Anda di halaman 1dari 11

Studi Perbandingan Kinerja Anoda Korban Paduan Aluminium dengan Paduan Seng dalam Lingkungan Air Laut (Juliana

Anggono)

Studi Perbandingan Kinerja Anoda Korban Paduan Aluminium


dengan Paduan Seng dalam Lingkungan Air Laut

Juliana Anggono, Soejono Tjitro


Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin − Universitas Kristen Petra

Victor Rizal Palapessy


Alumnus Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin − Universitas Kristen Petra

Abstrak
Terdapat dua jenis paduan anoda korban yang digunakan untuk memproteksi struktur baja
karbon di lingkungan air laut, yaitu paduan aluminium dan paduan seng. Penelitian ini
bertujuan mempelajari kinerja dua jenis anoda korban tersebut dengan melakukan uji korosi
galvanik dalam lingkungan pengganti air laut. Kinerja yang diukur adalah potensial proteksi,
arus galvanik, kapasitas anoda, efisiensi anoda, laju konsumsi anoda, waktu induksi, dan pola
korosi anoda.
Hasil penelitian menunjukkan anoda korban paduan aluminium menghasilkan arus galvanik
dan kapasitas anoda yang lebih besar daripada paduan seng. Demikian pula efisiensi paduan
aluminium lebih baik dan laju konsumsinya lebih rendah daripada paduan seng. Dengan foto
makro tampak bahwa pola korosi yang terjadi pada kedua jenis paduan menunjukkan anoda
korban tidak terkorosi secara merata, melainkan terjadinya korosi pitting pada permukaannya.

Kata kunci : proteksi katodik, anoda korban, lingkungan pengganti air laut.

Abstract
There are two kinds of sacrificial anodes available to protect steel structure in the marine
environment; they are zinc and aluminum alloy. This research studies their performance by
conducting galvanic corrosion test in the substitute ocean water. The performance evaluated covers
potential of protection, galvanic current, capacity and efficiency, the rate of anode consumption, the
induction time, and their corrosion form.
The result shows that aluminum alloy has galvanic current and anode capacity higher than the
zinc alloy. It is also found that this alloy gives the higher efficiency and shows the lower anode
consumption rate than the zinc alloy. From the macro photographs, it is found that these two alloys
corrode locally by pitting formation.

Keywords : cathodic protection, sacrificial anode, substitute ocean water.

1. Pendahuluan Berbagai metode pencegahan korosi di


lingkungan air laut terus dikembangkan. Salah
1.1 Latar Belakang satunya adalah pemakaian anoda korban yang
bekerja berdasarkan prinsip proteksi katodik.
Wilayah Indonesia yang sebagian besar Permukaan struktur logam di air laut diubah
berupa lautan memiliki banyak sekali struktur menjadi bersifat katodik melalui pemberian
atau konstruksi dari bahan logam, terutama arus yang berasal dari anoda korban tersebut.
baja karbon. Konstruksi tersebut selalu ber- Jenis anoda korban yang sesuai dipakai di
hubungan dengan air laut yang merupakan lingkungan air laut adalah anoda korban
elektrolit yang korosif. Hal ini mengandung paduan seng dan paduan aluminium. Tersedia-
konsekuensi terjadinya serangan korosi ter- nya dua jenis paduan ini memberikan pilihan
hadap struktur-struktur tersebut, yang dapat bagi para pemakai untuk menentukan jenis
menimbulkan kerugian yang besar baik dari paduan yang sesuai dengan kebutuhannya.
segi teknis maupun ekonomis. Dasar pemilihan ini seharusnya atas pertim-
bangan kinerja terbaiknya. Pada penelitian ini
Catatan : Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1 akan dilakukan penilaian kinerja kedua paduan
Januari 2000. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada tersebut yang meliputi potensial proteksi dan
Jurnal Teknik Mesin Volume 2 Nomor 1 April 2000. arus galvanik yang dihasilkan, kapasitas,

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 89


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 2, Oktober 1999 : 89 - 99

efisiensi, laju konsumsi, waktu induksi, serta 3. Melakukan pengujian korosi.


pola korosinya. Faktor-faktor lingkungan dan
Pengujian korosi dilakukan dengan metode
desain, seperti konsentrasi garam terlarut dan
uji celup pasangan anoda dan katoda yang
variasi luas terproteksi juga dipelajari pe-
dihubungkan dengan kabel tembaga, menga-
ngaruhnya terhadap kinerja paduan tersebut.
cu pada standar ASTM G71 – 81, “Standard
Guide for Conducting and Evaluating
1.2 Metodologi Penelitian
Galvanic Corrosion Tests in Electrolytes".
1. Persiapan spesimen anoda korban dan baja Volume elektrolit yang digunakan sesuai
karbon. standar tersebut adalah 40 cm3 elektrolit
• anoda korban : berbentuk plate jenis untuk tiap cm2 luas tercelup. Kehilangan
paduan seng tipe ZAP S-3 Zn dan paduan berat spesimen dipakai menjadi perhitungan
aluminium tipe ZAP S-3 Al dengan laju korosinya.
ukuran 22×15×10 mm. Tabel 1 menunjuk-
kan komposisi kimia kedua jenis anoda 4. Perolehan data
korban tersebut.
Data-data yang diukur dan dicatat selama
Tabel 1. Komposisi Kimia Anoda Korban penelitian adalah
Paduan Seng dan Paduan Aluminium • potensial setengah sel anoda dan katoda
Pengukuran dilakukan dengan menghu-
Anoda Paduan Seng Anoda Paduan Aluminium bungkan anoda atau katoda dengan
Unsur Komposisi Unsur Komposisi potensial standar Ag/AgCl di dalam tiap
(% berat) (% berat)
lingkungan air laut. Voltmeter yang
Kadmium 0.150 Tembaga 0.006
Tembaga 0.005 Besi 0.012
digunakan memiliki jangkauan peng-
Besi 0.005 Seng 0.150 ukuran 0,0 volt sampai dengan 1,0 volt
Silikon 0.125 Silikon 5.000 dan 1,0 volt sampai dengan 2,0 volt.
Aluminium 0.500 Titanium 0.040 • potensial proteksi katoda dan arus
Timbal 0.006 Indium 0.030 galvanik
Seng Balanced Aluminium Balanced Pengukuran dilakukan selama satu jam
pertama setelah pencelupan dan selanjut-
• baja karbon : berbentuk sheet tipe AISI nya dilakukan pencatatan data setiap 24
SAE 1010 berukuran 31×20×2 mm dengan jam. Potensial proteksi diukur dengan
luasan yang diproteksi bervariasi 1:1, 2:1, peralatan yang sama dengan pengukuran
3:1 terhadap luasan anoda. potensial setengah sel, sedangkan arus
Pada tiap spesimen diberi lubang ber- galvanik diukur dengan amperemeter
diameter 1,2 mm, kemudian dilakukan digital dengan jangkauan pengukuran
pembersihan berdasarkan ASTM G1–90, 0,0-1,0 mA.
“Standard Practice for Preparing, Cleaning, • pengurangan berat anoda dan katoda
and Evaluating Corrosion Test Specimens”. Kehilangan berat spesimen diperoleh
setelah pencelupan selama 10 hari (240
2. Mempersiapkan lingkungan pengganti air jam) dengan timbangan analitik berke-
laut telitian 0.0001 g dan dipakai menjadi
perhitungan laju korosinya.
Lingkungan air laut divariasi konsentrasi
• waktu induksi anoda
garamnya dengan salinitas 33%o, 35%o, dan
Pengukuran waktu induksi dikerjakan
37%o, sesuai ASTM D1141 – 90, ”Standard
dengan stop watch dan dilakukan
Specification for Substitute Ocean Water”.
bersama-sama dengan pengukuran
Tabel 2 menunjukkan kandungan garam
potensial proteksi dan arus galvanik.
terlarut dalam larutan pengganti air laut.
Perubahan potensial terhadap waktu
Tabel 2. Kandungan garam terlarut (g/l) dalam
dicatat untuk mengetahui waktu induksi
larutan pengganti air laut terbaik.
• pengamatan makro pola korosi anoda.
Salini
-tas NaCl MgCl2 Na2SO4 CaCl2 KCl NaHCO3 KBr H3BO3 SrCl2 NaF
Pengamatan pola korosi anoda melalui
(o/oo) foto makro spesimen setelah uji celup.
33 23.13 4.900 4.090 1.090 0.660 0.201 0.101 0.027 0.024 0.003
35 24.53 5.200 4.090 1.160 0.695 0.201 0.101 0.027 0.025 0.003
37 25.93 5.497 4.090 1.230 0.735 0.201 0.101 0.027 0.026 0.003

90 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
Studi Perbandingan Kinerja Anoda Korban Paduan Aluminium dengan Paduan Seng dalam Lingkungan Air Laut (Juliana Anggono)

2. Landasan Teori naik pula. Misalnya kecepatan korosi baja


paduan rendah akan naik dua kali dengan
2.1 Lingkungan Air Laut kenaikan temperatur setiap 30oC.
Cara yang paling sering digunakan untuk
mengukur kandungan unsur-unsur dalam air
laut adalah dengan menentukan salinitasnya. (1)
Salinitas (S) didefinisikan sebagai berat
keseluruhan dalam gram garam-garam non
organik dalam 1 kg air laut bila seluruh unsur-
unsur bromida dan iodida digantikan dengan
jumlah yang sesuai dari unsur-unsur klorida
dan semua unsur karbonat digantikan dengan
unsur-unsur oksida dalam jumlah yang sesuai.
Salinitas air laut dinyatakan dengan satuan per
seribu (o/oo). Secara horisontal maupun vertikal
salinitas air laut bervariasi dari 32,5 o/oo sampai
dengan 37 o/oo. (1)
Gambar 1. Pengaruh Kandungan NaCl terhadap
Secara umum laju korosi di lingkungan air (1)
Laju Korosi Besi
laut sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh
faktor-faktor berikut : • Kandungan oksigen terlarut
• Tingginya konsentrasi garam-garam terlarut Kecepatan korosi logam seperti besi dan baja
Konsentrasi garam-garam terlarut meme- dalam larutan yang teraerasi seperti air laut
gang peranan penting disamping faktor- pada temperatur konstan merupakan fungsi
faktor lain yang juga menjadi penunjang linier konsentrasi oksigen terlarut. Untuk
kecepatan korosi ini. Konsentrasi ion atau semua sistem paduan, umumnya kondisi
molekul tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. yang menyebabkan korosi adalah perbedaan
dalam kelarutan oksigen. Permukaan logam
Tabel 3. Konsentrasi Ion atau Molekul pada Air dengan konsentrasi oksigen terendah men-
Laut dengan Salinitas 35 o/oo (1)
jadi anoda dan akan menyebabkan korosi
lokal. Efek ini juga dapat menyebabkan
terjadinya korosi lubang pada baja karbon
dan baja paduan rendah.
• Keasaman (pH) air laut
Air laut umumnya mempunyai pH lebih
besar dari 8 pada permukaan. Pada pH ini,
93% dari total karbon anorganik ada dalam
bentuk HCO3−, 6% sebagai CO32−, dan 1%
sebagai CO2.
Konsentrasi ion karbonat relatif sangat
tinggi pada permukaan dan permukaan air
hampir selalu jenuh dengan kalsium
karbonat. Hal ini menyebabkan terjadinya
pengendapan jenuh calcareous scale pada
permukaan logam. Konsentrasi CO2 dan O2
mempunyai hubungan yang erat dengan pH
air laut dalam proses fotosintesa dan
Meningkatnya kandungan NaCl dalam air
oksidasi biokimia dengan reaksi sebagai
laut akan meningkatkan laju korosi baja
berikut :
karbon. Hal ini terlihat pada Gambar 1, di fotosintesa
mana laju korosi besi akan meningkat CH2O2 + O2 CO2 + H2O (1)
dengan kenaikan kandungan NaCl sampai
Oksidasi biokimia
dengan 3%.
• Perubahan temperatur air laut Reaksi dari kiri ke kanan, oksigen terlarut
Bilamana semua faktor penunjang dalam dipakai dan CO2 dihasilkan. Hasil CO2 akan
proses korosi stabil, maka temperatur membuat air lebih asam yang mana hal ini
mempunyai pengaruh yang linier. Dengan akan menurunkan pH dan juga menurunkan
naiknya temperatur, kecepatan korosi akan kejenuhan terhadap karbonat. Walaupun pH

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 91


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 2, Oktober 1999 : 89 - 99

mempunyai pengaruh yang sangat kecil ini dapat diatur dengan meningkatkan
terhadap kecepatan korosi air laut, tetapi arus.
dalam hubungannya dengan deposit
Kerugian :
calcareous mempunyai pengaruh yang harus
• Membutuhkan pembangkit arus DC yang
dipertimbangkan. Pengendapan kerak
tersedia cukup dan kontinu.
umumnya terjadi pada pH lebih tinggi, di
• Harus selalu memperhatikan arah arus
mana ion OH- dihasilkan selama reduksi
yang diberikan agar tidak terbalik
oksigen terlarut.
• Membutuhkan pengawasan tenaga ahli
• Organisma biologi
• Anodanya harus tersekat dan tahan air
Air laut merupakan media yang aktif bagi
jika pencelupannya memungkinkan
sejumlah mikro organisma. Mikro organisma
terjadinya korosi pada bagian sekatnya.
ini bersama-sama dengan permukaan logam
• Sistem arus tanding dengan anoda dari
dalam air laut akan membentuk biofouling
logam-logam inert harus ada pelindung
menyebabkan terjadinya korosi merata atau
arus
lokal. Larutnya beberapa partikel padat
pada air laut akan menimbulkan proses
b. Cara anoda korban
dinamik yang terus menerus, dimulai dari
Keuntungan :
adsorbsi material organik terlarut, mati dan
• Dapat digunakan walaupun tidak ada
terjadi pembentukan lapisan film yang
sumber listrik dari luar.
disebabkan oleh ganggang dan bakteri yang
mana akan menyebabkan terjadinya • Tidak mengeluarkan tambahan biaya
tumbuhan hidup. Terbentuknya lapisan film untuk pemakaian alat-alat listrik
ini hanya dalam waktu relatif singkat, yaitu • Sangat mudah pengawasannya sehingga
dua jam dari saat logam dicelupkan ke tidak dibutuhkan orang yang benar-benar
dalam air laut. Lapisan ini akan mengubah ahli
sifat kimia pada permukaan logam dalam • Arus tidak mungkin mengalir pada arah
elektrolit. yang salah sehingga proteksi benar-benar
terjadi
2.2 Proteksi Katodik • Pemasangan anoda korban sederhana
Kerugian :
Proteksi katodik adalah suatu cara per-
• Arus yang tersedia bergantung pada
lindungan korosi secara elektrokimia di mana
luasan anoda, tentunya bersifat lebih
reaksi oksidasi pada sel galvanik dikonsen-
konsumtif bila struktur yang diproteksi
trasikan pada anoda dan menghilangkan korosi
sangat besar.
pada katoda.
• Bila ada sumber arus DC maka energi
Struktur yang akan dilindungi secara listrik
yang dibutuhkan dapat tersedia dengan
dibuat negatip sehingga bertindak sebagai
biaya lebih murah.
kaatoda. Elektroda yang lain secara listrik
dibuat positip dan bertindak sebagai anoda
2.3 Proteksi Katodik Anoda Korban
hingga tercipta suatu sistem rangkaian arus
listrik searah tertutup sebagaimana hanlnya Beberapa kriteria dalam proteksi katodik
bila sepotong logam terkorosi. Sistem ini baja karbon dengan cara anoda korban
membutuhkan anoda, katoda, aliran listrik di adalah(1):
antara keduanya dan adanya elektrolit. Dengan 1. Potensial negatif (katoda) sekurang-
kata lain, penerapannya hanya mungkin bila kurangnya –0,800 volt diukur antara per-
struktur yang diproteksi dan anoda berada pada mukaan struktur dengan elektroda Ag/AgCl
hubungan secara langsung baik secara yang dihubungkan di dalam air laut.
elektronik maupun elektrolit. Proteksi katodik 2. Minimum negatif penyimpangan potensial
dapat diterapkan dengan dua cara, yaitu : (katoda) 0,3 volt yang dihasilkan dari arus
a. Cara arus tanding proteksi.
Keuntungan : 3. Minimum negatif penyimpangan potensial
• Jika tersedia cukup tegangan listrik (katoda) 0,1 volt yang diukur dengan adanya
maka arus proteksi dapat ditingkatkan gangguan arus dan pengukuran perubahan
sesuai yang diinginkan, selama material potensial.
anoda tetap berfungsi.
• Tegangan tidak perlu besar walaupun ada Penilaian kinerja anoda korban dalam
kehilangan karena tahanan, karena hal memproteksi baja karbon meliputi :

92 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
Studi Perbandingan Kinerja Anoda Korban Paduan Aluminium dengan Paduan Seng dalam Lingkungan Air Laut (Juliana Anggono)

1. Kapasitas anoda, yaitu jumlah arus yang 3. Hasil Penelitian


didapat untuk satu satuan waktu yang
dihasilkan dari berat anoda tertentu. 3.1 Korosi Baja Karbon
Perhitungan kapasitas nyata anoda korban
menggunakan persamaan : Hasil uji celup terhadap baja karbon tanpa
i.t proteksi menunjukkan adanya kehilangan berat
Kapasitas = (2) seperti tercantum pada Gambar 2.
w
dimana:
i = arus galvanik (ampere).
t = waktu pencelupan (jam).
w = kehilangan berat anoda (kg).
2. Laju konsumsi anoda, menunjukkan rata-
rata berkurangnya berat anoda karena
memproteksi katoda.
Perhitungan laju konsumsi anoda korban
menggunakan persamaan :
w
Laju konsumsi = (3)
i.t
3. Efisiensi anoda, menunjukkan persentase
kapasitas anoda teoritis yang dicapai dalam
prakteknya.
Gambar 2. Grafik Laju Korosi Baja Karbon terhadap
Perhitungan efisiensi anoda karbon meng-
Salinitas
gunakan persamaan :
kapasitas nyata 3.2 Potensial Setengah Sel Anoda Dan
Efisiensi = (4)
kapasitas teoritis Katoda
4. Waktu induksi anoda, yaitu waktu yang
Pada Tabel 4 diberikan data pengukuran
dibutuhkan anoda untuk menghasilkan
potensial setengah sel anoda dan katoda yang
potensial katoda yang stabil pada nilai
dipakai pada penelitian.
potensial proteksi. Merupakan waktu untuk
mempolarisasi-negatifkan logam yang Tabel 4. Potensial Setengah Sel Elektroda
dilindungi menjadi katodik. Terhadap Ag/AgCl
5. Potensial proteksi, yaitu potensial yang
disuguhkan sewaktu memberikan informasi
mengenai perilaku perlindungan anoda
terhadap katoda dalam suatu kurun waktu.
6. Pola korosi anoda. Anoda harus mempunyai
kecenderungan terkorosi sendiri (parasitic
corrosion) yang kecil, yang berarti anoda
harus mempunyai pola korosi yang merata
(uniform corrosion).
Perhitungan laju korosi anoda dan katoda
3.3 Uji Celup Anoda Dan Katoda
menggunakan persamaan :
KxW Pengujian celup pasangan anoda dan katoda
LajuKorosi = (5)
AxTxD selama sepuluh hari menunjukkan data-data
seperti ditunjukkan pada Tabel 5 dan 6.
dimana :
K = konstanta = 8,76 x 104 untuk satuan
Tabel 5. Hasil Uji Celup Pasangan Anoda Zn
laju korosi mm/y. dan Katoda Fe
W = kehilangan berat (gram).
A = luas spesimen yang tercelup (cm2).
T = waktu pencelupan (jam).
D = densitas (gram/cm3), untuk baja
karbon D = 7,86 gr/cm3; paduan Zn, D
= 7,13 gr/cm3 dan paduan Al, D = 2,7
gr/cm3.

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 93


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 2, Oktober 1999 : 89 - 99

Tabel 6. Hasil Uji Celup Pasangan Anoda Al Tabel 8. Arus Galvanik (mA) Anoda Korban Al
dan Katoda Fe

3.4 Potensial Proteksi 3.6 Kapasitas, Efisiensi Dan Laju Konsum-


si Anoda
Pengukuran potensial proteksi terhadap
pasangan anoda dan katoda yang tercelup sela- Hasil perhitungan kapasitas, efisiensi dan
ma sepuluh hari memberikan hasil rata-rata laju konsumsi anoda korban paduan seng
besarnya potensial proteksi pada Gambar 3. ditunjukkan pada Tabel 9 dan untuk paduan
aluminium ditunjukkan pada Tabel 10.

Tabel 9. Kapasitas, Laju Konsumsi dan Efisi-


ensi Anoda Korban Zn

Gambar 3. Grafik Perubahan Potensial terhadap


Tabel 10. Kapasitas, Laju Konsumsi dan Efisi-
Salinitas
ensi Anoda Korban Al
3.5 Arus Galvanik

Pengukuran arus galvanik dilakukan ber-


sama-sama dengan pengukuran potensial
proteksi selama sepuluh hari. Hasilnya
ditunjukkan pada Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel 7. Arus Galvanik (mA) Anoda Korban Zn

3.7 Laju Korosi Pada Proteksi Anoda


Korban

Pada Tabel 11 dan 12 berikut ini


ditunjukkan laju korosi yang masih terjadi pada
baja karbon yang dilindungi dengan anoda
korban.

94 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
Studi Perbandingan Kinerja Anoda Korban Paduan Aluminium dengan Paduan Seng dalam Lingkungan Air Laut (Juliana Anggono)

Tabel 11. Laju Korosi Baja Karbon yang


Dilindungi Anoda Korban Zn

Tabel 12. Laju Korosi Baja Karbon yang


Dilindungi Anoda Korban Al

Gambar 5. Grafik Hubungan Potensial Proteksi


Anoda Al terhadap Waktu Celup

4. Analisa Data

4.1 Laju Korosi Baja Karbon Tanpa Pro-


teksi

Dari perhitungan korosi baja karbon tanpa


proteksi yang ditunjukkan pada Gambar 2, laju
korosi bervariasi dari 0,1975 mm/y sampai
3.8 Waktu Induksi dengan 0,3077 mm/y. Laju korosi meningkat
dengan naiknya salinitas air laut dimana
Pada Gambar 4 dan 5 ditunjukkan waktu terjadi peningkatan kandungan garam-garam
induksi anoda korban paduan seng dan paduan klorida, khususnya NaCl. Kandungan NaCl
aluminium yang diukur selama sepuluh menit merupakan bagian terbesar dari garam-garam
pertama setelah pencelupan. terlarut yang terdapat di dalam larutan
pengganti air laut. Air laut dengan salinitas
33%o mengandung 2,244% NaCl, pada salinitas
35%o terkandung 2,370% NaCl, dan pada
salinitas 37%o terkandung 2,501% NaCl untuk
tiap liter larutan pengganti air laut.
Meningkatnya kandungan NaCl dalam air laut
akan meningkatkan laju korosi baja karbon.
Hal ini terlihat pada Gambar 1, dimana laju
korosi besi akan meningkat dengan kenaikan
kandungan NaCl sampai dengan 3%.
Ion Cl- yang berperan dalam proses korosi
tersebut bekerja dengan memecahkan lapisan
pasif atau mencegah pembentukan lapisan
pasif ini pada besi (20). Ion Cl- lebih mudah
melakukan penetrasi melalui lapisan film pasif
melalui pori-pori atau cacat pada permukaan
logam bila dibandingkan dengan ion-ion
lainnya, misalnya SO42-. Atau ion Cl- akan
membentuk koloid yang menyebar pada lapisan
film oksida dan meningkatkan permeabilitas-
Gambar 4. Grafik Hubungan Potensial Proteksi nya.
Anoda Zn terhadap Waktu Celup Menurut teori penyerapan, ion Cl- akan
bersaing dengan oksigen terlarut atau ion OH-

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 95


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 2, Oktober 1999 : 89 - 99

untuk terserap ke permukaan logam. Saat dalam seng sedemikian rendah, yaitu kurang
bersentuhan dengan permukaan logam, ion Cl- dari 0,0014%(19). Sedangkan pada paduan
cenderung melarutkan ion-ion logam dan aluminium dengan penambahan seng dan
memudahkan ion-ion tersebut masuk ke indium akan mencegah terbentuknya lapisan
larutan. Hal ini berlawanan dengan pengaruh oksida yang merata pada permukaan
penyerapan oksigen yang menurunkan laju aluminium yang dapat membatasi arus
pelarutan suatu logam. Dengan kata lain, ion galvanik antara anoda dan katoda.
Cl- yang terserap meningkatkan perpindahan Penambahan komposisi seng sampai dengan
arus untuk pelarutan anodik logam-logam 5% dan indium sampai dengan 0,0484% akan
tersebut melebihi kemampuan oksigen. Dengan menghasilkan potensial proteksi yang lebih
demikian nyata bahwa besi tidak mudah negatif(5). Dari penjelasan ini diketahui
terpasivasi secara anodik dalam larutan yang bahwa laju korosi paduan aluminium lebih
mengandung banyak ion Cl-. besar daripada laju korosi paduan seng, hal
Pemecahan lapisan pasif oleh ion-ion Cl- ini tampak pada Tabel 5 dan 6.
terjadi pada bagian-bagian tertentu permukaan - Bila ditinjau dari variasi salinitas, laju
logam (tidak merata). Kemungkinan bagian- korosi pada paduan aluminium meningkat
bagian tersebut adalah pada lapisan pasif yang dengan naiknya salinitas air laut karena
strukturnya sedikit bervariasi dan lapisannya pengaruh garam-garam klorida seperti yang
tipis(20). Selanjutnya akan terjadi beda potensial terjadi pada korosi baja karbon. Hal ini juga
pada permukaan logam yang berarti terjadi terjadi pada paduan seng, dimana garam-
aliran arus. Rapat arus yang besar pada anoda garam klorida dan sulfat berpengaruh
akan meningkatkan laju penetrasi pada meningkatkan laju korosi. Tetapi dengan
permukaan logam. Penetrasi ini menyebabkan adanya ion-ion Mg2+ dan Ca2+ dapat
terjadinya korosi pitting yang berlangsung mencegah terjadinya korosi pada paduan
dengan sendirinya, atau yang disebut proses seng(1). Sehingga terlihat pada Tabel 5 laju
autocatalytic. korosi yang terjadi pada paduan seng sedikit
meningkat pada salinitas 35%o tetapi
4.2 Potensial Setengah Sel Anoda dan menurun pada salinitas 37%o.
Katoda - Bila ditinjau dari perbandingan luas A : K,
terlihat pada Tabel 7 dan 8 bahwa terjadi
Hasil pengukuran pada Tabel 4 menunjuk- peningkatan arus galvanik pada per-
kan adanya fluktuasi penunjukkan pada bandingan 1 : 3. Disini luasan anoda yang
voltmeter. Hal ini disebabkan belum stabilnya kecil bertindak sebagai subyek yang harus
gaya gerak listrik pada permukaan anoda dan mengeluarkan arus untuk melindungi luasan
katoda sebagai akibat terjadinya reaksi anodik katoda yang besar. Dengan demikian
dengan lingkungan. potensial proteksi juga lebih besar sehingga
Besarnya potensial tersebut bergantung terjadi laju korosi yang besar pada anoda.
pada jenis anoda dan katoda serta Dari variasi salinitas, terlihat bahwa arus
lingkungannya. Pada deret Galvanik dapat galvanik yang dihasilkan anoda korban
diketahui bahwa potensial besi paling positif paduan seng maupun paduan aluminium
kemudian potensial aluminium, sedangkan terus meningkat pada salinitas yang lebih
potensial seng paling negatif. tinggi. Hal ini disebabkan konduktivitas
larutan yang semakin tinggi dengan naiknya
4.3 Hasil Uji Celup Anoda Dan Katoda salinitas.
Dari hasil uji celup pasangan anoda dan 4.4 Analisa Kapasitas, Efisiensi dan Laju
katoda, dapat diketahui bahwa : Konsumsi Anoda
- Potensial proteksi baja karbon oleh paduan
aluminium lebih negatif daripada yang Dari Tabel 9 terlihat bahwa kapasitas anoda
dihasilkan oleh paduan seng, seperti terlihat paduan seng tidak ada yang mencapai nilai
pada Gambar 3. Demikian pula arus kapasitas teoritisnya (819,7 A.jam/kg).
galvanik yang dihasilkan paduan aluminium Demikian pula paduan aluminium tidak ada
lebih besar daripada yang dihasilkan paduan yang mencapai kapasitas teoritis 2978,4
seng, seperti tampak pada Tabel 7 dan 8. Hal A.jam/kg, seperti yang ditunjukkan pada Tabel
ini dapat terjadi karena pada paduan seng 10. Dengan demikian efisiensi anoda juga tidak
terdapat pengotor (impurities) seperti besi, ada yang mencapai 100%. Hal ini disebabkan
tembaga dan timbal. Yang paling ber- anoda terkorosi sendiri dan tidak merata
pengaruh adalah besi karena kelarutannya sehingga pengurangan berat anoda yang terjadi

96 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
Studi Perbandingan Kinerja Anoda Korban Paduan Aluminium dengan Paduan Seng dalam Lingkungan Air Laut (Juliana Anggono)

tidak selalu disertai pengeluaran arus galvanik Dari segi perbandingan luas A : K, dengan
yang sesuai. bertambahnya arus dari anoda berarti
Efisiensi anoda paduan aluminium lebih bertambah pula perlindungan yang dapat
baik daripada paduan seng. Walaupun diberikan pada permukaan katoda.
perbedaannya tidak terlalu jauh tetapi bila
dilihat dari laju konsumsi anoda maka anoda 4.6 Waktu Induksi
paduan aluminium mempunyai laju konsumsi
yang jauh lebih baik atau lebih rendah daripada Dari Gambar 4 terlihat bahwa anoda padu-
paduan seng. an seng mempunyai waktu induksi yang sangat
baik, yaitu pada menit pertama telah melewati
4.5 Ketahanan Laju Korosi Baja Karbon batas potensial proteksi -0,800 volt. Anoda
paduan aluminium juga mencapai potensial
Baja karbon yang bertindak sebagai struktur proteksi pada menit pertama, seperti terlihat
yang dilindungi (katoda), seperti yang pada Gambar 5, tetapi dengan nilai potensial
ditunjukkan pada Gambar 6, ternyata masih proteksi yang lebih positif daripada yang
juga mengalami korosi. Tetapi seperti yang dihasilkan paduan seng. Baik dan tidaknya
terdapat pada Tabel 11 dan 12, laju korosi yang waktu induksi ini ditentukan oleh kecepatan
terjadi pada baja karbon yang dilindungi stabilnya gaya gerak listrik permukaan anoda
dengan anoda korban sudah jauh menurun. terhadap larutan.
Laju korosi baja karbon tidak dapat hilang Berdasarkan salinitas terlihat kecende-
sama sekali (laju korosi nol) karena adanya rungan bahwa semakin tinggi salinitas semakin
kehilangan arus proteksi pada hubungan negatif potensial proteksi yang dihasilkan dan
galvanik anoda dan katoda. Hal ini dapat waktu induksinya semakin baik.
terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut : Pada perbandingan luas A : K yang semakin
- adanya tahanan dalam kabel tembaga yang besar, potensial proteksi semakin negatif dan
menghubungkan anoda dan katoda. waktu induksinya semakin cepat. Hal ini
- adanya tahanan elektrolit antara anoda dan disebabkan banyaknya ion yang mengalir dari
katoda. anoda ke permukaan katoda sehingga mem-
- adanya tahanan yang terjadi pada produk percepat terjadinya polarisasi negatif pada
korosi di permukaan logam yang disebabkan permukaan katoda.
proses autocatalytic.
- pengaruh pembentukan gas hidrogen pada 4.7 Pola Korosi Anoda
permukaan katoda, dimana pembentukan
Hasil foto makro pada Lampiran me-
gas hidrogen ini dapat meningkatkan
nunjukkan bahwa pola korosi anoda paduan
tahanan pada katoda yang dapat
seng tidak merata (Gambar A1-A3). Hal ini
menurunkan arus dari anoda(1).
ditandai dengan terjadinya korosi pitting
(warna gelap/hitam pada foto). Naiknya
salinitas air laut diikuti dengan kecenderungan
berkurangnya korosi pitting, hal ini
berhubungan dengan kehadiran ion Mg2+ dan
ion Ca2+ yang telah dibahas di depan. Korosi
pitting terbanyak terjadi pada kondisi salinitas
33%o dengan ratio luasan 1 : 3 (Gambar A3) dan
pada kondisi salinitas 35%o dengan ratio luasan
1 : 2.
Pada paduan aluminium, juga terlihat
Gambar 6. Mekanisme Perlindungan Korosi pada bahwa korosi terjadi tidak merata. Dengan
(1)
Baja oleh Seng . bertambahnya salinitas maka pitting yang
terjadi semakin banyak, seperti yang tampak
Secara umum baja karbon yang terlindungi
pada Gambar B1-B3, dimana hal ini juga
paduan aluminium mempunyai ketahanan laju
menunjukkan terjadinya laju korosi yang
korosi yang lebih baik bila dibandingkan
semakin tinggi. Gejala ini erat kaitannya
dengan struktur yang dilindungi paduan seng.
dengan kerja ion-ion Cl- yang mempunyai
Bila dilihat dari segi variasi salinitas,
kecenderungan untuk terus membuat
ketahanan korosi meningkat pada salinitas
terjadinya korosi pitting. Pada perbandingan
yang tinggi. Hal ini diperkirakan karena
luasan A:K terdapat kecenderungan meningkat-
konduktivitas larutan yang tinggi karena
nya korosi pitting dengan bertambah besarnya
banyaknya kandungan garam-garam terlarut.
perbandingan luasan tersebut.
Sehingga arus dari anoda dapat meng-
hantarkan ion ke permukaan katoda.

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 97


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 2, Oktober 1999 : 89 - 99

5. Kesimpulan dan Saran 4. Chandler, K. Alexander, Marine and


Offshore Corrosion, 3rd ed. New York :
5.1 Kesimpulan Butterword and Co.Ltd, 1985.
− Peningkatan salinitas dari 33 %o menuju 37 5. Djaprie, Sriati dan D.M.F. Luhulima,
%o secara umum meningkatkan kinerja Standardisasi dan Penilaian Kinerja
anoda korban paduan seng maupun paduan Anoda Korban Paduan Aluminium pada
aluminium. Proteksi Katodik. Jakarta : Seminar Korosi
− Peningkatan luas struktur yang diproteksi ’92 Universitas Indonesia, 1992,
akan menyebabkan peningkatan arus Proceedings.
galvanik yang terjadi, yang secara umum 6. Fontana, Mars, Corrosion Engineering, 3rd
akan menurunkan kapasitas dan efisiensi, ed. New York : Mc Graw-Hill Book
serta meningkatkan laju konsumsi anoda Company, 1987.
korban.
− Kinerja anoda korban paduan aluminium 7. Jones, Denny, Principles and Prevention of
lebih baik daripada paduan seng, seperti Corrosion, 3rd ed. New York : Macmillan
Publishing Company, 1992.
ditunjukkan pada Tabel 13.
8. Laque, L. Francis, Marine Corrosion,
Tabel 13. Penilaian Kinerja Anoda Korban Causes and Prevention, 3rd ed. New York :
Paduan Al dan Paduan Zn John Wiley & Sons, 1975.
9. Lenox, T.J. Jr., Electrochemical Properties
of Magnesium, Zinc, and Aluminum
Galvanic Anodes in Sea Water, New York :
Third International Congress on Marine
Corrosion and Fouling, 1975, Proceedings.
10. _______, Properties and Selection of Metals,
Metals Handbook, 8th ed. Ohio : ASM
International, 1975.
Keterangan : * kinerja baik 11. Morgan, John, Cathodic Protection, 2nd ed.
** kinerja lebih baik Texas : National Association of Corrosion
− Pola korosi yang terlihat dari pengamatan Engineers,1987.
foto makro menunjukkan pada anoda korban 12. Myers, J. John, et al., Handbook of Ocean
paduan seng maupun paduan aluminium and Underwater Engineering, 4th ed. New
terjadi korosi yang tidak merata dengan York : Mc Graw-Hill Book Company, 1985.
adanya korosi lubang (pitting) di permuka-
annya. 13. Nayar, Alok, The Metals Databook, 2nd ed.
New Delhi : Tata McGraw-Hill Publishing
Company Ltd, 1997.
5.2 Saran
14. Peabody, William, Cathodic Protection for
Untuk penelitian lebih lanjut dapat Pipeline, 4th ed. Texas : National
dilakukan dengan mengkombinasikan metode Association of Corrosion Engineers, 1970.
proteksi katodik anoda korban ini dengan
metode lain, misalnya pengecatan. 15. Sabariman, et al., Penelitian Terhadap
Sistem Proteksi Katodik di Petrokimia
Gresik. Jakarta : Lembaga Metalurgi
Daftar Pustaka Nasional-Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, 1982, Proceedings.
1. ______, Corrosion, 3rd ed., ASM Handbook, 16. Srijono, Bambang, et al., Penelitian
New York : ASM International, 1992. Pembuatan Anoda Aluminium untuk Kapal
2. ______, Wear and Erosion; Metal Corrosion, Laut. Jakarta : Lembaga Metalurgi
ASM Standards, vol 03.02, New York: Nasional-Lembaga Ilmu Pengetahuan
ASTM International, 1990. Indonesia, 1985, Proceedings.

3. ______, Water (II), ASTM Standards, vol 17. Sulaiman, A., dan A. Rustandi, Material
11.02. New York : ASTM International, Untuk Proteksi Katodik. Jakarta : Seminar
1990. Korosi ’92 Universitas Indonesia, 1992,
Proceedings.

98 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
Studi Perbandingan Kinerja Anoda Korban Paduan Aluminium dengan Paduan Seng dalam Lingkungan Air Laut (Juliana Anggono)

18. Sundjono, Lapis Lindung Cat, Surabaya :


Seminar Sehari Ketangguhan Baja Lapis
Lindung Yang Unik dan Estetik Terhadap
Serangan Korosi, 1995, Proceedings.
19. Tretthewey, R. Keneth and J. Chamberlain,
Korosi untuk Mahasiswa dan
Rekayasawan, edisi ke-2. Jakarta : PT.
Gramedia, 1991.
20. Uhlig, H. Herbert and R. Winston Revie,
Corrosion and Corrosion Control, 3rd ed.
New York : John Wiley & Sons, 1991.
Gambar B1 Foto Makro Korosi Lubang pada Anoda
Al dengan perbandingan luas A:K= 1:1 pada
Lampiran : o
Salinitas 37 /oo

Gambar A1 Foto Makro Korosi Lubang pada Anoda


Zn dengan perbandingan luas A:K= 1:1 pada
o
Salinitas 33 /oo
Gambar B2 Foto Makro Korosi Lubang pada Anoda
Al dengan perbandingan luas A:K= 1:2 pada
o
Salinitas 37 /oo

Gambar A2 Foto Makro Korosi Lubang pada Anoda


Zn dengan perbandingan luas A:K= 1:2 pada
o
Salinitas 33 /oo

Gambar B3 Foto Makro Korosi Lubang pada Anoda


Al dengan perbandingan luas A:K= 1:3 pada
o
Salinitas 37 /oo

Gambar A3 Foto Makro Korosi Lubang pada Anoda


Zn dengan perbandingan luas A:K= 1:3 pada
o
Salinitas 33 /oo

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 99


http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/

Anda mungkin juga menyukai