Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Keperawatan Medikal Bedah ( KMB )


Sub Pokok Bahasan : Asma Bronchial
Hari/Tanggal/Tahun :Senin / 25 Agustus 2018
Durasi waktu :30-35 Menit
Pertemuan :Pertemuan I
Tempat :Poli Spesialis Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Pekanbaru Sasaran :Seluruh pengunjung Poliklinik
Jumlah peserta :20-25 orang

A. Latar Belakang

Asma bronkial merupakan penyakit kronik yang sering dijumpai pada


anak maupun dewasa di negara berkembang maupun negara maju. Sejak
duadekade terakhir, dilaporkan bahwa prevalensi asma bronkial meningkat
pada anak maupun dewasa. Prevalensi total asma bronkial di dunia
diperkirakan 7,2 % (6% pada dewasa dan 10% pada anak). Prevalensi tersebut
sangat bervariasi pada tiap negara dan bahkan perbedaan juga didapat antar
daerah di dalam suatu negara.
Prevalensi asma bronkial di berbagai Negara sulit dibandingkan, tidak jelas
apakah perbedaan angka tersebut timbul karena adanya perbedaan kritertia
diagnosis atau karena benar-benar terdapat perbedaan (IDAI, 2010).
Sebenarnya asma bronkial bukan termasuk penyakit yang mematikan,namun
morbiditas dan mortalitas asma bronkial relatif meningkat tiap tahunnya,
menurut perkiraan WHO, sekitar 300 juta orang menderita asma bronkial dan
255 ribu orang meninggal karena asma bronkial di dunia pada tahun 2005 dan
angka ini masih terus meningkat. Dilaporkan pada bahwa tahun 1994 sekitar
25500 pasien asma bronkial meninggal di Amerika. Angka kematian pada
setiap kelompok usia meningkat pada tahun 1980-1995. Kematian akibat
asma bronkial pada semua usia meningkat 3,4% tiap tahun, sejak tahun 1980-
1998. Kematian mencapai 3,8 per 1 juta anak pada tahun 1996, menurun
menjadi 3,1 per 1 juta anak pada tahun 1997, dan meningkat kembali 3,5 per 1
juta anak pada tahun 1998. Berdasarkan laporan NCHS pada tahun 2000,
terdapat 4487 kematian akibat penyakit asma bronkial atau 1,6 per 100.000
populasi (NCHS, 2003).
Riset kesehatan dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh badan penelitian dan
pengembangan kesehatan dalam rangka mengetahui berbagai prevalensi
penyakit pada tahun 2007 mendapatkan bahwa prevalensi penyakit asma
bronkial di Indonesia adalah sebesar 3,32%. Prevalensi asma bronkial terbesar
adalah di provinsi Gorontalo yaitu sebesar 7,23%, dan terendah adalah di
provinsi NAD (Aceh) sebesar 0,09%. Sedangkan prevalensi asma bronkial
pada provinsi Lampung adalah 1,45%. Sidhartani pada tahun 1994 meneliti
632 anak usia 12-16 tahun di Semarang dan menemukan prevalensi asma
bronkial 6,2%.
Laporan multisenter di beberapa pusat pendidikan di Indonesia mengenai
prevalensi asma bronkial pada anak usia 13-14 tahun (SLTP) menghasilkan
angka prevalensi di Palembang 7,4%; di Jakarta 5,7%; dan di Bandung 6,7%
(Kartasasmita, 1996).
Laporan kasus penyakit tidak menular pada dinas kesehatan provinsi Riau
khusus penderita asma bronkial dari beberapa rumah sakit di provinsi Riau
tahun 2008 sebanyak 6.315 penderita,tahun 2006 sebanyak 6.579 penderita
,sedangkan pada tahun 2010 sampai pada bulan Maret sebanyak 2.958.
Laporan kasus asma bronkial pada anak rumah sakit Umum Arifin Achmad
tahun 2008 sebanyak 160 penderita asma bronkial, sedangkan tahun 2009
sebanyak 118 anak, dan pada tahun 2010 sebanyak 89 penderita bronkial
anak (Dinkes Riau 2010).
1. Pengertian Asma Bronchial
Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten,
reversible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap
stimuli tertentu.

Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon


bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya
penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah
baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan (The American
Thoracic Society).

2. Faktor pencetus asma adalah semua faktor pemicu dan pemacu ditambah
dengan aktivitas fisik, udara dingin, histamin dan metakolin.
Secara umum faktor pencetus serangan asma adalah:
1) Alergen
Alergen merupakan zat-zat tertentu yang bila dihisap atau dimakan
dapat menimbulkan serangan asma seperti debu rumah, tungau, spora
jamur, bulu binatang, tepung sari, beberapa makanan laut
(Muttaqin,2008). Makanan lain yang dapat menjadi faktor pencetus
adalah telur, kacang,bahan penyedap, pengawet, pewarna makanan
dan susu sapi (Depkes RI, 2009).
2) Infeksi saluran pernapasan
Infeksi saluran napas terutama disebabkan oleh virus. Diperkirakan
dua pertiga pasien asma dewasa serangan asmanya ditimbulkan oleh
infeksi saluran pernapasan (Muttaqin,2008).Asma yang muncul pada
saat dewasa dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya
sinusitis, polip hidung, sensitivitas terhadap aspirin atau obat-obat
Anti-Inflamasi Non Steroid (AINS), atau dapat juga terjadi karena
mendapatkan pemicu seperti debu dan bulu binatang di tempat kerja
yang mengakibatkan infeksi saluran pernapasan atas yang berulang.
Ini disebut dengan occupational asthma yaitu asma yang disebabkan
karena pekerjaan (Ikawati, 2010).
3) Tekanan jiwa
Faktor ini berperan mencetuskan serangan asma terutama pada
orang yang agak labil kepribadiannya, ini lebih menonjol pada wanita
dan anak-anak (Muttaqin,2008)
Ekspresi emosi yang dimunculkan secara berlebihan juga dapat
menjadi faktor pencetus asma (Depkes RI, 2009).
4) Olahraga/kegiatan jasmani yang berat
Serangan asma karena exercise (Exercise Induced Asthma/EIA)
terjadi segera setelah olahraga atau aktivitas fisik yang cukup berat.
Lari cepat dan bersepeda merupakan dua jenis kegiatan paling mudah
menimbulkan serangan asma (Muttaqin,2008).
5) Obat-obatan
Pasien asma biasanya sensitif atau alergi terhadap obat tertentu
(Muttaqin,2008). Obat tersebut misalnya golongan aspirin, NSAID,
beta bloker, dan lain-lain (Depkes RI, 2009)
6) Polusi udara
Pasien asma sangat peka terhadap udara berdebu, asap pabrik
atau kendaraan, asap rokok, asap yang mengandung hasil pembakaran
dan oksida fotokemikal serta bau yang tajam(Muttaqin,2008)

3. Tanda dan Gejala asma


Berikut ini Ciri-Ciri Gejala Penyakit Asma Bronkial:
1. Mengi
Mengi adalah suara yang dihasilkan ketika udara mengalir melalui
saluran pernapasan yang menyempit. Penyempitan ini dapat
disebabkan oleh sekresi mukus yang terkurung di dalam saluran
pernapasan atau penyempitan otot saluran pernapasan. Mengi dapat
digambarkan sebagai suara siul yang melengking. Mengi dapat terjadi
ketika menghirup udara. Suara mengi dihasilkan oleh turbulensi udara
yang mengalir melalui saluran udara yang menyempit. Kehadiran
mengi pada asma menunjukkan bahwa asma dalam keadaan aktif, dan
oleh karena itu dibutuhkan pengobatan yang lebih intesif dan efektif.
2. Sesak napas
Gejala penyakit asma berikutnya adalah sesak nafas, jika seseorang
dalam menjalankan aktivitas atau secara tiba-tiba merasa sesak napas
bisa saja mengindikasikan bahwa seseorang mengindap penyakit
asma, segera konsultasikan dengan dokter untuk memastikannya.
Sesak nafas merupakan suatu keadaan dimana respiratory rate (RR)
atau pola nafas seseorang lebih dari normal yaitu 16 sampai 20 kali per
menit. Sesak napas merupakan salah satu tanda dari penyakit asma.
Namun demikian, saat anda menderita sesak napas, bukan berarti anda
menderita asma, sebab sesak napas juga bisa disebabkan oleh alergi,
pertanda penyakit jantung, atau yang lainnya.
3. Dada terasa sakit
Perasaan sakit pada dada bisa saja merupakan salah satu gejala
penyakit asma, biasanya berupa perasaan tekanan dan perasaan berat
pada dada. Orang yang menderita asma akan merasakan sesak di dada
saat asmanya kambuh.
4. Mudah Lelah
Kondisi mudah lelah sebenarnya merupakan kondisi umum apabila
seseorang mengidap penyakit tertentu termasuk juga penyakit asma,
jika kadar oksigen dalam tubuh berkurang ini bisa saja kemungkinan
karena terganggunya saluran pernapasan.
5. Iritasi tenggorokan
Kebanyakan kasus bahwa jika seseorang mengalami iritasi
tenggorokan merupakan ciri dari gejala penyakit asma, iritasi pada
tenggorokan ini disebabkan karena saluran pernapasan tersumbat
lendir.
6. Batuk
Batuk adalah respons alami dari tubuh sebagai sistem pertahanan
saluran napas jika terdapat gangguan dari luar. Respons ini berfungsi
membersihkan lendir atau faktor penyebab iritasi atau bahan iritan
(seperti debu atau asap) agar keluar dari paru-paru dan saluran
pernapasan bagian atas. Batuk jarang mengindikasikan penyakit serius
dan umumnya akan sembuh dalam waktu tiga minggu, sehingga tidak
membutuhkan pengobatan. Namun, apabila batuk belum sembuh
dalam kurun waktu tiga minggu, hati-hati itu merupakan gejala awal
timbulnya penyakit asma.
7. Menghilangnya Suara
Menghilangnya suara diakibatkan karena batuk secara terus-
menerus sehingga dalam jangka waktu tertentu penderita asma bisa
saja kehilangan suaranya. Dan jika melakukan pembicaraan dalam
waktu yang normal suara orang tersebut akan terdengar serak.
8. Bibir dan Kuku Membiru
Sianosis atau bibir dan kuku yang nampak seperti kebiruan dan
merupakan suatu gejala asma bahwa persediaan oksigen penderita
menjadi sangat terbatas. Dan pada tahap ini adalah tahap yang paling
berbahaya untuk gejala penyakit asma parah.

4. Penatalaksanaan Asma Bronkhial


Beratnya serangan asma dapat meningkat dengan cepat, sehingga
sangat penting untuk mengobati sesegera mungkin. Obat untuk serangan
asma adalah inhaler yang bersifat bronkodilator atau melebarkan otot jalan
napas. Inhaler merupakan obat semprot yang dihirup melalui mulut. Cara
pakainya juga tidak mudah. Diperlukan latihan berulang dan edukasi
yang mendalam dari dokter untuk mengajari cara pakai inhaler ini.
Pengobatan asma dini dan agresif adalah kunci untuk menghilangkan
gejala dan mencegah serangan asma.
 Obat asma
Obat asma dapat bekerja dengan cepat untuk menghentikan batuk
dan mengi dengan cara mengencerkan lendir saluran napas dan
membuka otot jalan napas. Konsultasikan kepada dokter mengenai
dosis dan pemakaian obat. Biasanya, obat asma yang diminum ini
adalah sebagai “pengontrol gejala” dan tidak digunakan ketika
serangan asma terjadi.
 Inhaler asma
Inhaler dapat digunakan sendiri di rumah. Cara pakainya jelas
tidak mudah, mengingat penekanan tombol inhalernya juga harus
tepat, yaitu sebaiknya ketika serangan asma, seseorang sedang
membuang napas, maka inhaler itu disemprotkan. Kenapa? Karena
ketika disemprotkan saat membuang napas, moment selanjutnya
adalah ketika penderita menghirup napas sehingga obat justru akan
masuk. Jika disemprotkan ketika menarik napas, penekanan tombol
bisa saja terlambat dan justru obat malah terbuang.
 Asma nebuliser (mesin pernapasan)
Asma nebuliser merupakan suatu alat untuk memberikan obat
uap dan tepat diberikan di UGD ketika seseorang mengalami
serangan asma. Alat ini dapat mengubah cairan.

5. Cara penanganan yang tepat saat terjadinya asma


Saat terjadi serangan Asma, hal-hal yang dapat dilakukan adalah:
a. Kenali tanda-tanda akan terjadinya serangan asma.
b. Berikan obat asma yang telah diberikan oleh dokter sebelumnya.
c. Atur posisi duduk yang dapat meringankan keluhan sesak
nafas, seperti posisi setengah duduk.
d. Longgarkan pakaian.
e. Tempatkan penderita pada ruangan dengan sirkulasi udara yang
baik.
f. Jika nafas semakin sesak dan kondisi anak semakin parah, segera
bawa ke puskesmas/rumah sakit.

6. Cara Pencegahan Asma Bronchial di rumah


Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah atau
mengurangi serangan asma dan gejala. Pastikan orang di sekitar
mengetahui kondisi Anda, agar mereka dapat membantu Anda jika terjadi
serangan asma mendadak. Bawa selalu obat asma yang bekerja cepat.
Berikut adalah beberapa solusi untuk mengurangi serangan asma di rumah
Anda.
1. Hindari kelembapan
Untuk mengurangi serangan asma, Anda harus memperhatikan
kualitas udara. Cuaca yang terlalu panas dan lembap serta kualitas
udara yang buruk dapat memicu gejala asma bagi beberapa orang.
Hindari juga area yang berpolusi yang dapat memperburuk
kondisi Anda.
 Gunakan AC untuk menurunkan kelembapan dalam ruangan dan
mengurangi serbuk sari dari pohon dan rumput yang dapat masuk
ke dalam ruangan.
 Tutup selalu jendela saat angin sedang berembus kencang.
 Jika Anda tinggal di area beriklim lembap, konsultasikan dengan
dokter untuk menggunakan dehumidifier.
 Hindari tinggal di jalan raya yang sibuk di mana risiko polusi
udara tinggi.
 Jika memungkinkan, pindah ke lokasi di mana Anda dapat
menikmati udara segar.
 Hindari perubahan suhu dalam waktu yang singkat.
2. Batasi paparan debu
Debu adalah salah satu pemicu asma utama, karena kandungan
partikel kecil seperti serbuk saru, jamur, serat pakaian, dan deterjen.
Pemicu lainnya adalah tungau debu, yaitu serangga kecil yang terdapat
pada seprai, selimut, bantal, matras, furniture, karpet dan mainan. Jaga
rumah Anda bebas dari debu dan tungau debu.
 Bersihkan dan ganti filter AC secara rutin.
 Keluarkan karpet dan tirai dari kamar tidur.
 Cuci semua seprai dan mainan secara rutin dengan air panas.
 Gunakan penutup untuk mencegah alergen dari bantal dan matras.
 Vakum rumah Anda 2 kali seminggu.
 Bersihkan permukaan dari debu dengan kain basah.
 Gunakan masker dan sarung tangan saat membersihkan dan
menyedot debu untuk membatasi kontak dengan debu dan zat
kimia.
 Hindari penggunaan tirai yang mengumpulkan debu dan berat
untuk jendela Anda. Anda dapat menggunakan shade dan tirai yang
mudah dicuci.
 Rapikan selalu barang-barang.
 Simpan pakaian yang sudah dicuci dalam lemari.
 Jaga kamar tidur agar terventilasi dengan baik.

3. Hindari jamur
Jamur dan lumut adalah alergen yang dapat memicu gejala asma.
Jamur tumbuh pada area yang lembap seperti tirai kamar mandi,
peralatan mandi, bak mandi, wastafel dan ubin. Perhatikan tempat
yang lembap di dapur, kamar mandi, basement, dan sekitar
pekarangan. Hindari dan bersihkan jamur segera setelah muncul.
 Gunakan dehumidifier atau exhaust saat mandi.
 Bersihkan area yang lembap di kamar mandi, dapur dan sekitar
rumah untuk mencegah pertumbuhan jamur.
 Pada tanda-tanda awal jamur, bersihkan dengan sabun dan air
hangat.
 Jika tidak dapat dicuci, buang benda-benda yang berjamur.
 Buang daun-daun berjamur dan kayu bakar lembap dari
pekarangan.
 Perbaiki saluran atau sumber air yang bocor secepat mungkin.
 Keluarkan tanaman dari rumah. Tanam di taman atau pekarangan.
Untuk mencegah jamur, pastikan untuk tidak menyiram tanaman
terlalu banyak dan jaga di tempat yang terkena sinar matahari.

4. Hindari hewan peliharaan


Hewan peliharaan dapat memicu rangkaian asma pada orang yang
alergi terhadapnya. Partikel rambut, bulu dan air liur adalah pemicu
asma yang cukup umum.
Jika Anda tidak dapat berpisah dari hewan kesayangan Anda, pastikan
Anda melakukan hal-hal berikut.
 Larang hewan peliharaan masuk kamar.
 Larang hewan menaiki furniture rumah Anda.
 Mandikan atau bersihkan hewan peliharaan secara rutin.
 Tidak membiarkan anak dengan asma bermain dengan anjing,
kucing atau binatang lainnya.

5. Basmi kecoa
Kecoa juga dapat menjadi pemicu alergi dan asma. Kecoa
menghasilkan zat yang menyebabkan reaksi alergi pada orang-orang
yang memiliki asma, serta batuk dan mengi pada bayi dan anak-anak.
Penting untuk membasmi kecoa dari rumah Anda.
 Jangan biarkan makanan, air dan sampah terbuka.
 Jangan meninggalkan makanan hewan di luar semalaman.
 Bersihkan piring dan peralatan makan setelah menggunakannya.
 Jangan tinggalkan sisa makanan dan minuman pada meja.
Bersihkan dengan air sabun.
 Gunakan jebakan atau gel kecoa untuk membasmi kecoa.
 Setiap 2 – 3 hari, vakum, sapu dan pel area di mana anda melihat
kecoa.
 Periksa pekarangan dan garasi untuk mencari sarang serangga.
 Tutup segala celah yang dapat dilalui kecoa, seperti wastafel, pipa
bocor dan lainnya.
 Kurangi kelembapan di rumah Anda karena dapat meningkatkan
pertumbuhan kecoa dan hama lainnya.
 Jika diperlukan, hubungi ahli pembasmi hama untuk mengusir
kecoa.

B. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 30-35 menit tentang penyakit


asma dan penatalaksanaan asma selama di rumah maupun di rumah
sakit, pengunjung/klien mengerti mengenai penyakit asma dan dapat
mengetahui cara perawatan yang perlu diberikan kepada penderita
asma baik selama di rumah maupun di rumah sakit.

C. Tujuan khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 30- 35 menit tentang penyakit


asma dan perawatan asma selama di rumah maupun di rumah sakit,
diharapkan Orang tua/klien mengerti dan mampu :
1. Menjelaskan pengertian asma
2. Menjelaskan penyebab asma
3. Menjelaskan tanda dan gejala asma
4. Menjelaskan cara penatalaksanaan asma
5. Menjelaskan cara penanganan yang tepat saat terjadi asma
6. Menjelaskan cara pencegahan asma di rumah

D. Sasaran
Semua pengunjung di poliklinik spesialis Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Pekanbaru

E. Materi : Terlampir

F. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

G. Media : Flip Chart


Leaflet

H. Kriteria :

a. Kriteria

1. Struktur

a. Kesiapan materi

b. Kesiapan SAP

c. Kesiapan media : Flip Chart dan leaflet

d. Peserta hadir ditempat penyuluhan di fasilitasi dengan


lembar absensi.
e. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di poliklinik
Spesialis Rumah Sakit Ibnu Sina Pekanbaru

f. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan


sebelumnya

2. Proses

a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.

b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan


secara benar

d. Suasana penyuluhan tertib

e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan


selama kegiatan berlangsung.

f. Jumlah peserta hadir dalam penyuluhan minimal 30- 35


orang.

3. Hasil

Pengunjung dapat:

a. Menjelaskan pengertian asma

b. Menjelaskan penyebab asma

c. Menjelaskan tanda dan gejala asma

d. Menjelaskan cara penatalaksanaan asma

e. Menjelaskan cara penanganan yang tepat saat terjadinya


asma
f. Menjelaskan cara pencegahan asma di rumah

I. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan:

 Perkenalan mahasiswa.
 Memperhatikan.
 Perkenalan dengan dosen.

 Menjelaskan tujuan.

 Menjelaskan kontrak waktu.

2. 20 menit Penyampaian Materi

 Menggali pengetahuan  Mengemukakan


peserta tentang Asma pendapat
Bronkhial.
 Mendengarkan.
 Memberikan reinforcement
positif atas jawaban peserta.
 Mendengarkan dan
 Meluruskan konsep
memperhatikan.
pengertian Asma Bronkhial.
 Mengemukakan
 Menggali pengetahuan
pendapat.
peserta tentang penyebab
terjadinya serangan Asma
Bronkhial.
 Mendengarkan.
 Memberikan reinforcement
positif atas jawaban peserta.

 Meluruskan konsep penyebab  Mendengarkan dan


terjadinya serangan Asma memperhatikan.
Bronkhial.

 Menggali pengetahuan
 Mengemukakan
peserta tentang tanda dan
pendapat.
gejala terjadinya serangan
Asma Bronkhial.

 Memberikan reinforcement  Mendengarkan.


positif tentang jawaban
peserta.
 Mendengarkan dan
 Meluruskan konsep tanda dan
memperhatikan.
gejala terjadinya serangan
Asma Bronkhial.  Mengemukakan
pendapat.
 Menggali pengetahuan
peserta tentang
penatalaksanaan terjadinya
 Mendengarkan.
serangan Asma Bronkhial.

 Memberikan reinforcement
positif atas jawaban peserta.  Mendengarkan dan
memperhatikan
 Meluruskan konsep tentang
penatalaksanaan terjadinya
serangan Asma Bronkhial.
 Mengemukakan
 Menggali pengetahuan orang pendapat.
tua tentang cara penanganan
yang tepat saat terjadinya
serangan Asma Bronkhial.

 Memberikan reinforcement
 Mendengarkan.
positif atas jawaban peserta.

 Meluruskan konsep tentang


cara penanganan yang tepat  Mendengarkan dan
saat terjadinya serangan memperhatikan
Asma Bronkhial.

 Menggali pengetahuan  Mengemukakan


peserta cara pencegahan asma pendapat
bronchial di rumah

 Memberikan reinforcement
positif atas jawaban peserta.  Mendengarkan

 Meluruskan konsep cara  Mendengarkan dan

pencegahan asma bronchial di memperhatikan

rumah

3. 10 menit Penutup:

 Meminta peserta untuk  Memberikan


memberikan pertanyaan atas pertanyaan
penjelasan yang tidak
dipahami.
 Memperhatikan
 Menjawab pertanyaan yang
diajukan.  Berpartisipasi

 Menyimpulkan diskusi.  Menjawab


 Melakukan evaluasi. pertanyaan

 Mengucapkan salam.  Menjawab salam

K. Struktur Pengorganisasian
a. Leader : Yesi sulastri
a. Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan penyuluhan
b. Menyajikan / menyampaikan materi penyuluhan
c. Menggali pengetahuan klien dan keluarga klien tentang materi
penyuluhan
d. Menyimpulkan materi penyuluhan

b. Moderator : Yeni
a. Memperkenalkan diri, anggota kelompok, dan pembimbing
b. Mengkoordinasi semua kegiatan
c. Membuka dan menutup kegiatan
d. Menjelaskan topic, kontrak waktu dan tujuan kegiatan
e. Mengarahkan jalannya kegiatan
f. Memberi kesempatan audience untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat
g. Menyimpulkan kegiatan

c. Fasilator : Yoza Imelda


a. Memotivasi audience agar berperan aktif selama kegiatan
b. Menfasilitasi dalam kegiatan
c. Membantu dan menjalankan absensi kegiatan

d. Observer : Sutra Dewi


a. Mengamati jalannya kegiatan
b. Mencatat prilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
c. Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilakukan

e. Dokumentasi : Sigit Hariadi


Mendokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan kelompok

L. Setting tempat

Moderator Peserta

Pemateri Fasilitator
Leader Observer

Dokumentasi

M. Daftar Pustaka
https://www.slideshare.net/nindycofiana/sap-asma
makalahkita.com/contoh-makalah-tentang-penyakit-asma
https://www.scribd.com/document/134637829/88797261-Makalah-Asma
Long,B.C,Perawatan Medikal Bedah,Jakarta,EGC,2001

Anda mungkin juga menyukai