NIM : 2022207209350
PERINGSEWU
2022
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DENGAN KASUS REMATOID
ARTRITIS
TANGGAL PENGKAJIAN : 28 OKTOBER 2022
1. DATA DEMOGRAFI
Nama : Ny. S
Umur : 64 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : petani
Agama : Islam
Suku : jawa
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan
Klien datang k Klinik pada tanggal 28 Oktober 2022, pasien mengatakan
sendi – sendi kaki bengkak dan terasa nyeri, kaku,
b. Riwayat kesehatan saat pengkajian
1. Keluhan utama
Pada saat dilakukkan pengkajian klien mengatakan sendi – sendi kaki
terasa nyeri dan kaku
2. Keluhan penyerta
badan linu - linu, jari kaki kesemutan, lutut dan pergelangan kaki
bengkak
c. Riwayat kesehatan lalu
Klien mengatakan linu linu pada kaki sering kumat, apalagi kalau habis
makan jeroan.
- Klien minum air putih 6 – 8 gelas sehari, sering minum kopi saset pada pagi
hari
3. Pola eliminasi
Buang air kecil
- Frekuensi : 3 - 4 x/hari
- Nyeri saat Bak : tidak ada
- Retensi urine : tidak ada
- Inkontinensia : kadang-kadang
Buang air besar
- Frekuensi :1x/hari
- Waktu : pagi hari
- Keluhan : tidak ada gangguan
- Penggunaan laxatif/pencahar : tidak ada
-
4. Pola personal hygene
Mandi
- Frekuensi 2x/hari
- Waktu : pagi dan malam
- Penggunaan pasta gigi : iya menggunakan pasta gigi
Cuci rambut
- Frekuensi :3x/minggu
- Penggunaan shampo : menggunakan shampo
3. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital :
a) Suhu : 36,4º c
b) Nadi : 84 x/menit
c) Respirasi : 18 x/m
Table 4.1
Nadi 84 x/menit
Pernafasan 18 x/menit
Suhu 36,40C
BB 72 kg
TB 150 cm
IMT 22
Mulut, gigi, lidah, bicara Keadaan mulut bersih, gusi gigi berwarna kemerahan, jumlah
gigi ada 20 gigi, tidak ada gigi palsu, mukosa bibir lembab
dan tidak kering.
Abdomen ,pencernaan Tidak ada edema, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,
bising usus 7 x/menit, bunyi ketuk timpani.
Klien mengatakan waktu kecil tidak mendapat imunisasi, klien
Imunologi tidak mengalami penyakit akibat gangguan imun, iggm
meningkat.
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada poli fagi,
Endokrin poliuria dan polidipsi.
Kulit Kulit bersih berwarna cokelat sawo matang, turgor kulit elastis
dan kering,
Punggung Tidak ada edema, bentuk punggung kanan dan kiri simetris,
tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
Ekstremits atas Tidak ada edema, akral dingin, klien mengatakan lemas pada
ekstremitas kesemutan.
Ekstremitaas bawah ada edema pada lutut, klien mengatakan linu – linu dan seperti
kesemutan pada ekstremitas bawah setelah melakukan
aktivitasnya dan tidak menggunakan alat bantu berjalan.
akral dingin dan terasa linu.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia dan leukositosis,
Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan
osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista
tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara
bersamaan.
3. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
4. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang
pada sendi
5. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal: buram,
berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk pembuangan
degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
6. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.
7. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau atroskopi; cairan
sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang kental dibanding cairan
sendi yang normal.
Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang
mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6
minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto
rontgen
Beberapa faktor yang turut dalam memeberikan kontribusi pada penegakan diagnosis Reumatoid
arthritis, yaitu nodul Reumatoid, inflamasi sendi yang ditemukan pada saat palpasi dan hasil-
hasil pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaaan laboratorium menunjukkan peninggian laju endap
darah dan factor Reumatoid yang positif sekitar 70%; pada awal penyakit faktor ini negatif.
Jumlah sel darah merah dan komplemen C4 menurun. Pemeriksaan C- reaktifprotein (CRP) dan
antibody antinukleus (ANA) dapat menunjukan hasil yang positif. Artrosentesis akan
memperlihatkan cairan sinovial yang keruh, berwarna mirip susu atau kuning gelap dan
mengandung banyak sel inflamasi, seperti leukosit dan komplemen (Smeltzer & Bare, 2002).
Pemeriksaan sinar-X dilakukan untuk membantu penegakan diagnosis dan memantau perjalanan
penyakitnya. Foto rongen akan memperlihatkan erosi tulang yang khas dan penyempitan rongga
sendi yang terjadi dalam perjalanan penyakit tersebut (Smeltzer & Bare, 2002).
Penanganan medik pemberian salsilat atau NSAID dalam dosis terapeutik. Kalau diberikan
dalam dosis terapeutik yang penuh, obat-obat ini akan memberikan efek anti inflamasi
maupun analgesik. Namun pasien perlu diberitahukan untuk menggunakan obat menurut
resep dokter agar kadar obat yang konsisten dalam darah bisa dipertahankan sehingga
keefektifan obat anti-inflamasi tersebut dapat mencapai tingkat yang optimal (Smeltzer &
Bare, 2002).
Kecenderungan yang terdapat dalam penatalaksanaan Reumatoid arthritis menuju pendekatan
farmakologi yang lebih agresif pada stadium penyakit yang lebih dini. Kesempatan bagi
pengendalian gejala dan perbaikan penatalaksanaan penyakit terdapat dalam dua tahun
pertama awitan penyakit tersebut (Smeltzer & Bare, 2002).
Menjaga supaya rematik tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya digunakan air
hangat bila mandi pada pagi hari. Dengan air hangat pergerakan sendi menjadi lebih mudah
bergerak. Selain mengobati, kita juga bisa mencegah datangnya penyakit ini, seperti: tidak
melakukan olahraga secara berlebihan, menjaga berat badan tetap stabil, menjaga asupan
makanan selalu seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh, terutama banyak memakan ikan
laut. Mengkonsumsi suplemen bisa menjadi pilihan, terutama yang mengandung Omega 3.
Didalam omega 3 terdapat zat yang sangat efektif untuk memelihara persendian agar tetap
lentur.
C. ANALISA DATA
Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi 11. Alih
bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC
Harris ED Jr., 1993, Etiology and Pathogenesis of Reumatoid Arthritis. Dalam: Textbook of
Rheumatology.Philadhelpia:Saunders Co
Hirmawan, Sutisna., 1973. PATOLOGI. Jakarta : Bagian Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, pp : 437, 1
Hollmann DB. Arthritis & musculoskeletal disorders. In: Tierney LM, McPhee, Papadakis MA (Eds):
Current Medical Diagnosis & Treatment, 34 th ed., Appleton & Lange, International Edition, Connecticut
2005, 729-32.
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
2002.
Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007. BUKU AJAR PATOLOGI Edisi 7. Jakarta : EGC
Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, Wahyu I., Setiowulan, W., 2000. KAPITA SELEKTA
KEDOKTERAN Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta : Media Aesculapius
Nasution..1996.Aspek Genetik Penyakit Reumatik dalam Noer S (Editor) Buku Ajar Penyakit Dalam
Jilid I. Jakarta: Balai penerbit FKUI.
Price, SA. Dan Wilson LM., 1993, Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit bag 2. Jakarta:
EGC