Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER

PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER

Dosen Pembimbing : Drs. Ismail Nurdin, MM

Disusun Oleh :

1. Syafrizal (181120117)
2. Salsabila (181120111)
3. Nur Lailan Sari ( 181120106)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) IVC


JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang telah diberikan kepada penulis tepat pada waktunya.Sholawat serta salam kita hadiahkan
juga buat nabi Muhammad SAW. semoga kita semua mendapat syafaat Beliau di Yaumil
Mahsyar kelak. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.

Adapun tujuan utama dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER, dengan makalah yang berjudul “PROSES
PEMBENTUKAN KARAKTER” .

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Ismail Nurdin. MM Pd selaku
dosen pengampu, dan kepada teman sekelompok yang sudah membantu dalam penulisan
makalah ini dari awal hingga selesai.

Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah, dan penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk bahan pertimbangan perbaikan makalah.

Bengkalis 05 Maret, 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................2

Daftar Isi.....................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
3. Tujuan Penulisan............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
1. Tahapan Proses Pembentukan Karakter........................................................................
2. Peran Keluarga, Sekolah, Serta Lingkungan Dalam Proses Pembentukan Karakter....

BAB III PENUTUP


3. Kesimpulan ....................................................................................................................11
4. Saran...............................................................................................................................11

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan karakter merupakan langkah sangat penting dan strategis dalam
membangun kembali jati diri bangsa dan menggalang pembentukan masyarakat
Indonesia baru. Pendekatan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. Hasil kajian
ini menunjukkan bahwa membentuk siswa yang berkarakter bukan suatu upaya mudah
dan cepat. Hal tersebut memerlukan upaya terus menerus dan refleksi mendalam untuk
membuat rentetan (Moral Choice) keputusan moral yang harus ditindaklanjuti dengan
aksi nyata, sehingga menjadi hal yang praktis dan reflektif. Diperlukan sejumlah waktu
untuk membuat semua itu menjadi (custom) kebiasaan dan membentuk watak atau tabiat
seseorang. Karakter pendidikan harus melibatkan berbagai pihak, di keluarga dan rumah
tangga, lingkungan sekolah, dan masyarakat. Hal ini merupakan langkah utama yang
harus dilakukan ialah menyambung kembali hubungan dan jaringan pendidikan yang
nyaris putus diantara ketiga lingkungan pendidikan tersebut. Pembentukan sifat dan
karakter pendidikan tidak akan pernah berhasil selama diantara ketiga lingkungan
pendidikan tidak ada keharmonisan dan kesinambungan. Melihat kenyataan ini,
membentuk karakter siswa yang berkualitas diperlukan pengaruh yang kuat dari keluarga,
sekolah, dan mayarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Tentang Tahapan Proses Pembentukan Karakter ?
2. Menjelaskan Tentang Peran Keluarga, Sekolah, Serta Lingkungan dalam Proses
Pembentukan Karakter ?

C Tujuan Masalah

1. Mengetahui Penjelasan Tentang Tahapan Proses Pembentukan Karakter


2 Mengetahui Penjelasan Tentang Peran Keluarga, Sekolah, Serta Lingkungan dalam
Proses Pembentukan Karakter
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Karakter Dan Pembentukan karakter

Karakter berasal dari bahasa latin “kharakter”, “kharassein”,“Kharax”, dalam


bahasa inggris: charakter dan Indonesia“karakter Yunani Character, dari charassein
yang berarti membuat tajam.1 Menurut kamus umum bahasa Indonesia, karakter diartikan
sebagai tabiatatau watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakanseseorang dengan yang lain.2 Sementara dalam kamus sosiologi, karakter diartikan
sebagai cirikhusus dari struktur dasar kepribadian seseorang (karakter; watak).3 Berdasarkan
beberapa pengertian diatas, dapat dimaknai bahwa karakter adalah ciri khas seseorang dalam
berperilaku yang membedakandirinya dengan orang lain. Pengertian karakter, watak,
kepribadian(personality), dan individu (individuality) memang sering tertukar
dalampenggunaanya. Hal ini karena istilah tersebut memang memiliki kesamaanyakni
sesuatu yang asli dalam diri individu seseorang yang cenderungmenetap secara permanen.

Pembentukan Karakter Merupakan usaha atau suatu proses yangdilakukan untuk


menanamkan hal positif pada anak yang bertujuan untukmembangun karakter yang sesuai
dengan norma , dan kaidah moral dalambermasyarakat. Ada tiga faktor yang sangat penting
dalam prosespembentukan karkter anak yaitu faktor pendidikan (sekolah),
lingkunganmasyarakat, dan lingkungan keluarga.Secara alami, sejak lahir sampai berusia tiga
tahun, atau mungkinhingga sekitar lima tahun, kemampuan nalar seorang anak belum
tumbuhsehingga pikiran bawah sadar (subconscious mind) masi terbuka
danmenerima apa saja informasi dan stimulus yang dimasukkan kedalamnya tanpa ada penye
leksian, mulai dari orang tua dan lingkungankeluarga. Dari mereka itulah, pondasi awal
terbentuknya karakter sudahterbangun. Selanjutnya, semua pengalaman hidup yang berasal
darilingkungan kerabat, sekolah, televisi, internet, buku, majalah, dan berbagaisumber lainnya
menambah pengetahuan yang akan mengantarkan seseorangmemiliki kemampuan yang semakin
besar untuk dapat menganalisis danmenalar objek luar.Semakin banyak informasi yang
diterima dan semakin matang sistemkepercayaan dan pola pikir yang terbentuk, maka
semakin jelas tindakan,kebiasaan, dan karakter unik dari masing-masing individu. Dengan
kata lain,setiap individu akhirnya memiliki sistem kepercayaan (belief system), citradiri (elf-
image), kebiasaan (habit) yang unik. Jika sistem kepercayaanyabenar dan selaras karakternya
baik, dan konsep dirinya bagus, makakehidupannya akan terus baik dan semakin
membahagiakan. Sebaliknya jikasistem kepercayaanya tidak selaras, karakternya
tidak baik, dan konsepdirinya buruk, maka hidupnya akan dipenuhi banyak permasalahan dan
penderitaan.4

1
Abdul Majid & Dian Andayani, pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2012),h.11
2
Ira M.Lapindus, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka,1982),h.445
3
Suerjono Soekanto, Kamus Sosiologi (Jakarta:Rajawali Pers,1993),h.74
4
Abdul Majid, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Ibid.,hal 4
Ryan & Lickona seperti yang dikutip Sri lestarari105 mengungkapkanbahwa nilai dasar
yang menjadi landasan dalam membangun karakter adalahhormat (respect). Hormat tersebut
mencakup respek pada diri sendiri, oranglain, semua bentuk kehidupan maupun
lingkungan yang mempertahankannya.Dengan memiliki hormat, maka individu memandang
dirinya maupun oranglain sebagai sesuatu yang berharga dan memiliki hak yang
sederajat.Karakter kita terbentuk dari kebiasaan kita. Kebiasaan kita saat anak-anak biasanya
bertahan sampai masa remaja. Orang tua bisa mempengaruhibaik atau buruk, pembentukan
kebiasaan anak-anak mereka.6
 Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran karenapikiran yang di
dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk daripengalaman hidupnya, merupakan
pelopor segalanya. Program ini kemudianmembentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat
membentuk polaberpikir yang bisa mempengaruhi perilakunya.Jika program yang tertanam
tersebut sesuai dengan prinsip-prinsipkebenaran universal, maka perilakunya berjalan selaras
dengan hukum alam.Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan
kebahagiaan.Sebaliknya, jika program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsipuniversal,
maka perilakunya membawa kerusakan dan menghasilkanpenderitaan. Oleh karena itu
pikiran harus mendapatkan perhatian serius

2. Faktor- faktor Pembentukan Karakter


Karakter ialah Aki-psikis yang mengekspresikan diri dalam bentuktingkah laku dan
keseluruhan dari Aku manusia. Sebagian disebabkan bakatpembawaan dan sifat-sifat
hereditas sejak lahir: sebagian lagi dipengaruhioleh meleniu atau lingkungan. Karakter ini
menampilkan Aku-nya manusiayang menyolok, yang karakteristik, yang unik dengan ciri-ciri
individual.Dalam Masnur Muslich dijelaskan bahwa karakter merupakan kualitasmoral dan
mental seseorang yang pembentukannya dipengaruhi oleh faktorbawaan (fitrah, nature) dan
lingkungan (sosialisasi pendidikan, nurture).Potensi karakter yang baik dimiliki manusia
sebelum dilahirkan, tetapipotansi-potensi tersebut harus dibina melalui sosialisi dan
pendidikan sejak usia dini.7
 Karakter tidak terbentuk begitu saja, tetapi terbentuk melalui beberapafaktor yang
mempengaruhi, yaitu: faktor biologis dan faktor lingkungan.a.
Faktor BiologisFaktor biologis yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang itu
sendiri.Faktor ini berasal dari keturunan atau bawaan yang dibawa sejak lahirdan pengaruh
keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki salah satu daikeduanya.b.
Faktor lingkunganDi samping faktor-faktor hereditas (faktor endogin) yang relatif
konstansifatnya, milieu yang terdiri antara lain atas lingkungan hidup,pendidikan, kondisi dan
situasi hidup dan kondisi masyarakat(semuanya merupakan faktor eksogin) semuanya
berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter.

3. Proses Pembentukan Karakter


Proses pembentukan karakter menurut beberapa ahli, sebagai berikut :a.
 
Menurut ahli. Ratna Megawangi mengataan bahwa sebuah proses yangberlangsung seumur hidup.
Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadiyang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan
yang berkarakter pula.Sejatinya ada tiga pihak yang mempunyai peran penting
5
Sri Lestari, Psikologi Keluarga Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga (Jakarta:
Kencana, 2013),h. 96.
6
Thomas Lickona, Character Matters (Jakarta: Bumi Aksara,2012)h 50.
7
Mansur Muslich, Pendiddikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, h. 96
terhadapsebuah pembentukan karakter anak yaitu: keluarga, sekolah, danlingkungan. Ketiga
pihak itulah yang harus memiliki sebuah hubunganyang sinergis.b.
 
Menurut Anis Matta dalam Membentuk Karakter Muslim menyebutkanbeberapa kaidah
dalam pembentukan karakter:-
 
a. Pertama, Kaidah kebertahapan. Dalam membentuk danmengembangakan karakter
itu tidak bisa secara instan ataupunterburu-buru dalam mendapatkan sebuah hasil.-

b. Kedua yaitu Kaidah Kesinambungan. Kalau kita lihat dari sudutsebuah pembiasaan


ataupun latihan, walaupun hanya denganporsi yang sedikit, yang terpenting adalah
kesinambungannyaatau continue.-

c. Ketiga, kaidah momentum yaitu berbagai momentum peristiwauntuk sebuah fungsi


pendidikan dan latihan.-

d. Keempat, Kaidah Motovasi Instrinsik yaitu karakter yang kuatakan terbentuk


sempurna jika yang menyertainnya benar-benarlahir dari dalam dirinya sendiri.

e. Kelima Kaidah Pembimbingan, yaitu dalam pembentukan karakter ini tidak bisa
dilakukan tanpa seorang guru/pembimbing.

4. .Langkah- Langkah Mengubah Karakter


Dengan mengetahui tahapan, metoda dan proses pembentukan karakter,maka bisa
diketahui bahwa akar dari perilaku atau karakter itu adalah caraberfikir dan cara merasa
seseorang. Sehingga untuk mengubah karakterseseorang, kita bisa melakukan tiga langkah
berikut :-
a. Langkah pertama adalah melakukan perbaikan dan pengembangan caraberfikir yang
kemudian disebut terapi kognitif, dimana fikiran menjadiakar dari karakter seseorang.
b. Langkah kedua adalah melakukan perbaikan dan pengembangan caramerasa yang disebut
dengan terapi mental, karena mental adalah batangkarakter yang menjadi sumber
tenaga jiwa seseorang.
c. Langkah ketiga adalah melakukan perbaikan dan pengembangan padacara bertindak yang
disebut dengan terapi fisik, yang mendorong fisikmenjadi pelaksana dari arahan akal
dan jiwa.
Hidup di zaman modern ini semua serba ada, baik dan buruk, halal haram,benar salah nyaris
campur menjadi satu, sulit untuk dibedakan. Makasebaik-baik orang yang dapat memilah dan
memilih suatu perbuatanyang baik, karena perbuatan baik ini akan berdampak pada perilaku
manusia.

5. Hal-Hal yang Perlu diperhatikan dalam Membentuk Karakter


Dalam proses pembentukan karakter, ada beberapa hal yang harusdiperhatikan. Diantara
nya
a. Pembiasaan tingkah laku sopan, Sopan santun atau etiket adalah akhlak yang bersifat
lahir. Ukuransopan santun terletak pada cara pandang suatu masyarakat. Oleh
karenaitu cara pandang sopan-santun dan sikap suatu daerah mungkin berbedadengan
cara pandang masyarakat yang lain. Sopan santun diperlukanketika sesorang
berkomunikasi dengan orang lain, dengan
penekananutama pertama kepada orang yang lebih tua atau guru atauatasan, kedua
kepada orang yang lebih muda, anah buah, anak, murid,bawahan
dan sebagainya, ketiga kepada orang yang setingkat atausebaya, seusia atau setingkat
status sosial.Disamping itu sopan santun juga berlaku ketika berkomunikasidengan
kawan atau lawan. Komunikasi dengan lawan memerlukankekuatan diplomatis yang
lebih kuat dibandingkan dengan perilakukasar. Kesopanan bisa menambat hati lawan,
sebaliknya kekerasanakan menimbulkan dendam.
b. .Kebersihan, kerapian dan ketertiban, Pengetahuan tentang hubungan kebersihan
dengan lingkungandibentuk melalui proses pendidikan, tetapi kepekaan
terhadapkebersihan dibangun melalui proses pembiasaan sejak kecil.Konsisitensi
orang tua terhadap keharusan anak untuk cuci tangan sebelum makan, cuci kaki
sebelum tidur, mandi dan gosok gigi secara teratur, menyapu lantai dan halaman
rumah,8 buang sampah di tempat sampah, menempatkan sepatu
ditempatnya,merapikan baju dan buku dikamarnya. Merapikan tempat tidur
setiapbangun tidur, adalah merupakan pekerjaan membiasakan anak padahidup bersih
hingga kedasaran akan kebersihan itu menjadi bagian darikepribadiannya.Pada usia
remaja kebersihan harus didukung oleh pengetahuanempirik, misalnya melihat benda
dan air kotor, tangan kotor dansebagainya dengan mikroskup sehingga bisa menyaksikan
sendirikuman-kuman penyakit pada sesuatu yang kotor tersebut. Adapunperilaku
bersih pada masyarakat diwujudkan dengan pengaturan yangbersistem, misalnya
sistem pemeliharaan kebersihan umum lengkapdengan sarana yang tesedia, sistem
sanitasi, sistem pembuangan limbahditempat umum kemusian didukung dengan
peraturan yang menjaminkelangsungan hidup bersih dan tertib
c. Kejujuran, Kejujuran merupakan sifat terpuji. Dalam bahasa arab disebutdengan
istiah siddq dan amanah. Siddiq artinya benar, amanah artinyadapat dipercaya, ciri
orang jujur adalah tidak suka bohong, meskidemikian jujur yang berkonotasi positif
berbeda dengan jujur dalam artilugu dan polos. Dalam sifat amanah mengandung arti
cerdas, yaknikejujuran yang disampaikan dengan bertanggung jawab. Jujur
bukanberarti mengatakan semua yang diketahui apa adanya, tetapimengatakan apa yang
diketahui sepanjang mengandung kebaikan dantidak menyebutnya jika diperkirakan
memabawa akibat buruk bagi dirinya dan orang lain.
d. Disipilin, Tingkah laku disiplin dilakukan karena mengikuti suatu komitmen.Disiplin
bisa berhubungan dengan kejujuran, bisa juga
tidak. Kejujuran juga diwariskan oleh genetika orang tuannya, terutama ketika anakm
asih dalam kandungan, secara psikologis dapat menetas pada anaknya.Keharmonisan
orang tua didalam rumah akan sangat berpengaruhdalam membentuk watak dan
kepribadian anak-anak pada umurperkembangannya. Ketika anak masih kecil,
pantang orang tuabebohong kepada anaknya, karena kebohongan yang diarasakan olehanak
akan menimbulkan kegelisahan serta merusak tatanan psikologiseorang anak.Pada
anak usia kelas IV SD hingga SLTP, kejujuran sebaiknyadibiasakan sejalan dengan
kedisplinan hidup, disiplin belajar, disiplinibadah, displin bekerja membantu orang
tua di rumah, disiplinkeuangan dan dan disiplin agenda harian anak. Pada anak usia
SMAkejujuran dan kedisiplinan yang ditanamkan harus sudah disertai alasanyang
rasional, baik dalam kehidupan dalam rumah tangga, sekolahmaupun dilingkungan
masyarakat. Sistem punishment dan rewardsudah bisa diterapkan secara rasional.Pada
usia mahasiswa, kejujuran dan kedisiplinan dinisyakanmelalui pemberian
kepercayaan dalam berbagai tanggungjawab.kepadamereka sudah ditekankan

8
Ibid ., hal. 9
komitmen dan substansi, sementara prosedurdan teknik mungkin harus sudah
diserahkan kepada seni dan kreatifitas mereka. 9

9
Ibid., hal. 9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penguatan pendidikan moral ataupun pendidikan karakter yang ada dalam konteks
sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sudah melanda di negara
kita. Krisis tersebut berupa banyaknya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan
terhadap anak-anak dan remaja, pencurian remaja, kejahatan terhadap teman,
kebiasaan menyontek, pornografi, penyalahgunaan obat-obatan, dan perusakan milik
orang lain yang yelah menjadi masalah social sehingga pada saat ini belum bisa
diatasi secara tuntas. Oleh karena itu betapa sangat pentingnya karakter pada
pendidikan. Para ahli pendidikan karakter melihat proses internalisasi nilai dalam
pembelajaran, termasuk internalisasi pendidikan karakter di Madrasah pada dua
pendekatan. Pertama, Madrasah secara terstruktur mengembangkan pendidikan
karakter melalui kurikulum formal. Kedua, pendidikan karakter berlangsung secara
alamiah dan sukarela melalui jalinan hubungan interpersonal antar warga madrasah,
meski hal ini tidak diatur secara langsung dalam kurikulum formal.Pada beberapa
madrasah yang memanfaatkan peluang-peluang belajar di luar kelas sebagai wahana
pengembangan pendidikan, kegiatan ektrakuriluler muncul sebagai keunggulan
tersendiri yang pada giliranya melahirkan kredibilitas tersendiri bagi lembaga. Tidak
jarang kita dengar alasan-alasan orang tua dalam memilih sekolah sebagai tempat
belajar anaknya atas dasar pertimbangan merekaterhadap sejumlah kegiatan di luar
kegiatan tatap muka di kelas.Dengan demikian, kegiatan ektrakurikuler dapat
dikembangkan dalam beragam cara sebagai media pendidikan karakter.
Penyelenggaraan kegiatan yang memberikan kesempatan luas kepada pihak
madrasah, pada giliranya menuntut kepala madrasah, guru, siswa dan pihakpihak
yang terkait untuk secara efektif merancang sejumlah kegiatan sebagai muatan
kegiatan ektrakurikuler berbasis pendidikan karakter.Dengan masing masing peran
yang dilakukan dengan baik oleh keluarga, sekolah maupun masyarakat dalam
pendidikan, yang saling memperkuat dan saling melengkapi antara ketiga pusat itu,
akan memberi peluang besar mewujudkan sumber daya manusia terdidik yang
bermutu.

B. Saran
Dengan adannya makalah ini maka diharapkan sebagai calon guru SD/MI kita dapat
mengembangkan atau mengkombinasian mata pelajaran dengan pendidikan karakter
dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai