TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Efektivitas
Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan
hasil yang telah dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang
(view point) dan dapat dinilai dengan berbagai cara dan mempunyai kaitan yang
erat dengan efisiensi. Seperti yang dikemukakan oleh Anthony (2009 : 203)
apakah suatu lembaga atau organisasi telah memenuhi tujuan yang ditetapkan
8
9
b. Struktur organisasi
Organisasi akan berjalan terarah jika memiliki tujuan yang jelas. Adanya
struktur yang menjalankan organisasi. Struktur yang baik adalah struktur yang
kaya akan fungsi dan sederhana. Selanjutnya, tanpa ada dukungan dan
partisipasi serta sistem nilai yang ada maka akan sulit untuk mewujudkan
2.2 Anggaran
yang baik pula sehingga program dan kegiatan yang dibuat telah mengakomodir
seluruh kebutuhan yang akan dilakukan selama satu tahun anggaran guna
kegiatan yang menyatakan perkiraan kinerja yang akan dicapai dalam kurun
waktu tertentu yang dibuat dalam bentuk rincian dana yang tertuang dalam
anggaran pada tahun mendatang, jika sudah tidak relevan maka perlu
dalam suatu unit kerja harus dikomunikasi sampai tingkat level bawah untuk
pada capaian target yang ditetapkan dengan realiasi yang dicapai serta
efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
anggaran (input) dengan keluaran (output) dan hasil (outcome) yang diharapkan
dari kegiatan dan program termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan
hasil tersebut”
Output dan outcome tersebut dituangkan didalam target kinerja yang telah dibuat
atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang
produksi.
mana tujuan sasaran strategis ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan
yang akan datang yang dinyatakan dalam visi dan misi organisasi
yang baik pada tahap awal pelaksanaan program akan memberikan manfat
sehingga tujuan dari perubahan yang terjadi dapat terwujud dengan baik.
sehingga tujuan organisasi tercapai sesuai dengan visi dan misi yang telah
ditetapkan.
b. Rule of Law, implementasi aturan tidak merugikan salah satu pihak dan tidak
menyeluruh dalam hal menentukan pilihan tentang apa yang terbaik bagi
f. Equity, Setiap warga negara atau masyarakat memiliki peluang yang sama
organisasinya.
estimasi kerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang
dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai oleh uang publik.
bagian yang tidak terpisahkan dari anggaran berbasis kinerja. Dengan demikian
strategis dan indikator kinerja terlebih dahulu sehingga kinerja anggaran dapat
anggaran yang dilaksanakan. Pelaksanaan anggaran yang tidak efektif dan tidak
sebagai berikut:
1. Pengukuran Efektivitas
2. Pengukuran Efisiensi
Efisiensi merupakan hal penting dari ketiga pokok bahasa value for
money. Efisiensi diukur dengan rasio antara output dan input. Semakin besar
dalam bentuk relatif, karena efisiensi diukur lewat perbandingan keluar dan
3. Pengukuran Ekonomi
pengukuran dan evaluasi anggaran kinerja atas pelaksanaan rencana kerja dan
RA
P= × 100 %
PA
Keterangan:
P : Penyerapan anggaran.
( )
i
n ∑ RA bulan ke j
∑ j=1
i
×100 %
∑ RPD bulan ke j
i=1
j=1
K=
n
Keterangan:
n : Jumlah bulan
( )
m
n
RVK ke i
∑ RKKI ke j
TKKI ke j
∑ TVK ke i
× j=1
m
×100 %
i=1
PK =
n
Keterangan:
PK : Pencapaian Keluaran
NE=50 % + ( 20E × 50 %)
Keterangan:
NE : Nilai efisiensi
E : Efisiensi
kinerja anggaran aspek implementasi tingkat satuan kerja terkait kegiatan yang
kurang.
∑ ( RKU
TKU ke i )
n
ke i
× 100 %
CH = i=1
n
Keterangan:
dengan bobot kinerja dari masing-masing aspek. Seperti pada rumus berikut ini:
Keterangan :
NK : Nilai kinerja
I : Nilai aspek implementasi
WI : Bobot aspek implemntasi
CH : Nilai aspek manfaat
WCH : Bobot aspek manfaat
meliputi:
oriented) alokasi anggaran yang disusun dalam dokumen rencana kerja dan
rencana.
Penerapan prinsip yang terakhir ini yakni prinsip ketiga tersebut diatas
berkaitan erat dengan kinerja yang menjadi tolok ukur efektivitas pengalokasian
tugas/fungsi/kegiatan.
efficiency).
1. Indikator Kinerja
atau kegiatan. Indikator Kinerja Utama (IKU) digunakan untuk menilai kinerja
24
kegiatan.
2. Standar Biaya
biaya masukan dan standar biaya khusus. Standar biaya umum digunakan
biaya sebagai alat untuk menilai efisiensi dari sistem “input base” ke
3. Evaluasi Kinerja
kualitas kinerja, baik dari sisi efisiensi dan efektifitas dari suatu
dan tindakan seseorang, badan hukum atau pimpinan organisasi kepada pihak
pemerintah.
program dan kegiatan yang telah ditetapkan pada awal pelaksanaan anggaran
dalam bentuk laporan akuntabilitas kinerja yang dievaluasi setiap akhir tahun
melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Untuk
27
adalah:
penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Renstra
impacts).
antara output dengan input baik untuk rencana maupun realisasi sehingga
tersebut.
7 predikat hasil evaluasi akuntabilitas kinerja, mulai dari yang paling rendah yaitu
kategori D sampai dengan yang tertinggi yaitu kategori AA. Nilai tersebut
berdasarkan hasil penilaian AKIP sebagaimana pada tabel 2.1. berikut ini:
apakah suatu lembaga atau organisasi telah memenuhi tujuan yang ditetapkan
kinerja. Sejalan dengan hal tersebut, Fitriyah (2020) juga menemukan bahwa
30
berbasis kinerja yang telah dicapai pemerintah daerah saat ini penting untuk
atas pelaksanaan program dan kegiatan pada suatu unit organisasi instansi
penerima manfaat atas penggunaan anggaran pada program K/L (PMK 249
Tahun 2011).
terdahulu sebagai landasan dan acuan terhadap arah dari penelitian ini.
1. Daryoto Muslih Utomo (2018) dengan judul Analisis Efisiensi dan Efektivitas
kinerja keuangan sektor publik dengan studi kasus pada KPPN Malang
periode 2015 – 2017. Penelitian bersifat deskriptif. Hasil yang diperoleh yaitu
(1) nilai kinerja KPPN Malang tahun 2015, 2016, dan 2017 adalah “Sangat
2015, 2016, dan 2017 adalah “Sangat Baik”, dan (3) tingkat efisiensi
32
meningkatkan efisiensinya.
berjalan baik pula. Hal ini dikarenakan dalam proses penyusunan anggaran
3. Rahmad Saleh dan Nina Andriana (2021) dengan judul Efektivitas dan
yang menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu: realisasi pagu anggaran pada
RKA-K/L atau DIPA; nilai aspek pengukuran pada IKPA; dan nilai aspek
solusi yang tepat, yang dibuktikan dengan peningkatan nilai pada aspek
konsistensi.
Dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk
anggaran.
alat pengumpulan data. Hasil uji kelayakan model (Anova) diperoleh nilai
Fhitung sebesar 71,481, dengan nilai Ftabel sebesar 2,43, maka nilai Fhitung > Ftabel
(71,481 > 2,43) dengan p-value (sig) 0,000 lebih kecil dari α sebesar 0,05,
sebesar 2,779, variabel monitoring dan evaluasi sebesar 4,555, dan variabel
Anak.
6. Hafiez Sofyani dan Made Aristia Prayudi (2018) dengan judul Implementasi
kinerja SKPD. Sejumlah 150 kuesioner dibagikan, dan hanya 97 yang diisi
anggaran dan akuntabilitas SKPD. Selain itu, akuntabilitas yang baik juga
periode mendatang. Selain itu pengujian pada Pemda dengan predikat “A”
seperti sarana dan prasarana yang kurang memadai, kualitas SDM rendah,
adminduk dan capil dengan alasan tidak penting, data adminduk dan capil
Desa, kualitas SDM Perangkat Desa dalam pelayanan masih rendah, belum
8. Alful Laila Rosyidah Noor Shofwah (2019) dengan judul Analisis Realisasi
anggaran belanja Dinas Sosial Kota Surabaya pada periode 2016- 2018.
hasil pencapaian tingkat efektivitas lebih dari 90%, hal ini dapat dikatakan
baik dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Hasil penelitian untuk
efisien, hal ini terjadi karena penggunaan anggaran belanja langsung lebih
ini dilakukan pada Pemerintah Daerah Kabupate Bogor Tahun 2019. Sampel
yang digunakan pada penelitian ini adalah dinas Kependudukan dan Catatan
yang optimal yaitu sebesar 94,28% untuk tahun 2019, dan pencapaian
38