2 C 3
qs=q1=q2=q3 qp=q1+q2+q3
Vs= V1+V2+V3 Vp=V1=V2=V3

KB 2
 Arus listrik dalam pengantar (konduktor)
adalah aliran muatan listrik. Arah arus
ditetapkan sebagai berikut: 60 Bila yang
bergerak muatan positif, arah arus sama
dengan arah aliran muatan; bila yang mengalir
muatan negatif, arah arus berlawanan dengan
arah aliran muatan.
 Kuat Arus Listrik (I)

 Kemampuan materi mengahantarkan


(mengalirkan) arus listrik tidak sama. Yang
kemampuannya besar, daya hantarnya besar
atau hambatannya kecil; sebaliknya yang
kemampuannya kecil, daya hantarnya kecil
atau hambatannya besar. Besarnya hambatan
(resistansi, R) didefinisikan :

 Bila nilai hambatan beban tertentu konstan


(tidak bergantung nilai V), persaman R=  V
/ I , disebut hukum Ohm
 Bila ada arus listrik dalam suatu penghantar
(beban) berarti ada perpindahan muatan dari
dua titik yang beda potensialnya tidak sama.
 Bila selama t, muatan q berpindah, dari satu
titik ke titik lain yang beda potensialnya V,
maka
W = q. V .
 Sifat-sifat Rangkaian seri:
a. Dalam rangkaian seri hanya ada satu
jalan arus. Karena hanya ada satu jalan
arus, kuat arus di mana-mana sama.
b. Bila salah saatu bagian (beban)
terputus, dalam seluruh bagian tidak
ada arus. Hambatan pengganti
rangkaian seri sama dengan jumlah
hambatan hmbatan penyusunnya.
Rseri = R1 + R2 + R3 + .... Rn
 Sifat-sifat rangkaian paralel
a. Pada rakaian paralel ada titik
percabangan yang menjadi titik
persekutuan beban yang terangkai
paralel.
b. Beda potensial antara ujung-ujung
beban yang satu sama dengan beda
potensial antara ujung-ujung beban
yang lain.
c. Arus yang masuk ke titik percabangan
sama dengan arus yang keluar dari titik
percabangan.
d. n beban yang memiliki resistansi R1,
R2, R3, …. Rn yang terangkai paralel;
boleh diganti dengan sebuah beban
dengan resistansi RP yang dengan
syarat:

 Alat untuk mengukur tegangan listrik adalah


voltmeter.
 Alat untuk mengukur kuat arus listrik adalah
amperemeter.
 Alat untuk mengukur hambatan listrik adalah
ohmmeter.
 Voltmeter, amperemeter, dan ohmmeter yang
tergabung dalam satu alat dengan multifungsi
adalah multimeter.

KB 3
 Medan magnet yang dihasilkan oleh
muatan yang bergerak/kawat berarus
listrik. Besar dan arah induksi
magnetik 𝐵⃗⃗ yang dihasilkan oleh
arus listrik, tergantung pada bentuk
simpal arus dan letak titik medan.
 Muatan yang bergerak di dalam medan
magnet akan mengalami gaya yang biasa
disebut gaya Lorentz. Gaya Lorentz yang
dialami muatan yang bergerak dalam
medan magnet
𝐹⃗ = q 𝑣⃗ x 𝐵⃗⃗

 Arus pada kumparan timbul karena ada


perubahan fluks magnetik yang dilingkupi
kumparan. Faraday menyebut arus yang
timbul pada kumparan adalah arus induksi
dan GGL yang timbul pada kumparan
adalah GGL induksi. Jika penyebab
timbulnya GGL induksi dan arus induksi
adalah berkurangnya fluks magnetik,
maka arah GGL induksi dan arus induksi
sedemikian sehingga menghasilkan fluks
magnetik induksi yang searah dengan
fluks magnetik semula dan sebaliknya.
 Induksi magnetik yang dihasilkan muatan
yang bergerak

 Induksi magnetik yang dihasilkan elemen arus

 Induksi magnetik yang dihasilkan kawat lurus


berarus

 Induksi magnetik di pusat simpal arus


melingkar

 Induksi magnetik di sumbu simpal arus


melingkar

 Induksi magnetik di sumbu solenoid

 Gaya Lorentz yang dialami muatan yang


bergerak dalam medan magnet

 Gaya Lorentz yang dialami kawat berarus


yang berada dalam medan magnet

 Gaya persatuan panjang pada dua kawat


berarus yang sejajar dan berada dalam medan
magnet

 GGL induksi

 GGL gerak

 GGL yang dihasilkan generator AC

 Generator adalah alat yang menghasilkan


tegangan listrik atau GGL Dengan prinsip
GGL induksi tegangan listrik dapat dihasilkan
apabila ada perubahan fluks magnetik yang
dilingkupi oleh simpal atau kumparan .
generator AC menghasilkan arus bolak balik,
dan generator DC menghasilkan arus searah.
Prinsip kerja kedua jenis generator sama.
Perbedaan terletak pada adanya komutator
(cincin belah) pada generator DC, sehingga
arus yang keluar hanya pada satu arah.

 Transformator adalah menaikkan atau


menurunkan tegangan bolak-balik.
Transformator terdiri atas kumparan
primer dan kumparan sekunder yang
dililitkan pada inti besi. Kumparan primer
dan kumparan sekunder tidak terhubung
secara listrik tetapi terhubung secara
magnetik. Kumparan primer dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak-balik yang
akan dinaikkan atau diturunkan
tegangannya.
 Hubungan tegangan dengan jumlah lilitan
pada transformator

 Hubungan arus dengan jumlah lilitan pada


transformator

KB 4
 Rangkaian arus bolak-balik membahas
tentang rangkaian listrik yang mengunakan
sumber tegangan bolak- balik yang dihasilkan
generator AC dengan beban rangkaian berupa
resistor, induktor, kapasitor. Generator AC
menghasilkan tegangan bolak-balik.
 Generator AC menghasilkan tegangan bolak-
balik yang mengikuti persamaan Ɛ = 𝑁𝐵𝐴𝜔
sin(𝜔𝑡 + 𝛿 ) dengan 𝛿 adalah sudut fase. Jika
kita ambil 𝛿 = 𝜋 /2, maka dapat ditulis Ɛ =
𝑁𝐵𝐴𝜔 cos 𝜔𝑡 = Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔t
 Dengan membandingkan persamaan Ɛ =
Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡 dan persamaan 𝐼 = 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 cos
𝜔𝑡 dapat disimpulkan bahwa arus yang
mengalir pada resistor sefase dengan
tegangannya.
 Tegangan pada induktor mendahului arus
sebesar 900 atau arus pada induktor
ketinggalan dari tegangan induktor sebesar
900 .
 Beda tegangan pada kapasitor terlambat
terhadap arus sebesar 900 .

 Dalam rangkaian LCR seri berlaku

 Daya sebagai fungsi frekuensi ditunjukkan


oleh persamaan

 Pada rangkaian LCR paralel, berlaku

2. Daftar materi yang sulit 1. Medan Magnet dan Induksi Elektromagnetik


dipelajari di modul ini

3. Daftar materi yang sering 1. Rangkaian Arus Searah


mengalami miskonsepsi 2. Rangkaian Arus Bolak Balik

Anda mungkin juga menyukai