Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN1

A. Latar belakang

Maksiat hati merupakan sifat-sifat yang tercela (Madzmumah) yang terdapat


dalam hati  Sementara jalan untuk menyucikan hati dari semua itu sangatlah panjang
dan pengobatannya sangatlah sulit. Secara umum ilmu dan praktik terapi hati saat ini
telah banyak hilang. Penyebabnya adalah kelalaian manusia atas diri mereka sendiri
dan kesibukan mereka dalam mengumpulkan perhiasan dunia.

B. Rumusan masalah

1. Apa devinisi dari maksiat hati?


2. Berikan contohnya?
3. Bagaimana cara mengatasinya?

C. Tujuan penulisan

1. Agar mengetahui devinisi dari maksiat hati


2. Agar mengetahui cara mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan
maksiat hati

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Maksiat hati

Maksiat (Bahasa arab : Sayyi’ah, khathi’ah, dzanbun, dan itsmun) adalah


perilaku atau tindakan manusia yang melanggar hukum moral yang bertentangan
dengan perintah ALLAH SWT.

Maksiat hati adalah segala dosa yang muncul dari segumpal darah tersebut.

Nabi tegaskan,

"Sesungguhnya di dalam badan ini terdapat sekerat daging. Jika ia baik, maka baiklah
seluruh badan, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh badan. Sesungguhnya itu
adalah hati." (HR Bukhari).

Imam Al Ghazali mengumpamakan anggota badan manusia sebagai rakyat.


Maka manusia sebagai seorang pemimpin bagi semua anggota badannya harus
berpikir baik-baik untuk menjaganya

Maksiat sendiri berasal dari kata yang memiliki makna menentang,


mendurhakai,melanggar, dan membangkang. Artinya jika kita durhaka kepada Allah
dengan melanggar larangan-larangan yang telah ditetapkan-Nya, maka otomatis kita
telah bermaksiat kepada Allah Swt.

Dikutip dari Kitab Bidayatul Hidayah, tentang  tiga penyakit  hati, yang
ketiganya saat ini banyak menggrogoti hati orang-orang yang berilmu juga hati dari
kebanyakan manusia , tiga penyakit hati ini menjadi biang dari penyakit-penyakit hati
lainnya. Ketiga penyakit yang dimaksud adalah: Hasad (dengki), Riya’(suka pamer),
dan ‘Ujub (suka membanggakan amal diri sendiri). Dan hendaklah kita menghindari
penyaki-penyakit hati tersebut dengan semaksimal mungkin  yakni melakukan
menyucikan hati, antara lain dengan membangun dan menata niat dalam mempelajari
suatu ilmu dengan sungguh-sungguh untuk mencapai ridMaksiat dapat bermakna

2
perbuatan dosa, buruk atau tercela. Umat muslim kerap memaknai maksiat sebagai
perbuatan yang melanggar perintah Allah. Di samping itu, maksiat bisa berarti
perbuatan menentang, membangkang atau mendurhakai. Maka dari itu maksiat
merupakan perbuatan yang wajib kita hindari.

Dalam Al-Qur’an surah an-Nisa’ ayat 14 disebutkan:

ٌ ‫ْص هَّللا َ َو َرسُولَهُ َويَتَ َع َّد ُحدُو َدهُ يُ ْد ِخ ْلهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا َولَهُ َع َذابٌ ُم ِه‬
‫ين‬ ِ ‫َو َم ْن يَع‬

Artinya: “Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan
melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api
neraka sedang ia kekal di dalamnya dan baginya siksa yang menghinakan”.

Salah satu contoh yang masuk dalam kategori maksiat adalah maksiat hati.
Sebagian dari beberapa maksiat hati ialah pamer dengan perbuatan-perbuatan baik, di
antaranya riya’ yang artinya beramal karena ingin dilihat oleh orang lain. Riya’ bisa
meleburkan pahala, sebagaimana ‘ujub (bangga diri) terhadap ketaatannya kepada
Allah. Sikap ‘ujub merupakan seseorang yang melihat bahwa ibadah tersebut muncul
dari dirinya tanpa adanya fadlumminallah.

Selain itu, termasuk maksiat hati adalah ragu akan keberadaan Allah Swt,
merasa aman dari azab (siksa) Allah Swt, serta putus asa dari rahmat-Nya. Maksud
dari merasa aman terhadap azab Allah Swt adalah dengan melakukan perbuatan
maksiat, sedangkan dia meyakini bahwa Allah Swt itu Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, yang akan mengampuni segala perbuatannya.

Orang-orang yang seperti itu termasuk golongan orang-orang yang merugi.


Hal itu mirip dengan sikap dan perilaku orang munafik, yaitu orang-orang yang
berpura-pura percaya atau setia kepada agama, padahal hatinya tidak demikian.

Kemudian putus asa dari rahmat Allah Swt. Putus asa dari rahmat Allah
merupakan dosa besar. Meskipun seseorang tersebut telah melakukan perbuatan dosa,
tetap tidak diperbolehkan untuk putus asa. Salah satu penyebab munculnya rasa putus
asa adalah dikarenakan mempunyai sifat berprasangka buruk terhadap rahmat dan
pemberian Allah Swt. Padahal di dalam Al-Qur’an, Allah Swt telah

3
menginformasikan dengan jelas dengan melarang hamba-Nya untuk berputus asa dari
rahmat-Nya.

ho Allah swt.

Di antara Maksiat hati adalah :

1. Ria’ dengan amal kebaikan, yaitu beramal kebaikan agar mendapat pujian dari
manusia. Perbuatan ria ini dapat meleburkan pahala dari amal baik yang dikerjakan,
seperti ujub yaitu merasa bahwa ibadahnya timbul dari dirinya sendiri atau usahanya
semata-mata, bukan dari karunia Allah SWT.
2. Meragukan adanya Allah SWT, yang diragukan kesempurnaan Allah SWT dan sifat-
sifat wajib bagi-Nya, Merasa aman dari murka Allah SWT padahal dosanya melimpah
dan amal ibadahnya tidak sempurna atau malas, putus asa dari rahmat Allah SWT,
padahal Allah SWT. 
3. Takabur atau sombong terhadap hamba-hamba Allah SWT, Yaitu menolak sesuatu
yang hak atau benar, menghina manusia dan menganggap bahwa ia lebih baik atau
lebih unggul dari pada kebanyakan makhluk Allah SWT (padahal mungkin
sesungguhnya orang lain lebih baik dari padanya. Maka pada hakikatnya orang yang
paling bodoh di dunia ini adalah orang yang takabur, disamping orang yang musyrik.
4. Hiqdu (dendam) Yaitu menyembunyikan rasa permusuhan padahal selalu mencari
kesempatan untuk mencelakakan orang lain.
5. Hasud Yaitu membenci kenikmatan yang ada pada orang lain dan batinnya merasa
tertekan apabila ia tidak membencinya atau tidak memenuhi tuntutan hasudnya (yaitu
berusaha menghilangkan nikmat orang lain).
6. Buruk sangka kepada Allah SWT,. Mendustakan takdir/qadha Allah SWT
(menganggap semua kejadian tidak masuk akal dan bukan merupakan takdir Alloh
SWT.
7. Merasa gembira melakukan perbuatan maksiat, baik yang dilakukannya sendiri atau
yang dilakukan oleh orang lain dan mengingkari janji walaupun kepada orang kafir.
8. Bakhil atau enggan melaksanakan kewajiban dari Allah SWT (missal zakat dan
sebagainya), kikir, tamak dan rakus terhadap harta orang lain, menghina suatu perkara
dan menganggap kecil perkara yang diagungkan Allah SWT.

4
B. Dampak dari maksiat2
Perbuatan maksiat memiliki dampak yang buruk pada diri orang yang
melakukannya. Dosa juga membahayakan hati dan fisik. Imam ibnu qoyim memberi
penjelasan mengenai berbagai dampak dari perbuatan maksiat. Berikut ini adalah
dampak dari perbuatan maksiat menurut Imam Ibnu Qayyim, sebagaimana dikutip
dari kitabnya berjudul Al-Jawab Al-Kafi li Man Sa’ala an ad-Dawa’ asy-Syafi: 
1. Hilangnya ilmu  

Ibnu Qayyim menjelaskan, ilmu pengetahuan adalah cahaya yang


diberikan oleh Allah SWT kepada setiap hati Muslim. Maka, perbuatan
maksiat yang melanggar perintah Allah SWT akan memadamkan cahaya
itu .

2. Kekosongan hati

Seorang pendosa akan mengalami kesepian dalam hatinya,


yaitu antara dirinya dan Allah SWT. Rasa kesepian ini pun akan
menimpa dirinya dalam aspek hubungan sosial terutama terkait
hubungannya dengan orang-orang baik 

3. Ditimpa kesulitan hidup

Seorang pendosa maka akan ditimpa berbagai urusan yang


membuatnya merasa sulit dalam mengarungi kehidupan. Dia merasa
dosa-dosa yang telah dilakukannya bukanlah faktor yang mempersulit,
karena dia cenderung merasa bahwa perkara itu memang sulit diatasi  

4. Kegelapan hati 

Orang yang suka berbuat maksiat maka dia akan menemukan


kegelapan di dalam hatinya dan ini menjadi kenyataan dalam
hidupnya. Hati dan tubuhnya melemah untuk berbuat baik dan
cenderung menuruti perbuatan maksiat.

2
https://annurngrukem.com/maksiat-hati-manusia-wajib-jauhi-in

5
5. Memperpendek umur 

Ibnu Qayyim juga memaparkan bahwa dosa yang telah


dilakukan akan memperpendek usia dan merusak keberkahan yang
diberikan padanya 

6. Terjerumus dalam dosa

Maksudnya adalah, orang yang melakukan dosa akan terus


terarah pada perbuatan buruk yang lain. Singkatnya, dosa akan
membawa pada dosa, dan ketaatan menjalankan perintah Allah SWT
akan terus membawanya pada ketaatan  

7. Mencegah pertobatan 

Dosa akan mencegah pelakunya untuk melakukan pertobatan.


Dan dia diibaratkan menjadi tawanan setan  

8. Bangga pada perbuatan dosa 

Seorang pendosa lambat-laun akan membuat dia sombong dan


bahkan menyombongkan perbuatan maksiat yang dilakukannya  

9. Derajatnya jatuh di mata Allah SWT

Orang yang melakukan maksiat maka akan berada pada posisi


yang rendah di mata Allah SWT. Derajatnya pun akan jatuh di sisi-
Nya 

10. Mewariskan penghinaan dan merusak pikiran 

Dosa akan membuat pelakunya diwarisi penghinaan.


Pikirannya juga akan rusak karena menggelapkan sisi terang orang
tersebut 

11. Menyebabkan bencana gempa

6
Perbuatan dosa yang dilakukan akan menimbulkan sikap
berlebih-lebihan pada diri manusia dan bisa memicu terjadinya
bencana gempa bumi 

12. Membutakan hati 

Dosa menyebabkan rasa cemburu dalam hati, rasa malu,


mengaburkan cahaya hati dan membutakan hati.

13. Menghancurkan sendi-sendi bernegara 

Dosa juga berdampak pada perbuatan korupsi yang bisa


merusak tatanan masyarakat dan negara. Dosa juga dapat mewariskan
kehancuran pada suatu

7
BAB III
KESIMPULAN

Maksiat hati merupakan sifat-sifat yang tercela (Madzmumah) yang terdapat


dalam hati  Sementara jalan untuk menyucikan hati dari semua itu sangatlah panjang
dan pengobatannya sangatlah sulit. Secara umum ilmu dan praktik terapi hati saat ini
telah banyak hilang. Penyebabnya adalah kelalaian manusia atas diri mereka sendiri
dan kesibukan mereka dalam mengumpulkan perhiasan dunia.

Setiap perbuatan manuasia akan selalu menimbulkan dampak, baik dampak


tersebut untuk dirinya sendiri atau orang lain ,begitu pula maksiat hati juga
mempunyai dampak yang sangat berpengaruh bagi diri nya sendiri dan juga orang lain
anatara lain Hilangnya ilmu  ,Kekosongan hati,ditimpa kesulitan hidup ,Kegelapan
hati,Memperpendek umur ,Terjerumus dalam dosa,Bangga pada perbuatan
dosa ,Derajatnya jatuh di mata Allah SWT,Mewariskan penghinaan dan merusak
pikiran ,,Menyebabkan bencana gempa, Membutakan hati ,Menghancurkan sendi-
sendi bernegara .

Anda mungkin juga menyukai