Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian Dividen

Dividen adalah bagian dari laba atau pendapatan suatu perusahaan yang besarannya telah
ditetapkan oleh direksi dan juga disahkan dalam rapat para pemegang saham yang nantinya
akan dibagikan kepada seluruh pemegang saham. Distribusi pembagian dividen kepada setiap
pemilik merupakan tujuan utama dalam bisnis.

Mengingat pembagian menjadi tujuan utama, maka perlu mendapatkan persetujuan dari para
pemegang saham melalui hak suara. Dividen menjadi hal yang cukup dinantikan oleh para
pemegang saham karena bentuk investasi yang telah dilakukan dalam ekuitas terhadap suatu
perusahaan dan umumnya berasal dari laba bersih. Namun, sebagian besar laba juga akan
disimpan dalam perusahaan sebagai laba yang ditahan. 

Laba tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk kegiatan bisnis perusahaan saat ini maupun
yang akan datang. Sisa laba bisa dialokasikan untuk para pemegang saham sebagai dividen.

2. Jenis-Jenis Dividen

1. Cash Dividend/ Dividen Tunai

Jenis-jenis dividen yang pertama adalah dividen tunai, yang paling umum dan populer.
Sistem pembayaran tunai ini terjadi ketika perusahaan akan membayarkan dividen bisnisnya
dalam bentuk uang tunai kepada pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang
mereka miliki. Kemudian, uang tersebut akan disimpan di dalam rekening bank para
pemegang saham.

2. Stock Dividend/ Dividen Saham

Dividend ini memiliki sistem dimana perusahaan akan membayarkan keuntungan kepada
para pemegang saham dengan mengeluarkan saham baru. Nominal pembayaran ini sudah
sesuai berdasarkan jumlah saham yang dimiliki para pemegang saham dan investor.

3. Property Dividend / Dividen Properti

Jenis yang satu ini perusahaan akan membayar dividen dalam bentuk properti bukan uang
tunai. Biasanya, ini terjadi ketika perusahaan memiliki uang kas operasi yang terbatas namun
ingin membayarkan dividen kepada investornya. Bentuk jenis ini dapat berupa aset seperti
kendaraan, real estate, dan semacamnya.

3. Scrip Dividend/ Dividen Skrip

Jenis ini kurang lebih sama seperti dividen properti yang ketika sebuah perusahaan tidak
memiliki uang kas yang cukup untuk membayar dividen para pemegang sahamnya.

Dalam jenis ini, perusahaan akan membayar dividen yang mereka tanggung dalam bentuk
surat utang atau surat perjanjian hutang untuk membayar para pemegang saham dengan
waktu yang sudah mereka sepakati.

4. Liquidating Dividend/ Dividen Likuidasi


Terakhir ada likuidasi, perusahaan akan mengembalikan modal awal investor berikan
sebagai ekuitas perusahaan. Sistem ini biasanya terjadi saat perusahaan tersebut sedang
mengalami kebangkrutan dan akan mengakhiri bisnisnya.

3. Pengertian Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh


perusahaan, pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan
investasi di masa yang akan datang (Harjito dan Martono, 2012:270)

Bringham dan Houston (2001 : 14) menyatakan bahwa terdapat tiga teori dari
preferensi investor yaitu :

1. Dividend Irrelevance Theory) Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen


perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya
modalnya. Teori ini dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM).
Mereka berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besarnya
Dividend Payout Ratio namun nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan
dasarnya dalam menghasilkan laba dan resiko bisnisnya.

2. Teori Bird In The Hand (Bird In The Hand Theory) Myron Gordon dan John Linther
dalam Hadiwidjaya (2007) berpendapat bahwa sesungguhnya investor lebih
menghargai pendapatan yang berupa dividen daripada pendapatan yang diharapkan
dari keuntungan modal (capital gain) yang akan dihasilkan dari laba ditahan.
Pendapat Gordon dan Linther diberi nama oleh MM bird in the hand fallacy. Gordon
dan Linther beranggapan bahwa satu burung ditangan lebih berharga daripada
seribu burung diudara.

3. Teori Preferensi Pajak (Tax Preference Theory) Ada tiga alasan yang berkaitan
dengan pajak untuk untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai
pembagian dividen yang rendah daripada pembagian dividen yang tinggi, yaitu :
1) Keuntungan modal (capital gain) dikenakan tarif pajak yang lebih rendah
dibandingkan.
2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham itu terjual, sehingga
ada efek nilai waktu.
3) Terhindar dari pajak keuntungan modal apabila saham yang dimiliki
seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada keuntungan modal
yang terutang

4. Tipe-Tipe Kebijakan Dividen

5. Pengumuman Dividen
Menurut John dan Smart (2012:434) pengumuman dividen adalah hari di mana
perusahaan memberikan informasi kepada publik mengenai pembagian dividen,
perusahaan juga menetapkan tanggal tertentu yang menentukan pemegang saham
yang akan menerima dividen. Dividen dibagikan kepada para pemegang saham
sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk
membagi keuntungan dalam dividen, maka semua pemegang saham mendapatkan
haknya yang sama

6. Teori Kebijakan Dividen

Kebijakan deviden (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa
besar bagian dari pendapatan perusahaan yang akan dibagikan kepada para pemegang
saham dan akan diinvestasikan kembali (reinvesment) atau ditahan (retained) di dalam
perusahaan. Berdasarkan pengertian tersebut, kebijakan dividen didasarkan pada rentang
pertimbangan atau kepentingan pemegang saham di satu sisi dan kepentingan perusahan di
sisi lain.

Menurut Kolb dalam Hidayati (2006), kebijakan dividen penting karena dua alasan yaitu:

a. Pembayaran dividen akan memengaruhi harga saham.

b. Pendapatan yang ditahan (retained earning) biasanya merupakan sumber modal sendiri
yang terbesar dan terpenting untuk pertumbuhan perusahaan.

7. Jenis-Jenis Kebijakan Dividen

Terdapat 5 jenis dividen yang dikenal secara umum dan merupakan laba yang dibayarkan
sesuai dengan persetujuan dalam rapat umum pemegang saham. Berikut ini ulasannya:

1. Dividen Saham

Ketika jumlah saham pemilik saham meningkat atau bertambah, maka perusahaan akan
membagikan dividen saham. Meski begitu, ini tidak akan mengubah kapitalisasi dalam pasar
karena cara pembagiannya yang mirip dengan stock split. Adapun cara pembayarannya
adalah dengan menambah jumlah saham sekaligus mengurangi nilainya dari masing-masing
saham.

Pembagiannya adalah keuntungan modal investasi dari perusahaan melalui saham. Maka,
aset saham yang dimiliki suatu perusahaan akan meningkat karena dividen saham yang telah
dibayarkan.

2. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi memiliki arti pengembalian modal dari suatu perusahaan kepada para
pemilik saham. Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan, maka perusahaan pun berhak
untuk mengembalikan saham modal kepada pemilik saham. Tujuannya agar perusahaan
tidak memiliki utang atau masalah di masa depan.

3. Dividen Tunai

Pembagian dividen tunai berarti pembagian keuntungan modal investasi yang dilakukan
secara tunai. Bisa jadi perusahaan akan membayarkan dividen tunai sebanyak 2-4 kali dalam
1 tahun. Dana pembayaran dividen tunai akan diambil dari keuntungan yang ditahan
perusahaan, jadi laba otomatis ditahan serta kas perusahaan akan berkurang.

4. Dividen Properti

Sesuai dengan namanya, dividen properti ini dibayarkan dengan aset atau aktiva selain kas
perusahaan. Bisa dalam bentuk rumah yang memiliki nilai setara dengan dividen hasil
persetujuan rapat pemegang saham. Dividen ini dilakukan karena perusahaan mengalami
penurunan kas dalam membayar dividen tunai. Dividen ini pun jarang dilakukan karena
cukup rumit dan kurang disukai oleh para pemilik saham.

5. Dividen Janji Utang (Skrip)

Metode pembayaran dividen skrip atau janji utang ini dengan membuat janji utang
perusahaan untuk para pemegang saham. Pernyataan tentang pelunasan atau pembayaran
utang yang telah dijanjikan dalam jangka waktu tertentu. Dividen skrip ini berarti mengakui
adanya utang yang baru dan harus dicatat dalam neraca. Terdapat pula bunga, sehingga
perusahaan wajib membayar bunga serta utangnya kepada para pemilik saham.

8. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Sinuraya, 1999 dalam Hadiwidjaja, (2007 : 22) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
menentukan kebijakan dividen adalah 1) peraturan hukum, 2) posisi likuiditas, 3) perlunya
membayar kembali pinjaman (need to repay debt), 4) keterbatasan karena kontrak pinjaman
(restriction in debt contract), 5) tingkat perluasan harta (rate of asset expansion), 6) tingkat
keuntungan, 7) stabilitas keuntungan, 8) pintu pasaran modal (access to the capital market),
9) laba yang diperoleh berusaha untuk dibayarkan kepada pemegang saham.

Tujuan Pembayaran Dividen


Tujuan dari pembayaran dividen adalah agar para pemilik saham memiliki hadiah atas
kepercayaannya terhadap sebuah perusahaan. Perusahaan yang melakukan pembagian dividen
dipandang positif dan membantu dalam melindungi kepercayaan para investor.

Mekanisme Pembagiannya

Dalam pembagian dividen, mekanisme yang digunakan umumnya ada 2, yakni dividen interim dan
dividen final.

Dividen Interim: Mekanisme pembagian dividen yang diberikan dalam jangka waktu sebelum
pembukuan keuangan perusahaan akan ditutup atau waktunya masih berjalan.

Dividen Final: Mekanisme pembagian dividen setelah proses pembukuan keuangan perusahaan
selesai.

Kedua mekanisme ini akan digunakan secara bersamaan dalam kurun waktu 1 tahun. Dengan begitu,
investor akan menerima 2 kali dividen dalam 1 tahun. Nyatanya, tidak semua perusahaan
menggunakan 2 metode ini. Ada juga perusahaan yang memakai mekanisme dividen final saja.
Nominal dividen final yang akan diterima pun akan ditentukan berdasarkan hasil RUPS dikurangi
dengan dividen interim yang diterima sebelumnya apabila mendapatkan atau menggunakan kedua
mekanisme pembagian dividen ini.

Prosedur Pembayarannya

Prosedur pembayaran dividen dikenal juga dengan tanggal pengumuman dividen. Berikut ini
terdapat 5 prosedur pembayaran dividen yang perlu Anda ketahui:

Tanggal Pencatatan: Date of record berisi nama investor dan data pemegang saham dalam suatu
perusahaan yang memperoleh hak pembagian dividen.

Tanggal Cum-Dividend: Tanggal akhir dalam perdagangan saham untuk investor yang mempunyai
keinginan mendapatkan pembagian dividen dalam bentuk dividen tunai atau dividen saham.

Tanggal Pengumuman: Tanggal emiten atau perusahaan publik secara resmi mengumumkan bentuk,
jumlah, dan waktu pembayaran dividen.

Tanggal Pembayaran: Tanggal perusahaan membayarkan dividen kepada pemegang saham yang
menerima hak dividen.

Tanggal Ex-Dividend: Tanggal lepas perdagangan saham berdasarkan suatu perusahaan yang telah
menerima hak lagi untuk memperoleh dividen.
Pajak Dividen
Pajak dividen adalah potongan atas laba yang diperoleh oleh pemegang saham, pemegang
polis asuransi, atau anggota koperasi yang menerima bagian dari hasil usaha tertentu. Hal
tersebut pun telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 yang kini telah
berubah menjadi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan
Perpajakan (UU HPP). Didalamnya menyatakan bahwa dividen merupakan bagian dari
penghasilan yang menjadi objek pajak PPh. 

Sebagaimana yang telah ada dalam UU PPh, dividen dikenakan PPh Pasal 23, bahwa
penghasilan atas dividen ini merupakan wajib pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap
(BUT) akan dikenakan potongan pajak sebesar 15% dari jumlah dividen. Akan tetapi,
dikecualikan untuk orang pribadi yang pengenaan pajaknya berupa final, bunga, dan royalti. 

Selain itu, dikenakan pula PPh Pasal 4 ayat 2 (PPh Final) dengan tarif potongan pajak sebesar
10% dari jumlah bruto dan penghasilan tersebut bersifat final. Adapun pajak lainnya adalah
PPh pasal 26, dikenakan potongan pajak sebesar 20% dari jumlah bruto dividen dan dalam
hal ini penerima penghasilan dividen merupakan orang pribadi yang tinggal di luar negeri.
Tarif 20% dari PPh pasal 26 ini pun dikenakan bagi perusahaan luar negeri yang
mengoperasikan usahanya melalui BUT di Indonesia dan perusahaan luar negeri yang
menerima penghasilan di Indonesia tanpa BUT. 

Anda mungkin juga menyukai