Anggota kelompok
16 Maret 2011
I.TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian dari praktek titrasi asam basa ini adalah untuk mengetahui Mengetahui konsentrasi larutan HCl dengan larutan standar NaOH, dengan metode titrasi asam basa .
II.DASAR TEORI
Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi nertalisasi asam basa. Titik equivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH pada titik equivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik equivalen berada. Pada umumnya titik equivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik akhir yaang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik equivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik equivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah dalam air akan terurau dengan sempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Pada titik equivalen dari titrasi asam air, yaitu sama dengan 7.
IV.CARA KERJA
1. Isi labu Erlenmeyer dengan 10 ml larutan HCl x M dengan menggunakan pipet Gondok(seukuran),tambahkan 3 tetes indicator phenoftalein dan tambahkan aquades sebanyak 10 ml. 2. Cuci buret hingga bersih,bilas dengan larutan NaOH 0,1 M ( larutan baku ). 3. Isi buret dengan larutan NaOH 0,1 M. 4. Tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 0,1 M ke dalam labu Erlenmeyer (lihat gambar) yang berisi larutan HCl tersebut dengan buret hingga larutan berwarna merha muda sekali. Kemudian penambahan larutan NaOH dihentikan dan catat volume larutan NaOH 0,1 yang terpakai. 5. Ulangi percobaan tersebut sebanyak 1 kali.
V.HASIL PENGAMATAN
Titrasi ke 1 2 Larutan NaOH yang terpakai 14,6 ml 12,2 ml
Volume rata-rata NaOH 0,1 M = 13,4 ml Berapa konsentrasi larutan HCl? Jawab: Ma.Va=Mb.Vb Ma.10 ml = 0,1 M . 13,4 Ma = = 0,134 M
2. Labu Erlenmeyer
Ingat pada waktu menambahkan pelarut untuk membuat larutan standar maka anda harus melakukannya di dalam labu ukur, begitu juga untuk mengencerkan larutan. Labu ukur memiliki ukuran yang bermacam-macam dari 10 mL hingga 1 L.
3.Pipet Ukur
Ingat unutk mengambil larutan analit dengan volume tertentu misalnya 10 mL, 20 mL anda harus mengambilnya dengan pipet ukur, Jangan mengambil analit dengan menggunakan gelas ukur sebab pengukuran gelas ukur kurang akurat dibandingkan dengan pipet ukur.
6.Gelas ukur 25 ml
VI.KESIMPULAN
Titrasi merupakan cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan volume terntentu dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dengan mengukur volumenya secara pasti. Bila titrasi menyangkut titrasi asam basa maka disebut dengan titrasi adisi alkalimetri. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut titran. Larutan standar adalah larutan yang disiapkan dengan cara menimbang secara akurat suatu zat yang memiliki kemurnian tinggi dan melarutkannya dengan sejumlah tertentu pelarut dalam labu ukur. Larutan standar yang dipersiapkan dengan cara seperti ini disebut sebagai larutan standart primer, sedangkan larutan standar yang kemolarannya ditetapkan dengan larutan standar primer.sedangkan larutan standar yang kemolarannya ditetapkan dengan larutan standar primer disebut larutan standar sekunder. Titik ekivalen merupakan keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi dengan jumlah mol basa. Titik akhir titrasi adalah titik dalam titrasi yang ditandai dengan perubahan warna indicator.