KEPERAWATAN KRITIS
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
LUKA BAKAR”
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3
VISI
"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam
Bidang Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di
Tingkat Regional Tahun 2020"
MISI
1. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang
Berbasis Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang
Berbasis Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Unggul dalam
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang
Berbasis IPTEK dan Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang
Mandiri, Transparan dan Akuntabel.
5. Mengembangkan Kerjasama Baik Lokal maupun Regional
KATA PENGANTAR
Semoga telaah jurnal ini dapat bermanfaat untuk semua pihak terutama dalam
perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat
meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara
langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan
beberapa keadaan yang mengancam kehidupan. Seorang dengan luka bakar
50% dari luas permukaan tubuh dan mengalami komplikasi dari luka dan
pengobatan dapat terjadi gangguan fungsional, hal ini mempunyai harapan
hidup kurang dari 50%. Sekarang, seorang dewasa dengan luas luka bakar 75%
mempunyai harapan hidup 50%. dan bukan merupakan hal yang luar biasa
untuk memulangkan pasien dengan luka bakar 95% yang diselamatkan.
Pengurangan waktu penyembuhan, antisipasi dan penanganan secara dini untuk
mencegah komplikasi, pemeliharaan fungsi tubuh dalam perawatan luka dan
tehnik rehabilitasi yang lebih efektif semuanya dapat meningkatkan rata-rata
harapan hidup pada sejumlah klien dengan luka bakar serius.
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan
khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi)
dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang
besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan
yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka
bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai
perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang
disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan
kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan
listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia
menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan
ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi
kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang
berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang
anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk
mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk
mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang
menyertai.
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung
dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan
sebelumnya dan inhalasi asap dapat mempengaruhi beratnya luka bakar dan
pengaruh lain yang menyertai. Klien luka bakar sering mengalami kejadian
bersamaan yang merugikan, seperti luka atau kematian anggota keluarga yang
lain, kehilangan rumah dan lainnya. Klien luka bakar harus dirujuk untuk
mendapatkan fasilitas perawatan yang lebih baik untuk menangani segera dan
masalah jangka panjang yang menyertai pada luka bakar tertentu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian luka bakar?
2. Bagaimana derajat luka bakar?
3. Apa itu resusitasi cairan (jenis cairan,perhitungan cairan) ?
4. Bagaimana manajemen rawat luka bakar?
5. Bagaimana asuhan keperawatan luka bakar?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Mengetahui pengertian luka bakar?
2. Mengetahui derajat luka bakar?
3. Mengetahui resusitasi cairan (jenis cairan,perhitungan cairan) ?
4. Mengetahui manajemen rawat luka bakar?
5. Mengetahui asuhan keperawatan luka bakar?
D. MANFAAT MAKALAH
1. Memenuhi tugas perkuliahan mata kuliah Keperawatan Kritis
2. Menambah referensi
3. Sebagai bahan bacaan
4. Menambah wawasan penulis
BAB II
PEMBAHASAN
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-Laki
Tanggal masuk : 30 Maret 2020
Usia : 29 tahun
Status perkawinan : Menikah
Suku bangsa : Melayu/Indonesia
Alamat : Pontianak
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai swasta
Pendidikan : Tamat SMA
Keluhan Utama : Klien merintih kesakitan dan sesak napas
karena luka bakar 3 jam sebelum MRS.
b. Riwayat Penyakit Sekarang : 3 jam sebelum masuk RSUA, Tn.S
menderita luka bakar karena terkena ledakan tabung gas elpiji. Kesadaran
composmentis, TD: 100/70 mmHg, Nadi: 110x/mnt, S: 37,6 o C, RR:
29x/menit, TB: 165 cm, BB: 60 kg pasien mengeluh sesak dan nyeri di
daerah yang terbakar.
c. Riwayat Penyakit Dahulu : Tn.S mengatakan belum pernah
mempunyai riwayat masuk rumah sakit/operasi di RS sebelumnya.
Riwayat Diabetes Melitus tidak ada dan Hipertensi tidak ada.
d. Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada riwayat DM, hipertensi, asma,
TBC
e. Pola aktivitas dan latihan : sebelum sakit pasien dapat melakukan
aktivitas sehari – ahri seperti makan ,minum, toileting, berpakaina dan
bekerja secara mandiri. Sedangkan selama sakit aktivitas seperti makan
atau minum, toileting dan mobilisasi dibantu oleh keluarga atau perawat.
f. Pola istirahat tidur : sebelum sakit pasien mengatakan setiap hari tidur
selama 6-7 jam, dan jarang tidur siang karena bekerja. Sedangkan selama
sakit, pasien mengatakan tidur 5-6 jam dimalam hari dan 1-2 jam disiang
hari.
g. Pola kognitif presepsi : pasien mengatakan tidak mengalami gangguan
penglihatan atau pendengaran juga penciuman juga fungsinya. Selama
sakit pasien mengatakan mengalami gangguan nyeri pada daerah leher,
perut dan punggung sehingga sulit beratifitas. Karakteristik nyeri yang
dirasakan sebagai berikut:
1) P: nyeri akibat trauma luka bakar
2) Q : nyeri terasa panas
3) R : rasa nyeri terasa didaerah leher, dada dan punggung.
4) S : Skala nyeri 7 dari 10
5) T: Hilang timbul dan meningkat jika danya aktivitas, dan saat tertekan
lama untuk daerah punggung.Pasien juga mengatakan masih merasa
sesak saat bernapas.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Primary survey
Airway : tidak tampak adanya sumbatan jalan napas , darah (-), muntahan
(-), suara napas tidak ngorok.
Breathing : kedua dinding thorak tampak normal, napas spotan, rochi (-),
whezhing (-). Napas cepat dangkal , irreguler, RR 29x/menit.
Circulasi : pasien tidak tampak pucat, sianosis (-), HR 110x/menit
reguler.\
Disability : GCS : eye 4 verbal 5 movement 6 = 15
Exposure : pakaian pasien segera dievakuasi guna mengurangi pajanan
berkelanjutan serta menilai luas dan derajat luka bakar.
b. Secondary survey
1) Status Generalis
KeadaanUmum : Tampak sakit berat
Kesadaran :Compos mentis
Tekanan darah :100/70 mmHg
Nadi :110x/mnt, reguler
Suhu : 37,8oC
Pernapasan : 29x/menit
Tinggi badan : 165 cm
Berat badan : 60 kg
2) Kelenjar Getah Bening
Submandibula : tidak teraba
Leher : tidak teraba
Supraklavikula : tidak teraba
Ketiak : tidak teraba
Lipat paha : tidak teraba
3) Kepala
Ekspresi wajah : menyeringai, menahan sakit
Rambut : hitam
Simetri muka : simetris tidak ada lebam.
4) Mata
Lapang pandang : normal.
Pupil : isokor
Sklera : tidak ikterik
Konjungtiva : tidak anemis
Kelopak mata : tidak udema.
Reflek : cahaya langsung +/+
5) Telinga
Tidak tampak kelainan.
6) Mulut
Bentuk : normal
Mukosa bibir : kering
7) Leher
Tampak luka bakar pada leher sebelah kiri dengan ukuran 10x2 cm
warna kulit merah pucat.
Tekanan vena Jugularis (JVP) : 2-5 cmH2O
Kelenjar Tiroid : tidak teraba membesar
Kelenjar Limfe : tidak taraba membesar
8) Dada
Bentuk : simetris
Pembuluh darah : tidak tampak
Retraksi sela Iga : (+)
9) Paru – paru
Inspeksi : pergerakan paru simetris, tampak retaksi dinding dada
ringan. Pasien tampak sesak.
Palpasi : bentuk normal. Tugor kulit menurun ≥ 2 detik
Perkusi : sonor
Auskultasi : ronchi (-) whezhing (-)
10) Jantung
Inspeksi : tidak tampak iktus kordis
Auskultasi : BJ I-II regular , murmur (-) , gallop (-)
Lain – lain normal.
11) Perut
Inspeksi : datar, tidak ada ascites, tampak luka bakar bagian bawah
memanjang ukuran 15x3 cm ( derajat 3 )
Palpasi : supel, hati tidak membesar
Perkusi : shifting dullness (-)
Auskultasi : bising usus (+)normal.
12) Punggung
Terdapat luka bakar menyeluruh pada bagian punggung (18%).
Warnanya merah, keabu-abuan, sedikit tampak cairan.
13) Hasil laboratorium
HB : 14,5g/dl
Lekosit ; 29.600/mm3
Trombosit : 213.000/mm3
Ht : 30%
Ureum : 39mg/dl
Kretinin : 1,3mgdl
Na : 133 mmol/L
K : 3,68mmol/L
Cl : 112 mmol/L
14) Status luka bakar :
a) tampak luka bakar di perut bagian bawah memanjang ukuran 15x3
cm ( derajat 3 ) = 9% derajat 2
b) Terdapat luka bakar menyeluruh pada bagian punggung .
Warnanya merah, keabu-abuan, sedikit tampak cairan. = 18%
derajat 3
c) Tampak luka bakar pada leher sebelah kiri dengan ukuran 10x2 cm
warna kulit merah pucat. = 4,5% derajat 2
d) Luas luka bakar = 31,5% dengan derajat kedalaman 2-3
15) Penatalaksanaan medis
a) Rumus baxter : (% luka bakar)x (BB)x(4cc)
31,5%x60x 4= 7560/24jam
8 jam pertama : 3780 cc
8 jam kedua : 1890cc
8 jam ke 3 : 1890
b) Mendapat O2 2liter permenit nasal kanul
c) Therapy obat :
Inj. Cefotaxin 1gr/12 jam : anti infeksi
Inj. Keterolac 1gr/8jam : anti nyeri
Tab. tramadol 50mg/8jam : anti nyeri
Mebo salep.
Supratul
3. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan Jalan Napas tidak efektif b/d Benda asing dalam jalan napas
(D.0001)
Luaran: Bersihan jalan napas meningkat (L.01001)
1) Dispnea dan Wheezing menurun
2) Sianosis dan gelisah menurun
3) Frekuensi napas membaik
4) Pola napas membaik
Intervensi Keperawatan:
1) Pemantauan Respirasi (I.01014)
Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
Monitor kemampuan batuk efektif
Monitor adanya produksi sputum
Monitor adanya sumbatan jalan napas
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray toraks
Dokumentasikan hasil pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
2) Manajemen Jalan napas (I.01011)
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, dan usaha napas)
Monitor bunyi napas tambahan
Monitor sputum baik jumlah dan warna
Pertahankan kepatenan jalan napas
Posisikan semi-fowler atau fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Berikan oksigen jika perlu
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak ada kontraindikasi
Kolaborasi pemberian brinkodilator, ekspektoran, mukolitik jika perlu
b. Risiko Hipovolemia b/d Evaporasi (D.0034)
Luaran : Status Cairan membaik (L.03028)
1) Kekuatan nadi meningkat
2) Turgor kulit meningkat
3) Output Urin meningkat
4) Perasaan lemah menurun
5) Keluhan Haus menurun
6) Konsentrasi urin menurun
7) Intake cairan membaik
8) Frekwensi nadi, tekanan darah, dan tekanan nadi membaik
Intervensi Keperawatan:
1) Pemantauan Cairan (I.03121)
Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
Monitor frekuensi nafas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian kapiler
Monitor elastisitas atau turgor kulit
Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urine
Monitor kadar albumin dan protein total
Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. Osmolaritas serum,
hematocrit, natrium, kalium, BUN)
Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. Frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering,
volume urine menurun, hematocrit meningkat, haus, lemah,
konsentrasi urine meningkat, berat badan menurun dalam waktu
singkat)
Identifikasi tanda-tanda hypervolemia mis. Dyspnea, edema
perifer, edema anasarka, JVP meningkat, CVP meningkat, refleks
hepatojogular positif, berat badan menurun dalam waktu singkat)
Identifikasi factor resiko ketidakseimbangan cairan (mis. Prosedur
pembedahan mayor, trauma/perdarahan, luka bakar, apheresis,
obstruksi intestinal, peradangan pankreas, penyakit ginjal dan
kelenjar, disfungsi intestinal)
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
2) Manajemen Hipovolemia (I.03116)
Periksa tanda-tanda hipovolemia
Monitor intake dan output cairan
Hitung kebutuhan cairan
Berikan posisi modified trendelenburg
Berikan asupan cairan oral
Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi pemberian cairan IV isotonik
Kolaborasi pemberian cairan IV Hipotonik
Kolaborasi pemberian cairan IV koloid
Kolaborasi pemberian produk darah
c. Nyeri Akut b/d agen pencedera fisik atau kimiawi (D.0077)
Luaran: Tingkat nyeri menurun (L.08066)
1) Keluhan nyeri menurun
2) Merigis menurun
3) Sikap protektif menurun
4) Gelisah dan kesulitan tidur menurun
5) Anoreksia, mual, muntah menurun
6) Ketegangan otot dan pupil dilatasi menurun
7) Pola napsa dan tekanan darah membaik
Intervensi Keperawatan:
1) Manajemen Nyeri (I.08238)
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2) Pemberian Analgetik (I.08243)
Identifikasi karakteristik nyeri (mis. Pencetus, pereda, kualitas,
lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)
Identifikasi riwayat alergi obat
Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis. Narkotika, non-
narkotika, atau NSAID) dengan tingkat keparahan nyeri
Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian
analgesik
Monitor efektifitas analgesik
Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesia
optimal, jika perlu
Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau bolus opioid untuk
mempertahankan kadar dalam serum
Tetapkan target efektifitas analgesic untuk mengoptimalkan respon
pasien
Dokumentasikan respon terhadap efek analgesic dan efek yang
tidak diinginkan
Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai indikasi
d. Risiko Infeksi b/d Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer –kerusakan
integritas kulit (D.0142)
Luaran: Tingkat Infeksi Menurun (L.14137)
1) Kebersihan tangan dan badan meningkat
2) Demam, kemerahan, nyeri, dan bengkak menurun
3) Periode malaise menurun
4) Periode menggigil, letargi, dan ganggauan kognitif menurun
5) Kadar sel darah putih membaik
Intervensi Keperawatan:
1) Pencegahan Infeksi (I.14539)
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada daerah edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptik pada psien beresiko tinggi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara memeriksa luka
e. Gangguan Citra tubuh b/d perubahan struktur/bentuk tubuh akibat luka
bakar (D.0083)
Luaran:
1) Harapan Meningkat (L.09068)
Intervensi Keperawatan:
1) Promosi Citra Tubuh (I.09305)
Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra tubuh
Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
Monitor frekuensi pernyataan kritik tehadap diri sendiri
Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah
Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh (mis.luka,
penyakit, pembedahan)
Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra
tubuh
Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
Anjurkan menggunakan alat bantu
Latih fungsi tubuh yang dimiliki
Latih peningkatan penampilan diri (mis. berdandan)
Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun
kelompok
4. Diagnosa keperawatan lain yang bisa muncul
a. Ansietas (D.0080)
b. Gangguan Nutrisi (D.0019)
c. Gangguan Mobilitas fisik (D.0054)
d. Risiko Hipotermia (D.0140)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi.
Luka bakar dapat tejadi pada setiap orang dengan berbagai faktor
penyebab seperti :panas, sengatan listrik, zat kimia, maupun radiasi. Penderita
luka bakar memerluakn penanganan yang serius secara holistik/ menyeluruh
dari berbagai aspek dan disiplin ilmu. Pada penderita luka bakar yang luas dan
dalam memerluakn perawatan luka bakar yang lama dan mahal serta
mempunyai efek resiko kematian yang tinggi.
Dampak luka bakar bagi penderita dapat menimbulkan berbagai masalah
fisik, psikis dan sosial bagi pasien dan juga keluarganya.Perawat sebagai tim
yang paling banyal berhubungan dengan asien dituntut untuk terus
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga mampu merawat
pasien luka bakar secara komprehensif dan optimal.
Prinsip-prinsip penanganan pasien luka bakar selama perawatan dirumah
sakit termasuk:
1. Pemberian terapi cairan dan nutrisi yang adekuat
2. Pencegahan infeksi
3. Penanganan/penyembuahn luka
4. Pencegahan kontraktur/ deformitas
5. Rehabilitasi lanjut
Tingkat keberhasilan perawatan penderita luka bakar sanagt dipengaruhi
oleh cara penanganan, kerjasama dan kecekatan tim kesehatan yang merawat
disamping faktor-faktor lain (usia penderita, riwayat kesehatan, penyebab luka
bakar,cedera lain yang menyertai dan kebiasaan hidup). Dengan makin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan tehnologi maka makin berkembang pula
tehnik/ cara penanganan luka bakar sehingga makin meningkatkan kesempatan
untuk sembuh bagi penderita luka bakar
B. SARAN
Demi kesempurnaan makalah ini, kami sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang bersifat membangun kearah kebaikan demi kelancaran dan
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA