Anda di halaman 1dari 27

GIZI BAYI

KEBUTUHAN GIZI PADA BAYI Dibandingkan dengan orang dewasa, kebutuhan bayi akan zat gizi sangat kecil. Namun, jika diukur berdasarkan presentase berat badan, kebutuhan bayi akan zat gizi ternyata melampaui kebutuhan orang dewasa, nyaris 2 kali lipat. Makanan pertama dan utama untuk bayi adalah ASI yang cocok dan bisa memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal: karbohidrat dalam ASI berupa laktosa, lemaknya mengandung polyunsaturated fatty acid (asam lemak tak jenuh yangganda), protein utamanya lactabumin yang mudah dicerna, kandungan vitamin dan mineralnya banyak, rasio kalsium : fosfor 2 : 1 yang merupakan kondisi ideal bagi penyerapan kalsium, ASI juga mengandung zat anti infeksi. Kolostrum ialah ASI yang keluar pertama kali berwarna jernih kekuningan dan kaya akan zat antibodi antara lain:
y

Faktor bifidus, adalah faktor spesifik pemacu pertumbuhan Lactobacillus bifidus bakteri yang dianggap dapat mengganggu kolonisasi bakteri patogen di dalam saluran cerna

SigA, dianggap berkemampuan mengikat protein asing bermolekul besar, seperti virus, bakteri dan zat toksik. Pengikatan ini bertujuan untuk penyerapan sehingga tidak membahayakan bayi. Selain itu, SigA juga mampu mengikat alergen potensial sekaligus mencegah penyerapannya. Itulah sebabnya bayi peminum ASI jarang mengalami alergi.

y y

IgM, IgG Faktor antistafilokokus merupakan faktor pertahanan

Laktoferin, merupakan protein pengikat zat besi agar tidak digunakan oleh bakteri untuk tumbuh kembang

y y y y

Laktoperoksidase merupakan faktor pertahanan Komplemen C3, C4 merupakan faktor pertahanan Interferon Losozim,ialah enzim yang bekerja menghancurkan bakteri dengan jalan merobek dinding sel, secara tidak langsung meningkatkan keefektifan antibodi

y y y

Protein pengikat B12 Limfosit Leukosit sebagian berfungsi mencegah enterokolitis nekrotikan, penyakit

mematikan yang lazim menjangkiti bayi berberat badan lahir rendah


y

Makrofag, selain mensekresi SigA dan interferon juga berfungsi untuk memangsa organisme lain

Faktor lipid, asam lemak, dan monogliserida

Jumlah kolostrum yang tersekresi bervariasi antara 10 100 cc (rata-rata 30 cc) sehari. Sekresi ASI meningkat secara bertahap mencapai komposisi matang 30 40 jam seusai melahirkan. Adapun kebutuhan gizi pada bayi antara lain: 1. Energi Kebutuhan energi bayi yang cukup selama tahun pertama kehidupan sangat bervariasi menurut usia dan berat badan. Taksiran kebutuhan energi selama 2 bulan pertama, yaitu pada masa pertumbuhan cepat adalah 120 kkal/ kg BB/ bulan pertama. Secara umum selama 6 bulan pertama kehidupan, bayi memrlukan energi sebesar kira-kira 115-120 kkal/BB/hari pada 6 bulan sesudahnya.

Tabel 1 Cara sederhana menghitung keluaran energi bayi Berat Jumlah Energi 0 10 kg 100 kkal/ kgBB 11 20 kg 1000 kkal + (50 kkal/ kgBB di atas 10 kg) > 20 kg 1500 kkal + (20 kkal/ kgBB di atas 20 kg) Tabel 2 Perkiraan keluaran energi bayi sampai usia 6 bulan Komponen Keluaran Energi Kkal/ kgBB Keluaran energi saat istirahat 50 50 Energi kegiatan fisik 10 25 Energi pertumbuhan 20 25 Lain-lain (SDA) 20 20 Jumlah 100 120

Energi dipasok terutama oleh karbohidrat dan lemak. Protein juga bisa digunakan sebagai sumber energi jika sumber lain sangat terbatas. Cara terbaik untuk menghitung taksiran kebutuhan energi bayi adalah dengan mengamati pola pertumbuhan yang meliputi BB, TB, linkar kepala, kesehatan dan kepuasan bayi. Asupan energi juga dapat diperkirakan dengan jalan menghitung besaran energi yang dikeluarkan. Jumlah tersebut secara sederhana dapat ditentukan bsarkan berat badan. Bayi seberat 0 10 kg memerlukan 100 kkal/kg BB, mereka yang seberat 11 20 kg membutuhkan 1000 kkal/ kgBB ditambah dengan 50 kkal/ kgBB di atas 10 kg untuk kelebihan berat di atas 10 kg. 2. Cairan Kebutuhan bayi akan cairan berkaitan dengan asupan kalori, suhu lingkungan, kegiatan fisik, kecepatan pertumbuhan, dan berat jenis air seni. Air menyusun kirakira 70% berat badan pada saat lahir yang kemudian menurun sampai 60% menjelang bayi berusia 12 bulan. Jumlah air yang dibutuhkan oleh bayi lebih besar 50% dibandingkan kebutuhan orang dewasa. Rasio cairan:kalori adalah 1,5 cc/1 kkal (rasio orang dewasa = 1 cc/kkal.

Tabel 3 Rata-rata kebutuhan cairan Usia Berat 3 hari 3,0 kg 10 hari 3,2 kg 3 bulan 5,4 kg 6 bulan 7,3 kg 9 bulan 8,6 kg 12 bulan 9,5 kg 24 bulan

Cairan (cc/ kg) 80 100 125 145 140 160 130 155 125 150 120 135 155 155

Bayi yang sehat akan kenyang dengan pasokan ASI sebanyak 150 200 cc/ kgBB/ hari (setara dengan 100 130 kkal/ kgBB/ hari)selama 6 bulan kehidupan. 3. Lemak Air susu ibu memasok sekitar 40 50% energi sebagai lemak (3 4 g/ 100cc). Lemak minimal harus menyediakan 30% energi yang dibutuhkan bukan saja untuk mencukupi kebutuhan energi, tetapi juga untuk memudahkan penyerapan asam lemak esensial, vitamin yang terlarut dalam lemak, kalsium, serta mineral lain, dan juga untuk menyeimbangkan diet agar zat gizi lain tidak terpakai sebagai sumber lain. Setidaknya 10% asam lemak sebaiknya dalam bentuk tak jenuh ganda yang biasanya dalam bentuk asam linoleat. Asam linoleat juga merupakan asam lemak esensial. Dari ASI, bayi menyerap sekitar 85 90% lemak. Enzim lipase di dalam mulut (lingual lipase) mencerna zat lemak sebesar 50 70%. 4. Karbohidrat Kebutuhan akan karbohidrat bergantung pada besarnya kebutuhan akan kalori. Belum ada anjuran berapa jumlah karbohidrat yang harus dikonsumsi dalam satu hari. Namun, sebaiknya 60 70% energi dipasok oleh karbohidrat. Jenis karbohidrat yang sebaiknya diberikan adalah laktosa, bukan sukrosa, karena laktosa bermanfaat untuk saluran pencernaan bayi. Manfaat ini berupa pembentukan flora yang bersifat asam dalam usus besar sehingga penyerapan kalsium meningkat dan

penyerapan fenol dapat dikurangi. Pada ASI dan sebagian besar susu formula, laktosa memang menjadi sumber karbohidrat utama. Sumber kalori pasokan karbohidrat diperkirakan sebesar 40 50% yang sebagian besar dalam bentuk laktosa. 5. Protein Besaran pasokan protein dihitung berdasarkan kebutuhan untuk bertumbuh kembang dan jumlah nitrogen yang hilang lewat air seni, tinja, dan kulit. Mutu protein bergantung pada kemudahannya untuk dicerna dan diserap (digestibility dan absorpability) serta komposisi asam amino di dalamnya. Jika asupan asam amino kurang, pertumbuhan jaringan dan organ, berat dan tinggi badan, serta lingkar kepala akan terpengaruh. Sedangkan bila asupan protein berlebihan, terutama pada bayi kecil akan menyebabkan kelebihan asam amino yang harus dimetabolisme dan dieliminasi sehingga menimbulkan stress berat pada hati dan ginjal. Tabel 4 Perbandingan unsur protein dalam ASI dan susu sapi Dikutip dari Manual on feeding infants and young children oleh Margaret Cameron dan Yngve Hofvander, Oxford Medical Publication, 1983. Unsur ASI Susu sapi (g/dl) Casein 0,2 2,7 Whey 0,7 0,6 lactalbumin 0,26 0,11 Lactoferin 0,17 Sedikit lactalbumin 0 0,36 lysozyme 0,05 Sedikit albumin 0,05 0,04 IgA 0,10 0,03 Peroxidase Sedikit Bifidus faktor Sedikit Nonprotein nitrogen 0,20 0,03

Bayi peminum ASI akan tumbuh dengan baik bila ia mengonsumsi ASI sebanyak 150 200 cc/ kgBB/ hari, yang menyiratkan kebutuhan 1,3 1,8 g protein, peptida,

dan asam amino, serta 0,3 0,4 g nitrogen yang bukan asam amino per kilogram berat badan perhari. Nilai biologi protein ASI lebih tinggi ketimbang protein lain. Kebanyakan susu formula dirancang untuk memenuhi kebutuhan sebesar 2,3 gram/ 100 kkal (bandingkan dengan 1,6/ 100 kkal). Takaran yang dianjurkan adalah sebesar 1,8/ 100 kkal dengan PER setara dengan casein (takaran minimum). Koefisien pemakaian protein ASI dianggap 100%. Berdasarkan koefisien tersebut, kebutuhan akan protein kemudian dihitung menjadi sebesar:
y y y

1,6 g/ 100 kkal untuk bayi dari usia 0 4 bulan 1,4 g/ 100 kkal untuk bayi usia 4 12 bulan 1,2 g/ 100 kkal untuk bayi usia 12 36 bulan

Jika bahan pangan yang digunakan tidak bernilai biologi tinggi (misalnya susu formula), besarnya protein yang harus diberikan adalah:
y y y

1,9 g/ 100 kkal untuk bayi dari usia 0 4 bulan 1,7 g/ 100 kkal untuk bayi usia 4 12 bulan 1,4 g/ 100 kkal untuk bayi usia 12 36 bulan

Jika dihitung berdasarkan berat badan, besarnya kebutuhan protein adalah:


y y y

2,2 g/ kg/ hari pada usia < 6 bulan 2 g/ kg/ hari pada usia 6 12 bulan 1 1,5 g/ kg/ hari pada usia di atas 1 tahun

Asupan protein yang berlebih dapat menyebabkan intoksikasi protein, yang memiliki gejala: letargi, hiperammonemia, dehidrasi, dan diare. 6. Vitamin dan Mineral Air susu ibu yang sehat dan cukup makan dianggap cukup mengandung elemen kelumit kecuali vitamin D dan di beberapa daerah tertentu, flour. Sebelum

diputuskan untuk memberikan suplementasi, perlu dipertimbangkan keadaan seperti:


y y y y

Status gizi bayi serta ibunya Perkiraan asupan makanan ibunya Makanan padat apa yang akan diberikan pada bayi pada saat penyapihan Komposisi zat gizi dalam makanan tersebut

Jika bayi telah diberikan ASI dalam jumlah yang adekuat, dan ibu memiliki status gizi yang baik, suplementasi tidak perlu diberikan, kecuali pada daerah tertentu yang memerlukan tambahan fluor dan vitamin D. Fluor yang ditambahkan 0,25 cc/ hari. Vitamin D dianjurkan 400 IU (10 g)/ hari, terutama bagi mereka yang jarang bersentuhan dengan matahari Sementara itu, pemberian dua suplemen lain yaitu besi dan vitamin K, masih diperdebatkan. 7. Zat Besi Sebagian klinisi menganjurkan agar bayi baru lahir diberi 7 mg Fe sulfat (keterserapan 10%). Sebagian lagi tidak setuju, kecuali jika bayi telah berusia 4 6 bulan, karena tambahan ini akan menjenuhkan protein bakteriostatik dalam ASI, yaitu laktoferin yang pada gilirannya dapat menurunkan keefektifan laktoferin. Gejala yang tidak diinginkan akibat Fe ialah sembelit, muntah, diare, pewarnaan gigi, serta defisiensi Zn (karena penyerapannya diganggu oleh Fe). 8. Vitamin K Untuk mencegah perdarahan dianjurkan pemberian vitamin K secara parenteral. Sebab produksi vitamin K oleh mukosa usus belum berlangsung karena selama beberapa hari sesudah lahir., saluran usus bayi masih steril.

GIZI BAYI SAPIHAN Menyapih, secara harfiah berarti membiasakan.maksudnya, bayi secara berangsur-angsur dibiasakan menyantap makanan orang dewasa. Selama masa penyapihan, makanan bayi berubah dari ASI saja ke makanan yang lazim dihidangkan oleh keluarga, sementara air susu diberikan hanya sebagai makanan tambahan. Insidensi penyakit infeksi, terutama diare, lebih tinggi pada saat ini. Hal itu karena makanan berubah, dari ASI yang bersih dan mengandung zat-zat anti infeksi ke makanan yang disiapkan, disimpan, dan dimakan tanpa mengindahkan syarat kebersihan (kesehatan). Malnutrisi juga sering terjadi pada masa ini daripada periode 4 6 bulan karena tidak sedikit keluarga yang tidak mengerti kebutuan khusus bayi, tidak tahu bagaimana cara membuat makanan sapihan dari bahan -bahan yang tersedia di sekitar mereka atau tidak (belum) mampu menyediakan makanan bernilai gizi baik. 1. Usia Pertama Menyapih Memasuki usia 4 6 bulan, bayi telah siap menerima makanan bukan cair, karena gigi mulai tumbuh dan lidah tidak lagi menolak makanan setengah padat. Di samping itu, lambung juga telah lebih baik mencerna zat tepung. Menjelang usia 9 bulan bayi telah pandai menggunakan tangan untuk memasukkan benda ke dalam mulut. Jelaslah, bahwa pada saat tersebut bayi siap mengonsumsi makanan (setengah) padat. Juga perlu diingat bahwa makanan yang diberikan bukan untuk menggantikan melainkan mendampingi ASI. Penyapihan selayaknya tuntas pada usia 12 bulan. Sejak saat itu bayi sudah harus terbiasa dan secara teratur mengonsumsi makanan orang dewasa. 2. Bahan Makanan Sapihan

Bahan yang dipilih untuk membuat makanan sapihan sebaiknya mudah didapat, harganya murah, paling sering dimakan (merupakan bagian dari apa yang dimakan oleh anggota keluarga yang lebih besar dan dewasa), dan sebaiknya diramu dengan resep lokal. Makanan sapihan yang ideal harus mengandung:
y

Makanan pokok (pangan yang paling banyak dikonsumsi oleh keluarga, biasanya makanan yang mengandung tepung, seperti beras, gandum, kentang, tepung maizena), ditambah bahan lain semisal

y y y y

Kacang, sayuran berdaun hijau atau kuning Buah Daging hewan Minyak atau lemak.

Bahan ini dibut menjadi bubur untuk kemudian menjadi peneman ASI disuapkan pada bayi. Makanan pokok direbus di dalam air atau susu sampai menjadi bubur yang kental dan tidak terlalu cair. Bubur tersebut kemudian diperkaya dengan sedikit minyak atau lemak. Bayi sebaiknya disuapi dengan sendok atau cangkir. Dibutuhkan waktu beberapa hari untuk menyukai (lalu menggemari) cita rasa makanan baru tersebut. Kira-kira 2 minggu kemudian bayi akan terbiasa dengan makanan baru itu. Begitu bayi sudah terbiasa, jumlah suapan ditambah sedikit demi sedikit. Di samping itu, diperkenalkan pula makanan jenis lain. Yang terakhir ini harus dicincang halus, lalu dicampur dengan makanan pokok atau diberikan secara terpisah. 3. Cara Mencampur

Dari keenam jenis makanan di atas, setidaknya ditawarkan 3 macam campuran, yaitu campuran yang menggunakan dua jenis bahan (disebut campuran sederhana), dan 3 atau 4 jenis bahan (campuran majemuk). Tabel 5 Pola Campur Makanan Sapihan Pola campur makanan sapihan 1. Campuran sederhana Makanan pokok + kacang-kacangan, atau Makanan pokok + hewan, atau Makanan pokok + sayuran 2. Campuran majemuk a. Menggunakan tiga bahan Makanan pokok + kacang-kacangan + hewan, atau Makanan pokok + kacang-kacangan + sayuran, atau Makanan pokok + hewan + sayuran, atau b. Menggunakan empat bahan Makanan pokok + kacang-kacangan + hewan + sayuran

Yang harus selalu diingat ialah penambahan minyak atau lemak ke dalam setiap campuran. Bila bahan tersebut tidak tersedia dapat digantikan dengan madu. Yang juga tidak boleh dilupakan adalah buah-buahan atau air buah pada setiap waktu makan, atau sebagai makanan selingan di antara dua waktu makan. Makanan sapihan baru boleh diberikan setelah bayi disusui atau di antara dua jadwal penyusuan. Sebab, di awal penyapihan ASI masih merupakan makanan pokok, sementara makanan sapihan hanya sebagai makanan pelengkap. Kemudian, secara berangsur, Asi berubah fungsi sebagai makanan tambahan, sementara makanan sapihan menjadi santapan utama. 4. Frekuensi Pemberian Makanan Pemberian pertama cukup 2 kali sehari, satu atau dua sendok teh penuh. Kebutuhan bayi akan meningkat seiring tumbuh kembangnya. Jika bayi telah menggemari makanan baru tersebut, ia akan mengonsumsi 3 6 sendok besar penuh setiap kali makan. Pada usia 6 9 bulan bayi setidaknya membutuhkan empat porsi. Jika

dengan takaran tersebut bayi masih lapar maka berilah ia makanan selingan., misal pisang atau biskuit. Buah-buahan merupakan makanan selingan yang sempurna. Bayi memerlukan sesuatu untuk dimakan setiap 2 jam begitu ia terbangun. Menginjak usia 9 bulan bayi telah mempunyai gigi dan mulai pandai mengunyah kepingan makanan. Sekitar usia 1 tahun bayi sudah mampu memakan makanan orang dewasa. Pada saat itu ia makan (mungkin) empat sampai lima kali sehari. Anak usia 2 tahun memerlukan makanan separuh takaran orang dewasa. 5. Pedoman Pemberian Makanan Sapihan Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan makanan sapihan: 1.1 Makanan padat pertama harus bertekstur sangat halus dan licin. Bayi perlahan-lahan akan siap menerima tekstur yang lebih kasar 1.2 Bubur saring baru boleh diberikan jika bayi telah tumbuh gigi dan makanan cincang setelah bayi pandai mengunyah 1.3 Pada saat waktu makan, cukup diperkenalkan satu jenis makanansaja dalam jumlah kecil. Jika seandainya bayi tidak dapat menoleransi makanan ini, atau bahkan menimbulkan reaksi alergi, gejala yang timbul mudah dikenali, dan makanan ini tidak diberikan lagi 1.4 Bayi harus diajari cara memegang makanan. Seiring pertambahan usia, bayi diajari pula cara mengambil makanan padat dari sendok makan 1.5 Makanan sebaiknya tidak dicampur, karena bayi harus mempelajari perbedaan tekstur dan rasa makanan 1.6 Makanan padat jangan dimasukkan ke dalam botol susu, atau membuat lubang dot lebih besar yang mengesankan seolah bayi meminum makanan padat

1.7

Volume pemberian susu jangan segera dikurangi sebelum bayi mampu bersantap dengan sendok

1.8

Makanan padat sebaiknya disuapkan sebelum susu diberikan

PRINSIP GIZI SEIMBANG BAGI BAYI A. PRINSIP GIZI SEIMBANG BAGI BAYI Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil/ menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.

B.

MACAM-MACAM MAKANAN BAYI Makanan bayi beraneka ragam macamnya yaitu : 1. ASI ( Air Susu Ibu) Makanan yang paling baik untuk bayi segera lahir adalah ASI. ASI mempunyai keunggulan baik ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi dan sebagainya. a. Manfaat ASI 1) Ibu Aspek kesehatan ibu : isapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin akan membantu involusi uterus dan

mencegah

terjadi perdarahan

post

partum.

Penundaan

haid

dan

berkurangnya perdarahan post partum mengurangi prevalensi anemia zat besi. Selain itu, mengurangi angka kejadian karsinoma mammae. Aspek keluarga berencana : merupakan KB alami, sehingga dapat menjarangkan kehamilan. Menurut penelitian, rerata jarak kehamilan pada ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak 11 bulan. Aspek psikologis : ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya karena dapat menyusui. 2) Bayi Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi : mengandung lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral serta vitamin. Mengandung zat protektif : terdapat zat protektif berupa laktobasilus bifidus,laktoferin, lisozim, komplemen C3 dan C4, faktor antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler dan tidak menimbulkan alergi. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan : sewaktu menyusui kulit bayi akan menempel pada kulit ibu, sehingga akan memberikan manfaat untuk tumbuh kembang bayi kelak. Interaksi tersebut akan menimbulkan rasa aman dan kasih sayang. Menyebabkan pertumbuhan yang baik : bayi yang mendapat ASI akan mengalami kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan mengurangi obesitas. Mengurangi kejadian karies dentis : insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena menyusui dengan botol dan dot pada waktu tidur akan menyebabkan gigi

lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan gigi menjadi asam sehingga merusak gigi. Mengurangi kejadian maloklusi : penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot. 3) Keluarga Aspek ekonomi : ASI tidak perlu dibeli dan karena ASI bayi jarang sakit sehingga dapat mengurangi biaya berobat. Aspek psikologis : kelahiran jarang sehingga kebahagiaan keluarga bertambah dan mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga. Aspek kemudahan : menyusui sangat praktis sehingga dapat diberikan dimana saja dan kapan saja serta tidak merepotkan orang lain. 4) Negara Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak. Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta angka kesakitan dan kematian menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, seperti diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan bagian bawah. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit. Dengan adanya rawat gabung maka akan memperpendek lama rawat inap ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya perawatan anak sakit. Mengurangi devisa untuk membeli susu formula.

ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui, diperkirakan akan menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar untuk membeli susu formula. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa. Anak yang dapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin. b. Komposisi ASI Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada stadium laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu: 1) Kolustrum : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. 2) ASI transisi : ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke sepuluh. 3) ASI mature : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan seterusnya. Tabel 6 Komposisi Kandungan ASI Kandungan Kolustrum Energi (kg kla) 57,0 Laktosa (gr/ 100 ml) 6,5 Lemak (gr/ 100 ml) 2,9 Protein (gr/ 100 ml) 1,195 Mineral (gr/ 100 ml) 0,3 Immunoglubin : 335,9 Ig A (mg/ 100ml) Ig G (mg / 100 ml) 5,9 17,1

Transisi 63,0 6,7 3,6 0,965 0,3 -

ASI mature 65,0 7,0 3,8 1,324 0,2 119,6 2,9 2,9

Ig M (mg/ 100 ml) Lisosin (mg/ 100 ml) 14,2-16,4 Laktoferin 420-520 Sumber : Pelatihan Manajemen Laktasi, RSCM, 1989.

24,3-27,5 250-270

c. Kecukupan ASI Untuk mengetahui kecukupan ASI dapat dilihat dari : 1) Berat badan waktu lahir telah tercapai sekurang-kurangnya akhir 2 minggu setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih 10 %. 2) Kurve pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan berat badan pada triwulan ke 1: 150-250 gr setiap minggu, triwulan ke 2 : 500600 gr setiap bulan, triwulan ke 3 : 350-450 gr setiap bulan, triwulan ke 4 :250-350 gr setiap bulan atau berat badan naik 2 kali lipat berat badan waktu lahir pada umur 4-5 bulan dan 3 kali lipat pada umur satu tahun. 3) Bayi lebih banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari. 4) Setiap kali menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan tertidur. 5) Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui. 2. MPASI ( Makanan Pendamping ASI ) Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan. Jenis MPASI diantaranya:
y

Buah-buahan yang dihaluskan/ dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang Ambon, pepaya , jeruk, tomat.

y y

Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng/ karton/ sachet.

Tujuan pemberian makanan tambahan pendamping ASI adalah :


y y

Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk.

y y

Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MPASI :


y y y y y y y

Perhatikan kebersihan alat makan. Membuat makanan secukupnya. Berikan makanan dengan sebaik-baiknya. Buat variasi makanan. Ajak makan bersama anggota keluarga lain. Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan. Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.

C.

CARA PENGELOLAAN MAKANAN BAYI Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh kembang diperlukan makanan pendamping ASI. Tabel 7 Definisi Pemberian Makanan Bayi Pemberian ASI Eksklusif Bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan atau minuman lain termasuk air putih, kecuali obat, vitamin dan (Exclusive breastfeeding) mineral dan ASI yang diperas. Pemberian ASI Predominan Selain mendapat ASI, bayi juga diberi sedikit air minum, atau minuman cair lain, misal air teh. (Predominant breastfeeding) Pemberian ASI Penuh Bayi mendapat salah satu ASI eksklusif atau ASI predominan. (Full breastfeeding) Pemberian Susu Botol Cara pemberian makan bayi dengan susu apa saja, termasuk juga ASI (Bottle feeding) diperas dengan botol. Pemberian ASI Parsial Sebagian menyusui dan sebagian lagi susu buatan/ formula atau sereal atau makanan lain. (Artificial feeding) Pemberian Makanan Memberikan bayi makanan lain Pendamping ASI (MPASI) tepat disamping ASI ketika waktunya tepat waktu (Timely complementary yaitu mulai 6 bulan. feeding)

Tabel 8 Rekomendasi Pemberian Makanan Bayi Mulai menyusui Dalam waktu 30-60 menit setelah melahirkan. Menyusui eksklusif Umur 0-6 bulan pertama. Makanan pendamping ASI Mulai diberikan pada umur antara 4-6 (MPASI) bulan (umur yang tepat bervariasi, atau bila menunjukkan kesiapan neurologis dan neuromuskuler). Berikan MPASI Pada semua bayi yang telah berumur lebih dari 6 bulan. Teruskan pemberian ASI Sampai anak berumur 2 tahun atau lebih. Tabel 9 Jadwal Pemberian Makanan pada Bayi Umur Macam makanan ASI atau Formula adaptasi ASI atau Formula adaptasi ASI atau Formula adaptasi Jus buah ASI atau Formula adaptasi Bubur susu Jus buah ASI atau Formula adaptasi Bubur susu Jus buah ASI atau Formula adaptasi Bubur susu Nasi tim Jus buah Sumber: Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, 2000 1-2 minggu 3 mg s/d 3 bulan 3 bulan 4-5 bulan 6 bulan 7-12 bulan

Pemberian selama 24 jam Sesuka bayi 6-7 kali 90 ml Sesuka bayi 6 kali 100-150 ml Sesuka bayi 5 kali 180 ml 1-2 kali 50-75 ml Sesuka bayi 4 kali 180 ml 1 x 40-50 g bubuk 1 kali 50-100 ml Sesuka bayi 3 kali 180-200 ml 2 x 40-50 g bubuk 1 kali 50-100 ml Sesuka bayi 2 kali 200-250 ml 2x 40- 50 g bubuk 1 x 40-50 g bubuk 1-2 kali 50-100 ml

D.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan anak dapat berhasil dengan baik adalah sebagai berikut : 1. Kerjasama ibu dan anak. Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu makan sendiri. Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu yang tegang, cemas, mudah marah merupakan suatu kecenderungan untuk menimbulkan kesulitan makan pada anak. 2. Memulai pemberian makan sedini mungkin. Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu dan anak, mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia. 3. Mengatur sendiri. Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan akan makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi yang diperlukan. 4. Peran ayah dan anggota keluarga lain. 5. Menentukan jadwal pemberian makanan bayi. 6. Umur. 7. Berat badan. 8. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan). 9. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.

10. Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis makanan dan toleransi daripada anak terhadap makanan yang diberikan).

E.

PENGARUH STATUS GIZI SEIMBANG BAGI BAYI Tumbuh kembang anak selain dipengaruhi oleh faktor keturunan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh adalah masukan makanan (diet), sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan jasmani dan keadaan kesehatan. Pemberian makanan yang berkualitas dan kuantitasnya baik menunjang tumbuh kembang, sehingga bayi dapat tumbuh normal dan sehat/ terbebas dari penyakit. Makanan yang diberikan pada bayi dan anak akan digunakan untuk pertumbuhan badan, karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai sebagai ukuran untuk memantau kecukupan gizi bayi dan anak. Kecukupan makanan dan ASI dapat dipantau dengan menggunakan KMS. Daerah diatas garis merah dibentuk oleh pita warna kuning, hijau muda, hijau tua, hijau muda dan kuning. Setiap pita mempunyai nilai 5 % perubahan baku. Diatas kurve 100 % adalah status gizi lebih. Diatas 80 % sampai dengan batas 100 % adalah status gizi normal, yang digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua.

F.

DAMPAK KELEBIHAN DAN KEKURANGAN GIZI PADA BAYI Makanan yang ideal harus mengandung cukup energi dan zat esensial sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Pemberian makanan yang kelebihan akan energi mengakibatkan obesitas, sedang kelebihan zat gizi esensial dalam jangka waktu lama akan menimbulkan penimbunan zat gizi tersebut dan menjadi racun bagi tubuh. Misalnya hipervitaminosis A, hipervitaminosis D dan hiperkalemi.

Sebaliknya kekurangan energi dalam jangka waktu lama berakibat menghambat pertumbuhan dan mengurangi cadangan energi dalam tubuh sehingga terjadi marasmus (gizi kurang/ buruk). Kekurangan zat esensial mengakibatkan defisiensi zat gizi tersebut. Misalnya xeroftalmia (kekurangan vit.A), Rakhitis (kekurangan vit.D).

Tips Menyiapkan MPASI

Panduan Menyiapkan Makanan Bayi Kapan saat yang tepat memberikan MPASI? Pertumbuhan bayi usia di atas 6 bulan membutuhkan asupan zat Gizi yang lebih beragam. Selain itu aktifitas fisiknya semakin meningkat serta pertumbuhan yang pesat sehingga ia memerlukan kalori dan nutrisi selain ASI, dan jumlahnya pun bertambah sejalan dengan pertumbuhannya. Pada saat inilah yang tepat untuk memberikan Makanan Pendamping ASI atau MPASI. Seperti apa MPASI itu? Makanan Pendamping ASI sebaiknya mengandung banyak cairan, terutama untuk bayi usia 6 bulan yang baru belajar makanan padat. Cairan didapatkan dari bahan makanan yang mengandung banyak cairan seperti pure buah, jus buah segar dan penambahan air matang atau ASI/Susu Formula. Pastikan memberi bayi makanan segar, bukan jus hasil buatan pabrik terutama yang bukan diperuntukan untuk makanan bayi.

Bagaimana memilih bahan MPASI? Usia bayi 6-8 bulan: Jenis Jenis buah: sayuran: pepaya, brokoli, pri, bayam apel, pisang, melon wortel dan dan jeruk daun baby

merah/hijau,

kangkung

Kacang-kacangan: kacang hijau, kacang merah, kacang polong dan kedelai. Untuk beberapa jenis kacang seperti kacang merah dapat dikupas dahulu di awal pemberian. Usia bayi 8-9 bulan: Semua yang diberikan di usia sebelumnya, ditambah beberapa makanan sumber karbohidrat dan protein. Sumber Karbohidrat: beras merah/putih, Jagung manis, labukuning

Sumber protein: daging sapi dan daging ayam (pilih daging tanpa lemak), hati ayam, daging ikan tanpa duri seperti salmon, gindara, tenggiri, marlin dan kakap. Tempe dan tahu/tofu. Bahan tambahan: yogurt bayi dan keju alami, ada juga keju khusus bayi yang rasanya tawar serta sedikit mengandung garam. Usia bayi 9-12 bulan: Pada usia ini bayi dapat mulai diperkenalkan pada variasi rasa dan tekstur makanan yang beragam sehingga menambah perbendaharaan cita rasa si kecil. Sayuran berserat seperti buncis muda dan kacang kapri. Kuning telur yang dimasak hingga matang Bahan makanan seperti makaroni, pasta dan mie. Hindari mie instan plus bumbunya karena mengandung banyak garam dan vetsin. Sebisa mungkin tidak menambahkan bumbu dan kaldu instan. Finger food atau makanan yang dipotong-potong seukuran jari seperti apel, pir, wortel yang dapat dikukus sebentar, mentimun dan kentang goreng.

Bagaimana mengolah makanan bayi? Banyak ragam cara pengolahan yang dapat anda ikuti. Detil pengolahan dapat dilihat di setiap resep makanan balita. Beberapa saran dan tips pengolahan standar sebagai berikut:
y y

Pastikan mencuci tangan sebelum mempersiapkan makanan bayi Gunakan peralatan yang disediakan khusus untuk bayi. Tak perlu yang mahal, cukup pisahkan peralatan memasak untuk bayi dengan peralatan masak untuk keluarga

Perhatikan kebersihan peralatan tersebut, pastikan untuk mencuci bersih peralatan masak dan makan. Peralatan makan dapat disterilisasi dahulu sebelum digunakan.

Bahan makanan dapat dikukus, rebus, ditim atau dimatangkan dengan microwave tergantung dari jenis makanannya

Untuk membuat pure buah yang halus anda dapat menggunakan food processor, atau pergunakan alat sederhana seperti penyaring teh setelah diblender dengan sedikit air.

Usahakan untuk mengolah bahan makanan untuk sekali makan terutama pure buah.

y y

ASI atau susu formula dapat ditambahkan dalam proses pengolahan. Bubur halus dapat dibuat sekaligus untuk disimpan di freezer paling lama hingga 30 hari. Wadah penyimpanan dapat menggunakan wadah es batu dan dimasukan dalam kantung plastik pembungkus. Dapat juga digunakan wadah wadah plastik khusus makanan seukuran sekali makan. Untuk menyajikannya dapat dipanaskan dengan microwave, dengan mengukus atau cukup dipanaskan di atas kompor.

Hindari menyimpan makanan sisa di freezer. Sebaiknya sisa makanan dibuang untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

CONTOH MAKANAN PENDAMPING ASI YANG MEMENUHI GIZI SEIMBANG BUBUR SARING KUNING

Resep ini cocok untuk bayi usia 10 bulan ke atas yang tentunya sudah dapat mencerna bahan makanan yang lebih kompleks. Campuran bayam hijau dan tomat dapat menghilangkan amis telur dan tentu saja menambah cita rasa dan asupan gizi. Bahan : 20gr beras 25gr tempe 25 gr daun bayam hijau 25gr tomat dipotong kecil 1 kuning telur ayam kampung, kocok lepas 1 sdt mentega tawar 625cc air

Cara Membuat: 1. Rebus beras, air, dan tempe sampai menjadi bubur, masukkan bayam dan tomat hingga matang. 2. Masukkan kuning telur dan mentega sambil diaduk hingga matang. 3. Setelah dingin haluskan dengan blender atau saringan kawat.

Resep Makanan Bayi 6-8 Bulan: Beras Merah dan Ayam


Bahan: 50 gram beras merah 50 gram kacang merah 450 ml air 2 lembar daun salam 100 gram ayam giling 1 buah tomat dicincang halus 50 gram bayam merah dicincang halus 50 gram wortel diparut halus 2 siung bawang putih dicincang halus 1 sendok makan daun seledri cincang 1/2 sendok makan keju parut (sebagai ganti garam) Cara membuat: 1. Rebus beras merah, kacang merah, daun salam, dan air sampai beras mengembang 2. Masukkan ayam giling & tomat 3. Masak lagi sambil ditekan-tekan, agar lembut 4. Tambahkan bayam, wortel, bawang putih, keju, dan seledri
5. Aduk hingga matang. Angkat dan sajikan hangat

DAFTAR PUSTAKA Apriadji, Wied Harry. Majalah mother & baby, Buku Variasi Makanan Sehat Bayi5, Online, www.menumakananbalita.com Arisman,

GIZI PADA BAYI


M t Kuli

: Gi i Dalam Kesehatan Reproduksi

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Andari SKM M Kes.

OLE ELOMPOK 1. Annah Hubaedah 2. Hartini Sri Utami 3. Nur Tsamaniah 4. Trisna Pangestuning Tyas 5. Dian Kukuh Lestari 10022002 10022010 10022018 10022026 10022034

PROGRAM ST

DIPLOMA IV KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN UNGGUL SURABAYA

011

Anda mungkin juga menyukai