SEMESTER 4
DISUSUN OLEH:
Kelompok 2
Muhammad Fakhri Sueid
2003321013
EC-4B
e. Dasar Teori :
Pada percobaan ini, perhitungan untuk menyeimbangkan Jembatan Wheatsone telah
diketahui. Perhitungannya selalu benar tidak peduli berapapun nilai R1 dan R2, dan juga
berapapun sumber tegangannya.Pada percobaan 2 faktor-faktor yang menentukan ketepatan
pengukuran pada jembatan wheatstone juga telah didiskusikan, dengan ditentukannya
sensitivitas oleh AVO meter. Sesungguhnya, semakin besar sensitivitas maka semakin kecil arus
out-of-balance yang melalui AVO meter yang dapat diukur.
Dengan memberikan sebuah AVO meter, kita dapat menentukan sensitivitas dan akurasi
dari sebuah pengukuran jika ada sesuatu yang ditambahkan pada rangkaian jembatan itu sendiri.
Parameter rangkaian jembatan yang dapat divariasikan adalah :
a. Resistansi dari lengan rasio
b. Lengan rasio
c. Resistansi pada pengukuran
d. Sumber tegangan
Tabel 2.
R1 (Ω) R2 (Ω) Ratio Rs at Balance (Ω) Out of Balance (µA)
100 1k 1:10
1k 10k 1:10
10k 100k 1:10
100 10k 1:100
1k 100k 1:100
1k 100 10:1
10k 1k 10:1
100k 10k 10:1
10k 100 100:1
100k 1k 100:1
Tabel 3.
R1 (Ω) R2 (Ω) Vs (V) Balance (Ω) Out of Balance Current (µA)
12 1k
100 100 10 1k
5 1k
i. Daftar Pustaka
- Modul Transducer Kit TK2942
a. Nomor Praktikum 03
b. Judul Praktikum : The Operational Amplifier
c. Tujuan Praktikum :
1. Mengenal dan memahami prinsip kerja penggunaan konfigurasi OP-AMP
2. Dapat membuat rangkaian dengan menggunakan OP-AMP
3. Menghitung besar penguatan berdasarkan percobaan
d. Alat dan Bahan :
1. Modul TK2941A
2. Power Supply ±15V dc ( PS 446)
3. Variable Power Supply DC 15V
e. Dasar Teori :
Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat
Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor
yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain
(penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp
atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.
Sebuah rangkaian Op-Amp memiliki dua input (masukan) yaitu satu Input Inverting
dan satu Input Non-inverting serta memiliki satu Output (keluaran). Sebuah Op-Amp juga
memiliki dua koneksi catu daya yaitu satu untuk catu daya positif dan satu lagi untuk catu
daya negatif.
Bagian utama rangkaian amplifier ditunjukkan gambar 4.5.3. ini terdiri dari rangkaian
operational amplifier dengan differential inputs. Gain dari tahap penguatan ditentukan oleh
komponen eksternal dan diatur oleh saklar panel.
f. Gambar Modul/Skematik Diagram:
g. Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan dari lemari dan dari workshop yang diambil oleh kelompok
yang piket
2. Kemudian susun alat dan bahan sesuai gambar dan judul praktek saat itu pada modul
3. Setelah selesai harap diperiksa kembali jalur kabel komponen, lalu tegangan input
apakah sudah sudah sesuai dengan modul
4. Kemudian nyalakan power supply
5. Setting DC Variable 0V lalu perlahan di tambah sesuai pada tabel modul
6. Setting gain sesuai pada tabel modul
7. Lalu catat hasil keluaran tegangan
8. Ulangi langkah tersebut sampai selesai
Tabel 2.
Input Voltage (V) Gain Setting Output Voltage (V)
0 10 0
0,5 10 0,006
1,0 10 0,009
-0,5 10 -0,006
-1,0 10 -0,009
Tabel 3.
Gain Setting Common Mode Voltage (V) Output Voltage (V)
1 0 0,001
1 2 0,0016
1 4 0,446
1 6 0,538
1 8 0,583
10 10 0,644
10 0 0
100 10 0,644
100 0 0
100 10 0,650
i. Daftar Pustaka
- Modul Transducer Kit TK2942
a. Nomor Praktikum 04
b. Judul Praktikum : Using The Operational Amplifier
c. Tujuan Praktikum :
1. Mengetahui bagaimana Operational Amplifier dapat digunakan untuk
meningkatkan sensitivitas Jembatan Wheatstone
2. Dapat mengatur keseimbangan Jembatan Wheatstone
d. Alat dan Bahan :
1. Modul TK2941A
2. Power Supply ±15V dc ( PS 446)
3. Decade Resistor
4. Resistor 4.7KΩ, 0.5W
5. Variable Power Supply DC 15V
e. Dasar Teori :
Op-Amp adalah suatu komponen elektronika penguat yang terintegrasi dalam sebuah IC
yang memiliki 2 input inverting dan non-inverting dan 1 output. Pada Op-Amp biasanya
terdapat umpan balik, Op-Amp bisa menguatkan tegangan input bisa dikali 1, dikali 10,
dll. Namun prinsip Op-Amp ini adalah membandingkan kedua nilai input, jadi jika kedua
nilai input sama, maka output akan 0. Jembatan Wheatstone untuk mengukur sensitivitas
dan juga hambatan pada suatu benda, jika jembatan wheatstone ideal atau keempat lengan
seimbang, maka galvanometer akan menunjukkan 0 artinya tidak ada arus
k. Contoh Aplikasi
l. Kesimpulan
m. Daftar Pustaka
- Modul Transducer kit TK2942
a. Nomor Praktikum 05
b. Judul Praktikum : Variable Resistivity Transducers
c. Tujuan Praktikum :
1. Memahami hubungan antara variasi dalam resistivitas dan variasi resistansi
2. Mengetahui penggunaan variasi resistivitas secara sederhana
d. Alat dan Bahan :
1. Modul TK2941A
2. Probe Konduktansi dari kit Transduser elektro-mekanis TK2941E
3. Power Supply ±15V dc ( PS 446)
4. Decade Resistor
5. AC Voltmeter 5mV-5V
6. Function Generator 10KHz Sine, 20V pk-pk
7. Parallel Sided beakers 250ml
8. Spoon
9. Common Salt
10. Water
e. Dasar Teori :
Rumus untuk menghitung resistansi dari suatu benda adalah:
R = l / =𝑅𝑎
A
𝑙
dimana:
R = Resistansi dalam ohm (Ω)
L = Panjang elemen dalam meter (m)
= Tahanan jenis ohm/meter
(Ω/m) A = Luas permukaan (m2)
1
Konduktansi = Resistansi
Dimana resistansi suatu bahan juga dapat dipengaruhi oleh konsentrasi suatu zat
yang mengenai bahan tersebut
g. Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan dari lemari dan dari workshop yang diambil oleh kelompok
yang piket
2. Kemudian susun alat dan bahan sesuai gambar dan judul praktek saat itu pada modul
3. Setelah selesai harap diperiksa kembali jalur kabel komponen, lalu tegangan input
apakah sudah sudah sesuai dengan modul
4. Kemudian nyalakan power supply
5. Setting R1 & R2 menjadi 1KΩ
6. Setting keluaran Function Generator sekitar 5KHz
7. Masukkan garam ke air hangat kemudian aduk
8. Campur air garam ke air biasa dengan rasio seperti pada tabel modul
9. Catat hasil nya
10. Ulangi sampai selesai
h. Data Hasil Percobaan :
Toeri 1
Salt water Added Resistance Conductance
(Tea Spoon) (Ω) (mS)
0 10 0,0007
2 70 0,0142
4 60 0,167
6 40 0,225
8 35 0,285
10
12
14
i. Daftar Pustaka
- Modul Transducer Kit 2942
a. Nomor Praktikum 08
b. Judul Praktikum : Strain Gauge
c. Tujuan Praktikum :
1. Mengetahui bagaimana mengganti material resistansi yang disebabkan oleh
perubahan pada dimensi fisiknya, sehingga dapat digunakan untuk mengukur material
tersebut
2. Meneliti metoda menggunakan satu atau dua keregangan gauge dan meneiliti
keuntungan dari system dua gauge
d. Alat dan Bahan :
1. Modul TK2941A
2. Strain Gauge TK294E
3. Power Supply ±15V dc ( PS 446)
4. Variable Power Supply DC 15V
5. Multimeter
e. Dasar Teori :
Strain gauge merupakan sensor yang hambatannya bervariasi dengan tegangan yang
diberikan, sensor ini mengubah gaya, tekanan, tegangan, berat, dan lainnya menjadi
perubahan resistansi listrik yang kemudian dapat di ukur. Strain gauge adalah salah satu
sensor terpenting dari teknik pengukuran yang menerapkan pengukuran kuantitas
mekanis. Cara kerja dari penggunaan resistansi elektrik pada strain gauge adalah fakta
bahwasanya resistansi dari 9 perubahan yang terjadi pada kawa logam untuk fungsi
tegangan, meningkat serta menurun dengan adanya gaya. Perubahan pada resistansi
diukur menggunakan suatu rangkaian listrik berupa Wheatstone Bridge. jumlah dimana
batang diperpanjang berhubungan dengan jumlah lebar dan kedalamannya berkurang oleh
faktor yang dikenal sebagai Rasio poisson
Poisson’s Rasio (μ) :
sekarang sebagai resistansi = pl/a dan karena metode ini meningkat dan menurun, maka
resistansi akan berubah.
f. Gambar Modul/Skematik Diagram :
g. Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan dari lemari dan dari workshop yang diambil oleh kelompok
yang piket
2. Kemudian susun alat dan bahan sesuai gambar dan judul praktek saat itu pada modul
3. Setelah selesai harap diperiksa kembali jalur kabel komponen, lalu tegangan input
apakah sudah sudah sesuai dengan modul
4. Setting R1 & R2 menjadi 1KΩ
5. Setting micrometer ke 10mm
6. Pindahkan pendorong straingauge sampai tidak ada tekanan pada strain gauge
7. Nyalakan Power Supply
8. Set 100 gain pada amplifier
9. Atur potentiometer supaya mendekati nol (Seimbang)
10. Catat hasil nya
11. Ulangi sampai selesai
h. Data Hasil Percobaan :
Micrometer Setting (mm) Output Voltage (mV)
10,0 460
10,5 480
11,0 485
11,5 490
12,0 500
12,5 505
12,0 500
11,5 440
11,0 485
10,5 482
10,0 460
9,5 470
9,0 474
8,5 463
8,0 450
7,5 450
8,0 455
8,5 458
9,0 470
9,5 475
10,0 475
i. Daftar Pustaka
- Module Transducer Kit TK29
a. Nomor Praktikum 09
b. Judul Praktikum : Measurement of Capacitance
c. Tujuan Praktikum :
1. Mengetahui bagaimana mengukur kapasitansi dengan menggunakan jembatan
wheaststone
2. Mengerti kesulitan pada pengukuran nilai kapasitansi yang kecil
d. Alat dan Bahan :
1. Modul TK2941A
2. Function Generator 10KHz Sine, 20V pk-pk
3. Decade capacitance 0,001uF to 0,1uF
4. Variable Power Supply DC 15V
5. Multimeter
e. Dasar Teori :
Kapasitor terdiri dari dua buah konduktor yang terisolasidalam suatu ruangan yang diberi
muatan sama besar tetapi berlainan jenis. Secara khusus, kapasitor merupakan salah
satu komponen elektronik yang tersusun dari dua buah permukaan yang sejajar
(jarak antar setiap titik pada permukaan sama) dan diberi muatanyang sama besar
di setiap permukaan tetapi dengan jenis muatan yang berbeda. Besarnya muatan yang
tersimpan dalam kapasitor tergantung pada daya tampung muatan kapasitor tersebut.
Setiap kapasitor memiliki daya tampung muatan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, ada
suatu besaran yang menentukan perbedaan muatan maksimum yang bisa disimpan
dalam suatu kapasitor, atau perubahan yang dimiliki oleh sistem dua konduktor
berbanding lurus dengan tegangan antara konduktor. konstanta proporsionalitas
persamaan yakni kapasitansi.
kapasitansi ditentukan oleh parameter fisik sistem dan diberikan oleh persamaan
Kapasitansi, C =𝗌𝑜𝗌𝑟𝐴
𝑑
g. Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan dari lemari dan dari workshop yang diambil oleh kelompok
yang piket
2. Kemudian susun alat dan bahan sesuai gambar dan judul praktek saat itu pada modul
3. Setelah selesai harap diperiksa kembali jalur kabel komponen, lalu tegangan input
apakah sudah sudah sesuai dengan modul
4. Setting R1 & R2 menjadi 1KΩ
5. Pilih kapasitor sebagai Cx sekitar 100nF
6. Nyalakan Power Supply
7. Ubah variasi nilai R1 & R2
8. Catat hasil nya
9. Ulangi sampai selesai
i. Daftar Pustaka
- Modul Transducer Kit 2942
A. Nomor Praktikum : 10
B. Judul Praktikum : Small Variations in Capacitance
C. Tujuan Praktikum :
1. Mengetahui bagaimana mengukur kapasitansimenggunakan rangkaian Wheatstone Bridge
2. Memahami kesulitan dalam mengukur kapasitansi bernilai keci
D. Alat dan Bahan :
1. Modul Instrumentasi TK2941A
2. Linear Transducers Test Rig
3. Variable Area Capacitor
4. Variable Distance Capacitor
5. Digital Frequency Meter 1MHz
6. Multimeter Digital
7. Power Supply ±15V
8. Kabel – kabel penghubung
E. Dasar Teori
Dalam sebuah sistem tranduser, yang merupakan faktor penting ialah keadaan dari apa
yang akan diukur. Jika tranduser kapasitif posisi digunakan dalam sebuah pengaplikasian,
maka penting bagi kita untuk mengetahui kesenambungan antara apa yang diukur dan output
yang didapatkan, disbanding mengetahui kapasitansi actual yang terdapat dalam tranduser
tersebut.
Rumus umum dari resonansi frekuensi adalah sebagai berikut :
E. Dasar Teori
G. Langkah Kerja
I. Daftar Pustaka
- Modul Transducer Kit TK2942
a. Nomor Praktikum 13
b. Judul Praktikum : Thermocouple
c. Tujuan Praktikum :
1. Mengetahui bagaimana prinsip kerja Thermocouple
d. Alat dan Bahan :
1. Modul TK2941A
2. Heat Bar
3. Thermometer
4. Calibration Tank
5. Transducer – Thermocouple and flying compensating leads Black Sleeve
6. Power Supply ±15V dc ( PS 446)
7. Variable Power Supply DC 15V
8. Small Container of ice cubes
9. Multimeter
e. Dasar Teori :
Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk mendeteksi
atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung pada
ujungnya sehingga menimbulkan efek “Thermo-electric”. Efek Thermo-electric pada
Termokopel ini ditemukan oleh seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann
Seebeck pada Tahun 1821, dimana sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan panas
secara gradient akan menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan Tegangan listrik diantara
dua persimpangan (junction) ini dinamakan dengan Efek “Seeback”. termokopel terdiri
dari dua kawat konduktor yang terbuat dari dua logam berbeda jenis yang digabungkan
ujungnya , jadi tanpa sumber listrik sensor ini bisa bekerja.
ketika persimpangan atau junction di V1 dihubungkan dengan objek ukur dan
mendapatkan suhu panas, sehingga terjadi perbedaan suhu diantara dua persimpangan,
maka akan muncul beda potensial alias tegangan listrik. Besar tegangan listrik tersebut
sebanding dengan suhu panas yang diterima atau V1 – V2. Pada umumnya, tegangan
Listrik yang muncul sekitar 1 µV – 70µV setiap derajat Celcius panas yang diterima
f. Gambar Modul/Skematik Diagram :
g. Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan dari lemari dan dari workshop yang diambil oleh kelompok
yang piket
2. Kemudian susun alat dan bahan sesuai gambar dan judul praktek saat itu pada modul
3. Setelah selesai harap diperiksa kembali jalur kabel komponen, lalu tegangan input
apakah sudah sudah sesuai dengan modul
4. Setting R1 & R2 menjadi 1KΩ
5. Pilih kapasitor sebagai Cx sekitar 100nF
6. Nyalakan Power Supply
7. Ubah variasi nilai R1 & R2
8. Catat hasil nya
9. Ulangi sampai selesai
Thermistor biasanya dipakai pada rangkaian elektronik yang digunakan untuk mendeteksi suhu,
seperti misalnya pada AC (Air Conditioner).
Thermistor sendiri bukan komponen dasar yang harus ada dalam setiap rangkaian elektronik.
Alasannya yaitu karena tidak semua fungsi rangkaian elektronik memerlukan nilai hambatan yang
didasarkan oleh suhu.
f. Gambar Modul/Skematik Diagram :
g. Langkah Kerja :
h. Data Hasil Percobaan :
I V I R = V/I P=VxI
(mA) (V) (mA) (KΩ) (mV)
2 1.2 5.5 581.8 17.6
1 3.6 3 120.8 10.8
j. Analisa Percobaan
k. Contoh Aplikasi
l. Kesimpulan
m. Daftar Pustaka