Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
 
1. Latar Belakang
Belajar merupakan proses perubahan atau peningkatan kemampuan dari yang sebelumnya
tidak bisa menjadi bisa. Dengan belajar juga, dapat memberikan perbelajaran yang tidak
hanya bersifat sementara atau digunakan untuk jangka pendek, melainkan bersifat permanen
yang dapat kita terapkan pada masa yang akan mendatang. Perubahan dalam belajar pun
mencakup seluruh aspek tingkah laku yang bersifat positif dan aktif. Melihat pentingnya
proses belajar untuk kesejahteraan diri sendiri, masyarakat sekitar dan juga negara tersebut,
maka sangatlah penting peranan seorang pengajar.

Pengajar dituntut untuk bisa mengajar sekaligus membimbing para siswa yang di percayakan
kepada para pengajar tersebut agar menjadi peserta didik yang diharapkan oleh negara. Untuk
pembelajaran secara maksimal diperlukan model pembelajaran yang efektif agar
mendapatkan hasil yang maksimal. Pemilihan model pembelajaran sangat penting di
mengingat banyaknya siswa dikalangan umum yang merasakan belajar tidak pernah menjadi
hal yang menyenangkan. Maka dari itu model pembelajaran dalam penerapannya seharusnya
berjalan menyenangkan untuk semua pelajar, agar dalam menerima suatu ilmu dapat dengan
mudah dan lancar. Beberapa teori juga telah dicetuskan untuk mempermudah pendidik dan
peserta didik untuk menyerap materi-materi yang diberikan.

Keistimewaaan terhebat manusia jika dibandingkan dengan makhluk lainnya terletak pada
kemampuan berpikirnya sebagai manusia berbudaya. Namun alangkah malangnya ketika
potensi otak kita sebagai modalitas utama untuk berpikir tidak diberdayakan secara optimal.
Bahkan sekolah yang idealnya diharapkan berperan sebagai komunitas untuk
memberdayakan kemampuan berpikir siswa pun kadang kurang memperhatikan fakta
pentingnya penggunaan otak dalam proses pembelajaran.

Maka penulisan makalah ini memuat mengenai teori belajar berbasis otak atau yang bisa
disebut brain based learning. Menurut teori belajar berbasis otak ini merupakan sebuah
konsep untuk menciptakan pembelajaran yang berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi
otak siswa dimana pelajarannya didasarkan pada menciptakan kondisi optimal untuk
pembelajaran yang alami.
Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian teori belajar berbasis otak?
2. Bagaimana karateristik teori belajar berbasis otak?
3. Bagaimana prinsip brain based learning dalam pembelajaran?
4. Bagaimana tahapan brain based learning dalam pembelajaran?
5. Bagaimana strategi pembelajaran brain based learning?
6. Apa kelebihan dan kekurangan teori belajar berbasis otak?

Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian teori belajar berbasis otak.
2. Untuk mengetahui karateristik teori belajar berbasis otak.
3. Untuk memaparkan prinsip brain based learning dalam pembelajaran.
BAB II
Pembahasan

Setiap otak itu unik dan mempunyai karakteristiknya sendiri. Otak merupakan organ tubuh
manusia yang paling kompleks dan mengandung bermiliaran sel otak. Pada otak manusia
terdapat bagian-bagian berbeda yang bertugas menjalankan berbagai fungsi mental, berpikir,
seksualitas, memori, pertahanan, emosi, dan kreatativitas. Brain-Based Learning adalah suatu
pembelajaran yang berdasarkan struktur dan cara kerja otak, sehingga kerja otak dapat
optimal. Otak dikatakan bekerja secara optimal jika semua potensi yang dimilikinya dapat
teroptimalkan dengan baik. Pembelajaran berbasis kemampuan kerja otak
mempertimbangkan apa yang sifatnya alami bagi otak manusia dan bagaimana otak
dipengaruhi oleh lingkungan karena sebagian besar otak kita terlibat dalam hampir semua
tindakan pembelajaran. (Syafa’at, 2007)
Pembelajaran dengan menggunakan model Brain Based Learning adalah pembelajaran yang
diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara alamiah untuk belajar. Sejalan dengan hal
tersebut, Sapa’at juga mengungkapkan bahwa Brain Based Learning (BBL) menawarkan
sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran yang berorientasi pada upaya pemberdayaan
potensi otak siswa. Dalam menerapkan pendekatan Brain Based Learning, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan karena akan sangat berpengaruh pada proses pembelajaran, yaitu
lingkungan, gerakan dan olahraga, musik, permainan, peta pikiran (mind map), dan
penampilan guru. Adalah sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran dengan
berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak siswa. Tiga strategi utama yang dapat
dikembangkan dalam implementasi Brain-Based Learning. (Orinaru, 2012)

1. Pengertian Teori Belajar Berbasis Otak


Pada tahun 1970, Paul McClean mulai memperkenalkan konsep Triune Theory yang
mengacu pada proses evolusi tiga bagian otak manusia. Dalam hipotesisnya, McClean
menyatakan bahwa otak manusia terdiri dari tiga bagian penting yaitu otak besar
(neokorteks), otak tengah (sistem limbik), dan otak kecil (otak reptil) dengan fungsi masing-
masing yang khas dan unik. Otak besar (neokorteks) memiliki fungsi utama untuk berbahasa,
berpikir, belajar, memecahkan masalah, merencanakan, dan mencipta. Kemudian, otak
tengah (sistem limbik) berfungsi untuk interaksi sosial, emosional, dan ingatan jangka
panjang. Otak kecil (otak reptil) berfungsi untuk bereaksi, naluriah, mengulang,
mempertahankan diri, dan ritualis.
Dari teori tersebut dikembangkan suatu model pembelajaran yang disebut Brain Based
Learning. Brain based learning adalah sebuah cara yang mengoptimalkan fungsi otak sebagai
komponen utama dalam proses pembelajaran. Hal ini memungkinkan suatu sistem kerja
biologis dalam tubuh bekerja mempengaruhi struktur dan fungsi otak sesungguhnya untuk
belajar secara alamiah. Pada dasarnya, brain nased learning memfungsikan pengalaman
sesunggguhnya dalam proses pembelajaran. Semua pembelajaran, baik pendidik maupun
peserta didik dan dengan caranya sendiri pasti memiliki kaitannya dengan otak. Brain based
learning (BBL) atau pendekatan berbasis kemampuan otak adalah pembelajaran yang
diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara alamiah untuk belajar (Jensen, 2008: 12).
Pada pembelajaran berbasis otak, siswa belajar sesuai dengan fungsi otak mereka, atau tidak
melebihi batas kemampuan otak siswa sehingga siswa tidak jenuh, bosan atau merasa
terkekang dalam proses pembelajaran. Mereka melakukan proses pembelajaran itu sesuai
dengan minat siswa itu sendiri. Sedangkan metode pendidikannya lebih berupa penyediaan
lingkungan dan fasilitas yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara bebas
pada setiap anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya masing-masing, sehingga apa
yang mereka pelajari itu dapat ditangkap atau disimpan oleh memori otak mereka.
Di dalam teori ini guru dan siswa juga ditekankan untuk kreatif dalam menciptakan proses
belajar yang seimbang antara otak kanan dan otak kiri, sehingga materi yang diterima oleh
siswa dapat diserap menjadi memori jangka panjang dan mereka tidak merasa takut atau
malas untuk belajar dikelas ataupun dirumah. Dikarenakan materi yang disampaikan masuk
ke dalam memori otak mereka jadi mereka mempunyai rangsangan untuk belajar, dan
rangsangan itu menjadi minat bagi mereka untuk belajar atau mengerjakan apa yang
diperintahkan oleh guru di sekolah.

Pembelajaran berbasis kemampuan otak ini adalah suatu pendekatan yang multidisipliner
yang dibangun atas sebuah pertanyaan fundamental. Pertanyaan ini berasal dari berbagai
macam disiplin. Meskipun pendekatan berbasis kemampuan otak tidak menyiapkan resep
praktis yang dapat diikuti, namun pendekatan ini mendorong kita untuk mempertimbangkan
sifat alamiah otak dalam membuat keputusan. Dengan menggunakan apa saja yang diketahui
tentang otak, kita dapat menciptakan keputusan yang lebih baik, dan kita dapat menjangkau
lebih banyak pembelajaran, lebih sering, dengan tingkat kesalahan yang lebih kecil.

1. Karakteristik Teori Belajar Berbasis Otak


Karakteristik dari brain based learning adalah pembelajaran yang berupaya memadukan
faktor potensi diri siswa dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran.
Dalam hal ini, lingkungan dan kemampuan pikiran atau potensi diri siswa harus diperlakukan
sama dan memperoleh stimulan yang seimbang agar pembelajaran berhasil dengan baik.
Selain itu, brain based learning juga menekankan pada proses pembelajaran berlangsung
dengan cepat dengan keberhasilan tinggi. Untuk itu, segala hambatan dan halangan yang
dapat melambatkan proses pembelajaran harus dihilangkan. Berbagai cara dapat
dipergunakan, misalnya pencahayaan, iringan musik, suasana yang menyegarkan, lingkungan
yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks, dan sebagainya. Jadi segala sesuatu yang
mendukung pemercepatan pembelajaran harus diciptakan dan dikelola sebaik-baiknya, agar
tujuan pembelajaran tercapai. Selanjutnya, brain based learning juga mengintegrasikan
totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan
pikiran membuat pembelajaran bisa berlangsung lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal.
Dalam hal ini, karakteristik brain based learning lebih menekankan pada lingkungan kelas
yang mendukung siswa untuk belajar. Siswa dipersiapkan secara fisik dan psikis sebelum
mengawali pembelajaran dengan brain gym. Selanjutnya siswa duduk sesuai kelompoknya
untuk berdiskusi menyelesaikan permasalahan yang telah diberikan. Dari hasil diskusi
tersebut, siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompok dikelas dan kelompok lain
menanggapinya. Setelah itu siswa melakukan relaksasi dengan mendengarkan musik agar
siswa lebih nyaman dan tidak merasa tegang dalam belajar.
1. Prinsip Brain Based Learning Dalam Pembelajaran
Dalam pelaksanaan Brain Based learning menurut Caine menyebutkan bahwa ada 12 prinsip
kerja otak yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pengajaran yang berbasis otak, antara lain :
1. The Brain is a Complex Adaptive System. Otak merupakan pusat dari berbagai
aktivitas manusia, menggabungkan emosi, imajinasi untuk memproses informasi
dalam satu waktu secara bersamaan.
2. The Brain is a Social Brain. Otak manusia pada prinsipnya senang pada kegiatan yang
dilakukan dalam interaksi sosial atau kelompok.
3. The Search for Meaning is Innate. Otak menyukai akan penjelasan dan pemahaman
akan makna sesuatu yang dipelajarinya.
4. The Search for Meaning Occurs Through Patterning, maksudnya adalah otak pada
waktu melakukan pencarian makna dengan cara meniru.
5. Emotions Are Critical to Patterning, menurut psikolog John Mayer dan Peter Salovey
menyatakan bahwa orang yang memiliki Emotional Intellegence (EQ) akan lebih
sukses daripada orang yang memiliki indeks IQ yang tinggi. Hal itu dikarenakan,
manusia dengan EQ yang tinggi memiliki rasa optimis yang tinggi pula.
6. Every Brain Simultaneously Perceives and Creates Parts and Wholes. Otak belahan
kanan dan kiri manusia mempunyai fungsinya masing masing. Walaupun memiliki
fungsi yang berbeda, namun kedua otak ini berinteraksi dalam semua aktiv
7. Learning Involves Both Focused Attention and Peripheral Perception. Pada saat
belajar, otak melibatkan perhatian yang fokus dan persepsi yang meluas. Otak
menyerap informasi yang diterima secara langsung dan menyerap informasi yang
terjadi di luar fokus perhatian.
8. Learning Always Involves Both Conscious and Unconscious Processes, maksudnya
belajar selalu melibatkan proses sadar dan tidak sadar.
9. We Have at Least Two Ways of Organizing Memory, maksudnya kita memiliki
setidaknya dua sistem memori, yaitu spasial dan hafalan. Sistem memori spasial atau
memori otobiografi alamiah yang kita miliki merekam semua yang terjadi pada tubuh.
Kita juga memiliki system hafalan yang merecall Sistem-sistem ini termotivasi oleh
adanya reward dan hukuman.
10. Learning is Developmental, maksudnya otak manusia terdiri dari milyaran sel neuron
yang tumbuh terus menerus sesuai dengan hal baru yang dipelajarinya.
11. Complex Learning Is Enhanced by Challenge and Inhibited by Threat. Otak dapat
belajar secara optimal dan menciptakan koneksi maksimum saat menerima tantangan.
Sebaliknya, otak menjadi tidak fleksibel dan kembali pada kelakuan primitif ketika di
bawah ancaman.
12. Every Brain Is Uniquely Organized, artinya setiap otak adalah unik. Kita semua
memiliki sistem otak yang sama, namun secara keseluruhan daya berfikir, imajinatif,
dan kreatif kita berbeda.
Ke dua belas prinsip dasar kerja otak di atas merupakan prinsip yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan Brain Based Learning agar guru bisa menyusun strategi pengajaran yang
sesuai atau selaras dengan cara otak mempelajari sesuatu.
 

Anda mungkin juga menyukai