LINGKUP PEKERJAAN :
I. PEKERJAAN PERSIAPAN (DEVISI 1) :
1) Mobilisasi dan Demobilisasi
2) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
3) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Mobilisasi
2. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pekerjaan mobilisasi dimulai secepat mungkin setelah Surat Perintah Mulai Kerja
diterbitkan, Kontraktor melaksanakan Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction
Meeting) yang dihadiri Pengguna Jasa, Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis (bila ada), dan
Kontraktor. Lingkup kegiatan pekerjaan mobilisasi yang diperlukan dalam pekerjaan ini akan
berdasarkan pada jenis dan kuantitas yang tercantum dalam dokumen kontrak
A. Mobilisasi Personel
Mobilisasi personel akan dilakukan secepatnya setelah Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) diberikan kepada Kontraktor. Mobilisasi personil Kontraktor sesuai dengan struktur
organisasi pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para pekerja yang
diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak dan Petugas K3 di
lapangan.
B. Mobilisasi Peralatan
Mobilisasi peralatan akan dilakukan secara bertahap menyesuaikan dengan pekerjaan
apa yang akan dilakukan dilapangan. Mobilisasi peralatan kontraktor sesuai dengan daftar
peralatan yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan yang diperlukan dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak.
Adapun alat yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
Tujuan pekerjaan ini adalah untuk menjamin arus lalu lintas tetap berjalan di sekitar
lokasi pekerjaan. Pengaturan lalu lintas harus dilakukan untuk mendukung alur pelaksanaan
pekerjaan yang baik. Konsep umum dari manajemen dan keselamatan lalu-lintas sebagai
berikut:
1. Manajemen dan keselamatan lalu lintas bertujuan meminimalisir gangguan lalu lintas
akibat aktivitas pekerjaan proyek, dengan demikian maka tingkat kemacetan lalu
lintas dapat dikendalikan dan demikian sebaliknya.
2. Pemantauan sistem secara berkala dengan melihat trend lalu lintas yang ada
berdasarkan kemajuan pelaksanaan.
3. Rambu lalu lintas, sinyal, peringatan, pagar pembatas, dll akan dipasang pada lokasi
konstruksi maupun daerah rawan lainnya, disamping itu koordinasi dengan pihak
terkait juga akan dilaksanakan secara berkala untuk mencari solusi agar kelancaran
lalu lintas tetap terjamin.
4. Penempatan flagman pada lokasi pekerjaan maupun daerah rawan lainnya untuk
menghindari terjadinya kecelakaan akibat aktivitas proyek.
5. Pembersihan kotoran akibat aktivitas proyek (sampah, tanah, dll) untuk menghindari
tingkat resiko terjadinya kecelakaan akibat kotoran tersebut.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, rencana manajemen lalu lintas harus disetujui
oleh Pengguna Jasa dan terkoordinasi dengan pihak-pihak sebagai berikut:
1. Kepolisian lalu lintas
2. Dinas Perhubungan
3. Instansi lainnya yang terkait
FLOWCHART
Kontraktor akan menyediakan pengalihan lalu lintas dan fasilitas bantu untuk
pengaturan sementara lalu lintas seperti:
1) Rambu - rambu
Agar jalan akses masuk ke kawasan lokasi kerja dapat terkontrol dengan baik, perlu
diberikan rambu-rambu yang jelas tentang keluar masuk area proyek. Rambu-rambu
tersebut harus dapat terlihat dengan jelas dan tidak terhalang oleh pepohonan ataupun
objek lainnya.
Pengendalian mutu dituangkan dalam RMK3L Proyek dan Inspeksi &Cheklist yang
dilakukansesuai Standard Operational Procedure (SOP)
Pengelola Karya :
4. Parameter Keberhasilan :
Berjalannya sistem SMMK3L di proyek dengan baik dengan dicapainya Sasaran dan
Tujuan sesuai dengan yang ditetapkan. Draft Rencana Mutu, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja dan Lingkungan (RMK3L) akan dilampirkan tersendiri di akhir
dokumen Metodologi pelaksanaan ini.
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
MULAI
PERSIAPAN ALAT
PENGGALIAN TANAH
SELESAI
PENGHAMPARAN TIMBUNAN
PILIHAN
PEMADATAN
SELESAI
Dalam tahap ini perencanaan proyek disiapkan secara lebih mendalam dengan
memperhatikan kondisi lingkungan yang ada agar dapat mendukung pelaksanaan pekerjaan
dengan maksimal.
Pekerjaan yang ditangani dalam Bab Pekerasan Berbutir Dan Perkerasan Beton Semen adalah
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan agregat Kelas dikerjakan setelah pekerjaan tanah dasar rata dan padat dikerjakan
untuk badan jalan setebal yang telah ditentukan dalam gambar adalah meliputi
penghamparan dan pemadatan agregat base pada badan jalan sepanjang link pekerjaan urutan
pelaksanaan.
Setelah Pengukuran selesai dikerjakan kemudian dil
a k u k a n p e k e r j a a n p e n y i a p a n badan jalan, demi mendapakan lebar badan jalan
sesuai dengan gambar rencana, penyiapan badan jalan ini dilakukan menggunakan alat berat
Motor grader demi mencapai elevasi yang ditentukan
PENGUKURAN / BOUWPLANK
SELESAI
3. Metode pelaksanaan
5. Material yang telah diolah dibase camp kemudian dikirim kelokasi pekerjaan
dengan menggunakan Dump truck yang telah disediakan.
Dalam tahap ini perencanaan proyek disiapkan secara lebih mendalam dengan memperhatikan
kondisi lingkungan yang ada agar dapat mendukung pelaksanaan pekerjaan dengan maksimal.
PEKERJAAN BETON
A. Uraian Singkat
Pekerjaan ini mencakup penyediaan material pembuatan beton, pencampuran adukan beton,
penyiapan tempat kerja atau lantai kerja, pemasangan bekisting, pekerjaan pembesian, pekerjaan
pengecoran beton, pekerjaan perawatan beton dan pekerjaan pembongkaran bekisting sesuai dengan
kuantitas dan spesifikasi dalam dokumen kontrak.
Pekerjaan produksi beton meliputi penyiapan material seperti semen, agregat, air,
penyimpanan material utama dalam pembuatan beton, pembuatan job mix formula (JMF)
beton, pengujian slump, pembuatan dan pengujian sampel, produksi beton berdasarkan JMF,
transportasi beton ke site pekerjaan.
Gambar : Material agregat kasar dalam pembuatan beton
4. Pekerjaan Pengetesan
Setelah sampai ke lokasi pekerjaan, beton dilakukan test slump. Test Slump dilakukan untuk
mengetahui mutu beton yang digunakan apakah sesuai dengan perencanaan. Slump Test
dilakukan pada saat sebelum pengecoran berlangsung.
6. Pekerjaan pengecoran
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran, Kontraktor mengajukan ijin kepada Pengguna
Jasa disertai dengan metode kerja, kebutuhan alat, kebutuhan tenaga kerja.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pengecoran beton
1. Setiap pekerja harus memakai alat pelindung diri (APD)
2. Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicheck.
3. Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya ditentukan
4. Check instalasi bekisting
5. Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak atau merubah bekisting dan tulangan
6. Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau angin yang kencang, sehingga beton
mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh keterlambatan pengiriman karena
kurangnya prencanaan atau hal lain yang tidak bisa dihindari. Untuk mencegah delay
maka tenaga kerja, peralatan, dan cuaca dalam keadaan terkendali
7. Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor.
Pada pekerjaan ini di laksanakan untuk pembuatan pembesian pada pekerjaaan beton sesuai
dengan spesifikasi dan gambar kerja
Urutan pekerjaan :
- Penyiapan bahan besi dengan diameter sesuai gambar rencana atas pesetujuan direksi.
- Pemotongan besi dilaksanakan di lokasi pekerjaan menyesuaikan pada panjang dan lebar
badan Jalan.
- Apabila ada terdapat sambungan pada pemasangan besi tulangan maka dilakukan
pengikatan dengan menggunakan kawat bendrat.
TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN
MULAI
IJI MATERI
PEMASANGAN
SELESAI
PASANGAN BATU
Dilaksanakan sebagai dinding penahan badan jalan, Batu yang digunakan berkualitas terbaik
dan merupakan bahan setempat, padat, bersih, tanpa retak-retak dan kekurangan-kekurangan
lain yang mempengaruhi kualitas.
Pada saat pelaksanaan pasangan batu belah harus dilakukan pengukuran di lapangan dan
dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan ketinggian seperti tercantum pada gambar kerja.
Dalam pekerjaan Pas. batu belah harus diperhatikan hal-hal seperti di bawah ini :
1) Batu kali jangan blondos, tetapi harus pecah, sehingga lebih stabil. Karena permukaan
sentuh antar batu kali menjadi luas, dan lekatan antara spesi dengan permukaan batu
pecah menjadi kuat.
2) Batu belah harus bebas dari kotoran tanah, dan jangan batu yang porous atau secara
visual kelihatan berongga.
3) Pemasangan profil batu kali harus sesuai dengan ukuran/dimensi dan harus stabil. Bahan
profil memakai kayu 4/6 atau 5/7.
4) Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin kelancaran
pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin tercapainya mutu adukan yang
baik dan terlindung.
5) Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konsrtruksi yang akan dibangun.
Pasir dan semen disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya ).
6) Kotak pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang memudahkan bagi petugas
pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi bangunan.
7) Drum air ditempatkan didekat kotak pengaduk kotak – kotak takaran disiapkan
secukupnya dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkutan adukan dan
ember disiapkan dekat kotak adukan kearah konstruksi yang akan dibangun.
Pelaksanaan Pemasangan Batu belah 1:4
1) Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan air dilokasi
kerja, kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak penampung adukan, penampung
air, plastik pelindung hujan, tukang batu dan buruh pembantu, tenaga dan sarana
pengangkutan adukan.
2) Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) dan minta
persetujuan Direksi bila telah selesai gambar kontrak.
3) Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta
basahi dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.
4) Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal 3 - 5 cm,
kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2 – 3 cm (tidak bersinggungan)
pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan.
5) Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan
menggunakan sendok adukan.
6) Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak (pada dinding penahan,
sayap bendung dan sebagainya). Suling dari pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung
pipa bagian dalam dipasang bersamaan dengan pasangan batu.
7) Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan jarak tertentu
sesuai gambar kontrak. Baris pipa suling berikutnya (diatasnya) dipasang berselang-
seling arah vertikal.
Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik agar pasangan yang masih baru
tersebut tidak rusak karena air hujan.
Dengan perbandingan material sebagai berikut :
Perbandingan Pasir & Semen : - Volume Semen : 20 %
: - Volume Pasir : 80 %
Perbandingan Batu & Mortar :
- Batu : 60 %
- Mortar (campuran semen & pasir) : 40 %
Dengan urutan kerja sebagai berikut :
1) Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan alat
bantu
2) Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang
3) Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN
MULAI
IJI MATERI
SELESAI
Setelah pekerjaan galian tanah dan galian striktur selesai dilakukan pekerjaan pemancangan
pondasi dengan bahan cerucuk galam, menggunakan mesin pancang. Susunan dan jumlah
pancangan disesesuaikan dengan gambar kerja.
Tahapan Pelaksanaan :
i Melakukan persiapan bahan cerucuk, pancangan cerucuk dengan kayu galam Ø 10/12-4
meter di angkut ke lokasi pekerjaan di letakan di lahan yang sudah ditentukan.
ii Pemacangan dilakukan secara manual dibantu dengan 1 unit alat pemberat dan
kelengkapannya, Tenaga pekerja 8 orang, tukang 2 dan mandor 1. Galam diangkut
dengan tenaga pekerja 6 orang , 2 orang pekerja untuk mengatur posisi galam yang akan
dipancang, 1 tukang kayu meruncingkan/memotong galam tukang yang 1 nya
mengoperasikan mesin penumbuk/pemberat. 1 hari pemancangan diperkirakan dapat 210
batang. Kayu galam yang permukaannya pecah waktu di pancang di
potong/rapikan kembali.
TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN
MULAI
IJI MATERI
PEMACANGAN
SELESAI
Tahapan Pelaksanaan
1. Pemotongan Pipa Sesuai ukuran yeng di tentukan
2. Menetukan Titik Pemasangan pipa sesuai gambar kerja.
3. Melakukan pemasangan pipa sesuai ukuran dan jarak yang tertera pada gambar kerja.
MULAI
PEMOTONGAN PIPA
PEMASANGAN PIPA
SELESAI
ANALISA PENGERAHAN ALAT DAN MATERIAL
Alat yang dikerahkan :
a. Gergaji besi
b. Amplas
Tahapan Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan permukaan bidang dibersihkan terlebih dahulu.
2. Untuk menutupi permukaan yang berpori dilakukan pekerjaan plamir.
3. Melakukan pengecatan dengan cat dasar.
4. Pengecatan dengan cat pelapis (Emulis) 2 kali lapis.
MULAI
PEMBERSIAHAN
PENGECATAN
SELESAI
PATOK PENGARAH
Tahapan Pelaksanaan
1. Patok yang sudah disiapakan sesuai dengan gambar dibawakelokasi pekerjaan.
2. Patok dipasang sesuai dengan lokasi pekerjaan.
3. Dilakukan pengecatan Jika diperlukan
MULAI
PEMASANGAN
SELESAI
1) Administrasi / Dokumentasi
Untuk melengkapi Administrasi/Dokumentasi dan Iaporan-Iaporan akan dikerjakan :
- Laporan berkala secara menyeluruh
- Catatan kemajuan pekerjaan, yang ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan/ Pemilik.
Pembersihan Akhir
Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan melakukan pembersihan akhir
dimana barak kerja, kantor direksi dan Iain-Iain akan di bongkar dan diangkut ke Iuar Iokasi
menurut petunjuk direksi. Pembersihan ini dikerjakan pada semua Iini yang terjadi akibat efek dari
pelaksanaan pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama konsultan pengavvas/Direksi, PPTK dan
KPA melakukan serah terima pekerjaan. Dalam jangka waktu masa pemeliharaan selama waktu 180
hari segala sesuatu yang terjadi dari hasil pekerjaan tersebut menjadi tanggung javvab pelaksana
dan harus dilakukan perawan.