Oleh kelompok 2:
Puji dan Syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun tugas
makalah dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam tugas ini kami
akan membahas mengenai Seni Membatik. Tugas makalah ini telah dibuat dengan
berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan tugas ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangunkan kami.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan tugas selanjutnya. Akhir kata semoga tugas yang kami buat ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan dapat memberikan nilai lebih
pada proses.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................................3
A. Pengertian Batik............................................................................................3
B. Sejarah Batik di Indonesia...........................Error! Bookmark not defined.
C. Teknik Membatik..........................................................................................6
D. Ragam Batik..................................................................................................8
E. Pengaruh Membatik Ecoprint terhadap Perkembangan Kreativitas Seni
Anak di Taman Kanak-Kanak............................................................................12
F. Kegiatan Membatik Pada Anak Usia 7-8 Tahun........................................18
G. Kegiatan Ekstrakurikuler Membatik Terhadap Kemampuan Membatik Seni
Rupa Siswa Sekolah Dasar.................................................................................19
BAB III PENUTUP...............................................................................................21
A. Kesimpulan.................................................................................................21
B. Saran............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batik merupakan sebuah karya seni yang berasal dari budaya
Indonesia dengan corak yang beragam dengan mengadaptasi berbagai bentuk
dari eksplorasi alam maupun kebudayaan yang ada di Indonesia. Serta tata
warna yang khas dari setiap daerah yang menunjukan identitas bangsa
Indonesia.
Batik juga merupakan sebuah ikon produk atau aset budaya bangsa
Indonesia yang memiliki nilai historis serta memiliki kualitas dan dapat
bersaing dengan kesenian tradisional negara lain. Seiring dengan
perkembangan kebudayaan, itu tidak menghilangkan ciri khas batik yang
memiliki nilai tradisional.
Teknologi pada saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat
terlihat dengan perkembangan pembuatan batik yang semakin mengalami
pengembangan dimana batik saat ini memiliki berbagai banyak jenisnya dari
mulai batik printing atau pembuatannnya menggunakan mesin cetak serta ada
juga jenis canting elektronik.
Pada masa ini, batik tidak hanya dinikmati atau dipakai oleh seorang
bangsawan keraton akan tetapi batik pada masa kini bersifat universal artinya
dapat dinikmati oleh setiap orang dari mulai anak-anak, remaja maupun
dewasa tanpa melihat jabatan maupun kasta.
Salah satu yang menjadi harapan agar batik akan terus terjaga
pelestariannya yaitu dengan adanya pengrajin batik. Pengrajin batik pada
setiap daerah di Indonesia sudah semakin banyak akan tetapi jumlahnya
belum merata pada setiap daerah di Indonesia dimana ada yang jumlahnya
banyak maupun sedikit bahkan tidak sedikit daerah yang tidak mempunyai
pengrajin batik. Pengrajin batik merupakan hal terpenting untuk
1
keberlangsungannya budaya batik di Indonesia. Semoga dengan adanya
makalah Seni Membatik ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.
2
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Batik?
2. Jelaskan Sejarah Batik di Indonesia!
3. Jelaskan Teknik dalam membatik!
4. Jelaskan berbagai ragam batik di Indonesia!
5. Jelaskan Pengaruh Membatik Ecoprint terhadap Perkembangan
Kreativitas Seni Anak di Taman Kanak-Kanak!
6. Jelaskan Kegiatan Membatik Pada Anak Usia 7-8 Tahun!
7. Jelaskan pengaruh Ekstrakurikuler Membatik Terhadap Kemampuan
Membatik Seni Rupa Siswa Sekolah Dasar!
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang batik.
2. Menjelaskan Sejarah Batik di Indonesia.
3. Menjelaskan Teknik dalam membatik.
4. Menjelaskan berbagai ragam batik di Indonesia.
5. Menjelaskan Pengaruh Membatik Ecoprint terhadap Perkembangan
Kreativitas Seni Anak di Taman Kanak-Kanak.
6. Menjelaskan Kegiatan Membatik Pada Anak Usia 7-8 Tahun.
7. Menjelaskan pengaruh Ekstrakurikuler Membatik Terhadap Kemampuan
Membatik Seni Rupa Siswa Sekolah Dasar.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Batik
Batik merupakan hal yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia saat
ini. Batik merupakan salah satu warisan nusantara yang unik. Keunikannya
ditunjukkan dengan barbagai macam motif yang memiliki makna tersendiri.
Menurut Asti M. dan Ambar B. Arini (2011: 1) berdasarkan etimologi dan
terminologinya, batik merupakan rangkaian kata mbat dan tik. Mbat dalam
bahasa Jawa dapat diartikan sebagai ngembat atau melempar berkali-kali,
sedangkan tik berasal dari kata titik. Jadi, membatik artinya melempar titik
berkali-kali pada kain. Adapula yang mengatakan bahwa kata batik berasal
dari kata amba yang berarti kain yang lebar dan kata titik. Artinya batik
merupakan titik-titik yang digambar pada media kain yang lebar sedemikian
sehingga menghasilkan pola-pola yang indah. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, batik memiliki arti kain bergambar yang pembuatannya secara
khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian
pengolahannya diproses dengan cara tertentu.
Batik sudah ada sejak jaman Majapahit dan sangat populer sampai
saat ini. Tidak ada yang dapat memastikan kapan batik tercipta. Namun, motif
batik dapat terlihat pada artefak seperti pada candi dan patung. Menurut Asti
M. dan Ambar B. Arini (2011: 1) kesenian batik adalah kesenian gambar di
atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-
raja Indonesia. Memang pada awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam
keraton, untuk pakaian raja dan keluarga, serta para pengikutnya. Batik yang
masuk kalangan istana diklaim sebagai milik dalam benteng, orang lain tidak
boleh mempergunakannya. Hal inilah yang menyebabkan kekuasaan raja
serta pola tata laku masyarakat dipakai sebagai landasan penciptaan batik.
Akhirnya, didapat konsepsi pengertian adanya batik klasik dan tradisional.
Penentuan tingkatan klasik adalah hak prerogatif raja.
5
6
masing. Lama kelamaan kesenian batik ini ditiru oleh rakyat jelata dan
selanjutnya meluas sehingga menjadi pekerjaan kaum wanita rumah tangga
untuk mengisi waktuluang mereka. Bahan-bahan pewarna yang dipakai ketika
membatik terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri
antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila. Bahan sodanya dibuat
dari soda abu, sedangkan garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Seni batik merupakan salah satu kesenian khas Indonesia yang sejak
berabad-abad lamanya hidup dan berkembang. Batik merupakan salah satu
bukti peninggalan sejarah budaya bangsa Indonesia (Handoyo, 2008: 3).
Banyak hal dapat terungkap dari seni batik seperti latar belakang
kebudayaan, kepercayaan, adat istiadat, sifat dan tata kehidupan, alam
lingkungan, cita rasa, tingkat keterampilan, dan lain-lain.Berbicara mengenai
batik tidak lengkap jika tidak membahas mengenai pengertian, jenis, serta
ornamen yang ada pada batik. Batik berasal dari kata “mba” (menulis) dan
“tik” (titik) dapat diartikan dengan menulis titik-titik menggunakan alat
canting dan lilin malam di atas kain. Dengan kata lain, batik merupakan karya
seni dengan teknik pewarnaan rintang ruang dengan memanfaatkan lilin
malam sebagai perintang warna (Ginanjar, 2015: 45). Sejalan dengan
Ginanjar, Ramadhan (2013: 13) menjelaskan bahwa batik berasal dari kata
“amba” dan “tik” yang artinya adalah menulis/melukis titik. Ada lagi yang
mengatakan kata batik sebenarnya berasal dari kata titik, yang diberi imbuhan
mba. Dalam bahasa Jawa, imbuhan mba ini mengubah fungsi sebuah kata
menjadi kata kerja. Jadi, batik diartikan sebagai pekerjaan membuat titik
Dalam suatu proses pembuatan batik/karya seni ada gagasan awal yang
tercipta. Setiap karya seni dihasilkan oleh seniman lewat suatu proses
tertentu. Proses ini merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari kegiatan
batiniah serta lahiriah, dilakukan seniman atau pelaku seni dengan target
terwujudnya tampilan karya seni. Bagi seniman proses ini merupakan sarana
dasar untuk menopang terwujudkannya karya seni yang diinginkan.Setiap
seniman terobsesi agar karya seni yang dihasilkan berpenampilan spesifik.
Karena itu dipilihlah proses tertentu yang dapat mendukungnya, yaitu proses
8
kreasi (Soehardjo, 2012: 113). Menurut Syarif (2018: 11) menyatakan bahwa
karya seni diciptakan dengan maksud atau tujuan tertentu, dengan cara
mentransfer dari proses mencipta kepada ciptaan (work of art). Tujuan
dibuatnya karya seni ini ada di tengahtengah, di antara aktivitas manusia dan
kegunaan benda pakai.
C. Teknik Membatik
Diperkirakan sudah ada sejak jaman kerajaan Majapahit, Batik
merupakan salah satu budaya Indonesia yang telah diakui dunia dan juga
telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya
Lisan dan Non bendawi (Masterpieces of the Oral an Intagible Heritage of
Humanity) pada 2 Oktober 2009. Karenanya, pemerintah Indonesia kemudian
Menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai hari batik nasional. Di Indonesia,
hampir setiap daerah memiliki batik masing-masing dengan berbagai macam
motif, ciri khas, makna simbolik dan juga teknik pembuatannya. Dari itu
semua, ternyata ada 5 teknik yang umum dipakai untuk membuat batik.
1. Teknik Canting
Tulis Canting adalah alat khas Jawa yang digunakan untuk
menuliskan motif batik diatas kain mori. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa canting berfungsi sebagai pena dengan cairan malam
sebagai tintanya. Seluruh proses pembatikan dengan teknik canting tulis
dilakukan secara tradisional dan manual, karenanya motif satu dengan
yang lain tidak simetris dan ukurannya pun tidak akan bisa sama persis.
Pada penggunaan teknik canting tulis, warna motif pada kain bagian
depan dan belakang memiliki kesamaan, hal ini disebabkan proses
membatik dilakukan dikedua sisi kain. Batik canting tulis juga memiliki
aroma yang khas. Hal ini dikarenakan pada teknik canting tulis proses
pewarnaan menggunakan pewarna alami, misalnya kulit kayu teger untuk
warna kuning, daun tom dan akarnya untuk warna biru, kulit kayu tingi
untuk warna hitam, dan kayu jambal untuk warna cokelat. Ukuran kain
9
D. Ragam Batik
1. Batik Mega Mendung
Motif batik yang pertama adalah mega mendung. Motif ini
merupakan salah satu jenis batik yang paling populer di Cirebon, Jawa
11
Barat. Motif batik mega mendung identik dengan pola yang mirip seperti
bentuk awam serta memiliki makna maupun filosofi yang dalam. Arti dari
motif batik mega mendung salah satunya ialah nilai kesabaran yang harus
ada di dalam di setiap manusia.
Mega mendung memiliki 7 gradasi warna yang menjadi pelapisnya.
Nama motif ini berasal dari kata mega yang artinya adalah awan atau
langit. Sementara itu, mendung merupakan langit yang meredup ketika
hujan akan turun.
Gradasi warna dari motif batik mega mendung inilah yang disebut
sesuai dengan 7 lapisan langit. Selain itu, istilah dari mendung juga dapat
diartikan sebagai sifat yang sabar atau tidak mudah marah dalam
kehidupan seorang manusia.
2. Batik Sogan
Berbeda dengan mega mendung, motif batik sogan berasal dari
Solo dan Yogyakarta dengan ciri khas berwarna coklat mudah dan
memiliki aksen bunga dan titik-titik. Selain itu, ada pula lengkungan
maupun garis di dalam motif batik sogan ini. Sebagai tambahan informasi,
motif batik sogan merupakan motif batik favorit Presiden RI, Joko Widodo
Motif sogan ternyata sudah ada sejak zaman nenek moyang dan
biasa digunakan oleh para raja di keraton maupun kesultanan. Motif sogan
cukup populer, sebab motif ini memiliki warna yang elegan yaitu
kombinasi dari hitam dan cokelat. Meskipun motif serta warna batik
semakin beragam dan bervariasi, tetapi motif batik sogan tetap menjadi
motif batik yang khas di Indonesia.
3. Batik Tujuh Rupa
Salah satu daerah di Indonesia cukup terkenal sebagai daerah
pengrajin dan pusat batik yaitu Pekalongan, Jawa Tengah. Jadi, tidak heran
apabila kota Pekalongan saat ini dikenal sebagai kota pengrajin batik
terutama motif batik pesisir yang memiliki beragam warna.
Batik Pekalongan memiliki ciri khas yaitu didominasi oleh motif
tumbuh-tumbuhan serta hewan. Bukan hanya memiliki motif bunga yang
12
cerah saja, tetapi motif batik Pekalongan juga memiliki motif garis serta
titik-titik yang cukup mempesona.
Motif batik Pekalongan menggambarkan ciri kehidupan dari
masyarakat pesisir yang mudah beradaptasi dengan pengaruh dari budaya
luar, sehingga motif-motif serta warnanya terlihat sangat variatif.
Apabila dilihat dari sisi filosofisnya, para pengrajin batik
Pekalongan telah menempatkan hiasan keramik Tiongkok sebagai suatu
penanda akulturasi dari ikatan budaya leluhur yang di dalam lukisannya
memiliki kelembutan maupun kefasihan.
4. Batik Kartini
Motif batik Indonesia selanjut adalah batik kartini yang dikenal di
daerah Jepara sebagai daerah penghasil ukiran kayu. Selain batik kartini,
ada dua motif yang paling terkenal dari Jepara yaitu motif lama dan motif
baru.
Motif batik Jepara, memiliki beberapa karakteristik yang cukup
mencolok, contohnya seperti lung dengan warna hitam hingga flora fauna
yang berupa daun ulir hijau atau gajah dengan warna coklat. Sementara
itu, untuk versi motif batik baru, Jepara telah melakukan inovasi
contohnya seperti batik tenun hingga batik tulis yang saat ini telah dikenal
sebagai batik kartini.
5. Batik Betawi
Setiap daerah di Indonesia, memiliki motif khas batiknya masing-
masing termasuk di masyarakat Betawi atau Jakarta. Batik betawi ini
menjadi motif batik yang banyak disukai oleh para kolektor batik di
nusantara.
Pada umumnya, batik betawi menonjolkan warna-warna cerah serta
menampilkan nilai budaya dari masyarakat Betawi. Ada beberapa gambar
motif yang cukup dominan pada kain batik Betawi, contohnya seperti
ondel-ondel, Monas, Sungai Ciliwung hingga Peta Ceila. Biasanya, motif
dari batik Betawi cocok dikenakan pada acara-acara formal, seperti
perhelatan dari Abang None Jakarta atau acara kenegaraan.
13
6. Batik Asmat
Meskipun batik identik dengan warisan dari budaya Jawa, tetapi
bagian timur dari Indonesia pun memiliki jenis batik yang tidak kalah
menawan dan mempesona. Salah satunya adalah provinsi Papua yang
dikenal memiliki motif batik Asmat.
Batik Asmat, dikenal dengan motif berwarna cerah seperti terakota
ataupun warna yang sedikit kecoklatan seperti warna-warna tanah. Motif
batik Asmat, biasanya didominasi oleh corak ukiran yang unik dan khas
dari Suku Asmat, Papua. Contoh dari batik Asmat adalah motif yang
berupa ukiran patung dan menjadi keunikan bagi suku asli penghuni Bumi
Cendrawasih.
7. Batik Kamoro
Motif batik selanjutnya adalah motif batik Kamoro yang berasal
dari Papua. Motif batik ini memiliki gambar yang menyerupai patung yang
berdiri sambil membawa satu bilah tombak.
Warna-warna yang umum ditampilkan pada motif Suku Kamoro,
biasanya adalah warna yang cerah serta berani, seperti biru, hijau, kuning,
merah mudah, merah atau bahkan hitam.
Motif batik Kamoro juga dipengaruhi oleh beberapa kebudayan,
contohnya seperti Suku Kamoro serta pengaruh batik Jawa yang dibawa
oleh para pengrajin batik asal Pulau Jawa. Penggunaan dari kain batik
Kamoro, tidak hanya digunakan untuk pakaian saja, tetapi juga digunakan
untuk sprei ataupun lainnya.
8. Batik Cendrawasih
Daerah Papua juga memiliki batik dengan motif lainnya yaitu
Cenderawasih. Salah satu ciri khas dari motif batik Cendrawasih ialah
menggunakan warna cerah maupun mencolok, contohnya seperti kuning
keemasan, hijau, merah dan warna lainnya.
Motif batik Cendrawasih tergolong sebagai motif kekinian dan
populer, sebab burung Cendrawasih adalah ikon dari daerah Papua. Sesuai
14
ide dan gagasan tanpa batas sehingga menghasilkan karya kreatif. Selain
itu dalam proses kegiatan juga mengembangkan aspek lainnya seperti
motorik, kognitif, social emosional, nilai moral agama dan kognitif anak.
Dampak postif lainnya adalah anak memiliki rasa percaya diri dan mandiri
dalam menciptakan hal baru lainnya.
memberikan warnanya. Pada saat pewarnaan yaitu ketika kain yang sudah
dicanting dicelupkan (pelorodan), anak akan melihat perbedaan ketika warna
tersebut semakin lama semakin pekat. Anak akan mempelajari sesuatu yang
baru dan melatih memberikan warna.
Penggunaan media membatik pada anak usia dini perlu diperhatikan
aspek keamanannya. Aspek keamanan ini adalah keamanan anak dalam
menggunakan media membatik. Keamaan yang dipertimbangkan antara lain
keamanan dari api yang digunakan untuk meleburkan lilin malam dan
keamanan dalam menggunakan canting saat membatik. Untuk itu, yang perlu
dipertimbangkan adalah kondisi kompor sewaktu mencanting. Letak kompor
ini diletakkan di depan anak dengan jarak yang tidak terlalu dekat dan dengan
pengawasan guru. Saat kegiatan mencanting juga perlu dipertimbangkan segi
keamanannya. Canting memiliki beberapa komponen, yaitu bagian
penampung lilin di saat membatik, bagian corong yang menyalurkan lilin
malam ke atas kain, dan bagian pegangan untuk memegang canting.
Penggunaan alat canting untuk anak dengan model yang disesuaikan dengan
kemudahan memegang canting. Penggunaan alat canting ini dengan
memposisikan bagian penampungnya selalu menghadap ke atas sehingga
isinya tidak tumpah.
dan otak kiri, otak kanan adalah tempat untuk perkembangaan halhal yang
bersifat artistik, kreativitas, perasaan, emosi, kemampuan intuitif, musik,
imajinasi, khayalan, warna, pengenalan diri dengan orang lain, sosialisasi,
dan pengembangan kepribadian. Sementara itu, otak kiri berkaitan dengan
fungsi akademik, berbicara, kemampuan tata bahasa, baca tulis, daya ingat,
pusat matematika, analisis, dan lain-lain. Otak kiri lebih baik dari pada otak
kanan atau sebaliknya bahwa aktivitas otak kanan dan otak kiri terutama pada
anak-anak kadang menjadi tidak seimbang dari aktivitas sekolah dimana
proses belajar mengajar lebih banyak mengasah kemampuan otak kiri dan
sedikit sekali mengembangan otak kanan.
Berdasarkan pembahasan diatas, dengan adanya membatik otak kanan
dan otak kiri menjadi terasah, sehingga adanya motivasi, kemampuan
bereksplorasi, kreativitas, dan kemandirian mampu menjadi pembiasaan pada
diri siswa. Melalui ekstrakurikuler membatik siswa dapat terampil dalam
membatik yang sesuai dengan ketentuanya dan mampu mengembangkan
bakatnya, membuat kreasi sesuai dengan imajinasi siswa, mengembangkan
kreativitas, mampu membantu siswa mengungkapkan perasaan, menambah
minat, membarikan bekal pada siswa, serta melatih kemandirian pada siswa.
Hal ini sesuai dengan pendapat Susanto (2013: 266-267) yang
mengatakan bahwa memilih metode yang akan digunakan guru dalam
program kegiatan pembelajaran, guru hendaknya kreatif dalam memilih
metode yang dipakai. Sehingga dengan pemilihan metode yang tepat, mampu
menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa agar
dapat menghasilkan sesuatu berdasarkan daya pikir atau kemampuannya.
Pemilihan metode yang tepat dapat membantu pembentukan kepribadian
anak. Selain itu dengan pemilihan metode yang tepat diharapkan anak dapat
menyalurkan ekspreasi jiwanya, menumbuhkan keberanian berkreasi yaitu
menyalurkan pikiran dan perasaan. Berdasarkan pembahasaan diatas, bahwa
adanya metode dan materi yang dipilih guru dapat menghasilkan karya seni
membatik siswa dari awalnya kurang maksimal menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
23
BAB III
PENUTUP
H. Kesimpulan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, batik memiliki arti kain
bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau
menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan
cara tertentu.
Batik sudah ada sejak jaman kerajaan Majapahit, Batik merupakan
salah satu budaya Indonesia yang telah diakui dunia dan juga telah ditetapkan
oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non
bendawi (Masterpieces of the Oral an Intagible Heritage of Humanity) pada 2
Oktober 2009. Karenanya, pemerintah Indonesia kemudian Menetapkan
tanggal 2 Oktober sebagai hari batik nasional. Di Indonesia, hampir setiap
daerah memiliki batik masing-masing dengan berbagai macam motif, ciri
khas, makna simbolik dan juga teknik pembuatannya. Teknik pembuatan
batik ada 5, yaitu: Teknik Canting, Teknik Cap, Teknik Celup Ikat, Teknik
Printing, Dan Teknik Colet.
I. Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna.
Kesalahan ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan
masalah yang masih kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah ini.
Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami butuhkan dalam
penyempurnaan makalah ini.
24
DAFTAR PUSTAKA
Dhani, S.R., Wiratma, S., Misgiya, M. (2020). Tinjauan Hasil Kerajinan Batik
Cap di Batik Sumut Medan Tembung Berdasarkan Warna Motif dan
Harmonisasi. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 9(1), 88-93.
Fatmala, Yeyen dan Sri Hartati. (2020). Pengaruh Membatik Ecoprint terhadap
Perkembangan Kreativitas Seni Anak di Taman Kanak-Kanak. Jurnal
Pendidikan Tambusai Volume 4 Nomor 2 Tahun 2020 Halaman 1143-
1155.
Hasnawati, Aulia Evawani Nurdin dkk. (2022). Mengenal Batik Nambo Melalui
Proses Membatik Bagi Warga Kecamatan Nambo Luwuk Banggai
Sulawesi Tengah. Sureq Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni
dan Desain Volume 1 Nomor 1 Tahun 2022.
Kartika, Lina Indra. (2009). Kegiatan Membatik Pada Anak Usia 7-8 Tahun Di
Sanggar Seni Dan Budaya. Perspektif Ilmu Pendidikan Vol. 20 Tahun
2009.
Prasetyo, S. A. (2016). Karakteristik motif batik Kendal interpretasi dari wilayah
dan letak geografis.Imajinasi: Jurnal Seni, 10(1), 51- 60.
25