DISUSUN OLEH :
NIM. 221133077
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DENGAN CA MAMAE DI RSUD
dr. SOEDARSO RUANG OPERASI INSTALASI GAWAT DARURAT
Mengetahui,
VISI
MISI
1. Pengertian
2. Anatomi Payudara
dari otot–otot dinding dada, otot pektoralis dan otot serratus anterior.
dada dan meluas dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaris media,
dan pinggir lateral atas payudara meluas sampai sekitar pinggir bawah
musculus pectoralis major dan masuk ke axilla. Pada wanita dewasa muda
6
7
tambahan berasal dari cabang arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari
payudara melalui vena dalam dan vena supervisial yang menuju vena kava
kulit, puting, dan aerola adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan
demikian, limfe dari payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar (No
Title, 2012).
Gambar 2.1
Anatomi Payudara (No Title, 2012)
3. Fisiologi payudara
susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini diperantarai oleh hormon estrogen dan
progesteron.
lemak.
nyeri saat menstruasi. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan
4. Etiologi
asap rokok, konsumsi alkohol, umur pada saat menstruasi pertama, umur
payudara.
a. Usia : Pada wanita yang berusia 60 tahun keatas memiliki resiko tinggi
sama yaitu kanker payudara tetapi masih tahap awal dan sudah
ibu, atau saudara perempuan yang mengalami penyakit yang sama akan
kanker payudara.
yang lambat, dan kehamilan pertama pada usia yang tua akan beresiko
obesitas itu akan meningkatkan kadar estrogen pada wanita yang akan
kanker.
5. Patofisiologi
tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk
adalah suatu proses pertumbuhan sel yang tidak terkontrol yang tidak
genetik mutan bahkan setelah periode laten yang lama, progresi dimana
sel-sel yang telah mengalami perubahan bentuk selama insiasi dan promosi
khas, mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk
bulat dan elips, adanya keluaran dari puting susu, puting eritema,
mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun
a. Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit
b. Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus- menerus)
satelit)
g. Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker)
12
h. Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada
payudara
7. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium meliputi
atau plasma
5) Pemeriksaan sitologik
yang keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan
b. Mammagrafi
untuk mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada
c. Ultrasonografi
cm.
d. Thermography
karena peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih
tinggi.
e. Xerodiography
f. Biopsi
terapi.
g. CT. Scan
h. Pemeriksaan hematologi
14
8. Penatalaksanaan medis
a. Pembedahan
namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
2. Mastektomi total
3. Lumpektomi/tumor
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot
pectoralis mayor.
b. Radioterapi
c. Kemoterapi
aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan,
d. Manipulasi hormonal.
9. Komplikasi
1. Pengertian
Kriteria mayor adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar 80%-
100% untuk validasi diagnosa. Sedangkan kriteria minor adalah tanda dan
atau masalah keperawatan Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul
BAB II
WOC
1. Pengkajian
a. Identifikasi Pasien
Meliputi : Nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, suku, bangsa, pendidikan,
pekerjaan, tgl. MRS, diagnosa medis, no. registrasi.
b. Keluhan Utama
Biasanya mengalami perdarahan abnormal atau menorhagia pada wanita usia
subur atau wanita diatas usia 50 tahun / menopause untuk stadium awal
(Hutahaean, 2009). Pada stadium lanjut akan mengalami pembesaran massa
yang disertai asites (Reeder, dkk. 2013).
c. Riwayat Penyakit Sekarang
1) Gejala kembung, nyeri pada abdomen atau pelvis, kesulitan makan atau
merasa cepat kenyang dan gejala perkemihan kemungkinan menetap.
2) Pada stadium lanjut sering berkemih, konstipasi, ketidaknyamanan pelvis,
distensi abdomen, penurunan berat badan dan nyeri pada abdomen.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat kesehatan dahulu pernah memiliki kanker kolon, kanker payudara dan
kanker endometrium (Reeder, dkk. 2013).
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang pernah mengalami kanker payudara dan
kanker ovarium yang beresiko 50 % (Reeder, dkk. 2013).
f. Riwayat haid/status ginekologi
Biasanya akan mengalami nyeri hebat pada saat menstruasi dan terjadi
gangguan siklus menstruasi (Hutahaean, 2009).
g. Riwayat obstetric
Biasanya wanita yang tidak memiliki anak karena ketidakseimbangan sistem
hormonal dan wanita yang melahirkan anak pertama di usia > 35 tahun (Padila,
2015).
19
h. Data keluarga berencana
Biasanya wanita tersebut tidak menggunakan kontrasepsi oral sementara karena
kontrasepsi oral bisa menurunkan risiko ke kanker ovarium yang ganas (Reeder,
dkk. 2013).
i. Data psikologis
Biasanya wanita setelah mengetahui penyakitnya akan merasa cemas, putus asa,
menarik diri dan gangguan seksualitas (Reeder, dkk. 2013).
j. Data aktivitas/istirahat
Pasien biasanya mengalami gejala kelelahan dan terganggu aktivitas dan
istirahat karena mengalami nyeri dan ansietas.
k. Data sirkulasi
Pasien biasanya akan mengalami tekanan darah tinggi karena cemas.
l. Data eliminasi
Pasien biasanya akan terganggu BAK akibat perbesaran massa yang menekan
pelvis.
m. Data makanan/cairan
Biasanya pasien tidak mengalami gangguan dalam nutrisi tetapi kalau dibiarkan
maka akan mengalami pembesaran lingkar abdomen sehingga akan mengalami
gangguan gastrointestinal.
n. Data nyeri/kenyamanan
Pasien biasanya mengalami nyeri karena penekanan pada pelvis.
o. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran Kesadaran pasien tergantung kepada keadaan pasien, biasanya
pasien sadar, tekanan darah meningkat dan nadi meningkat dan pernafasan
dyspnea.
2) Kepala dan rambut Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada benjolan,
tidak ada hematom dan rambut tidak rontok.
3) Telinga Simetris kiri dan kanan, tidak ada gangguan pendengaran dan tidak
ada lesi.
4) Wajah Pada mata konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek pupil
+/+, pada hidung tidak ada pernapasan cuping hidung, pada mulut dan gigi
mukosa tidak pucat dan tidak ada sariawan.
5) Leher Tidak ada pembendungan vena jugularis dan pembesaran kelenjer
tiroid.
6) Thoraks Tidak ada pergerakan otot diafragma, gerakan dada simetris.
20
7) Paru-paru Inspeksi Pernapasan dyspnea, tidak ada tarikan dinding dada.
Palpasi Fremitus kiri dan kanan sama. Perkusi Suara ketok sonor, suara
tambahan tidak ada. Auskultasi Vesikuler.
8) Jantung Pada pasien kanker ovarium biasanya tidak ada mengalami masalah
pada saat pemeriksaan di jantung. Inspeksi Umumnya pada saat inspeksi, Ictus
cordis tidak terlihat. Palpasi Pada pemeriksaan palpasi Ictus cordis teraba.
Perkusi Pekak. Auskultasi Bunyi jantung S1 dan S2 normal. Bunyi jantung S1
adalah penutupan bersamaan katup mitral dan trikuspidalis. Bunyi jantung S2
adalah penutupan katup aorta dan pulmanalis secara bersamaan.
9) Payudara/mamae Simetris kiri dan kanan, aerola mamae hiperpigmentasi,
papila mamae menonjol, dan tidak ada pembengkakan.
10) Abdomen. Inspeksi Pada stadium awal kanker ovarium, belum adanya
perbesaran massa, sedangkan pada stadium lanjut kanker ovarium, akan
terlihat adanya asites dan perbesaran massa di abdomen. Palpasi Pada
stadium awal kanker ovarium, belum adanya perbesaran massa, sedangkan
pada stadium lanjut kanker ovarium, di raba akan terasa seperti karet atau
batu massa di abdomen. Perkusi Hasilnya suara hipertympani karena adanya
massa atau asites yang telah bermetastase ke organ lain. Auskultasi Bising
usus normal yaitu 5- 30 kali/menit.
11) Genitalia Pada beberapa kasus akan mengalami perdarahan abnormal akibat
hiperplasia dan hormon siklus menstruasi yang terganggu. Pada stasium
lanjut akan dijumpai tidak ada haid lagi.
12) Ekstremitas Tidak ada udema, tidak ada luka dan CRT kembali < 2 detik.
Pada stadium lanjut akan ditandai dengan kaki udema. (Reeder, dkk. 2013).
21
2. Diagnosa keperawatan
3) Intervensi :
Manajemen nyeri (I.08238)
Observasi
a) Identifikasi lokasi, karekteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respons nyeri non verbal
d) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
i) Monitor efek samping penggunaan analgesic
Terapeutik
a) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
c) Fasilitasi istirahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
24