PENDAHULUAN
1
1.2 Identifikasi Masalah
Kasus PT. KAI bermuara pada perbedaan pandangan antara
Manajemen dan Komisaris, khususnya Ketua Komite Audit dimana
Komisaris menolak menyetujui dan menandatangani laporan
keuangan yang telah diaudit oleh Auditor Eksternal. Dan Komisaris
meminta untuk dilakukan audit ulang agar laporan keuangan dapat
disajikan secara transparan dan sesuai dengan fakta yang ada.
Perbedaan pandangan antara Manajemen dan Komisaris
bersumber pada perbedaan pendapat mengenai :
1. Masalah piutang PPN.
Piutang PPN per 31 Desember 2005 senilai Rp. 95,2 milyar,
menurut Komite Audit harus dicadangkan penghapusannya pada
tahun 2005 karena diragukan kolektibilitasnya, tetapi tidak
dilakukan oleh manajemen dan tidak dikoreksi oleh auditor.
2. Masalah Beban Ditangguhkan yang berasal dari penurunan nilai
persediaan. Saldo beban yang ditangguhkan per 31 Desember
2005 sebesar Rp. 6 milyar yang merupakan penurunan nilai
persediaan tahun 2002 yang belum diamortisasi, menurut Komite
Audit harus dibebankan sekaligus pada tahun 2005 sebagai beban
usaha.
3. Masalah persediaan dalam perjalanan. Berkaitan dengan
pengalihan persediaan suku cadang Rp. 1,4 milyar yang dialihkan
dari satu unit kerja ke unit kerja lainnya di lingkungan PT. KAI yang
belum selesai proses akuntansinya per 31 Desember 2005,
menurut Komite Audit seharusnya telah menjadi beban tahun
2005.
4. Masalah uang muka gaji. Biaya dibayar dimuka sebesar Rp. 28
milyar yang merupakan gaji Januari 2006 dan seharusnya dibayar
tanggal 1 Januari 2006 tetapi telah dibayar per 31 Desember 2005
2
diperlakukan sebagai uang muka biaya gaji, yang menurut Komite
Audit harus dibebankan pada tahun 2005.
5. Masalah Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya
(BPYDBS) dan Penyertaan Modal Negara (PMN).
BPYDBS sebesar Rp. 674,5 milyar dan PMN sebesar Rp. 70
milyar yang dalam laporan audit digolongkan sebagai pos
tersendiri di bawah hutang jangka panjang, menurut Komite Audit
harus direklasifikasi menjadi kelompok ekuitas dalam neraca tahun
buku 2005.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Dengan demikian administrasi merupakan penguasaan,
penyelenggaraan dan pelaksaan tugas dari dalam suatu organisasi
secara keseluruhan dengan mengarahkan teknologinya, mengatur
orang-orang dan sarana lainnya dan menghubungkan organisasi itu
dengan lingkungan sosialnya.
Administrasi dapat diterapkan terhadap organisasi jenis khusus
seperti organisasi Negara, organisasi niaga dan lain – lain.
Menurut pakar ilmu administrasi, pengertian administrasi dapat
dikatagorikan menjadi tiga macam:
A. Administrasi sebagai Proses
Menurut Odway Tead mengatakan bahwa administrasi
adalah meliputi kegiatan individu – individu (eksekutif) dalam
suatu organisasi yang bertugas mengatur, memajukan, dan
menyediakan fasilitas usaha kerjasama sekelompok individu –
individu untuk merealisasikan tujuan yang ditujukan.
B. Administrasi sebagai tata usaha
Menurut Utrecht mengatakan administrasi adalah gabungan
jabatan komplek yang dibawah pimpinan pemerintah melakukan
sebagian dari pekerjaan pemerintahan yang tidak ditugaskan
kepada badan – badan pengadilan, badan legislatif pusat, dan
badan – badan pemerintah dari persekutuan – sekutuan hukum
yang lebih rendah daripada Negara.
C. pemerintah atau administrasi negara
Administrasi yang merupakan penyelenggaraan dari
berbagai kegiatan melalui organisasi, deni tercapainya tujuan –
tujuan. Setiap organisasi memerlukan organisasi, tanpa
administrasi organisasi tidak mungkin berjalan atau bekerja
secara memuaskan karena organisasi itu tidak hany dapat
dikuasai atau dipimpin saja melainkan juga memerlukan
pengurusan (pemeliharaan), maka timbullah menejemen
sebagai upaya pengurusan terhadap organisasi. Tetapi
5
menejemen itu tidak timbul dari organisasi, melainkan
diturunkan dari administrasi. Jadi sebagai dari kekuatan
administrasi dilimpahkan kepada suatu kekuasaan nyang baru
yang disebut menejemen.
2. Organisasi
Organisi adalah didirikan demi tujuan tertentu, merupakan suatu
system sosisal pisikologis yang anggotanya mau saling berkerja
sama merupakan sisten teknologi tempat orang memenfaatkan
pengetahuan dan teknik, merupakan dorongan dari kegiatan manusia
yang mengikuti pola kerja dan pola hubungan tertentu.
3. Menejemen
Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, namun
untuk mencapai tujuan secara efektif diperlukan menejemen yang
baik dan benar. Terdapat berbagai pendapat tentang pengertian
menejemen, walaupun dasarnya mempunyai makna yang kurang
lebh sama.
Menurut Stoner dan Freeman mengatakan bahwa menejemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan
mengawasi pekerjaan anggota organisasi dengan menggunakan
semua semberdaya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan
organisasi.
4. Pola Pimpinan Pada Perseroan Terbatas Sebagai Salah Satu Badan
usaha.
Perseroan terbatas ini dikelola oleh suatu direksi yang terdiri dari
seorang direktur atau lebih, bahkan apabila dianggap perlu dapat
dibantu oleh seorang direktur atau lebih, dibawah pengawasan
sedikitnya seorang komosaris. Para anggota direksi dan para
komisaris diangkat oleh rapat umum pemegang saham.
DIrektur mewakili direksi, dan karena mewakili perseroan diluar
dan didalam pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dan
berhak mengikat perseroan pada pihak lain, atau pihak lain pada
6
perseroan serta menjalankan segala tindakan, baik yang berkaitan
dengan pengurusan maupun mengenai kepemilikan, namun tetap
memiliki keterbatasan.
Bebrapa tindakan yang dapat dilakukan oleh direktur berkaitan
dengan pengurusan maupun mengenai kepemilikan adalah sebagai
berikut :
a. Meninjam uang guna perseroan atau meminjamkan atau
penempatan dana atas nama perusahaan.
b. Membeli, menjual, mendapatkan atau melepaskan hak atas
barang barang yang tidak bergerak atasnama perusahaan.
c. Mengikat perseroan sebagai penanggung
d. Mengadakan barang barang yang bergerak milik perseroan,
namun terlebih dahulu mendapat perserujuan dari seorang
komisaris
7
c. Pelaturan pelaturan umum
d. Rencana induk (master plan) dan program jangka panjang
e. Anggaran keuangan
8
BAB III
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com/
www.wikipedia.org/
10