Anda di halaman 1dari 8

Alur Pelayanan Ruangan Penyakit

Tidak Menular di Masa Pandemi


Covid 19
No. Dokumen : sop/pkmcp/ptm/02
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 5 Oktober 2021
PEMERINTAH
PROVINSI DKI
JAKARTA Halaman : 1/8

PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT dr. Murni L Naibaho, MKM
KECAMATAN NIP. 197310202002122004
CEMPAKA PUTIH

Pengertian Pelayanan Ruangan PTM adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang
diberikan kepada pasien hipertensi, diabetes mellitus, tes IVA dan penyakit
tidak menular lainnya usia 15-59 tahun di wilayah kecamatan cempaka putih

Covid 19/ Virus Corona (2019nCOV) adalah virus yang menyerang sistem
pernafasan. Virus ini yang menularkan manusia dan menyerang siapa saja,
baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia maupun ibu hamil.

Dalam hal ini ada beberapa kategori yang harus di perhatikan :


1. Pasien Dalam Pengawasan
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam
(≥38°C) atau riwayat demam; disertai salah satu gejala/tanda penyakit
pernapasan seperti : batuk/sesak nafas/sakit tenggorokan/pilek/
pneumonia ringan hingga berat (Perlu waspada pada pasien dengan
gangguan sistem kekebalan (immunocompromised) karena gejala dan
tanda menjadi tidak jelas) dan tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan dan pada 14 hari terakhir sebelum
timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
Negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal (negara/wilayah
yang melaporkan transmisi local, dapat dilihat melalui
http://infeksiemerging.kemkes.go.id.
b. Orang dengan demam (≥38°C) atau riwayat demam atau ISPA dan
pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak
dengan kasus konfirmasi COVID-19
c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan.

ISPA berat atau pneumonia berat adalah :


1. Pasien remaja atau dewasa dengan demam atau dalam pengawasan
infeksi saluran napas, ditambah satu dari : frekuensi napas >
30x/menit, distress pernapasan berat, atau saturasi oksigen (SpO2) <
90% pada udara kamar.
2. Pasien anak dengan batuk atau kesulitan bernapas, ditambah
setidaknya satu dari berikut ini :
a) Sianosis sentral atau SpO2 <90%;
b) Distress pernapasan berat (seperti mendengkur, tarikan dinding
dada yang berat);
c) Tanpa pneumonia berat: ketidakmampuan menyusui atau minum,
letargi atau penurunan kesadaran, atau kejang
d) Tanda lain dari pneumonia yaitu : tarikan dinding dada, takipnea :
<2 bulan, ≥60x/menit; 2-22 bulan, ≥50x/menit; 1-5 tahun,
≥40x/menit; > 5 tahun, ≥30x/menit

1. Orang Dalam Pemantauan


a. Orang yang mengalami demam (≥38°C) atau riwayat demam; atau
gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit
tenggorokan/batuk dan tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan dan pada 14 hari terakhir sebelum
timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
Negara/wilayah yang melaporkan transmisi local.
b. Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti
pilek/sakit tenggorokan/batuk dan pada 14 hari terakhir sebelum
timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
COVID-19

2. Orang Tanpa Gejala


Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko terluar dari orang
konfirmasi COVID-19. Orang tanpa gejala merupakan kontak erat dengan
kasus konfirmasi COVID-19. Kontak erat adalah seseorang yang
melakukan kontak fisik atau berada dalam ruangan atau berkunjung
(dalam radius 1 meter dengan kasus pasien dalam pengawasan atau
konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari
setelah kasus timbul gejala.

Termasuk kontak erat adalah :


a. Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan
membersihkan ruangan di tempat perawatan kasus tanpa

No. Dokumen : sop/pkmcp/ptm/02


No. Revisi : 00
Halaman : 2/8
menggunakan APD sesuai standar
b. Orang yang berada dalam suatu ruangan yang sama dengan kasus
(termasuk tempat kerja, kelas, rumah, acara besar) dalam 2 hari
sebelum kasus timbul gejala

3. Kasus Konfirmasi
Pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan tes positif
melalui pemeriksaan PCR.
4. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Melakukan pelayanan Kesehatan dan kesiapsiagaan menghadapi COVID-
19 pada pasien di Ruangan Penyakit Tidak Menular
2. Melaksanakan pencegahan dan pengendalian selama wabah COVID-19
5. Kebijakan Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Nomor 001 Tahun 2017
Tentang Jenis-Jenis Pelayanan di Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan
Cempaka Putih

Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Cempaka Putih


Nomor 048 Tahun 2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis

Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Cempaka Putih


Nomor 054 Tahun 2020 Tentang Kebijakan Pelayanan Pada Masa Pandemi
Covid-19

6. Referensi 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang


Pelayanan Publik
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2019
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 38 Tahun
2014 Tentang Keperawatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02/02/MENKES/514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesian Nomor
HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penempatan Infeksi Novel
Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai Penyakit Yang Dapat
Menimbulkan Wabah Dan Upaya Penanggulangannya
7. Instruksi Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 16

No. Dokumen : sop/pkmcp/ptm/02


No. Revisi : 00
Halaman : 3/8
Tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Resiko
Penularan Infeksi Corona Virus Diseases (COVID-19)
8. Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor 21/SE/2020 tanggal 29 Januari 2020 mengenai
Kewaspadaan Terhadap Pneumonia Novel Coronavirus (nCOV)
9. Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi CORONAVIRUS DISEASE
(COVID-19) Rev 2, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 29
Februari 2020
10. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-
19) Rev 3, kementerian kesehatan Republik Indonesia, 17 Maret 2020
7. Alat dan 1. Perangkat Komputer
2. Sphigmomanometer
Bahan
3. Timbangan berat badan
4. Alat pengukur tinggi badan
5. Alat pengukur suhu badan
6. Termometer non kontak
7. Alat Pelindung Diri Level 1/ 2/ 3
8. Hand Sanitizer
9. Bahan medis habis pakai ( stik gula darah, kapas alcohol, handscoon,
blood lancet, safety box )
10. Alat ukur gula darah
6 Prosedur / 1. Petugas Triase meminta pasien untuk melakukan cuci tangan dengan
langkah- sabun dan air mengalir di tempat yang disediakan.
langkah 2. Pasien melakukan antrian untuk pengambilan nomer antrian pendaftaran
di meja triase
3. Petugas Triase melakukan skrining kepada pasien meliputi :
a. Keluhan apa yang dirasakan saat ini, Apakah ada demam, batuk,
pilek sakit tenggorokan , sesak nafas atau keluhan lainnya,
b. Apakah pasien pernah pergi keluar kota atau ke wilayah transmisi
lokal
c. Apakah pasien melakukan kontak erat dengan pasien
terkonfirmasi Covid 19
d. Apakah pasien pernah melakukan swab sebelumnya, jika IYA
hasilnya apa.
4. Apabila dari hasil skrinning didapatkan gejala ISPA, seperti demam
(≥38°C) atau riwayat demam; atau gejala/tanda penyakit pernapasan
seperti : batuk/sesak nafas/sakit tenggorokan/pilek/ pneumonia ringan
hingga berat maka tindakan petugas selanjutnya :

No. Dokumen : sop/pkmcp/ptm/02


No. Revisi : 00
Halaman : 4/8
a. Petugas Triase memberikan masker bedah kepada pasien (bagi yang
belum menggunakan masker).
b. Petugas Triase mendaftarkan pasien ISPA ke loket pendaftaran lantai
1 sesuai dengan poli yang dituju, sementara pasien diarahkan untuk
menunggu di Poli ISPA
c. Tenaga Kesehatan Poli Gabungan ISPA memakai APD yang sesuai.
d. Tenaga Kesehatan Poli Gabungan ISPA memanggil pasien sesuai
jam kedatangan pasien.
e. Perawat Poli ISPA melakukan pemeriksaan tinggi badan, berat
badan, lingkar perut, mengukur tekanan darah serta IMT melakukan
skrining PTM 1 tahun sekali pada pasien usia 15-59 tahun
f. Perawat memasukan hasil skrining PTM ke dalam rekam medis
elektronik (SIKDA Optima).
g. Pasien diarahkan ke ruang pemeriksaan dokter.
h. Dokter melakukan pemeriksaan pasien PANDU PTM
i. Dokter berkoordinasi kepada petugas TGC dengan pasien yang
bergejala ISPA untuk mendaftarkan pasien swab onsite dengan
mengisi Form PE Online terlebih dahulu
j. Jika memerlukan pemeriksaan penunjang maka pasien akan
dilakukan pemeriksaan penunjang di poli Gabungan ISPA tersebut
(pemeriksaan laboratorium dan atau pemeriksaan dahak khusus
pasien diabetes melitus)
k. Dokter mendiagnosa secara pasti, memberikan terapi, KIE dan jadwal
kunjungan ulang pasien
l. Jika mendapatkan obat pasien diminta menunggu diruang tunggu
khusus Poli Gabungan ISPA
m. Petugas Farmasi memberikan obat kepada pasien di poli Gabungan
ISPA.
n. Pasien diarahkan untuk melakukan swab onsite.
o. Tenaga Kesehatan mendokumentasikan seluruh kegiatan kedalam
rekam medis elektronik (SIKDA) dan buku register Poli Gabungan
ISPA
5. Apabila dari hasil skrinning tidak didapatkan gejala ISPA, seperti
demam (≥38°C) atau riwayat demam; gejala/tanda penyakit pernapasan
seperti: batuk/sesak nafas/sakit tenggorokan/pilek/ pneumonia ringan
hingga berat maka tindakan petugas selanjutnya:
a. Petugas Triase memberikan masker bedah kepada pasien (bagi
yang belum menggunakan masker) dan memberikan nomor

No. Dokumen : sop/pkmcp/ptm/02


No. Revisi : 00
Halaman : 5/8
antrian sesuai poli yang dituju.
b. Petugas Triase mengarahkan pasien untuk mendaftar ke loket
pendaftaran lantai 3
c. Petugas Loket pendaftaran mengarahkan pasien untuk melapor ke
meja nurse station di lantai 3.
d. Petugas di nurse station menggunakan APD yang sesuai
e. Petugas nurse station akan memanggil pasien sesuai jam
kedatangan pasien. Petugas melakukan pemeriksaan tinggi
badan, berat badan, lingkar perut, mengukur tekanan darah serta
IMT dan melakukan skrining PTM 1 tahun sekali pada pasien usia
15-59 tahun dengan pemeriksaan gula darah.
f. Perawat memasukan hasil skrining PTM ke dalam rekam medis
elektronik (SIKDA Optima)
g. Pasien diarahkan ke ruang PTM
h. Dokter melakukan pemeriksaan PANDU PTM
i. Jika memerlukan pemeriksaan penunjang maka pasien akan
diarahkan ke Kasir Lantai 3 terlebih dahulu
j. Pasien dengan diagnosa diabetes melitus akan diarahkan ke
ruang TB untuk pemeriksaan dahak
k. Laboratorium memberikan hasil ke pasien untuk dikonsulkan
kembali ke dokter PTM
l. Dokter mendiagnosa secara pasti, memberikan terapi, KIE dan
jadwal kunjungan ulang pasien
m. Jika mendapatkan obat pasien diarahkan ke Ruangan Farmasi
Lantai 1
n. Tenaga Kesehatan mendokumentasikan seluruh kegiatan kedalam
rekam medis elektronik (SIKDA) dan buku register PTM

No. Dokumen : sop/pkmcp/ptm/02


No. Revisi : 00
Halaman : 6/8
7. Diagram Alir
(jika
dibutuhkan)

8. Dokumen 1. Rekam Medis Elektronik (SIKDA) / Rekam Medis Manual


terkait 2. Register Ruang PTM dan Poli Gabungan ISPA
3. Formulir Persetujuan/ Penolakan Tindakan (Informed Consent)
4. Formulir Rujukan Internal/ Rujukan Eksternal (Umum/BPJS)
5. Formulir Laboratorium
6. Kertas Resep

No. Dokumen : sop/pkmcp/ptm/02


No. Revisi : 00
Halaman : 7/8
7. Formulir Rontgen
8. Form Skrining PTM Elektronik ( SIKDA ) atau form PTM manual
9. Form KIE
10. Leaflet
11. Surat Keterangan Sakit
12. Google Form PE Online
9. Unit Terkait Seluruh Unit Usaha Kesehatan Perorangan Pusat Kesehatan Masyarakat
Kecamatan Cempaka Putih

10. Rekaman Historis Perubahan (Tolong diisi dok…. Bagian mana aja yang berubah
dengan SOP Sebelumnya
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.Terbit

No. Dokumen : sop/pkmcp/ptm/02


No. Revisi : 00
Halaman : 8/8

Anda mungkin juga menyukai