DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PENYAKIT APENDISITIS
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
TUGAS MINGGU KE 6
I.
II. OLEH
III.
MADE SUARDIANA
NI M:
2022207209350
LAPORAN PENDAHULUAN
APPENDISITIS
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Appendisitis adalah inflamasi akut pada appendisitis verniformis dan merupakan
penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Brunner & Suddart, 1997)
2. Etiologi
Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh:
a. Fekalis/ massa keras dari feses
b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid
c. Benda asing
3. Patofisiologi
Appendisitis yang terinflamasi dan mengalami edema. Proses inflamasi
meningkatkan tekanan intra luminal, menimbulkan nyeri abdomen atas atau
menyebar hebat secara progresif dalam beberapa jam, terlokalisasi di kuadran kanan
bawah dari abdomen. Appendiks terinflamasi berisi pus.
Apendik belum diketahui fungsinya, merupakan bagian dari sekum. Peradangan pada
apendik dapat terjadi oleh adanya ulserasi dinding mukosa atau obstruksi lumen
(biasanya oleh fecolif/ faeses yang keras). Penyumbatan pengeluaran sekret mukus
mengakibatkan perlengketan, infeksi dan terhambatnya aliran darah. Dari keadaan
hipoksia menyebabkan gangren atau dapat terjadi ruptur dalam waktu 24-36 jam.
Bila proses ini berlangsung terus-menerus organ disekitar dinding apendik terjadi
perlengketan dan akan menjadi abses (kronik). Apabila proses infeksi sangat cepat
(akut) dapat menyebabkan peritonitis. Peritonitis merupakan komplikasi yang sangat
serius. Infeksi kronis dapat terjadi pada apendik, tetapi hal ini tidak selalu
menimbulkan nyeri di daerah abdomen.
4. Manifestasi klinik
Nyeri kuadran kanan bawah dan biasanya demam ringan
Mual, muntah
Anoreksia, malaise
Nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burney
Spasme otot
Konstipasi, diare
(Brunner & Suddart, 1997)
5. Pemeriksaan penunjang
Sel darah putih : lekositosis diatas 12000/mm3, netrofil meningkat sampai 75%
WBC yang meningkat sampai 20.000 mungkin indikasi terjadinya perforasi
(jumlah sel darah merah)
Urinalisis : normal, tetapi eritrosit/leukosit mungkin ada
Foto abdomen : Adanya pergeseran material pada appendiks (fekalis) ileus
terlokalisir
Tanda rovsing (+) : dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri yang secara
paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa dikuadran kanan bawah
(Doenges, 1993; Brunner & Suddart, 1997)
6. Komplikasi
Komplikasi utama adalah perforasi appediks yang dapat berkembang menjadi
peritonitis atau abses apendiks
Tromboflebitis supuratif
Abses subfrenikus
Obstruksi intestinal
7. Penatalaksanaan
Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan
Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan
Analgetik diberikan setelah diagnosa ditegakkan
Apendiktomi dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi.
(Brunner & Suddart, 1997)
1.Pengkajian
1. Pengkajian Keperawatan
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. S
Umur : 54 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : petani
Agama : Islam
Suku : jawa
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Desa Sidorejo, Kec Sekampung Udik,
Kab.Lampung Timur
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan
Klien mengatakan suami dirumah merupakan orang terdekat dan selalu peduli
terhadap kesehatannya. Semakin menua klien mnegatakan semakin
mendekatkan diri dengan Sang Pencipta agar lebih ikhlas menerima keadaaan
dan berharap semoga selalu diberikan kesehatan.
2. Sosial
2. Pola cairan
- Klien minum air putih 6– 8 gelas sehari, kadang minum kopi 1 gelas pada
pagi hari
3. Pola eliminasi
Buang air kecil
- Frekuensi : 4 - 5 x/hari
- Nyeri saat Bak : tidak ada
- Retensi urine : tidak ada
- Inkontinensia : kadang-kadang
Buang air besar
- Frekuensi :1x/hari
- Waktu : pagi hari
- Keluhan : selama sakit belum BAB
- Penggunaan laxatif/pencahar : tidak ada
3. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital :
a) Suhu : 38º c
b) Nadi : 80 x/menit
c) Respirasi : 18 x/m
2. Diagnosa Keperawatan
i. Resiko tinggi terjadi infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan utama, perforasi,
peritonitis sekunder terhadap proses inflamasi
Tujuan : tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil :
Penyembuhan luka berjalan baik
Tidak ada tanda infeksi seperti eritema, demam, drainase purulen
Tekanan darah >90/60 mmHg
Nadi < 100x/menit dengan pola dan kedalaman normal
Abdomen lunak, tidak ada distensi
Bising usus 5-34 x/menit
Intervensi :
a. Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri. Waspadai nyeri yang menjadi
hebat
R/ untuk mengambil tindakan keperawatan yang lebih tepat
b. Awasi dan catat tanda vital terhadap peningkatan suhu, nadi, adanya
pernapasan cepat dan dangkal
R/ deteksi terjadinya infeksi abdomen
c. Kaji abdomen terhadap kekakuan dan distensi, penurunan bising usus
R/mengkaji kemungkinan ruftur apendik
d. Lakukan perawatan luka dengan tehnik aseptic
R/ mencegah infeksi skunder
e. Lihat insisi dan balutan. Catat karakteristik drainase luka/drain, eriitema
R/ cepat diketahui jika terjadi ienfeksi atau alergi
f. Kolaborasi: antibiotic
R/ mencegah terjadinya infeksi
ii. Nyeri b.d distensi jaringan usus oleh inflamasi, adanya insisi bedah
Kriteria hasil :
Persepsi subyektif tentang nyeri menurun
Tampak rileks
Pasien dapat istirahat dengan cukup
Intervensi :
a. Kaji nyeri. Catat lokasi, karakteristik nyeri
R/ menentukan tindakan yang tepat untuk mengatasi nyeri
b. Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler
R/ memberi posisi abdomen agar lebih nyaman
c. Ajarkan tehnik untuk pernafasan diafragmatik lambat untuk membantu
melepaskan otot yang tegang
R/ relaksasi membantu mengurangi rasa nyeri
d. Berikan antiemetik, analgetik sesuai program
R/ membantu meringankan nyeri
iii. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d
kurang informasi
Kriteria hasil :
Menyatakan pemahamannya tentang proses penyakit, pengobatan
Berpartisipasi dalam program pengobatan
Intervensi :
a. Kaji ulang pembatasan aktivitas paska operasi
R/belajar mobilisasi dini
b. jelaskan aktivitas sesuai toleransi dengan periode istirahat periodic
R/ pasien dapat melakukan aktifitas sesuai periode penyembuhan
c. Diskusikan perawatan insisi, termasuk mengganti balutan, pembatasan mandi
R/ klien atau keluarga dapat melakukan sendiri di rumah
DAFTAR PUSTAKA
1. Doenges, Marilynn E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta.
EGC
3. Smeltzer, Bare (1997). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner &
suddart. Edisi 8. Volume 2. Jakarta, EGC
Obstruksi lumen
Perforasi
Abses Peradangan pada appendiks distensi abdomen
Peritonitis
Nyeri
Menekan gaster
Terputusnya
Kontinuitas Jaringan Resiko kurang
Resiko terjadi volume cairan
Infeksi
Nyeri